PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Andika Prastyawan

1113215044/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh :

Andika Prastyawan

1113215044/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh :

Andika Prastyawan 1113215044/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 24 Juli 2014 Pembimbing Utama,

Dra. EC. Anik Yuliati, M.Aks

NIP.19610831 199203 20001

Tim Penguji :

Ketua,

Dra. EC. Anik Yuliati, M.Aks

NIP.19610831 199203 20001

Sekretaris,

Drs. EC. Sjafi’i, Ak, MM

NIP. 19510807 198303 10001

Anggota,

Tantina H. SE, M.Aks

NIP. 3 8002 10 0292 1 Mengetahui :

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Prof. DR. Syamsul Huda, SE. MT


(4)

v

hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Keberhasilan penyusun dan penulis skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP selaku rektorat universitas pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur Surabaya. 3. Bapak Drs. Ec. H. RA. Suwaidi, MS selaku wakil dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis universitas pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur Surabaya.

4. Bapak DR. Hero Priono, SE, Msi, Ak, CA, selaku kepala program studi akuntansi Fakultas ekonomi universitas pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur Surabaya.

5. Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati, M.AKS selaku dosen pembimbing utama Fakultas ekonomi universitas pembangunan nasional “veteran” Jawa Timur Surabaya.


(5)

vi

Universitas Pembangunan Nasional, yang telah memberikan bekal ilmu terhadap penulis selama proses perkuliahan.

8. Ayah dan Ibunda tercinta, yang tiada hentinya memberikan do’a, dukungan, serta kasih sayang yang berlimpah.

9. Teman Akuntansi yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima sebagai persyaratan penyelesaian program Sarjana Ekonomi dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang mempergunakannya.

Surabaya, 21 Juli 2014


(6)

vii

Halaman Judul... i

Halaman Persetujuan Penyusunan Skripsi... ii

Halaman Persetujuan Ujian Lisan... iii

Halaman Pengesahan Skripsi... iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran... xii

Abstrak... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH... 11

1.3 TUJUAN PENELITIAN... 11

1.4 MANFAAT PENELITIAN... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 13

2.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU... 13

2.2 LANDASAN TEORI... 16

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan... 16

2.2.2 Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan………... 16

2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan... 18

2.2.4 Tujuan Pelaporan Keuangan………... 18

2.2.5 Jenis Laporan Keuangan... 21

2.2.6 Sifat Laporan Keuangan………... 21


(7)

viii

2.2.12 Teori Yang Membahas Penggunaan Rasio Keuangan

dalam memprediksi Laba………... 29

2.2.13 Hubungan Antara variabel independen terhadap variabel dependen……….... 30

2.2.13.1 Hubungan Return on Assets (ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba…..……... 30

2.2.13.2 Hubungan Return on Equity (ROE) Terhadap Pertumbuhan Laba…..……... 30

2.2.13.3 Hubungan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba…..……... 31

2.2.14 Teori Keagenan (Agency Theory)…... 31

2.3 KERANGA PIKIR…... 33

2.4 HIPOTESIS………... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1 DEFINISI OPERASINAL DAN PENGUKURAN VARIABEL………... 35

3.2 TEKNIK PENENTUAN SAMPEL... 37

3.2.1 Populasi... 37

3.2.2 Sampel... 37

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA... 38

3.3.1 Jenis Data………... 38

3.3.2 Sumber Data…...………... 38

3.3.3 Pengumpulan Data………... 38

3.4 UJI ASUMSI KLASIK………... 39

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA... 42


(8)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 47

4.1 DESKRISI OBYEK PENELITIAN DATA... 47

4.2 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN... 52

4.3 UJI ASUMSI KLASIK………... 58

4.4 TEKNIK ANALISIS DATA DAN UJI HIPOTESIS... 63

4.4.1 Teknik Analisis Regresi Linear Berganda... 63

4.4.2 Koefisien Determinasi... 65

4.4.3 Uji Hipotesis…………... 66

4.4.3.1 Uji F………... 66

4.4.3.2 Uji t………... 68

4.5 PEMBAHASAN... 70

4.5.1 Implikasi ………... 70

4.5.1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 71

4.5.3 Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat………... 71

4.5.4 Keterbatasan Penelitian…... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 73

5.1 KESIMPULAN….……….….…... 73

5.2 SARAN..………... 73


(9)

x

1.1 Laba Bersih Perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang

Terdaftar di BI Tahun 2010 - 2013………... 9

4.1 Rekapitulasi ROA Periode 2007 – 2013 …….……….…… 52

4.2 Rekapitulasi ROE Periode 2007 – 2013 …….……….…… 54

4.3 Rekapitulasi NPM Periode 2007 – 2013 …….……….…… 55

4.4 Rekapitulasi Pertumbuhan Laba Periode 2007 – 2013 …….…… 57

4.5 Hasil Uji Normalitas……….……….…… 59

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Data……….……….…… 60

4.7 Hasil Uji Autokorelasi Durbin –Watson….….……….…… 63

4.8 Hasil Koefisien Regresi Linear Berganda…….……….…… 64

4.9 Hasil Koefisien Determinasi…….……….……….…… 66

4.10 Hasil Uji F……….……….…… 67


(10)

xi

2.1 Bagan Kerangka... 33 4.1 Diagram Pencar Residual... 62


(11)

xiii

Oleh:

Andika Prastyawan Abstraksi

Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global adalah melalui efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk member respons terhadap berbagai kebutuhan pelanggan guna menghasilkan laba di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan pada dasarnya dilakukan karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Dengan fenomena tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh analisis rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets, Return On Equity, dan Net Profit Margin, terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 - 2013 sebanyak 9 perusahaan.dan

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga jumlah sampel yang digunakan menjadi 5 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan tidak cocok atau tidak sesuai untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (X,), Return On Equity (X1), dan Net Profit Margin(X3), terhadap pertumbuhan laba (Y), sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Return On Assets, Return On Equity, dan Net Profit Margin, terhadap pertumbuhan laba berpengaruh terhadap pertumbuhan laba tidak teruji kebenarannya.

