4. Angka Bebas Jentik ABJ adalah persentase rumah bangunan yang tidak ditemukan jentik terhadap seluruh rumahbangunan yang diperiksa.
5. Modifikasi Ovitrap adalah alat untuk mendeteksi adanya telur nyamuk Aedes aegypti di wilayah penelitian. Berupa ember kecil berwarna hitam dengan ukuran
15 cm dan tinggi 12 cm, yang di dalamnya diletakkan paddle sebagai tempat peletakan telur nyamuk, dan diisi dengan air rendaman jerami, air rendaman
cabai merah dan air gula dan ragi roti. 6. Pengaruh modifikasi ovitrap terhadap Container Index CI, House Index HI,
dan Angka Bebas Jentik ABJ, adalah penurunan nilai Container Index CI, House Index HI, dan kenaikan nilai Angka Bebas Jentik ABJ setelah diberi
perlakuan. 7. Perbedaan Container Index CI, House Index HI dan Angka Bebas Jentik
ABJ adalah perbedaan nilai Container Index CI, House Index HI dan ABJ setelah perlakuan modifikasi ovitrap yang diisi dengan air rendaman jerami, air
rendaman cabai merah dan air gula dan ragi roti.
3.6. Metode Pengukuran
Keberadaan jentik dilakukan dengan melakukan observasi ada tidaknya jentik pada tempat penampungan air yang terdapat di dalam maupun di luar rumah, seperti:
bak mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air lainnya. Kepadatan nyamuk Aedes aegypti diukur dengan Container index CI dan House index HI dan Angka
Bebas Jentik ABJ
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Variabel, Defenisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur dan Skala Ukur
Variabel Defenisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur Skala
Ukur Hasil
Ukur Container
index Presentase kontainer yang
ditemukan jentik terhadap seluruh kontainer yang
diperiksa Observasi Lembar
observasi
Numerik Persen
House Index
Presentase rumah yang ditemukan jentik terhadap
seluruh rumah yang diperiksa
Observasi Lembar observasi
Numerik Persen
Angka Bebas
Jentik Persentase rumah yang
tidak ditemukan jentik terhadap
seluruh rumah yang diperiksa
Observasi Lembar observasi
Numerik Persen
Modifikasi Ovitrap
alat untuk mendeteksi adanya telur nyamuk Aedes
aegypti di wilayah
penelitian. Berupa ember kecil berwarna hitam
dengan ukuran 15 cm dan tinggi 12 cm, yang di
atasnya di letakkan kain kasa nilon sebagai tempat
peletakkan telur nyamuk. Yang masing masing
ovitrap diisi dengan air rendaman jerami, air
rendaman cabai merah dan air gula dan ragi roti.
Observasi Lembar observasi
kategorik Persen
Perbedaan CI,HI,dan
ABJ Selisih nilai indeks-indeks
Aedes yang diukur sebelum dan
sesudah penerapan ovitrap yang dimodifikasi
di unit penelitian Persen
Lembar observasi
Persen
Universitas Sumatera Utara
3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1. Alat dan Bahan
1. Ember hitam 240 buah 2. Paddle
bambu 240 buah 3. Jerami padi 9 kg
4. Cabai Merah 9 kg 5. Gula dan ragi roti
6. Ember 3 buah 7. Saringan
8. Gayung air 9. Jerigen air
10. Pisau pemotong
3.7.2. Cara Pembuatan Atraktan
1. Atraktan Rendaman Jerami Jerami dikeringkan dan dipotong kecil-kecil, lalu direndam selama 1 minggu
dengan perbandingan 1 kg jerami : 1 liter air. Air rendaman disaring agar bersih kemudian satu liter air rendaman jerami ditambah dengan sembilan liter air untuk
mendapatkan air rendaman jerami dengan konsentrasi 10. 2. Atraktan Cabai Merah
Satu kilogram cabai merah segar, dihancurkan dan direndam dalam satu liter air selama1 minggu. Selanjutnya, air rendaman disaring agar bersih kemudian satu
Universitas Sumatera Utara
liter air rendaman cabai merah segar ditambah dengan sembilan liter air untuk mendapatkan air rendaman cabai merah konsentrasi 10.
