Konstruksi makna haji mandiri dalam proses pelatihan diri

Hal ini mengisyaratkan bahwa segala permasalahan umat Islam akan dapat terselesaikan secara mendasar apabila mereka bersatu dan bersama-sama dalam bersikap, berbuat, dan menetapkan pilihan. Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 197: Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. QS. 2:197. Firman Allah ini menegaskan kepada kita bahwa ketika kita sudah berazzam menetapkan niat untuk melaksanakan ibadah haji, hendaklah dia mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Persiapan itu adalah tidak berkata kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan ketika melaksanakan ibadah haji.

4.2.3 Konstruksi makna haji mandiri dalam proses pelatihan diri

Pada haji mandiri sebelum kita melakukan ibadah haji pastilah harus melakukan yang namanya bimbingan haji terlebih dahulu dan biasanya dilakukan sebanyak 10 sampai 12 kali. Hal ini dilakukan supaya para jamaah memahami dan hafal dengan baik apa saja rukunwajib haji serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan pada saat di tanah suci karena di tanah suci setiap jamahaan harus serba sendiri dimana pendamping atau pemandu tidak selalu sama-sama ke berbagai tempat, serta berbagai rukun haji. Karena itu,setiap jamaah harus mandiri atau tidak berganutng. Sehingga dalam memaknai ibadah haji, berarti harusnya memaknai setiap tahapan-tahapan atau proses dalam berhaji tersebut, itu merupakan satu kesatuan yang perlu dipahami secara keseluruhan sehingga tujuan berhaji itu tercapai, perubahan sikap, perubahan pola pikir dan tentunya perubahan keimanan. Karena ibadah haji memang sebuah perjalanan rohani yang memiliki sisi religious yang sangat tinggi. Perjalanan ibadah haji memang akan memberikan kesan tersendiri bagi para jamaah. Mereka merasakan bagaimana seorang manusia itu sangat kecil dihadapan Allah, betapa besar kuasa Allah, disana kita akan lebih melihat bagaimana kebesaran dan kekuasaan Allah. Seluruh rangkaian ibadah haji, memberikan banyak makna besar bagi para jamaah, setiap perjalanan pasti ada hikmah yang bisa didapatkan oleh jamaah. Apalagi dengan haji mandiri yang tingkat ketergantungan terhadap diri sendiri lebih besar dibandingkan dengan orang lain, maka pada saat melaksanakan tahapan-tahapan haji ini terasa lebih melatih kemampuan diri sendiri dalam melaksanakan ibadah haji. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden yaitu Bapak Mirdasy, yang mengatakan bahwa: ―Ibadah haji kali ini, saya ingin lebih menunjukan kualitas diri saya dalam memaknai haji itu sendiri, sehingga saya menggunakan jasa haji mandiri, karena disini saya harus hidup lebih sederhana, mencoba mensyukuri setiap detik- detik dari perjalananya, karena waktunya juga yang memang lebih panjang dan lama, apa yang sudah saya persiapkan pada saat bimbingan haji inilah saatnya untuk saya menjalankan setiap kesungguhan dari tekad saya ini. Sehingga walaupun tidak ada pembimbing rombongan saya dapat membimbing diri saya sendiri, sekaligus saya ingin membimbing istri-istri saya. Hal ini sangat terasa ketika saya menjalankan setiap tahapan-tahapan dalam melakukan ibadah hajinya. ‖ Pada haji mandiri waktu lebih panjang dan lebih lama, sehingga dalam melaksanakan ibadahpun tidak terlalu terburu-buru, bahkan dinikmati. Tahapan- tahapan haji yang dilalui para jamaah haji diantaranya: a. Ihram memiliki pengertian niat mulai melakukan ibadah haji dan menjauhi segala larangan-larangan selama berihram. Allah SWT telah menetapkan beberapa larangan yang harus dipatuhi oleh jamaah haji selama berihram jika dilanggar maka akan ada konsekuensi yang harus kita terima, yaitu dengan membayar Dam atau fidyah sesuai