Keyword : Return On Assets (XI), Return On Equity (X2), Net Profit Margin(X3), dan pertumbuhan laba (Y)


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih professional. Hal ini dikarenakan munculnya pesaing dalam dunia usaha dengan jumlah yang banyak, baik pesaing dalam negeri maupun luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertaruhkan kelangsungan usahanya dan melakukan strategi yang tepat agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global melalui efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kemampuan untuk member respons terhadap berbagai kebutuhan pelanggan. Strategi-strategi tersebut dapat memicu kinerja manajemen menjadi semakin baik, karena umumnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. PSAK No. 25 tahun 2009 menyatakan bahwa laba dapat dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan untuk melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan saat periode tertentu.

Laba (penghasilan bersih) dapat menunjukkan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak


(13)

berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu dalam mendapatkan laba akan menyebabkan tidak berkembangnya perusahaan dalam perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh adanya sumber daya.

Suatu kinerja dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan keuangan perusahaan akan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 tahun 2009 yang menyatakan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya kepada pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapainya. Laporan keuangan juga merupakan laporan akuntansi utama untuk memberi informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan pada masa yang akan datang.

Pihak-pihak yang berkepentingan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan akan memanfaatkan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebelum digunakan untuk membuat keputusan, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan tersebut dapat dianalisis yaitu informasi dalam laporan keuangan harus relevan dan dapat dipercaya. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan


(14)

ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Laporan keuangan menjadi lebih berarti apabila dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar – benar tepat pula. Teknik analisis yang biasa digunakan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) (Harahap, 2010:297). Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang menunjukkan hubungan diantara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos – pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Hasil analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam pencapaian target (laba) yang telah ditetapkan dan kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

Analisis rasio keuangan pada dasarnya dilakukan karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan memfokuskan pada perhitungan rasio – rasio keuangan untuk mengevaluasi keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan memproyeksikan hasil di masa mendatang. Analisis rasio merupakan alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi


(15)

oleh perusahaan di bidang keuangan. Oleh karena itu rasio keuangan dapat dilihat pengaruhnya terhadap perubahan laba, yang dihitung berdasarkan informasi yang ada di dalam laporan keuangan.

Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan sehingga dapat menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2013:104). Dengan demikian Rasio – rasio keuangan sebagai salah satu informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan atau laba di masa mendatang. Perubahan indikator kinerja keuangan itu akan mempengaruhi kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan mengenai dividen, pembayaran utang, penyisihan, investasi, dan menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan.

Perusahaan memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan laba, dengan demikian perusahaan dapat menjaga kelancaran kelangsungan kegiatan perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Penggunaan laba dapat sebagai pengukuran efisiensi manajemen, membantu meramalkan arah masa depan dari perusahaan atau pembagian dividen masa depan, serta dapat digunakan sebagai pengukuran pencapaian dan pedoman untuk keputusan manajerial masa depan (Hendriksen, 2001:331).

Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahaan laba yang akan datang. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat


(16)

dipastikan, oleh karena itu perlu adanya prediksi perubahan laba. Pemegang saham dan kreditor pada umumnya mendambakan laba yang cenderung meningkat secara stabil dalam jangka yang panjang dan tidak menginginkan pertumbuhan laba yang tidak stabil (Lesmana, 2003:97).

Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Maka dari itu, perubahan laba akan mempengaruhi keputusan investasi para investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian tinggi.

Memprediksi perubahan laba, dapat diketahui prospek perusahaan tersebut dan mampu untuk memprediksi dividen yang akan diterima di masa mendatang, serta berkaitan dalam kemampuan perusahaan untuk tetap lancar menjalankan usahanya dengan berbagai kewajiban yang menjadi beban perusahaan tersebut. Informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.

Penulis mencoba menguji kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba dengan menggunakan jenis – jenis rasio yang terdapat dalam rasio pofitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang


(17)

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. (Kasmir, 2013:196)

Dalam praktiknya, jenis – jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah (Kasmir, 2013:199)

a. Profit margin (profit margin on sales)

b. Return on invesment / Return on Asset (ROA) c. Return on Equity (ROE)

d. Laba per lembar saham

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio profit margin yang berupa Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) untuk mengetahui pertumbuhan laba.

Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor perubahan laba di masa yang akan datang, temuan ini tentu merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara real maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio keuangan ternyata tidak cukup signifikan dalam memprediksi perubahan laba masa yang akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang inkonsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya.

Pentingnya perubahan laba pada suatu perusahaan, membuat manajemen perusahaan berlomba – lomba untuk bersaing memperoleh laba yang tinggi setiap tahunnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai rasio Profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM)


(18)

dengan meningkatnya permintaan domestik yang terlihat dari konsumsi rumah tangga yang meningkat dari 4,9% menjadi 5,4% pada tahun 2012. Kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut didorong oleh berbagai faktor positif, terutama berupa peningkatan pendapatan masyarakat (Kominfo Newscenter). Seiring dengan kondisi tersebut, memicu setiap industri untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi, setiap industri harus memliki ketersediaan bahan baku yang memadai.

Bisnis real estate di Indonesia dalam dekade terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kwanda (2012) menyatakan bahwa tingkat penjualan sektor properti berupa real estate di Indonesia diperkirakan mampu tumbuh hingga 12% di tahun 2012. Sama halnya dengan Perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang ada di Indonesia, perusahaan tersebut mengalami perkembangan yang baik, disamping perusahaan tersebut terdapat proyek dalam pembangunan dalam sektor real estate sendiri atau pembangunan lainnya, juga karena banyak perusahaan real estate menggunakan jasa perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan dalam pembangunan/proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan real estate. Perkembangan ini dapat dilihat secara fisik dari banyaknya pembangunan perumahan dan apartemen, terutama di kota-kota besar di Indonesia, dan banyaknya tawaran sistem kepemilikan rumah yang semakin mudah dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat dalam bentuk KPR (Kredit Perumahan Rakyat). Selain real estate hunian, berupa rumah dan apartemen, terdapat bisnis lainnya seperti ruko (rumah toko), rukan (rumah kantor), pusat


(19)

perbelanjaan, kondominium, dan gedung perkantoran juga mengalami peningkatan yang sangat pesat. Pembangunan kota yang dilakukan oleh pemerintah setempatpun juga menggunakan jasa konstruksi dan bangunan dalam membangun dan menata kota mereka.