3. Atraktan Gula dan Ragi Campur satu kilogram gula dengan satu liter air hangat. Kemudian ditambah
dengan sembilan liter air untuk mendapatkan air gula konsentrasi 10 . Kemudian air gula dimasukkan ke ovitrap lalu tambahkan ragi roti sebanyak 2
gram.
3.7.3. Cara Pembuatan Modifikasi Ovitrap dengan Atraktan
a. Ember Kecil berwarna hitam dengan diameter 15 cm dan tinggi 12 cm. b. Isi ember dengan atraktan sebanyak 500 ml.
c. Paddle sebagai tempat peletakan telur nyamuk dibuat dari potongan bambu dengan panjang 15 cm dan lebar 3 cm, masukkan paddle ke dalam ember
dengam posisi miring.
3.7.4. Pemasangan Modifikasi Ovitrap
a. Lakukan kegiatan pengamatan terhadap Tempat Penampungan air dan bukan tempat penampungan air TPA dan non TPA. Lihat apakah pada tempat
tempat tersebut terdapat jentik nyamuk atau tidak. Kemudian catat pada lembar pengamatan CI dan HI
b. Lakukan hal yang sama pada minggu kedua dan ketiga c. Pada awal minggu keempat letakkan ovitrap didalam dan diluar rumah
berdampingan dengan kontainer yang terdapat jentik.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengamatan pertama dilakukan pada akhir minggu ke empat. Buang air pada ovitrap yang terdapat telur atau jentik nyamuk. Isi kembali ovitrap dengan air
atraktan. Lalu lakukan kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air dan bukan tempat penampungan air TPA dan non TPA. Lihat apakah pada
tempat tempat tersebut terdapat jentik nyamuk atau tidak. Kemudian catat pada lembar observasi CI dan HI
e. Pengamatan kedua dilakukan pada akhir minggu ke lima. Pengamatan ke tiga dilakukan pada akhir minggu ke enam. Lakukan perlakuan yang sama dengan
pengamatan pertama.
3.7.5. Pelaksanaan Penelitian Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Minggu ke -
Aktifitas Sasaran
Frekwensi
1 – 3 Pengukuran awal Pretest terhadap
Container Index CI House Index HI dan
Angka Bebas Jentik ABJ dengan mengobservasi tempat penampungan
air bersih TPA dan non TPA TPA dan non
TPA di dalam dan di luar
rumah 1 x seminggu
selama 3 minggu
4 – 6 Memasang ovitrap dan pengukuran
akhir Post test terhadap Container Index CI, House Index HI dan
Angka Bebas Jentik ABJ dengan mengobservasi tempat penampungan
air bersih TPA dan Non TPA TPA dan non
TPA di dalam dan di luar
rumah 1 x seminggu
selama 3 minggu
Universitas Sumatera Utara
3.8. Analisis Data
Analisa data hasil pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan digunakan untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata µ
sebelum dan sesudah perlakuan. Analisa data yang digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rata-rata µ antara kelompok sampel menggunakan uji anova.
Uji ini hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang ada tidaknya
perbedaan antara perlakuan yang satu dengan perlakuan lainnya. Jika Ho diterima berarti semua perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang sama. Dan
untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Tukey.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Geografis
Kelurahan Siopat Suhu adalah salah satu kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar dengan luas wilayah 173
Ha. Jarak kelurahan Siopat Suhu Kota Pematang Siantar berkisar ± 200 km dan dari pusat pemerintahan Sumatera Utara. Jumlah penduduk sebanyak 11.849 jiwa.
Kelurahan Siopat Suhu mempunyai batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan 2. Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kelurahan Asuhan 3. Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kelurahan Merdeka 4. Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kelurahan Siantar Estate
4.1.2. Demografi
Berdasarkan data Profil Kelurahan Siopat Suhu Tahun 2013, Jumlah penduduk di Kelurahan Siopat Suhu adalah 11.849 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 4.902 jiwa dan perempuan 6.944 jiwa, paling banyak adalah golongan umur 11 – 20 tahun.
48
Universitas Sumatera Utara