Faktor yang dipengaruhi dan mempengaruhi oleh manajemen waktu

memiliki lebih banyak kontrol atas waktu mereka, terhadap peran ambiguitas dan peran yang berlebihan serta pekerjaan dan ketegangan somatik menurun. Macan dkk 1990 melakukan analisis faktor untuk masing-masing faktor. Faktor 1 terdiri dari 15 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,62. Faktor 2 terdiri 13 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,62. Faktor 3 terdiri 13 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,60. Fakor 4 terdiri 5 item dan nilai reliabilitas sebesar 0,68. Kualitas psikometri yang dimiliki TMBS tergolong kurang baik, hal ini terlihat dari koefisien reliabilitas di setiap faktor kurang dari ≤ 0,70 Supratiknya, 2014. Namun, secara keseluruhan TMBS memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,83 yang tergolong baik.

C. Faktor yang dipengaruhi dan mempengaruhi oleh manajemen waktu

Manajemen waktu dipengaruhi banyak faktor, namun peneliti hanya fokus pada beberapa faktor di antaranya jenis kelamin, aktivitas. 1. Jenis kelamin Berdasarkan penelitian Macan dkk 1990, manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut Baron dan Bryne 2005 jenis kelamin adalah laki-laki atau perempuan yang ditentukan oleh faktor genetik yang berperan pada saat konsepsi dan menghasilkan perbedaan dalam fisik dan anatonmi. Chaplin dalam Akmal, 2013 mendefinisikan jenis kelamin sebagai perbedaan yang khas antara pria dan wanita atau antara organisme yang memproduksi sel telur dan sel sperma. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa sex atau jenis kelamin adalah sebuah perbedaan yang penting atau berarti antara pria dan wanita pada sifat-sifat jasmaniah dan rohaniah atau mentalnya. Laki-laki dan perempuan dibedakan secara biologis, namun untuk peran dan tugasnya berdasarkan gender. Gender melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan baik secara sosial maupun kultural. Gender menunjukkan pada segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk peran, tingkah laku, kecenderungan dan atribut lain Akmal, 2013. Secara psikologis usia kematangan perempuan lebih awal dibandingkan laki-laki Hurlock, 2002. Laki-laki dikenal lebih rasional, lebih memegang prinsipnya, cepat mengambil keputusan dan lebih menguasi, sementara perempuan cenderung kurang rasional, manja dan lebih mudah memahami perasaaan orang lain, penakut dan inferior Akmal, 2013. Macan dkk 1990 dan Khatib 2014 menjelaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang lebih baik daripada laki-laki. Perempuan cenderung melakukan aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sedangkan laki-laki cenderung menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak berguna. Sedangkan menurut Gunarsa 1979 perempuan bertindak tanpa mengunakan perencanaan dan laki-laki cenderung membuat rencana jangka panjang. Dalam penelitian ini jenis kelamin laki-laki diberi angka 1 dan jenis kelamin perempuan diberi angka 2. Bilangan tersebut dipakai sebagai label dan tidak memiliki nilai numerik. 2. Aktivitas di luar kuliah Menurut penelitian Pedler dan Boyedell dalam Puspitasari, 2013, manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh aktivitas. Menurut Pedler dan Boyedell dalam Puspitasari, 2013 aktivitas merupakan wujud seberapa jauh seeorang individu mampu menyelesaikan aktivitas hidup yang baik. Aktivitas yang dimaksudkan oleh peneliti adalah berbagai kegiatan yang dilakukan mahasiswa selain kuliah. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Juni terhadap 20 mahasiswa, aktivitas formal yang sering dilakukan bekerja dan berorganisasi. Pada mahasiswa yang bekerja, melakukan kegiatan akademik sekaligus mencari uang bukanlah hal yang mudah, karena dapat menyebabkan stres. Hal ini diungkapkan oleh Furr dan Elling 2000 bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja dan juga jarang terlibat pada aktivitas kampus dan aktivitas sosial Puspitasari, 2013. Organisasi dan mahasiswa tidak dapat dipisahkan karena merupakan bagian dari perjalanan kisah sejarah mahasiswa. Masih banyak mahasiswa yang terkadang sibuk dengan aktivitas organisasi sehingga lalai dalam aktivitas belajar. Terganggunya aktivitas belajar sudah pasti dapat diprediksi akan mengganggu prestasi belajar indeks prestasi Budianto, Rizal, Nurdin, 2014. Beban pikiran dan tanggung jawab yang dirasakan oleh mahasiswa yang aktif dalam berkegiatan organisasi membuat mereka kesulitan dalam hal pengelolaan waktu Subekti, 2005. Namun, selain itu organisasi memiliki manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan softskill. Mahasiswa mengikuti organisasi merupakan salah satu kewajiban yang harus diikuti untuk syarat lulus sarjana. Dalam penelitian ini aktivitas yang dijalani mahasiswa selain kuliah diukur berdasarkan jumlah jam yang digunakan mahasiswa untuk mengikuti aktivitas tersebut. Jumlah jam yang digunakan dapat dijumlahkan dari per hari hingga terakumulasi dalam satu minggu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bagaimana kesibukan mahasiswa antara kuliah dengan aktivitas lain seperti aktif berorganisasi atau bekerja sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi dalam mengatur pembagian waktu. Selain itu, manajemen waktu dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah prestasi akademik. 1. Prestasi Akademik Prestasi akademik bagi mahasiswa sangat penting karena prestasi akademik merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti perkuliahan. Dalam memenuhi tuntutan untuk mendapatkan prestasi akademik yang baik, mahasiswa yang sedang bekerja harus belajar dengan giat dan dapat mengatur waktunya dengan baik meskipun dihadapkan pada kendala-kendala yang berhubungan dengan pengaturan jadwal kuliah dengan waktu bekerja Puspitasari, 2013. Prestasi akademik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi akademik merupakan output dari proses belajar Puspitasari, 2013. Menurut Wikel 2006 perbedaan prestasi belajar disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan rumah atau lingkungan sekolah. Sedangkan faktor internal adalah cara atau kebiasaan belajar yang diterapkan oleh individu agar prestasi belajarnya dapat berhasil dengan baik, tentu diperlukan suatu strategi yang baik yaitu dengan cara manajemen waktu dengan sebaik-baiknya, semakin individu dalam melakukan manajemen waktunya dengan baik maka akan semakin baik pula prestasi yang akan diperoleh. Prestasi akademik dapat dicapai dengan baik apabila mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik. Hal ini disebabkan manajemen waktu merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam pencapaian prestasi akademik, karena dengan melakukan manajemen waktu tersebut dapat mengontrol diri terhadap kekurangan-kekurangan seseorang dalam belajar Puspitasari, 2013. Peranan manajemen waktu sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, karena manajemen waktu merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi belajar. Manajemen waktu yang baik merupakan motor penggerak dan pendorong bagi individu untuk belajar, sehingga didalam belajar individu akan lebih bersemangat dan tidak lekas bosan dengan materi pelajaran yang dipelari dan seiring dengan hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar. Serta prestasi belajar yang rendah kemungkinan dalam cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar yang diterapkan kurang baik dan kurangnya menghargai waktu atau manajemen waktu belajarnya yang tidak baik Rusyadi, 2013. Prestasi akademik akan diukur menggunakan IPK mahasiswa terakhir yang bergerak dari 0,00 hingga 4,00. Berdasarkan penjelasan di atas manajemen waktu yang baik akan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.

D. Kerangka Konseptual