Masyarakat Indonesia mulai memandang sebagai sebuah bisnis dan investasi yang menguntungkan. Pesatnya bisnis tersebut juga didorong oleh kebutuhan pokok manusia berupa papan, selain sandang dan pangan. Berdasarkan hasil sensus penduduk di tahun 2010, sedikitnya terdapat 13 juta kepala keluarga atau sekitar 23% dari total keseluruhan kepala keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah pribadi (Kusumaputra, 2011 dan Satria, 2012).

Potensi usaha jasa konstruksi sangat berperan dalam kegiatan perekonomian, khususnya dalam kegiatan pembangunan. Baik pembangunan sarana umum, pembangunan gedung maupun pembangunan lainnya. Dengan adanya industri jasa konstruksi akan memberikan peluang yang besar bagi penyerapan tenaga kerja yang memiliki keahlian dibidang industri jasa konstruksi dan bangunan, dengan tersedianya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pendapatan bagi tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Secara prospektif keberadaan industri jasa konstruksi baik skala kecil, menengah, maupun skala besar mempunyai nilai strategik bagi Indonesia, mengingat proporsi perannya cukup besar dan menyangkut banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan suatu proyek dan pembangunan.

Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup besar bagi sektor properti di Indonesia. Hal ini merupakan informasi yang positif


(20)

bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli saham perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan di pasar modal karena kemungkinan memiliki laba yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Dengan berkembangnya dan banyaknya proyek – proyek yang dikerjakan perusahaan jasa konstruksi dan bangunan, apakah laba perusahaan tersebut juga ikut berkembang? berikut ini disajikan data mengenai perkembangan Laba Bersih Perusahaan Jasa dan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 - 2013.

Tabel 1.1 Laba Bersih Perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di BEI Tahun 2010 -2013

(Dinyatakan dalam Ratusan Ribu Rupiah)

NO

TAHUN

KETERANGAN KODE

EMITEN

2010 2011 2012 2013

1 ADHI 181.524 182.727 213.651 409.861 MENINGKAT

2 DGIK 70.542 7.993 47.491 66.105 BERFLUKTUASI

3 PTPP 201.647 240.223 309.682 420.719 MENINGKAT 4 SSIA 114.950 252.064 708.156 691.073 BERFLUKTUASI 5 TOTL 80.628 123.514 181.718 213.168 MENINGKAT 6 WIKA 311.241 390.946 526.907 624.371 MENINGKAT

Sumber : Data diolah

Sesuai dengan data yang disajikan dalam Tabel 1.1, laba bersih perusahaan jasa konstruksi dan bangunan sebagian mengalami fluktuasi dan sebagian meningkat setiap tahunnya.


(21)

1. DGIK (PT. Duta Graha Indah) memiliki laba bersih tinggi pada tahun 2010, namun turun drastis pada tahun 2011, dari Rp. 70.542 (dalam Ratusan Ribu) turun menjadi Rp. 7.993 (dalam Ratusan Ribu) di tahun 2011. Namun mulai meningkat pada tahun selanjutnya.

2. SSIA (PT. Surya Semesta Internusa) mengalami peningkatan laba dari tahun 2010 hingga 2012, namun pada tahun 2013 laba bersih mengalami penurunan.

3. ADHI (PT. Adhi Karya), PTPP (PT. Pembangunan Perumahan), TOTL (PT. Total Bangun Persada), dan WIKA (PT. Wijaya Karya) Mengalami penigkatan laba bersih dari tahun 2010, hingga 2013.

Terjadinya fluktuasi ini dapat disebabkan oleh respon dan reaksi yang berbeda-beda dari setiap investor terhadap informasi-informasi yang terdapat di pasar. Informasi-informasi ini dapat bersumber dari kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Para investor berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan peranan modalnya apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan diperoleh keuntungan atau rate of return yang cukup baik

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.


(22)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu sebagai berikut :

a. Apakah rasio Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah rasio Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

c. Apakah rasio Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menguji, dan membuktikan secara empiris pengaruh dari rasio Return On Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk menguji, dan membuktikan secara empiris pengaruh dari rasio

Return on Equity (ROE) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Untuk menguji, dan membuktikan secara empiris pengaruh dari rasio Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa


(23)

konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari basil penelitian ini ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan prospek masa depan perusahaan dalam. menghasilkan laba di masa mendatang. 2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan jasa konstuksi dan bangunan di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

4. Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Hasil penelitian mengenai analisis rasio dari peneliti terdahulu untuk mengevaluasi pertumbuhan laba yang relevan untuk dikaji dalam penelitian sudah pernah dilakukan diantaranya:

a. Siswati S.A (2011) meneliti pertumbuhan laba pada perusahaan trade retail yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat adanya pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Total Asset turnover terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan trade retail yang terdaftar di bursa efek, sehingga hipotesis penelitian tidak teruji kebenarannya.

b. Widiasih (2006) melakukan analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta. Hasilnya hanya dua variabel independen yang berbengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu variabel GPM dan leverage. Sedangkan untuk ke empat variabel independen lainnya yaitu EPS, PER, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva tetap tidak pengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.


(25)

Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menguji manfaat rasio keuangan capital, assets, earnings, dan liquidity dalam memprediksi pertumbhan laba perusahaan perbankan. Jumlah sampel yang diperoleh untuk tahun buku 1990 sampai dengan tahun 1992 adalah sebanyak 15 perusahaan, sedangkan jumlah sampel untuk tahun buku 1993 sampai dengan tahun 1996 adalah 22 perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan analisis regresi dan Analysis of Moment Structures. Hasil analisis AMOS (Analysis of Moment Structures) menunjukkan bahwa construct rasio keuangan capital, assets, earnings, dan liquidity signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan untuk periode satu tahun ke depan. Sedangkan untuk periode dua tahun kedepan ditemukan kenyataan bahwa rasio keuangan tingkat individual tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba.

d. Purnawati (2005) menganalisa kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Penelitian ini menemukan bukti bahwa secara individu rasio inventory turn over, total asset turn over, net income to sales, dan sales to current liabilities dapat dipergunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Sementara current ratio, gross profit margin, operating profit marginn, dan return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

e. Penelitian lain dilakukan oleh Agus Endro Suwarno (2004) tentang “Manfaat Informasi Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba


(26)

(Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta)”. Data yang dipakai merupakan data runtut waktu dan silang tempat (Pooled Time Series). Dalam penelitian tersebut menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel 42 perusahaan manufaktur untuk prediksi perubahan laba tahun 2000, sampel 39 perusahaan manufaktur untuk prediksi perubahan laba tahun 2001, dan sampel 49 perusahaan manufaktur untuk prediksi perubahan laba tahun 2002. Seleksi rasio menggunakan stepwise regression method, pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, uji t, dan uji f. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan hipotesis pertama yaitu rasio keuangan tahun 1999 signifikan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2000. Rasio keuangan tersebut adalah long term liabilities to shareholders equity, operating profit to profit before taxes, dan net income to sales. Hasil hipotesis kedua menunjukkan tiga rasio keuangan yang signifikan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2001, yaitu inventory to working capital, net income to net worth, operating profit to profit before taxes, sedangkan rasio cost of goods sold to net sales tidak signifikan. Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa rasio keuangan operating profit before taxes dan profit after taxes to fixed assets tidak signifikan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2002.

Berbagai temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas mengenai manfaat rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba hasilnya masih tidak konsisten untuk periode waktu dan objek penelitian yang berbeda mengenai kekuatan prediksi rasio keuangan terhadap laba perusahaan di masa yang akan


(27)

datang. Oleh karena itu penulis mencoba menguji kembali keakuratan serta kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang serta menguji pernyataan para peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan mengalami penurunan untuk periode waktu yang lebih lama.

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 2004:2)

2.2.2 Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan dibutuhkan oleh banyak pihak. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain adalah (Munawir, 2004:2):

1. Pemilik Perusahaan

Laporan keuangan diperlukan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai oleh manajemennya dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.


(28)

2. Manajer atau Pimpinan Perusahaan

Dengan mengetahuiposisi keuangan perusahaannya untuk periode yang baru maka dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki system pengawasannya, dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Bagi manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat, dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun di bidang operasi. 3. Para Investor

Berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja perusahaan tersebut.

4. Para Kreditur

Sebelum merngambil keputusan untuk menerima atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Dari situlah, kreditur akan mengatahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dan beban bunganya, dan mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut, yang digambarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

5. Pemerintah


(29)

dengan laporan keuangan perusahaan tersebut untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.

2.2.3 Karakteristik Kualitatif laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok menurut IAI (PSAK No.1, 2009:7), yaitu:

1. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2. Relevan

Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut bisa membuat perbedaan keputusan yang diambil.

3. Keandalan/ Reliabilitas

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat Dibandingkan

Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan antar periode (konsistensi) dan antar perusahaan (komparabilitas).

2.2.4 Tujuan Pelaporan Keuangan


(30)

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.1, 2009:4). Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2009:30) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya pada saat ini maupun dimasa mendatang untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang serupa dan rasional. 2. Tujuan yang kedua adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan

informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan.

3. Tujuan yang ketiga adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberi informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi hutang dan modal saham. Informasi ini bermanfaat untuk pihak eksternal karena beberapa alasan :

a. Mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan perusahaan untuk memperkirakan likuiditas perusahaan

b. Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama periode tertentu

c. Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan kas yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan


(31)

gabungan dari beberapa sumber daya dalam perusahaan

4. Tujuan yang keempat adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai prestasi selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang. Fokus dari pelaporan keuangan mengenai prestasi perusahaan adalah informasi mengenai pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponennya. Informasi semacam itu bermanfaat karena beberapa alasan:

a. Untuk mengevaluasi prestasi manajemen

b. Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning power) atau jumlah lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam jangka panjang

c. Memperkirakan pendapatan masa mendatang

d. Memperkirakan resiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan 5. Tujuan yang kelima adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan

informasi mengenai aliran kas perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan menerima kas dan mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk deviden yang dibayarkan, dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan. Informasi ini bermanfaat karena beberapa alasan:

a. Operasi perusahaan

b. Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan c. Memperkirakan likuiditas perusahaan


(32)

d. Menginterprestasikan lebih jauh laporan rugi laba

2.2.5 Jenis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing – masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagan, maupun secara keseluruhan. Namun dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri mapun untuk kepentingan pihak lain. (Kasmir, 2013:28)

Dalam Praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas

5. Laporan catatan atas laporan keuangan.

2.2.6 Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh atas laporan keuangan. Sifat dari laporan keuangan adalah (Munawir, 2004:6):


(33)

Pencatatan tersebut ini didasarkan pada catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.

2. Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman 3. Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konversi-konversi atau

dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konversi-konversi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan

2.2.7 Keterbatasan Laporan Keuangan

Dengan melihat sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain (Munawir, 2004:9):

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan Interim Report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standart nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah


(34)

atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang

2.2.8 Pentingnya Analisa laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan / pemegang saham, manaejemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan (Munawir, 2004:37)

2.2.9 Definisi Analisa Rasio

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalahpahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingannya sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Rasio 200 terhadap 100 dinyatakan sebagai 2:1 atau cukup 2. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi aritmetika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis


(35)

yang penting. (Wild 2012:40)

2.2.10 Bentuk – bentuk Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio – rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk – bentuk rasio keuangan menurut beberapa ahli keuangan yaitu : (Kasmir, 2013:106)

Menurut J. Fred Weston, bentuk – bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) a. Rasio Lancar (Current Ratio)

b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

a. Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio)

b. Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) c. Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage) d. Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage) 3. Rasio Aktivity (Activity Ratio)

a. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

b. Rata – rata janka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Period)


(36)

c. Perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turn Over) d. Perputaran total aktiva (Total asset Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

a. Margin Laba Penjualan (Profit Margin on Sales) b. Daya Laba Dasar (Basic Earning Power)

c. Hasil Pengembalian total aktiva (Return on Total Assets) d. Hasil Pengembalian ekuitas (Return on Total Equity)

5. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

a. Pertumbuhan penjualan b. Pertumbuhan laba bersih

c. Pertumbuhan pendapatan per saham d. Pertumbuhan dividen per saham

6. Rasio Penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

Kemudian menurut James C van Horne, jenis rasio dibagi menjadi sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) a. Rasio Lancar (Current Ratio)


(37)

b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)

a. Total utang terhadap ekuitas b. Total utang terhadap total aktiva 3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)

a. Bunga Penutup

4. Ratio Aktivitas (Activity Ratio)

a. Perputaran Piutang (receivable turn over)

b. Rata – rata penagihan piutang (Average collection period) c. Perputaran sediaan (inventory turn over)

d. Perputaran total aktiva (total assets turn over) 5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

a. Margin laba bersih b. Pengembalian investasi c. Pengembalian ekuitas

Sementara itu, menurut Gerald, terdapat empat kategori rasio, yaitu: 1. Activity analysis, evaluasi pendapatan dan out put secara umum dari aset

perusahaan.