ketentuan syar‘i. Dengan ihram ini berarti kita telah berikrar dan bertekad untuk tidak melanggar larangan-larangan ihram seperti memotong atau mencukur rambut, memotong pepohonan di tanah suci atau memakai pakaian berjahit. Padahal kesemuanya itu hal biasa dalam keseharian, bahkan kita disunahkan memotong kuku atau rambut untuk kebersihan kita, tetapi pada saat berihram semuanya itu dilarang. Makna yang bisa kita ambil dari ihram adalah menunjukkan sikap kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah SWT. Hal ini juga wujud dari ikrar syahadat bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah SWT. Ketaatan kita kepadaNya adalah Mutlak tanpa adanya pengecualian. Dialah yang mencipta dan berkuasa atas segala sesuatu, Apapun yang telah ditetapkannya adalah ketentuan mutlak yang berlaku. Kita hanyalah hambanya yang daif dan lemah. Jamaah haji tidak boleh meremehkan larangan-larangan ihram ini meskipun konsekuensi melanggar larangan ihram itu tidak seberapa berat, tetapi bukan itu esensinya. Kepatuhan dan ketaanlah yang sedang diuji. Semakin jamaah haji tidak melanggar larangan ini adalah hal terbaik yang harus kita laksanakan selama menjalankan ibadah haji. Dan hal ini menunjukkan tingkat ketaatan kita kepada Allah SWT. Semoga ketaan ini mengharntarkan jamaah menjadi haji yang mabrur. Dalam berihram jamaah haji hanya menggunakan 2 helai kain tanpa berjahit, disunahkan kain yang putih dan bersih. Hal ini menunjukkan bahwa jamaah haji dihadapan Allah itu sama, tidak ada yang berpakaian mewah, pakaian gemerlap, pangkat dan jabatan harus ditinggalkan. Yang tertinggal adalah ketaqwaan kita yang menjadi bekal dalam memenuhi panggilan Allah SWT karena sebaik-baiknya bekal adalah bekal taqwa. Dalam memenuhi panggilan Allah SWT diharapkan dengan hati yang bersih seputih kain ihram. Tidak ada kesombongan karena kesombongan itu hanyalah milik Allah SWT. Menurut hasil wawancara dengan salah satu responden bapak Mirdasy mengatakan bahwa: ―Makna ihram bagi dirinya adalah melepas seluruh kepentingan duniawiah kita lalu menggantinya dengan dua lembar kain putih tanpa berjahit buat laki- laki atau penutup kain boleh berjahit buat wanita. Iya tidak ubahnya sebagai kafan bagi si mayit. Ihram adalah penyerahan diri total atas ketidak berdayaan pada Allah SWT. Dalam berihram kita dilarang membunuh mahluq hidup dan dilarang berkata kotor, lebih jauh do‘a dan pengharapan kita senantiasa dikabulkan oleh Allah. Jadi suatu kondisi dimana kita mesti hanya berpasrah pada Allah dan hanya bergantung pada-Nya. Ihram mencerminkan perjumpaan kita dengan Allah. Oleh karena – saya bisa maklum jika seorang mukmin yang sedang berihram sering ―cengeng‖ mudah menangis, sebab ada kesadaran bagaimana kita berjumpa dengan Allah dalam keadaan kotor penuh dosa dan kemaksiatan. Nau‘dzu billa mindhaliq.‖ b. Thawaf adalah mengelilingi kabah sebanyak 7 kali. Putaran diawali dan diakhiri dari rukun Hajar Aswad. Sedangkan Ka‘bah berada di sebelah kiri. Ka‘bah adalah pusat kiblat ibadah umat islam. Disinilah di Baitullah para jamaah haji menjadi tamu Allah SWT. Thawaf merupakan sarana peretemuan kita sebagai tamu dengan sang Khaliq. Dengan mengelilingi kabah serta dzikir dan berdoa dengan khusyu. Ka‘bah menjadi pusaran dan pusat peribadatan. Karena thawaf identik dengan solat dimana kita berkomunikasi secara langsung dengan Allah. Putaran tawaf sebanyak 7 kali mendefinisikan rotasi bumi terhadap matahari yang menandai putaran terjadinya kisaran waktu , siang dan malam yang menujukkan waktu, hari, bulan dan tahun. Inilah kebesaran Allah SWT, dan ini bukan terjadi karena sebuah kebetulan.tetapi sudah menjadi sunatullah. Tidak ada kejadian di muka bumi ini