Pengertian Aspek-aspek Manajemen waktu

Namun, berdasarkan temuan peneliti dalam survei awal menggunakan angket terbuka yang dilakukan pada bulan Juni 2015 terhadap 20 mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta menemukan bahwa tidak semua mahasiswa dapat menyelaraskan antara kuliah dengan bersosialisasi, berorganisasi dan bekerja, membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi sarjana dalam 8 semester. Kemungkinan yang terjadi lulus tidak tepat waktu dikarenakan kesibukan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa memiliki berbagai kesibukkan, seperti aktif berorganisasi, bekerja. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan menemukan bahwa mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan di luar akademik seperti nongkrong, nonton tv, dan bermain game. Peneliti mengukur semua aktivitas mahasiswa berdasarkan banyaknya waktu yang digunakan untuk melakukannya. Mahasiswa memiliki tuntutan sebagai mahasiswa yang aktif, baik di organisasi yang mampu memberikan pengetahuan dan bertambahnya pengalaman yang nantinya dapat membantu mereka ketika memasuki dunia kerja, maupun kegiatan-kegiatan lain yang termasuk dalam tugas-tugas akademis dan tugas-tugas kehidupan mereka sebagai seorang mahasiswa agar mampu bersaing di dunia kerja Akmal, 2013. Contohnya, sebuah PTS di Yogyakarta memiliki salah satu syarat lulus dengan memiliki 10 poin di luar kegiatan akademik atau perkuliahan. Hal tersebut membuat mahasiswa harus memiliki aktivitas di luar perkuliahan, misalnya aktif berorganisasi, mengikuti unit kegiatan mahasiswa, dll. Selain itu, mahasiswa ada yang memilih untuk bekerja sambilan atau bermain. Hal tersebut terjadi dikarenakan mahasiswa yang berada pada semester akhir biasanya mereka mulai jarang mengambil kuliah teori, sehingga mereka memiliki banyak waktu luang. Bersadarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memasukki tahap perkembangan dewasa awal. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk aktif mengolah soft skill di luar kuliah agar dapat mengembangkan dan membagi ilmunya, serta dapat membantu mahasiswa memasuki dunia kerja.

B. Manajemen waktu

1. Pengertian

Waktu adalah suatu komoditas yang paling bernilai. Ia merupakan suatu jenis sumberdaya yang tidak dapat dipengaruhi Taylor, 1990. Selain itu, waktu merupakan sumber yang paling langka dan jika itu tidak dapat dikelola, maka hal lain pun tidak dapat dikelola. Maksudnya, untuk mempelajari aspek manusia dari perubahan sikap menuju ke pengelolaan lebih baik dari sumber waktu yang berharga. Objek dari manajemen waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah untuk menambah dan mengoptimalkan penggunaan waktu dari waktu luang yang tersedia Puspitasari, 2013. Macan dkk 1990 mendefinisikan manajemen waktu sebagai pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat skala prioritas menurut kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Jones dan Barlett 2004 mendefinisikan manajemen waktu sebagai kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan dan melaksanakan tanggung jawab individu demi kepuasan individu tersebut. Menurut Shaw dalam Gie, 1995 manajemen waktu yaitu belajar menggunakan waktu merupakan suatu ketrampilan perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup. Jadi manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu secara efektif dengan cara membuat perencanaan, prioritas dan tujuan untuk melaksanakan tanggung jawab dan mempunyai kontrol atas waktu serta keinginan untuk terorganisir yang dapat memberikan keuntungan tidak hanya dalam studi melainkan sepanjang hidup.

2. Aspek-aspek

Menurut Macan dkk 1990 dan Davidson dalam Puspitasari, 2013 aspek-aspek dalam manajemen waktu yaitu : a. Penetapan tujuan dan prioritas Aspek ini berkaitan dengan apa yang akan dicapai atau dituju dengan membuat prioritas yang melibatkan perencanaan dengan membuat skala kepentingan seperti penetapan tujuan yang diinginkan, kebutuhan yang ingin dicapai, dan memprioritaskan tugas untuk mencapai tujuan. Seseorang yang menetapkan tujuan dapat membantu untuk memfokuskan perhatian ke arah tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan merencanakan sesuatu yang harus dikerjakan dalam batasan waktu yang tersedia sehingga dapat mencapai target yang diinginkan Keenan, 1995. Selain itu, menetapkan tujuan dan prioritas digunakan untuk mempermudah melaksanakan pekerjaan. Menetapkan prioritas membuat seseorang memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap tujuan dan struktur penggunaan waktu, sehingga hal tersebut membuat seseorang yang memiliki manajemen waktu dapat mengetahui tujuan hidup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Mekanisme dari manajemen waktu Di dalam aspek ini meliputi perilaku terkait dengan mengatur waktu, seperti membuat daftar, membuat jadwal, dan perencanaan. Britton dan Tesser 1991 membagi perencaan menjadi dua yaitu perencanaan jangka pendek seperti aktivitas harian atau mingguan dan perencanaan jangka panjang seperti perencanaa untuk mencapai tujuan. Perencaan tersebut membuat seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan membuat perencanaan dan penjadwalan membuat pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Menurut Taylor 1990 fungsi dari membuat jadwal kegiatan adalah agar individu dapat menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan dan mengurangi ketergesaan. c. Preferensi terhadap pengorganisasian Preferensi terhadap pengorganisasian mengacu pada kecenderungan umum seseorang untuk menerapkan keteraturan, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun pendekatan terhadap tugas. Hal tersebut berfungsi untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, tidak merusak jadwal kegiatan yang sudah disusun dan membantu tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dengan mengatur segala sesuatu sehingga memudahkan dalam bekerja. Selain itu, menghindari melakukan hal-hal yang mendesak, meningkatkan motivasi diri, disiplin dalam mengerjakan tugas, serta mengidentifikasi hal-hal yang penting Atkinson, 1990. d. Kontrol terhadap waktu Kontrol terhadap waktu berhubungan dengan mengatur waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu. Seseorang kurang bisa menerapkan kontrol terhadap waktu akan membuat pemborosan waktu. Hal tersebut dapat diminimalisir waktu yang dibuang dengan mengidentifikasi segala kegiatan dan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatannya. Selain itu, menurut Atkindson 1990 kontrol terhadap waktu didukung dengan sikap positif, mempunyai rencana yang tepat dan membina disiplin pribadi. Contohnya, seseorang mampu mengelola stres dan menolak ajakan orang lain tanpa rasa takut, mengelola amarah dan menghindari aktifitas-aktifitas yang tidak penting. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pengukuran Manajemen waktu