Pengertian Modifikasi Ovitrap dengan Atraktan

indikasi cepat dari penyebaran Aedes aegypti di suatu daerah. Container index menghasilkan indikasi yang lebih detail dari jumlah populasi nyamuk yang terdapat dalam tempat penampungan air. Sedangkan Breteau index memuat hubungan antara rumah dan penampung positif dan dianggap sebagai indeks yang paling informatif, tetapi sekali lagi, produktivitas penampung tidak termuat. Breteau index digunakan untuk mengukur kepadatan nyamuk. Tingkat kepadatan Density Figure jentik aedes menurut WHO 1972, yang dikutip oleh Santoso,dkk 2008 dapat dilihat dari tabel 2.1 di bawah ini : Tabel 2.1 Figur Densitas Aedes aegypti dan Hubungannya dengan Indeks Aedes oleh AWA Brown Figur Densitas HI CI BI 1 1 – 3 1-2 1-4 2 4 – 7 3-5 5-9 3 8 – 17 6-9 10-19 4 18 – 28 10-14 20-34 5 29 – 37 15-20 35-49 6 38 – 49 21-27 50-74 7 50 – 59 28-31 75-99 8 60 – 76 32-40 100-199 9 77 41 200 Sumber : http:www.litbang.depkes.go.id 2.7. Survei Perangkap Telur

2.7.1. Pengertian

Ovitrap singkatan dari oviposition trap adalah perangkat untuk mendeteksi kehadiran Aedes aegypti dan Aedes albopictus pada keadaan densitas populasi yang rendah dan survey larva dalam skala luas tidak produktif misalnya BI 5, sebaik Universitas Sumatera Utara pada keadaan normal. Secara khusus ovitrap digunakan untuk mendeteksi infestasi nyamuk ke area baru yang sebelumnya telah dieliminasi. Alasan ini menjadi dasar pemasangan ovitrap di bandara internasional yang harus memenuhi persyaratan bebas vektor WHO,2005. Ovitrap standar berupa gelas kecil bermulut lebar dicat hitam bagian luarnya dan dilengkapi dengan bilah kayu atau bambu pedal yang dijepitkan vertikal pada dinding dalam. Gelas diisi air setengahnya dan ditempatkan di dalam dan di luar rumah yang diduga menjadi habitat nyamuk Aedes.WHO,2005 Ovitrap dengan penambahan air rendaman jerami 10 terbukti dapat menghasilkan telur terperangkap 8 kali lebih banyak dibanding versi aslinya Polson,2002. Ovitrap memberikan hasil setiap minggu. Persentase ovitrap yang positif menginformasikan tingkat paparan nyamuk Aedes, sedangkan jumlah telur digunakan untuk estimasi populasi nyamuk betina dewasa WHO,2005

2.7.2 Modifikasi Ovitrap dengan Atraktan

Atraktan adalah sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga nyamuk baik secara kimiawi maupun visual fisik. Atraktan dari bahan kimia dapat berupa senyawa ammonia, CO 2 , asam laktat, octenol, dan asam lemak. Zat atau senyawa tersebut berasal dari bahan organik atau merupakan hasil proses metabolisme mahluk hidup, termasuk manusia. Atraktan fisika dapat berupa getaran suara dan warna, baik warna tempat atau cahaya. CO2, asam laktat, dan octenol merupakan atraktan yang dikenali dengan sangat baik. Sekresi kulit lain juga hal penting karena aroma dari host hidup selalu lebih memiliki daya tarik daripada kombinasi dari bahan-bahan kimia tersebut dalam keadaan panas dan lembab. Asam Universitas Sumatera Utara lemak yang dihasilkan dari flora normal kulit merupakan atraktan yang efektif. Aroma ini efektif sampai jarak 7 – 30 meter, tetapi dapat mencapai 60 meter untuk beberapa spesies. Atraktan dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi nyamuk secara langsung, tanpa menyebabkan cedera bagi binatang lain dan manusia, dan tidak meninggalkan residu pada makanan atau bahan pangan. Efektifitas penggunaannya membutuhkan pengetahuan prinsip-prinsip dasar biologi serangga. Menurut Weinzierl 2005 Serangga menggunakan petanda kimiasemiochemicals yang berbeda untuk mengirim pesan. Hal ini analog dengan rasa atau bau yang diterima manusia. Air rendaman jerami hay infusion dibuat dari 125 gram jerami kering, dipotong dan direndam dalam 15 liter air selama 7 hari Polson et al, 2002. Selanjutnya, penggunaan air rendaman ini dicampur dengan air biasa misalnya air sumur dengan konsentrasi yang diinginkan. Polson et al 2002 menggunakan konsentrasi 10, sedangkan Santos et al 2003 dengan berbagai konsentrasi. Namun demikian, baik Polson maupun Santos menyimpulkan bahwa konsentrasi 10 menghasilkan telur terperangkap paling banyak daripada air biasa tap water. Air rendaman jerami menghasilkan senyawa-senyawa CO2, ammonia, dan octenol yang mudah dikenali dan merangsang saraf penciuman nyamuk dan dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi nyamuk secara langsung Sayono, 2008. CO2 dan Ammonia suatu senyawa yang terbukti mempengaruhi saraf penciuman nyamuk Aedes. Universitas Sumatera Utara Cabai merah juga dapat digunakan sebagai atraktan pada ovitrap. Pembuatan atraktan dengan menggunakan cabai merah dilakukan dengan cara merendam cabai merah karena air rendaman tersebut dapat menghasilkan senyawa ammonia, CO2, asam laktat, octenol dan asam lemak setelah melalui proses perendaman selama 7 hari Aisyah, 2013. Penelitian atraktan bumbu dapur yang salah satu bahannya menggunakan cabai merah dengan konsentrasi 10 menghasilkan rata-rata 3,50 butir lebih efektif dibandingkan dengan air hujan yang rata-ratanya 2,83 butir. Amoniak, CO ₂, dan asam laktat merupakan salah satu atraktan nyamuk yang mempunyai daya tarik bagi reseptor sensoris nyamuk Aedes sp. Disamping itu, adanya atraktan di dalam ovitrap mempermudah nyamuk betina menemukan tempat perindukan. Penciuman nyamuk Aedes dapat menjangkau objek sejauh 36 meter.Sayono ,2008 Larutan gula ditambah dengan ragi roti karena reaksi fermentasi dari penambahan ragi pada larutan gula akan menghasilkan CO 2 yang merupakan salah satu atraktan nyamuk Aedes sp. CO 2 merupakan salah satu atraktan nyamuk yang mempunyai daya tarik bagi reseptor sensoris nyamuk Aedes.Widya, 2012

2.8. Landasan Teori