yang terjadi secara kebetulan melainkan sudah direncanakan oleh Allah SWT dan semuanya berjalan sesuai dengan waktunya masing-masing. Menurut hasil wawancara dengan salah satu responden bapak Mirdasy mengatakan bahwa: ―Tawaf adalah mengelilingi ka‘bah 7 kali dengan diawali mencium hajar aswad. Ka‘bah adalah simbol ketundukan pada Allah. Pusaran seluruh kehidupan selalu ada intinya. Inti dari kepatuhan adalah ketundukan kita pada Allah. Bukan Ka‘bah yang kita sembah – tetapi kepatuhan kita pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Begitu halnya dengan mencium Hajar Aswad, iya hanyalah perlambang, bagaimana kita tunduk pada risalah rasul. Maka aneh mana kala banyak orang berjubel, berdesakan bahkan rela melukai saudara muslimnya hanya demi mencium hajar aswad. Didepan baitullah banyak ummat muslim tidak menunjukkan kepatuhan, kebaikan budi dan keteladanan, justru sebaliknya menunjukkan keserakahan, kesombongan dan penganiayaan orang lain demi mendapatkan rahmad Allah, padahal tak ada satupun dalil yang mengharuskan demikian, bahkan Muhammad rasulullah memberi contoh pada sahabat Umar bin Khattob dengan cukup memberi tanda telah mencium hajar aswad. Jadi saya kalo ditanya orang, Pak Mirdasy berapa kali mencium hajar aswad ? maka saya jawab tiap kali saya tawaf saya 7 kali menciumnya, kalo sehari saya tawaf 3 kali sebab biasanya saya tawaf: pagi, sore dan setelah tahajjud malam, maka kalikan saja sendiri. Maka selalu jawabnya wah...kok banyak sekali, saya jawab...iya pasti banyak sebab begitulah rasulullah mencontohkan. Jadi tawaf bagi saya adalah perwujudan kearifan beribadah, jangan pernah salah kita beribadah bukan pada mahluq hidup atau benda mati, tetapi hanya pada Allah semata, dan tuntunannya ada pada rasulullah. ‖ c. Sai berarti usaha. Sai adalah perjalanan dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya selama 7 kali perjalanan. Ibadah sa‘I ini merupakan aaran dari Siti Hajar ketika mondar mandir antara Bukit Shafa dan bukit marwah untuk mencari air karena Nai Ismail AS menangis kehausan padahal jarak antara Shafa dan Marwah adalah 425m. Kisah ini menunjukkan bahwa betapa besarnya cinta kasih seorang ibu kepada anaknya, begitu kuat usaha yang dilakukannya, untuk mendapatkan setetes air untuk menghilangkan dahaga anaknya, Makna yang bisa kuta ambil dari usaha tersbeut adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus tanpa kenal lelah serta tawakal untuk meraih suatu tujuan meskipun pada akhirnya hanya Allah SWT yang menentukan hasil dari jerih payah. Kenyataan yang menemukan sumber mata air ditanah yang kering dan tandus adalah putranya sendiri Nabi Ismail AS yang dikenal dengan sumur air zamzam. Air zamzam inilah yang pada akhirnya menghidupi masyarakat sekitar mekkah selama ribuan tahun dan sumur ini tidak pernah kering sampai saat ini meskipun berjuta-juta gallon telah diambil untuk keperluan jamaah haji. Menurut hasil wawancara dengan salah satu responden bapak Mirdasy mengatakan bahwa: ―Sa‘i adalah berkeliling 7 kali antara bukit shofa dan bukit Marwah. Setiap kali ditanah suci terkadang ada pikiran disaya, kita seperti bermain-main, tapi kita beribadah. Tetapi memang itulah kehidupan kita sepertinya bermain- main tetapi ingat prinsip kehi dupan adalah beribadah. Pada Sa‘i kita diajari, bukan mencari airnya oleh ibu Hajar – tetapi itu adalah misi ibadah seorang ibu mencarikan kehidupan bagi sang bayi penerus generasi. Berlari-lari kecil adalah upaya sungguh-sungguh dalam kehidupan utk mencari ridho Allah. Oleh karena do‘anya adalah meminta keberkahan di kedua bukit. Sa‘i adalah lambang kesungguhan mencari rahman dan rahim Allah dimuka bumi. ‖ d. Tahalul merupakan perbuatan untuk