Pengaruh Modifikasi Ovitrap Air Rendaman Cabai Merah terhadap

10 menghasilkan telur terperangkap paling banyak daripada air biasa tap water. Air rendaman jerami menghasilkan senyawa-senyawa CO2, ammonia, dan octenol yang mudah dikenali dan merangsang saraf penciuman nyamuk dan dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi nyamuk secara langsung Sayono, 2008. CO2 dan Ammonia suatu senyawa yang terbukti mempengaruhi saraf penciuman nyamuk Aedes aegypti.

5.4. Pengaruh Modifikasi Ovitrap Air Rendaman Cabai Merah terhadap

Container Index CI, House Indeks HI dan Angka Bebas Jentik ABJ Pada pengamatan sebelum dilakukan perlakuan modifikasi ovitrap air rendaman cabai merah diketahui bahwa rata-rata kepadatan nyamuk pada Container Index CI adalah 20,53 , House Index HI ditemukan sebanyak 56,66 sedangkan Angka Bebas Jentik adalah 43,33 . Setelah perlakuan modifikasi ovitrap air rendaman cabai merah rata-rata kepadatan nyamuk Aedes aegypti pada Container index CI diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,83, House Index HI dengan nilai rata-rata sebesar 24,43 dan Angka BEbas Jentik ABJ dengan nilai rata-rata sebesar 75,56. Berdasarkan uji perbedaan diperoleh bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pada Container Index CI, House Index HI dan Angka Bebas Jentik ABJ. Hasil yang didapat terjadi penurunan Container Index CI sebesar 16,7 dengan nilai p 0,001 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh pemberian modifikasi ovitrap air rendaman cabai merah terhadap nilai Container Index CI. Hasil yang didapat terjadi penurunan House Index HI sebesar 32,23 dengan nilai p 0,001 p Universitas Sumatera Utara 0,05 sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh pemberian modifikasi ovitrap air rendaman cabai merah terhadap nilai House Index HI dan terjadi kenaikan Angka Bebas Jentik ABJ sebesar 32,23 dengan nilai p 0,001 p 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian modifikasi ovitrap air rendaman cabai merah terhadap nilai Angka Bebas Jentik ABJ. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Aisyah 2013 dalam penelitiannya dalam uji potensi air rendaman cabai merah Capsicum Annum sebagai atraktan nyamuk Aedes sp menunjukkan bahwa air rendaman cabe merah Capsicum Annum memiliki potensi sebagai atraktan nyamuk Aedes sp. Atraktan yang paling efektif mengundang nyamuk Aedes sp adalah air rendaman cabai merah Capsicum Annum dengan konsentrasi 30, tetapi dengan konsentrasi 10 pun sudah juga efektif digunakan menjadi atraktan. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi air rendaman cabe merah Capsicum Annum semakin banyak pula nyamuk yang hinggap. Pada penelitian ini rendaman cabai yang dibuat satu kilogram cabai merah segar, dihancurkan dan direndam dalam satu liter air selama1 minggu.Selanjutnya, air rendaman disaring agar bersih kemudian satu liter air rendaman cabai merah segar ditambah dengan sembilan liter air untuk mendapatkan air rendaman cabai merah konsentrasi 10. Hasil rendaman cabai ini cukup efektif untuk menarik induk nyamuk untuk bertelur di ovitrap tersebut hal ini disebabkan air rendaman cabai merah menghasilkan Asam lemak, suatu senyawa yang terbukti mempengaruhi saraf penciuman nyamuk Aedes. Air rendaman cabai merah mengandung ammonia 0,86 Universitas Sumatera Utara mgl, CO2 total 12,4 mgl, asam laktat 13,2 mgl, octenol 0,7 mgl dan asam lemak 22,8 mgl. Penelitian atraktan bumbu dapur yang salah satu bahannya menggunakan cabai merah dengan konsentrasi 10 menghasilkan rata-rata 3,50 butir lebih efektif dibandingkan dengan air hujan yang rata-ratanya 2,83 butir. Purnamasari dkk,2010. Aisyah 2013 menyatakan bahwa air rendaman cabai merah memiliki potensi sebagai atraktan nyamuk Aedes sp karena diduga dari kandungannya yaitu amoniak dan CO2. Adanya perbedaan waktu mempengaruhi respon sensoris nyamuk sehingga semakin siangnya waktu maka jumlah nyamuk yang hinggap akan semakin sedikit.. Dengan terbuktinya pengaruh air rendaman cabai merah dengan konsentrasi 10 maka dapat disimpulkan bahwa air rendaman cabai merah memiliki pengaruh sebagai atraktan nyamuk Aedes sp.

5.5. Pengaruh Modifikasi Ovitrap Air Gula dan Ragi Roti terhadap Container