2. Liquidity analysis, mengukur keseimbangan sumber kas perusahaan 3. Long-Term debt and solvency analysis

4. Provitability analysis

Kemudian, menurut Gerald Activity Analysis terdiri dari sebagai berikut.


(38)

1. Short-term (Operating)Activity Ratios a. Inventory Turn Over

b. Average No. Days Inventory in Stock c. Receivables Turn Over

d. Average No. Days Receivables Outstanding e. Payables Turn Over

f.Average No. Days Payables Outstanding g. Working Capital Turn Over

2. Long Term (Invesment) Activity Ratios a. Fixed Asset Turn Over

b. Total Asset Turn Over

Selanjutnya menurut James O Gill, Jenis rasio keuangan terdiri dari sebagai berikut.

1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio) a. Rasio Lancar (Current Ratio) b. Rasio Perputaran Kas

c. Rasio utang terhadap kekayaan bersih 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

a. Rasio Laba Bersih

b. Tingkat Laba atas penjualan c. Tingkat laba atas investasi 3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio)


(39)

b. Perputaran sediaan (Inventory Turn Over)

c. Rasio aktiva tetap terhadap nilai bersih (Total Assets Turn Over) d. Rasio Perputaran investasi

Dari pengertian dan jenis rasio yang dikemukan di atas, hampir seluruhnya sama dalam menggolongkan rasio keuangan. Jika terdapat perbedaan, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah, karena masing – masing ahli keuangan hanya berbeda dalam penempatan kelompok rasionya, namun esensi dari penilaian rasio keuangan tidak menjadi masalah.

2.2.11 Laba

Salah satu fungsi dari akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi, dan pembagian hasil. Menurut soemarso (2009:245) laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Sedangkan pengertian laba menurut Harahap (2010:113) kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Menurut Harahap (2010:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang. dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam


(40)

penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Menurut Chariri dan Ghozali (2007:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.

3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan

dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya.

2.2.12 Teori yang Membahas Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Machfoedz (1994) menjelaskan hubungan rasio keuangan dengan perubahan laba berdasarkan pandangan external users. Rasio keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan menentukan pembelian saham perusahaan, peminjaman uang, atau untuk memprediksi kekuatan financial perusahaan di masa yang akan datang. Pemegang saham potensial tertarik pada keuntungan dari pembelian atau


(41)

penjualan saham. Keuntungan dapat direalisasikan pada seberapa menguntungkan perusahaan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang mengindikasikan seberapa bagus manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Hubungan antar elemen-elemen pada laporan keuangan dijelaskan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang

2.2.13 Hubungan Antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 2.2.13.1 Hubungan Return On Asset (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Triono (2007), ROA mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola asset untuk menghasilkan return yang baik atau menggambarkan kemampuan asset dalam menghasilkan perubahan laba. Asset terdiri dari 2 yaitu: asset produktif dan aset tidak produktif, bila yang dominan aset produktif maka perubahan laba akan tinggi namun bila yang dominan aset tidak produktif, perubahan laba akan rendah. Sedangkan kualitas aset produktif terbagi 2 yaitu: aset lancar dan aset bermasalah. Bila yang dominan aset lancar maka perubahan laba akan tinggi namun bila yang dominan aset bermasalah maka perubahan laba akan rendah.

Dapat disimpulkan bahwa semakin baik manajemen mengelola asset maka semakin baik return yang dihasilkan atau semakin baik pertumbuhan laba yang dihasilkan.

2.2.13.2 Hubungan Return On Equity (ROE) terhadap Pertumbuhan Laba


(42)

mengukur profitabilitas dari perspektif pemegang saham biasa. Imbalan bagi para pemegang saham biasa adalah laba bersih perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah yang diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham (pemilik perusahaan). Semakin tinggi nilai rasio ROE maka semakin tinggi tingkat laba yang akan diperoleh, karena penambahan modal dari investor dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan akhirnya menghasilkan laba.

2.2.13.3 Hubungan Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba

Menurut Hapsari (2007), NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas. NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersihnya (Riyanto, 1995). NPM yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar NPM menghasilkan pendapatan bersihnya dari kegiatan penjualan maka semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.

2.2.14 Teori Keagenan (Agency Theory)

Konsep agency teory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Ma’ruf (2006) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal

mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada

agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent


(43)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing–masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas

investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan

kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.

Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer lebih mengetahui keadaan yang ada dalam perusahaan daripada pemegang saham. Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (Richardson, 1998) dalam Suryani (2010).

Eisenhardt (1989), dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu:


(44)

1. manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest)

2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan

3. manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dilihat bahwa konflik agensi yang sering terjadi antara manajer dengan pemegang saham dipicu adanya sifat dasar tersebut. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan perilaku opportunictis dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai manajer seharusnya memihak kepada kepentingan pemegang saham karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa manajer untuk menjalankan perusahaan.

2.3 KERANGKA PIKIR

Kerangka pikir merupakan frame work bagi peneliti untuk membentuk pola analisis yang sistematik sehingga dapat diketahui secara tegas landasan yang digunakan untuk melakukan analisis data serta dapat diketahui hasil-hasil yang diharapkan.

Gambar 2.1: Bagan Kerangka

Analisis Regresi Linier Berganda Return on Assets (X1)

Return on Equity (X2) Net Profit Margin (X3)

Pertumbuhan Laba (Y)


(45)

2.4 HIPOTESIS

Diduga bahwa rasio keuangan yang terdiri dari:

a. ROA (Return on Assets) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

b. ROE (Return on Equity) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

c. NPM (Net Profit Margin) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(46)

BAB III

METOPE PENELITIAN

3.1 DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Definisi operasional dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu penelitian diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pertumbuhan Laba. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah

a. ROA (Return on Assets),

b. ROE (Return on Equity), dan c. NPM (Net Profit Margin)

Berikut ini mengenai definisi operasional dan variabel-variabel yang digunakan:

1. Variabel Terikat (Y)

Pertumbuhan laba (sebagai Y) adalah kenaikkan atau penurunan laba dan tahun ke tahun. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Dihitung dengan teknik perhitungan:

Pertumbuhan laba :

(Munawir, 2004: 39)


(47)

2. Variabel Bebas (X) a. Return on Assets (X1)

Return on Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rumus untuk mencari ROA dapat digunakan sebagai berikut.

Return on Assets =

(Kasmir, 2013:202) b. Return on Equity (X2)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari Return on Equity dapat digunakan sebagai berikut.

Return on Equity =

(Kasmir, 2013:204) c. Net Profit Margin (X3)

Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.

Net Profit Margin =


(48)

3.2 TEKNIK PENENTUAN SAMPEL 3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih untuk mewakili populasi yang menjadi objek penelitian. Cara yang digunakan dalam penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode

purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilaksanakan dengan cara mengambil subjek berdasarkan atas tujuan tertentu (Djarwanto, 2004:114).

Adapun kriteria penentuan sampel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI / yang masih beroperasi selama periode pengamatan dari tahun 2007 - 2013.

2) Perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI yang memiliki laporan keuangan paling lengkap dan telah dipublikasikan dari tahun 2007 - 2013.

Berdasarkan criteria tersebut diatas, dari sejumlah sembilan perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI dan masih beroperasi di Indonesia di tahun 2013, perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang memenuhi persyaratan sebagai sampel penelitian yaitu berjumlah Lima perusahaan, diantaranya yaitu:


(49)

1) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 2) PT. Duta Graha Indah Tbk 3) PT. Surya Semesta Internusa Tbk 4) PT. Total Bangun Persada Tbk 5) PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Jumlah data pengamatan yang akan diolah dalam penelitian ini adalah hasil perkalian antara jumlah Perusahaan Jasa Kontruksi dan Banguna yaitu 5 dengan jumlah periode pengamatan, yaitu selama 7 periode (tahun 2007 - 2013).

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diambil dari sumber data dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan yang berupa laporan keuangan untuk tahun 2007 - 2013

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan.

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yang diambil meliputi laporan keuangan terutama laporan laba/rugi dan neraca masing - masing perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini juga teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.


(50)

3.4 UJI ASUMSI KLASIK

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model análisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik.

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS), merupakan model yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Menurut Santosa dan Ashari (2005:231-245) kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Multikolinieritas

Uji mutikolinearitas ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi antar variabel independen (Santoso dan Ashari, 2005 : 238). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model dengan menggunakan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel bebasnya Dan jika nilainya tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2006:91-92).

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan


(51)

yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatanlain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atautidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 125). Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapatdilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006: 126). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006:126) :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentuyang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawahangka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Autokorelasi

Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson (DW-Test). Menurut Santoso dan Ashari (2005:218) deteksi adanya autokorelasi adalah:

1. Angka D-W dibawah -2, hal ini berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas +2, hal ini berarti ada autokorelasi negatif


(52)

3.5 UJI NORMALITAS

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakanuntuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006: 147). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebarandata (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola disribusi normal, maka modelregresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal,maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, untuk menguji normalitas data dapat digunakan uji satistikKolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data berdistribusi tidak normal. Dengan uji statistik yaitu dengan menggunaan


(53)

ujistatistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Hipotesis yang dikemukakan:

H0= data residual berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05) Ha= data residual tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05)

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berganda dan Koefisien Determinasi.

3.6.1 Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh analisis rasio keuangan terhadap perubahan laba jasa manufaktur, maka digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda dipergunakan untuk sebuah variabel terikat dan lebih dari satu buah variabel bebas (Santoso dan Tjiptono, 2001:196). Menurut Widarjono (2010:15) secara umum model persamaan regresi berganda dengan sejumlah k variabel bebas dapat ditulis sebagai berikut:

Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + ... + βkXki + ei

Di mana:

Yi = subjek dalam variabel terikat yang diprediksi

β0 = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

β1,β2,βk = koefisien regresi masing-masing variabel


(54)

ei = kesalahan pengganggu

Jika persamaan regresi linier berganda tersebut dikaitkan dengan penelitian ini yang memiliki dua prediktor, maka akan didapatkan persamaan penelitian sebagai berikut:

Y =

β

0

+

β

1

X

1

+

β

2

X

2

+

β

3

X

3

+

ε

Keterangan:

Yi = Pertumbuhan Laba

β0 = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

β1,β2β3 = koefisien regresi masing-masing variabel bebas

X1i = ROA (return on assets)

X2i = ROE (return on equity)

X3i = NPM (net profit rnargin)

ei = kesalahan pengganggu

3.6.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur persentasi total variasi variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X) di dalam garis regresi. Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R

square ≤ 1). R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik garis regresi dan semakin mendekati angka nol maka mempunyai garis regresi yang kurang baik (widarjono, 2010:19-20). Tetapi Rietveld dan Sunaryanto (dalam Sudarmanto, 2005:207) menyatakan jika ingin melihat pengaruh penambahan suatu peubah ke dalam suatu persamaan regresi, maka lebih baik dilihat pengaruhnya terhadap


(55)

nilai Adjusted R Square daripada hanya terhadap nilai R Square-nya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) disarankan melihat dari nilai Adjusted R Square. Hal ini dikarenakan nilai R Square masih mengandung nilai konstanta dan nilai residual (kesalahan pengganggu) dari persamaan nilai regresi berganda sehingga lebih baik menggunakan nilai Adjusted R Square.

3.7 TEKNIK UJI HIPOTESIS 3.7.1 Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan (bersama-sama) (Priyatno, 2008: 81-83). Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

H0 : b1 = b2 = 0, menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Ha : b1 = b2 ≠ 0, menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. b. Menentukan tingkat signifikansi, Fhitung , dan Ftabel

Ftabel diketahui dengan derajat kebebasan: df = (k), (n-k-1); sedangkan

Fhitung dapat diketahui dari hasil output SPSS for windows (dilihat tabel

ANOVA pada kolom F). Pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (tingkat signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).


(56)

c. Keputusan menerima dan menolak H0

Bila Fhitung < Ftabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima, sebaliknya bila Fhitung

≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Selain cara di atas, untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara simultan juga dapat membandingkan antara nilai tingkat signifikansinya dengan 0,05. Jika nilai tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas dapat mempengaruhi signifikan variabel terikatnya secara simultan (Ghozali, 2006:87). Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara simultan, maka digunakan tingkat signifikansi.

3.7.2 Uji t

Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individual) (Priyatno, 2008: 83-85). Uji inilah yang akan digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang dominan berpengaruh pada variabel terikat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

H0 : bi = 0, menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Ha : bi ≠ 0, menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. 2. Menentukan tingkat signifikansi, thitung , dan ttabel


(57)

ttabel diketahui dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dan derajat

kebebasan: df = (k), (n-2); sedangkan thitung dapat diketahui dari hasil output

SPSS (dilihat tabel Coefficients pada kolom t). Pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (tingkat signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Keputusan menerima dan menolak H0

Bila thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sebaliknya bila thitung≥ ttabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Selain cara di atas, untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara parsial dapat juga membandingkan antara nilai tingkat signifikansinya dengan 0,05. Jika nilai tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas dapat mempengaruhi secara signifikan variabel terikatnya secara parsial dan dapat diketahui variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel terikat dengan melihat nilai thitung yang lebih besar

dibandingkan nilai thitung variabel bebas lainnya (Ghozali, 2006:87). Dalam

penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara parsial, maka digunakan tingkat signifikansi.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DATA

Berdasarkan pada teknik penelitian sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penlitian ini sebanyak 5 perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di BEI 2007-2013. Dan untuk lebih jelasnya, berikut ini gambaran umum dari masing – masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu : 1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)

Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perseroan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama Perseroan Bangunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Perseroan. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan pada tahun 1974. Selanjutnya pada tanggal 1 Juni 1974, bentuk hukum Perseroan menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Juni 1974 juncto Akta perubahan No. 2 tanggal 3 Desember 1974, keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH, Notaris di Jakarta. Perseroan berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta 12510.

Ruang lingkup bidang usaha Perusahaan meliputi: 1. Konstruksi;


(59)

2. Konsultasi manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and Construction/EPC);

3. Properti, Hotel, dan Real Estat;

4. Investasi, perdagangan umum, jasa pengadaan

5. barang, industri pabrikasi (Precast), jasa dalam bidang teknologi informasi, real estat dan agro industri.

Saat ini kegiatan utama Perusahaan dalam bidang konstruksi, EPC, properti, real estat, Investasi Infrastruktur dan jasa pengadaan barang. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 11 Maret 1960.

2. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

PT Surya Semesta Internusa Tbk didirikan berdasarkan akta notaris No.37 tanggal 15 Juni 1971 dari Ny. Umi Sutamto, SH, notaris di Jakarta, dengan nama PT Multi Investments Ltd. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/150/16 tanggal 8 September 1971 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 5 Oktober 1971, Tambahan No. 458. Perusahaan beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan, Jakarta Selatan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang perindustrian bahan bangunan, real estat, kawasan industri, pengelolaan gedung dan lain-lain. Pada saat ini kegiatan


(60)

Perusahaan adalah melakukan penyertaan dan memberikan jasa manajemen serta pelatihan pada entitas anak yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan/pengelolaan kawasan industri, real estate, jasa konstruksi, perhotelan dan lain-lain. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan Entitas Anak adalah 2.905 dan 2.772 karyawan masing-masing pada tahun 2013 dan 2012

3. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (d/h PT Duta Graha Indah Tbk) Perseroan (DGIK)

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (d/h PT Duta Graha Indah Tbk) (“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 11 Januari 1982 dari Notaris Maria Lidwina Indriani Soepojo, SH. Akta Pendirian Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-386-HT.01.01.Th.82 tanggal 28 Juli 1982 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 2 Oktober 1984, Tambahan No. 954. Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 9 Agustus 2012 dari Notaris Zulkifli Harahap, SH, nama Perseroan yang semula PT Duta Graha Indah Tbk menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-43810.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 10 Agustus 2012. Sesuai Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam jasa konstruksi, industri, perdagangan, agen/perwakilan, real estate, pertambangan, investasi dan jasa lain. Pada saat ini, kegiatan utama Perseroan adalah menjalankan usaha-usaha


(61)

di bidang jasa konstruksi gedung dan konstruksi pekerjaan sipil termasuk jalan, irigasi, waduk, pembangkit tenaga listrik, rel kereta api dan pelabuhan. Perseroan berkedudukan di Jakarta Selatan dan berkantor pusat di Jalan Sunan Kalijaga No. 64, Jakarta, dan mempunyai 11 cabang di beberapa daerah di Indonesia yaitu Surabaya, Padang, Pekanbaru, Makasar, Samarinda, Mataram, Kupang, Semarang, Medan, Aceh, Tobelo dan cabang di luar negeri yaitu di Timor Leste. Perseroan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1982. 4. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

PT Total Bangun Persada Tbk (Entitas) didirikan dengan nama PT Tjahja Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970 berdasarkan akta No. 3 dari Henk Limanow (Liem Toeng Kie), notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. JA.5/38/18 tertanggal 27 Maret 1971 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 8 Mei 1971, tambahan No. 244. Berdasarkan akta No. 29 tanggal 24 Juli 1981 dari Hobropoerwanto, S.H., notaris di Jakarta, nama Entitas berubah dari PT Tjahja Rimba Kentjana menjadi PT Total Bangun Persada. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Y.A.5/501/23 tanggal 4 Nopember 1981, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 34 tanggal 27 April 1982, tambahan No. 499. Kegiatan utama Entitas adalah dalam bidang konstruksi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan bidang usaha tersebut. Entitas berkedudukan di Jl. Letjen S. Parman


(62)

Kav. 106, Tomang, Jakarta Barat. Entitas memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1970

5. WIKA

PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., ("Perseroan") didirikan berdasarkan Undang-undang No.19 tahun 1960. Peraturan Pemerintah No.64 tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" tanggal 29 Maret 1961. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.64 ini pula, perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40 tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 Undang-undang No.9 Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia No.40 tahun 1969, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2904). Selanjutnya Perseroan ini dinamakan "PT Wijaya Karya", berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.110 tanggal 20 Desember 1972. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, industri konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, energi terbarukan dan energi konversi, perdagangan, engineering procurement, construction, pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan perencanaan, dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Perseroan beralamat di Jl. D.I


(1)

secara empiris pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan jasa konstruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memcahkan permasalahan yang berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan laba perusahaan.

4.5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti sudah dilakukan secara optimal, namun peneliti merasa dalam hasil penelitian ini adanya keterbatasan, yaitu antara lain: 1. Sampel yang diambil sedikit, sehingga kurang dapat mengukur pengaruh rasio

keuangan terhadap pertumbuhan laba

2. Variabel penelitian ini menggunakan tiga jenis rasio keuangan sebagai ukuran memprediksi pertumbuhan laba

3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu dampak ekonomi di indonesia maupun secara global berupa perubahan kurs maupun suku bunga tinggi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan rasio keuangan dalam mengukur tingkat pertumbuhan laba perusahaan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil uji kesesuaian model atau uji F, menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat adanya pengaruh dari rasio keuangan yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis penelitian tidak teruji kebenarannya.

Berdasarkan Uji t, menunjukkan bahwa:

1. Return on Assets secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Return on Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Jasa Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(3)

5.2 SARAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan beban pertimbangan dalam meningkatkan pertumbuhan laba, dimasa yang akan datang, yaitu antara lain:

1. Bagi peneliti dan investor hendaknya tidak hanya mengukur kemampuan perusahaan dari variable Return on Asset terhadap pertumbuhan laba.

2. Bagi peneliti dan investor hendaknya tidak hanya mengukur kemampuan perusahaan dari variable Return on Equity terhadap pertumbuhan laba.

3. Bagi peneliti dan investor hendaknya tidak hanya mengukur kemampuan perusahaan dari variable Net Profit Margin terhadap pertumbuhan laba

4. Bagi Peneliti hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dan memperluas jangkauan populasi.

5. Manajemen perusahaan hendaknya melakukan efisiensi dalam pengambilan keputusan sumber dana dan lebih berhati – hati sehingga biaya – biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Biaya/beban perusahaan yang besar bisa menyebabkan laba bersih yang rendah bahkan bisa menjadi rugi. Dan dalam pengelolaan aset dapat diperbaiki.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Chariri, Anis dan Imam Ghozali, 2007, Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Djarwanto, 2004, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Endro, Agus, Suwarno, 2004, “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris terhadap Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.3, No.2, September 2004 : 127-152.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Undip, Semarang.

Harahap, Sofyan, Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hanafi, M.M., dan Halim, Abdul, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Hapsari, Ayu Epri, 2007, “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus:Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001 sampai dengan 2005)”. Jurnal Ilmiah,

STIE Jateng.

Hendriksen, Eldon S., 2001, Teori Akuntansi, Jilid 1. Diterjemahkan oleh Qim Liono, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jensen, Michael C., William H, Meckling, 1976, “Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”, The Journal of Finance Economics.

Kasmir, 2010, Analisis Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kwanda, T., 2012, Pasar Properti 2012 Diprediksi Tumbuh 12% tersedia di

http://developerdankotraktor.blogspot.com/2012/pasar-properti-2012-diprediksi-tumbuh.html. diakses pada tanggal 15 Januari 2014

Kusumaputra, RA., 2011, Menpera: Indonesia Butuh 13 Juta Rumah. Tersedia di http://properti.kompas.com/read/2011/06/01/16002743/Menpera.IndonesiaB


(5)

utuh.13.Juta.Rumah. Diakses pada tanggal 15 Januari 2014.

Lesmana, Rico, 2003, Pedoman Menilai Kinerja Untuk Perusahaan Tbk,

Yayasan, BUMN, BUMD, dan Organisai Lainnya, Edisi Pertama, Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Ma’ruf, Hendri, 2006, Pemasaran Ritel, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mas’ud, Machfoedz, 1994, “Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia”, 114-137.

Munawir, Slamet, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

Priyatno, Duwi, 2008, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Mediakom, Yogyakarta

Purnawati, Lina 2005, “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba”, Skripsi Strata-1, Universitas Islam Indonesia, Semarang. Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy, 2001, Riset Pemasaran: Konsep dan

Aplikasi dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Budi P., dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Andi Offset, Yogyakarta.

Satria, FT., 2012, Agar Seluruh Penduduk Indonesia Bisa Punya Rumah. Tersedia

di

http://developerdankontraktor.blogspot.com/2012/02/agar-seluruh-penduduk-indonesia-bisa.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012

Siswati, 2011, “Pengaruh rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan trade retail yang terdaftar di bursa efek Indonesia”, Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.

Soemarso, 2009, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Ke 2. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.

Solimun, 2005, “Kisi – kisi Analisis Data (Permodelan Statistika) dan Metodelogi Penelitian”, Bahan Kuliah Analisis Data, FMIPA Unibraw, Malang.

Sudarmanto, Gunawan, 2005, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS, graha Ilmu, Yogyakarta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Afabeta, Bandung.

Suryani, Dewi, I., 2010, “Pengaruh Mekanisme Coorporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan


(6)

Manufaktur yang Terdafar di BEI”, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Triyono, 2007, “Analisis Karakteristik Fundamental Perusahaan Sebagai Penentu Kualitas Laba”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 11. No.1 Juni, Surakarta.

Ujiyantho dan Pramuka 2007, “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas, Makassar.

Van Horne, James C., and John M. Wachowicz, 2005, Fundamental of Finance:

Management, Prinsip – prinsip Manajemen Keuangan, Penerjemah: Dewi

Fitriasari dan Deny A., Salemba Empat, Jakarta

Widiasih, Nur Ari, 2006, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdafatar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Widarjono, Agus, 2010, Analisis Statistika Multivariat Terapan. Edisi pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Wild, John, dkk. 2012, Analisis Laporan Keuangan. Buku 1 Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.

Zainudin dan Jogiyanto, Hartono, 1999, “Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth Firm Size, Debt To Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2010 -2012

2 105 101

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

0 1 15

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Assets (Roa), Return On Equity (ROE) Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

0 2 15

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 100