melepaskan diri dari larangan-larangan ihram selama berihram, dilakukan dengan cara bercukur. Bercukur mengandung makna membersihkan diri, membersihkan segala pikiran-pikiran yang kotor yang tidak bermanfaat. Bersihkan hati dan pikiran untuk menapaki kehidupan yang lebih baik menuju kepada keridoan Allah yang lebih baik. Menurut hasil wawancara dengan salah satu responden bapak Mirdasy beliau mengatakan bahwa: Memotong rambut tahalul bermakna keberanian kita memotong kekotoran diri kita dari dosa dan kesalahan. Meski minimal hanya 7 helai rambut beberapa laki-laki lebih suka mengunduli kepalanya namun ia hanya perlambang – bagaimana setiap tahapan kehidupan kita harus berani berpisah pada sesuatu yang salah dan dosa. Keberanian berpisah ini penting. Dalam kehidupan sering kita enggan meninggalkan suatu kehidupan yang telah menyenangkan kita tetapi jauh dari Allah. Tahalul mengajarkan bagaimana kita berani membuat keputusan seremeh apapun yang tugaskan Allah dan dicontohkan Rasulullah akan kita laksanakan. Jadi diminta berpisah dari salah, dosa dan maksiat ? siapa takut e. Wukuf berarti berhenti merupakan rukun ibadah haji, tidak ada haji jika tidak ada wukuf di arafah. Wukuf di Padang Arafah merupakan gambaran kelak kita akan dikumpulkan oleh Allah SWT di Padang Mahsyar pada hari kebangkitan. Pada saat wukuf ini kita akan merasakan dalam suasana yang tenang, tenram, seluruh jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul, bermunajad kehadiran Allah SWT, Sang Pencipta. Semuanya berdzikir, bertafakur, ada yang menangis, memohon ampunan atas kesalahan dan bertaubat. Sesungguhnya Allah SWT adalah oenerima sebaik-baiknya tauat hambaNya. Dalam wukuf ini Allah akan memebaskan dan mengampuni dosa orang-orang yang wukuf sebesar apapun dosanya. Seperti disebutkan dalam hadist riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, ―Aku berlindung kepada Allah dri Gaodaan Syetan yang terkutuk. Iada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seorang hamba dari neraka selain hari Arafah‖. Dalam hadist lain Rasulullah SAW juga bersabda, Nabi SAW wukuf di Arafah, disaat matahari hamper terbenam, beliau berkata, Wahai Bilal suruhlah umat manusia mndengarkan saya‖ Maka ilal pun berdiri sambil berkata, Dengarkanla Rasulullah SAW, maka mereka mendengarkan, lalu Nabi SAW bersabda, Wahai Umat Manusia, baru saja Jibril a.s dating kepadaku, maka dia membacakan salam dari Tuhanku dan dia mengatakan ―Sungguh Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang yang berwukuf di arofah dan orang- orang yang bermalam di masy‘aril Haram Mudzalifah dan menjamin membebaskan mereka dari tuntutan balasan dan dosa-dosa mereka. f. Setelah terbenam matahari maka wukuf telah berakhir, jamaah haji berangkat menuju Mudzalifah untuk bermalam dan beistirahat, mengumpulkan tenaga kembali guna melajutkan melempar jumrah di Mina. Disnahkan di Mudzalifah ini jamaah haji mencari kerikil untuk melempa jumroh. Selama Mabit di Mudzalifah ini, disunahkan memperbayak dzikir dan berdoa. Setelah lewat tengah malam, jamaah haji, akan berangkat menuju Mina untuk Mabit dan melempar Jumroh pada tanggal 10,11,12 dan 13 Dzulhijah. Makna Mabit di Mudzalifah ini bahwa jamaah haji mempersiapkan diri bik tenaga maupun perbekalan dan senjata lambing kerikil untuk melawan musuh manusia yang nyata yaitu syeitan. Kerikil-kerikil tersebut nantinya akan dipergunakan untuk melempar jumroh yang menandakan perang melawan syaitan. Syaitan selalu menjerumuskan manusia ke dalam api neraka karena itu tidak ada ruang lagi bagi syaitan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden yaitu bapak mirdasy bahwa: ―Bagai dipadang mahsyar kita dikumpulkan. Meski pasti tidak