Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

157 kerugian dari risiko pinjaman lalai lebih dari 12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan, credit union Bima tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan risiko terhadap pinjaman lalai lebih dari 12 bulan dari sasaran ideal menurut sistem PEARLS yaitu 100. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 19,06, 20,03, 49,93, 50,04, dan 45,00. Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan risiko yang dapat digunakan untuk menutup tunggakan pinjaman lebih dari 12 bulan sebesar Rp. 1,00 ketidakadaanya dana cadangan risiko ini disebabkan karena credit union Lantang Tipo masih kurang dalam menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan risiko b Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman lalai 1- 12 bulan P2. Dari analisis data perhitungan ketersediaan dana cadangan risiko terhadap pinjaman lalai 1-12 bulan P2 credit union Lantang Tipo credit union Bima dan credit union Keling Kumang menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Kinerja keuangan dikatakan kurang ideal karena dana cadangan risiko credit union tidak mampu menutup kerugian dari risiko tunggakan pinjaman 1-12 bulan. Dari analisis data yang dilakukan berarti ketiga credit union ini tidak mampu memenuhi persentase dana cadangan risiko terhadap 158 pinjaman lalai 1-12 bulan dari sasaran ideal menurut sistem PEARLS , yaitu 35. Hal ini ditunjukan dengan rasio selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebesar 0,00 untuk ketiga credit union. Hal ini berarti tidak terdapat dana cadangan risiko yang dapat digunakan untk menutup pinjaman lalai sebesar Rp.0,53. Ketidakadaanya dana cadangan risiko ini disebebkan karena kurang menyisihkan dana dari SHU yang diperoleh untuk membentuk dana cadangan risiko. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar yang ada, maka rasio ini berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar penmdidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, dan begitu pula sebaliknya. 2. Effective financial structure struktur keuangan yang efektif a Rasio piutang yang beredar E1 Dari analisis data perhitungan rasio piutang yang beredar E1, credit union Lantang Tipo pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal, kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar PEARLS yaitu 70-80. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada credit union Lantang Tipo, pada tahun 2010 sebesar 72,45 yang berarti 72,45 dari total aset berbentuk piutang yang beredar, 159 begitu juga dengan rasio ditahun 2011 sampai dengan tahun 2014 sebesar 75,71, 74,98, 70,99 dan 70,35. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Pada credit union Bima pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal, dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu sebesar 70-80. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 71,00 yang berarti 71,00 dari total aset berupa piutang yang beredar, begitu pula di tahun 2011 sebesar 79,00, tahun 2012 sebesar 80,00. Namun pada tahun 2013 sampai dengan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2013 sebesar 0,00 yang berarti 0,00 dari total aset berbentuk piutang yang beredar, dan pada tahun 2014 sebesar 100. Persentase dari tahun 2013 sampai dengan 2014 kurang ideal disebabkan pemberian pinjaman credit union pada anggota tidak diimbangi dengan jumlah aktiva dan sebaliknya. Sistem PEARLS merekomendasikan agar total aset 160 yang berasal dari piutang yang beredar sebesar 70-80, karena investasi dalam bentuk piutang yang beredar sama dengan aset credit union yang paling menguntungkan. Pada credit union Keling Kumang pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal, namun pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu sebesar 70-80. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2011 sebesar 71,22 yang berarti 71,22 dari total aset berupa piutang yang beredar, begitu pula di tahun 2012 sebesar 72,47. Namun pada tahun 2010, 2013 sampai dengan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS , hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 65,75 yang berarti 65,75 dari total aset berbentuk piutang yang beredar, dan pada tahun 2013 sebesar 65,44 dan pada tahun 2014 sebesar 68,07. Persentase di tahun 2010, 2013 sampai dengan 2014 kurang ideal disebabkan pemberian pinjaman credit union pada anggota tidak diimbangi dengan jumlah aktiva dan sebaliknya. Sistem PEARLS merekomendasikan agar total aset yang berasal dari piutang yang beredar sebesar 70-80, karena 161 investasi dalam bentuk piutang yang beredar sama dengan aset credit union yang paling menguntungkan. b Rasio simpanan non saham E5 Dari analisis data perhitungan rasio simpanan non saham E5 credit union Lantang Tipo dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu antara 70-80. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 14.44 yang berarti 14,44 dari seluruh total aktiva didanai oleh simpanan non saham, tahun 2011 sebesar 14,76 tahun 2012 sebesar 14.65, tahun 2013 sebesar 14.15 dan pada tahun 2014 sebesar 9.83. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Hal serupa juga terjadi pada credit union Bima, Dari analisis data perhitungan rasio simpanan non saham E5 credit union Bima dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu antara 70-80. Hal ini ditunjukan dengan 162 rasio pada tahun 2010 sebesar 2,88 yang berarti 2,88 dari seluruh total aktiva didanai oleh simpanan non saham, tahun 2011 sebesar 2,44 tahun 2012 sebesar 1,13, tahun 2013 sebesar 0,00 dan pada tahun 2014 sebesar 0,00. Pada credit union Keling Kumang analisis data perhitungan rasio simpanan non saham E5 credit union Keling Kumang pada tahun 2010, 2012, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu antara 70-80. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 84,14 yang berarti 84,14 dari seluruh total aktiva didanai oleh simpanan non saham, tahun 2012 sebesar 81,28, tahun 2013 sebesar 82,18 dan pada tahun 2014 sebesar 81,95. dari analisi data perhitungan rasio simpanan non saham E5 credit union Keling Kumang hanya pada tahun 2011 yang menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2011 sebesar 79,43 yang berarti 79,43 dari seluruh total aktiva didanai oleh simpanan non saham. Rasio ini dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 70-80. c Rasio pinjaman dari luar E6 Dari analisis data perhitungan rasio pinjaman dari luar E6 credit union Lantang Tipo pada tahun 2010 sampai dengan tahun 163 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu maksimal 5, hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 58,76 yang berarti bahwa 58,76 dari total aset didanai oleh pinjaman luar, rasio pada tahun 2011 sebesar 58,84, tahun 2012 sebesar 59,55, tahun 2013 sebesar 60,63 dan tahun 2014 sebesar 61,27. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. credit union Bima pada tahun 2011, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu maksimal 5, hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2011 sebesar 6,00 yang berarti bahwa 6,00 dari total aset didanai oleh pinjaman luar, rasio pada tahun 2013 sebesar 0,00, tahun dan tahun 2014 sebesar 6,80. dari analisis data perhitungan rasio pinjaman dari luar E6 credit union Bima pada tahun 2010 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan ideal. Kinerja dikatakan ideal karena 164 persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu maksimal 5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 5,00 yang berarti 5,00 dari total aset didanai oleh pinjaman dari luar, begitu juga pada tahun 2012 sebesar 5,00. Dari analisis data perhitungan rasio pinjaman dari luar E6 credit union Keling Kumang pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu maksimal 5, hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 82,83 yang berarti bahwa 82,83 dari total aset didanai oleh pinjaman luar, rasio pada tahun 2011 sebesar 83,76, tahun 2012 sebesar 84,02, tahun 2013 sebesar 79,62 dan tahun 2014 sebesar 85,39. d Rasio modal lembaga E9 Dari analisis data rasio modal lembaga E9 credit union Lantang Tipo pada tahun 2010-2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerjadi katakana kurang ideal karena persentase yang di dapatkan tidak sesuai atau di bawah standar dalam sistem PEARLS yaitu ≥10. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar -13,71 yang berarti sebesar -13,71 dari total aset didanai oleh modal lembaga. Rasio pada tahun 2011 sebesar -13,85, pada tahun 2012 165 sebesar -13,67, pada tahun 2013 sebesar -12,99 dan pada tahun 2014 sebesar -12,02. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya Credit union Bima pada tahun 2010-2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerjadi katakana kurang ideal karena persentase yang di dapatkan tidak sesuai atau di bawah standar dalam sistem PEARLS yaitu ≥10. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar 5,27 yang berarti sebesar 5,27 dari total aset didanai oleh modal lembaga. Rasio pada tahun 2011 sebesar 4,05, pada tahun 2012 sebesar 4,40, pada tahun 2013 sebesar 6,02 dan pada tahun 2014 sebesar 2,36. Credit union Keling Kumang pada tahun 2010-2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerjadi katakankurang ideal karena persentase yang di dapatkan tidak sesuai atau di bawah standar dalam sistem PEARLS yaitu ≥10. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar 9,2, yang berarti sebesar 9,29 dari total aset didanai oleh modal lembaga. Rasio pada 166 tahun 2012 sebesar 7,46, pada tahun 2013 sebesar 7,39 dan pada tahun 2014 sebesar 9,81. Namun pada tahun 2011 menunjukan kinerja keuangan yang ideal yaitu sebesar 12,44, yang berarti sebesar 12,44 dari total aset didanai oleh modal lembaga. 3. Asset quality kualitas aset a Rasio total pinjaman lalai A1 Dari analisis data rasio total pinjaman lalai dalam total piutang A1 credit union Lantang Tipo pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan kriteria ideal menurut sistem PEARLS , yaitu ≤ 5. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar 9,08 yang berarti terdapat pinjaman lalai sebesar 9,08 dari seluruh piutang yang beredar, sedangkan rasio pada tahun 2011 sampai dengan 2014 sebesar 11,00, 11,67, 13,78 dan 21,96. nilai rasio pada masing- masing tahun tersebut masih terlalau besar bila di bandingkan dengan persentase ideal yang diharapkan sistem PEARLS yaitu ≤5. Bagi credit union akan sangat berbahya apabila persentase piutang bermasalah dalam total piutang terlalu besar, karena dapat berdampak tidak penuhnya pengambilan total piutang beredar. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka 167 credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Pada credit union Bima analisis data rasio total pinjaman lalai dalam total piutang A1 credit union Bima pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal kecuali tahun 2013. Kinerja dikatakankurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan kriteria ideal menurut sistem PEARLS , yaitu ≤ 5. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar 11,66 yang berarti terdapat pinjaman lalai sebesar 11,66 dari seluruh piutang yang beredar, sedangkan rasio pada tahun 2011, 2012 dan 2014 sebesar 13,04, 11,37, dan 18,88. Nilai rasio pada masing-masing tahun tersebut masih terlalau besar bila di bandingkan dengan persentase ideal yang diharapkan sistem PEARLS yaitu ≤5. Bagi credit union akan sangat berbahya apabila persentase piutang bermasalah dalam total piutang terlalu besar, karena dapat berdampak tidak penuhnya pengambilan total piutang beredar. Pada credit union Keling Kumang analisis data rasio total pinjaman lalai dalam total piutang A1 credit union Keling Kumang pada tahun 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan 168 yang ideal. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada masing- masing tahun sesuai dengan kriteria ideal PEARLS , yaitu ≤ 5. Hal ini ditunjukan dengan niali rasio pada tahun 2013 sebesar 4,64 yang berarti bahwa terdapat pinjaman lalai sebesar 4,64 dari seluruh piutang yang beredar dan rasio pada tahun 2014 sebesar 4,23 yang berarti bahwa terdapat pinjaman lalai sebesar 4,23 dari seluruh piutang yang beredar. Namun pada tahun 2010, 2011 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan kriteria ideal menurut sistem PEARLS , yaitu ≤ 5. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio masing-masing tahun, yaitu rasio pada tahun 2010 sebesar 8,37 yang berarti terdapat pinjaman lalai sebesar 8,37 dari seluruh piutang yang beredar, sedangkan rasio pada tahun 2011 dan 2012 sebesar 5,85 dan 5,06. Nilai rasio pada masing-masing tahun tersebut masih terlalau besar bila di bandingkan dengan persentase ideal yang diharapkan sistem PEARLS yaitu ≤5. Bagi credit union akan sangat berbahya apabila persentase piutang bermasalah dalam total piutang terlalu besar, karena dapat berdampak tidak penuhnya pengambilan total piutang beredar. b Rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2 Dari analisis data perhitungan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2. Credit union Lantang Tipo pada tahun 2010 169 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu, ≤5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 9,87 yang berarti bahwa terdapat aktiva yang tidak produktif sebesar 9,87 dari total aset, dan rasio pada tahun-tahun selanjutnya yaitu tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 adalah sebesar 12,66, 13,27, 7,70 dan 10,64. apabila persentase rasio ini semakin besar, maka akan semakin kecil nilai aset yang dapat menghasilkan pendapatan. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari analisis data perhitungan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2. Credit union Bima pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu, ≤5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 6,63 yang berarti bahwa terdapat aktiva yang tidak produktif sebesar 6,63 dari total aset, dan rasio pada tahun-tahun selanjutnya yaitu 170 tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 adalah sebesar 6,20, 6,00, 6,02 dan 6,74. apabila persentase rasio ini semakin besar, maka akan semakin kecil nilai aset yang dapat menghasilkan pendapatan. Dari analisis data perhitungan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2. Credit union Keling Kumang pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan tidak ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu, ≤5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 13,81 yang berarti bahwa terdapat aktiva yang tidak produktif sebesar 13,81 dari total aset, dan rasio pada tahun-tahun selanjutnya yaitu tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 adalah sebesar 15,82, 9,35, 8,95 dan 11,43. apabila persentase rasio ini semakin besar, amak akan semakin kecil nilai aset yang dapat menghasilkan pendapatan. 4. Rates of return and costs Tingkat pendapatan dan biata a Simpanan Saham Anggota R7 Dari hasil analisis data credit union Lantang Tipo selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2010, 2011 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 22.50 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 22.50 dari total rata-rata 171 simpanan saham. Tahun 2011 sebesar 12.51 dan tahun 2012 sebesar 18.47. sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2013 sebesar 2.50 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 2.50 dari total rata-rata simpanan saham yang persentasenya lebih kecil dari standar yaitu ≥5, dan persentase pada tahun 2014 sebesar 1.93. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari hasil analisis data credit union Bima selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2010 dan 2011 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 9,20 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 9,20 dari total rata-rata simpanan saham, dan tahun 2011 sebesar 6,00. Sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada 172 tahun 2012 sebesar 1,90 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 1,90 dari total rata-rata simpanan saham yang persentasenya lebih kecil dari standar yaitu ≥5, dan persentase pada tahun 2013 sebesar 0,00 dan tahun 2014 sebesar 5,00. Dari hasil analisis data credit union Keling Kumang selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2010 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 6,70 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 6,70 dari total rata-rata simpanan saham, dan tahun 2014 sebesar 13,72. Sedangkan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS , yaitu ≥5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2013 sebesar 4,03 yang berarti terdapat biaya keuangan sebesar 4,03 dari total rata-rata simpanan saham yang persentasenya lebih kecil dari standar yaitu ≥5, persentase pada tahun 2012 sebesar 0,95 dan tahun 2013 sebesar 2,08. b Rasio biaya operasional R9 Dari hasil analisis data credit union Lantang Tipo selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan 173 tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 2,33 yang berarti terdapat biaya operasional sebesar 2,33 dari total rata-rata aset. Tahun 2011 sampai dengan 2014 sebesar 1,32, 1,23, 0,97 dan 0,77. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari hasil analisis data credit union Bima selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 5. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 0,17 yang berarti terdapat biaya operasional sebesar 0,17 dari total rata-rata aset. Tahun 2011 sampai dengan 2014 sebesar 0,10, 0,10, 0,00 dan 0,12. Sama halnya dengan credit union Lantang Tipo dan credit union Bima , Dari hasil analisis data credit union Keling Kumang selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini dikarenakan persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 5. 174 Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 3,05 yang berarti terdapat biaya operasional sebesar 3,05 dari total rata-rata aset. Tahun 2011 sampai dengan 2014 sebesar 1,67, 1,49, 1,19 dan 1,15. 5. Liquidity Likuiditas a Rasio likuiditas terhadap simpanan L1 Dari analisi data perhitungan rasio likuiditas terhadap simpanan L1 credit union Lantang Tipo pada tahun 2010, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal kecuali pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu minimal 15. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 13,64 yang berarti bahwa cadangan kas likuid sebesar 13,64 tidak cukup untuk memenuhi keperluan penarikan simpanan non saham. Begitu pula untuk tahun 2013 sebesar 4,80 dan tahun 2014 sebesar 9,45. Sedangkan berdasarkan analisis data pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Perhitungan rasio pada tahun 2011 dan 2012 menghasilkan persentase cadangan kas likuid yang cukup untuk memenuhi penarikan simpanan non saham. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio yang berada diatas standar ideal sistem PEARLS yaitu minimal 15. Adapun nilai rasio pada tahun 175 2011 sebesar 37,43 dan tahun 2012 sebesar 22,85. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari analisi data perhitungan rasio likuiditas terhadap simpanan L1 credit union Bima pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu minimal 15. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 2,11 yang berarti bahwa cadangan kas likuid sebesar 2,11 tidak cukup untuk memenuhi keperluan penarikan simpanan non saham. Begitu pula untuk tahun 2011 sebesar2,42, tahun 2012 sebesar 4,34, tahun 2013 sebesar 0,00 dan tahun 2014 sebesar 0,00. Dari analisi data perhitungan rasio likuiditas terhadap simpanan L1 credit union Keling Kumang pada tahun 2010sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal karena menghasilkan persentase cadangan kas likuid yang cukup untuk memenuhi penarikan simpanan non saham. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio yang berada di atas standar ideal sistem PEARLS, yaitu sebesar minimal 15. Adapun nialai rasio pada 176 tahun 2010 sebesar 74,26, pada tahun 2011 sebesar 68,59, tahun 2012 sebesar 85,82, tahun 2013 sebesar 81,82 dan tahun 2014 sebesar 78,76. 6. Sign of growth Tanda-tanda pertumbuhan a Rasio pertumbuhan anggota S10 Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan anggota S10 credit union Lantang Tipo dari tahun 2010, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu sebesar 12. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio tahun 2010 sebesar 0,00 yang berarti adanya pertumbuhan anggota sebesar 0,00 dari jumlah anggota tahun lalu.Nilai rasio tahun 2013 sebesar 9,08 dan tahun 2014 sebesar 9,25. Sedangkan berdasarkan analisis data dari tahun 2011, 2012 dan 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 12. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 12,71, yang berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 12,71 dari jumlah anggota tahun lalu dan pada tahun 2012 sebesar 13.12. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio 177 ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan anggota S10 credit union Bima dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu sebesar 12. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio tahun 2010 sebesar 0,00 yang berarti adanya pertumbuhan anggota sebesar 0,00 dari jumlah anggota tahun lalu.Nilai rasio tahun 2012 sebesar 10,10. tahun 2013 sebesar 4,39 dan tahun 2014 sebesar 4,57. Sedangkan berdasarkan analisis data dari tahun 2011 sampai menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 12. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 17,57 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 17,57 dari jumlah anggota tahun lalu. Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan anggota S10 credit union Lantang Tipo dari tahun 2010, 2013 dan 2014 menunjukan kinerja yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar sistem PEARLS yaitu sebesar 12. Hal ini ditunjukan dengan 178 nilai rasio tahun 2010 sebesar 0,00 yang berarti adanya pertumbuhan anggota sebesar 0,00 dari jumlah anggota tahun lalu.Nilai rasio tahun 2013 sebesar 9,70. dan tahun 2014 sebesar 8,86. Sedangkan berdasarkan analisis data dari tahun 2011 dan tahun 2012 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan sesuai dengan standar sistem PEARLS, yaitu 12. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 13,67 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan anggota sebesar 13,67 dari jumlah anggota tahun lalu. Dan pada tahun 2012 sebesar 12,21. b Rasio pertumbuhan total aset S11 Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan total aset S11 credit union Lantang Tipo pada tahun 2010 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 0,00 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 0,00 dari total aset tahun lalu. Sedangkan berdasarkan analisa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat 179 inflasi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 32,88 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 32,88 dari total aset tahun lalu. Naiali rasio pada tahun 2012 sebesar 27,08, tahun 2013 sebesar 17,58 dan tahun 2014 sebesar 10,75. Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka credit union ini sangat berhubungan dengan 3 pilar tersebut. Artinya bila persentase rasio ini menunjukan kinerja ideal maka credit union telah mampu menerapkan pilar pendidikan, solidaritas dan swadaya dalam organisasinya, begitu juga sebaliknya. Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan total aset S11 credit union Bima pada tahun 2010 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 0.00 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 0.00 dari total aset tahun lalu. Sedangkan berdasarkan analisa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 33,28 180 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 33,28 dari total aset tahun lalu. Naiali rasio pada tahun 2012 sebesar 24,42, tahun 2013 sebesar 41,33 dan tahun 2014 sebesar 100. Dari hasil analisis data perhitungan rasio pertumbuhan total aset S11 credit union Keling Kumang pada tahun 2010 menunjukan kinerja keuangan yang kurang ideal. Kinerja dikatakan kurang ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal ini ditunjukan dengan rasio pada tahun 2010 sebesar 0,00 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 0,00 dari total aset tahun lalu. Sedangkan berdasarkan analisa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukan kinerja keuangan yang ideal. Kinerja dikatakan ideal karena persentase yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan persentase ideal sistem PEARLS, yaitu lebih tinggi dari tingkat inflasi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio pada tahun 2011 sebesar 32,17 yang berarti bahwa adanya pertumbuhan total aset sebesar 32,17 dari total aset tahun lalu. Naiali rasio pada tahun 2012 sebesar 24,41, tahun 2013 sebesar 23,15 dan tahun 2014 sebesar 10,03. 181

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan mengenai kinerja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling kumang di tinjau dari aspek Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rates Of Return And Costs, Liquidity dan Sign Of Growth. Menurut sistem PEARLS pada tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Protection Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit unionKeling Kumang memiliki kinerja keuangan yang kurang ideal pada aspek ini. