d. Menginterprestasikan lebih jauh laporan rugi laba
2.2.5 Jenis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing
– masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagan, maupun secara keseluruhan. Namun dalam
praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri
sendiri mapun untuk kepentingan pihak lain. Kasmir, 2013:28 Dalam Praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan
yang biasa disusun, yaitu: 1.
Neraca 2.
Laporan Laba Rugi 3.
Laporan perubahan modal 4.
Laporan arus kas 5.
Laporan catatan atas laporan keuangan.
2.2.6 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran secara periodik yang dilakukan pihak manajemen
yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh atas laporan keuangan. Sifat dari laporan keuangan adalah Munawir,
2004:6: 1.
Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi.
Pencatatan tersebut ini didasarkan pada catatan historis dari peristiwa- peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang
tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
2. Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman
3. Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konversi-konversi atau
dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konversi-konversi dan dalil
dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan
2.2.7 Keterbatasan Laporan Keuangan
Dengan melihat sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan,
antara lain Munawir, 2004:9: 1.
Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan Interim Report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara dan bukan merupakan laporan yang final 2.
Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standart nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah 3.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan
atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli purchasing power uang tersebut semakin menurun
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang
2.2.8 Pentingnya Analisa laporan Keuangan