identik, tapi betapa tidak mudah meski hanya sehari kita berkumpul wukuf di Arofah, dengan berihram dengan rukun dan syarat yang harus ditegakkan, kita serasa berada ditengah pengawasan melekat Allah, menimbulkan kesadaran tiap hari sesungguhnya kita diawasi oleh Allah, tanpa kecuali. Ujian kesabaran, keta‘atan dan ketawaddu‘an sangat terasa disana. Andai Allah dan Rasul-Nya tidak memerintahkan – serasa aneh kita berkumpul disana – semua hanya bukti keta‘atan kita pada sang Khaliq – tidak lebih dari itu. Kita hidup hanya buat beribadah saja, dengan berperan sebagai khalifah fil ardhi sesuai dengan kebisaannya masing-masing. Begitu halnya dengan prosesi mabit – ujian kesabaran sangat kental disini. Beribadah itu butuh kesungguhan, pengorbanan dan tanpa reserve tidak pilih-pilih. ‖ g. Mabit di Mina dilaksanakan selama 4 hari. Mulai tanggal 10,11,12,13 Dzulhijah. Selama Mabit ini Jamaah haji akan melaksanakan melempar jumroh Ula, Wustha, dan Aqobah. Mabit ini merupakan peninggalan Nabi Ibrahim a.s , ketika diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya Nabi Ismail a.s, Dalam perjalanan menjalankan perntah Allah SWT inilah Nabi Ibrahim mendapat godaan terus meerus dari syaitan agar mengurungkan niatnya untuk menyembelih putranya, tetapi Nai Ibrahim tetap istiqomah menjalankan perintah Allah SWT dan melempari syaitan-syaitan tersebut dengan batu kerikil jamrah. Makna melempar jamrah adalah perang melawan musuh manusia yang paling nyata yaitu syaitan. Karena syaitan- syaitan tidak pernah lengah untuk menggoda manusia agar terjerumus ke dalam api neraka. Selain itu didalam mabit ini kita disunahkan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berdzikir, berdoa dan memperbanyak ibadah. Salah satu jemaah haji bapak Rasyid mengatakan bahwa: ―Ibadah haji teh merupakan ibadah anu wajib dilakonan lamu urang sadayana mampu, eta sakali saumur hirup. Kumargi eta dibutuhkeun pemahaman ilmu agama anu sae. Dina waktu urang ker ngalakonan rukun haji sapertos tawaf, sa‘i, dan lempar jumrah urang sadaya kedah paham kana hakekat rukun haji anu bade dilaksanakan. Artinya Karena ibadah haji merupakan ibadah yang apabila mampu wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, maka perlu pemahaman ilmu keagamaan yang baik. ‗‘Ketika kita sedang melaksanakan rukun haji seperti tawaf, sa‘i, dan melempar jumrah kita harus memahami hakikat dari rukun yang kita laksanakan tersebut ‖. Haji merupakan puncak dari seluruh perintah Allah, maka dimensi ibadah yang perlu dipahami tidak hanya terfokus pada haji semata tapi juga hakikat dari seluruh ibadah yang diperintahkan Allah kepada manusia. ‗‘Ibadah haji tidak hanya tergantung pada pelaksanaan rukun dan wajibnya semata tapi juga harus dilengkapi dengan perbaikan akhlak yang semakin menuju kemuliaan,‖ Hasil wawancara penulis dengan salah satu jamaah haji, mengenai waktu pelaksanaan haji, dia menyebutkan bahwa: ―Waktu untuk melakukan ibadah haji memang sudah ditentukan, yaitu pada bulan Djulhijah. Itu pada bulan-bulan lain kita tidak bisa melakukan ibadah haji. Kalaupun memang mau melakukan ibadah ke tanah suci itu bisa dikatakan sebagai Umrah. Ibadah haji dan Umroh itu berbeda cara. ‖ Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama ibadah haji dilakukan pada tanggal 8 Djulhijah yaitu dilewati dengan bermalam di Mina kemudian wukuf atau berdiam diri di Padang Arafah pada hari selanjutnya. Dan riual terakhir melempar jumroh sebagai symbol melempari setan pada 10 Dzulhijah. Pelaksanaan ibadah haji tersebut dinamakan Idul Adha atau oleh masyarakat Indonesia dinamakan hari raya haji. Didalam melakukan ibadah haji, jamaah akan mengunjungi beberapa Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melakukan beberapa amalan ibadah tertentu.Tempat-tempat yang dikunjungi dalam ritual haji anta lain Ka‘bah, tempat sa‘I bernama mas‘a Arafah, Mina, dan Mudzalifah. Terdapat beberapa hadist sahih tentang keutamaan haji yang dapat menghilagkan kerauan bagi seseorang dalam melaksanakan ibadah haji untuk mengharapkan pahala, rahmat dan maghfirah Allah SWT. Ibadah haji berguna untuk kaum muslimin untuk memperkuat Ukhuwah Islamiyah¸ menggalang solidaritas sosial, salig tolong menolong untuk kemashlahatan dunia dan akhirat. Berikut sebagian hadist dari HR Bukhari dan Muslim: ‖Rasulullah SAW telah ditanya oleh seseorang: pekerjaan apa yang paling utama? Rasul menjawab; Iman kepada Allah dan RasulNya, Kemudian Apalagi ? Rasul menjawab; Haji Yang Mabrur. ‖ Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa haji merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim sekali seumur hidup, dengan syarat-syarat yang diterangkan kemudian. Karena itu jika ada seorang muslim mengingkarinya maka termasuk kedalam golongan- golongan yang kufur. Melaksanakan tawaf di Kabah dan berjalan mengitari Kabah sebanyak tujuh kali, memiliki makna bahwa umat Islam merupakan umat yang dinamis dan jujur. ‗‘ Tawaf yang dilaksanakan tujuh kali hanya di pelataran Ka‘bah mencermin kan bahwa segala pekerjaan yang dilakukan oleh umat Islam hendaknya selalu dilaksanakan di jalan Allah dan hanya berdasarkan petunjuk Allah SWT. Sedangkan berlari-lari kecil antara bukit Shafa den Marwah ketika sa‟i, memiliki makna bahwa kita tidak boleh berputus asa terhadap rahmat Allah. ‗‘Sama dengan Siti Hajar istri Nabi Ibrahim yang tidak berputus asa memohonkan keselamatan anaknya dan mencarikan air untuk anaknya, Ismail yang tengah menangis kehausan,‘‗ Ritual haji Tahalul mengandung makna yang sangat dalam. ‗‘Mencukur rambut merupakan bukti syukur kita dan kepatuhan kita terhadap perintah Allah SWT dengan mengorbankan sesuatu yang amat kita sayangi. Dalam hal ini, mengorbankan hal yang kita cintai tersebut direpresentasikan oleh mencukur rambut,‘‗ Makna melempar jumrah, yakni agar kita menjauhkan diri dari segala sifat buruk yang biasa dimil iki setan. ‗‘Segala sifat iri, dengki, sombong, dan takabur merupakan sebagian dari sifat buruk yang terda – pat dalam diri setan yang coba kita hilangkan dengan cara melempar jumrah,‘‗ Selain memahami makna tahapan-tahapan ibadah haji, calon jamaah haji harus dapat menghindari atau meninggalkan hal-hal yang dilarang, khususnya selama mengerjakan ibadah haji. ‗‘Selama kita berhaji, janganlah berbicara kotor, jangan bercumbu, dan jangan saling berbantahan sesama umat Muslim. Tidak kalah pentingnya, jangan pe rnah menyombongkan diri,‖. Karena itulah, sebelum melaksanakan ibadah haji, para calon jamaah haji perlu meningkatkan pemahamannya tentang Islam maupun tatacara berhaji yang sebaik- baiknya. ‗‘Lakukanlah persiapan dengan banyak membaca buku dan bertanya kep ada orang yang telah pernah menunaikan ibadah haji sebelumnya,‘‗ Adapun rukun haji antara lain ihram, Thawaf Ziyarah disebut juga dengan Thawaf Ifadhah, Sa‟I, dan Wuquf di padang Arafah . Apabila salah satu rukun haji di atas tidak dilaksanakan maka hajinya batal. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2 yaitu: wuquf dan thawaf, ihram dan s a‟I tidak dimasukkan ke dalam rukun karena menurut beliau, ihram adalah syarat sah haji dan sa‟I adalah yang wajib dilakukan dalam haji wajib haji. Sementara Imam syafi‘ie berpendapat bahwa rukun haji ada 6 yaitu: Ihram, Thawaf, Sa‟ie, Wuquf, Mencukur rambut, dan Tertib berurutan.Kitabul Fiqh Ala Madzhabil Arba‘ah 1578. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu jamaah haji Ibu Neni mengungkapkan bahwa: “ Keluarga inti saya memang belum sepenuhnya melaksanakan ibadah haji. Yang punya kesempatan baru saya denan istri saya. Kedua anak saya belum melakukan ibadahhaji. Mudah-mudahan kedepannya ada kesempatan untuk kedua anak saya juga bisa melaksanakan ibadah haji. Namun dari keluarga besar memang ada yang sudah, tetapi ada juga yang belum. Kedua orang tua saya Alhamdulillah sudah melaksanakan ibadah haji, namun mertua saya, ibu dari bapak istri saya memang belum melakukan ibadah haji.” Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa syarat melakukan ibadah haji salah satunya adalah mampu. Mampu yang dimaksud adalah bahwa 1. Memiliki biaya perjalanan, juga nafkah hidup, baik untuk diri sendiri, maupun untuk keluarga yang ditingalkan. Jamaah yang akan melakukan ibadah haji memang harus memiliki biaya untuk dirinya sendiri ketika berada di tanah suci, jangan sampai keluarga yang ditinggalkan tidak dinafkahi karena semuanya habis untuk biaya haji. 2. Sehat jasmani dan rohani. Kesehatan itu memang sangat penting bagi jamaah haji, dimana mereka akan melakukan beberapa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan. Tentunya ini jamaah haji harus memiliki kesehatan fisik yang baik, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit. Secara rohani juga jamaah haji harus memiliki keyakinan hati yang tulus didalam melakukan ibadah hai, jangan sampai membuang-buang waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak bernilai ibadah. 3. Aman dalam perjalanan dan aman pula bagi keluarga yang akan ditinggal. Kemanan dalam perjalanan itu sangat penting. Untuk itu pasikan bahwa perjalan yang dilakukan oleh jamaah memiliki tingkat keamanan yang baik didalam perjalanan 4. Mengetahui cara-cara melaksanakan ibadah Haji. Pelaksanaan Ibadah Haji memag memerlukan pembinaan dan bimbingan terlebih dahulu. Oleh karena setiap jamaah harus melaksanakan pembinaan terlbih dahulu, agar dia mengetahui dan paham bagaimana melaksanakan ibadah haji yang khusyu dan syah. 5. Mampu melakukan perjalanan ke tanah suci. Jamaah haji memang harus mampu melakukan perjalanan ke tanah suci karena memang inti dari ibadah haji tersebut adalah jamaah haji dapat melakukan seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji. Ibadah haji dilakukan pada bulan Dzulhijah setiap tahunnya. Dan dilakukan kurang lebih selama sebulan penuh.Perjalanan haji dimulai dengan mengunjungi masjid Al-Haram yang terdapat di Kota Mekkah untuk melakukan tawaf sebelum tanggal 8 Dzulhijah. Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijah jemaah haji bermalam di Mina untuk kemudian pagi harinya bersiap siap untuk melakuka ibadah haji lainnya. Pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijah, para jamaah haji bertolak ke Arafah untuk melakukan wukuf. Wukuf adalah istilah haji yang artinya berdiam diri sambil berdoa hingga waktu maghrib tiba. Setelah petang, kemudian mereka segera pergi meninggalkan arah untuk berangkat menuju Mudzalifah. Pada tanggal 10 Dzulhijah para jamaah haji kembali menuju Mina dan melaukan Jumroh Aqobah yaitu kegiatan para jemaah haji melempar batu tujuh kali ke tugu sebagai symbol pengusiran terhadap setan yang ada di diri manusia. Para jamaah haji diwajibkan untuk mencukur sebaian atau semua rambut yang dimilikinya sebelum melaksanakan Tawaf Haji dan bermalam di Mina untuk melakukan lempar jumrah terhadap Tugu Ula dan Wustha pada hari selanjutnya. Perjalanan dan ibadah haji yang utama memang melelahkan, tetapi hal itu memiliki pahala yang besar. Oleh karena itu para jamaah haji disarankan untuk menjaga kesehatannya ketika akan melakukan perjalanan ibadah haji.

4.2.4 Makna Bimbingan Haji Bagi Jamaah Haji Di Kota Bandung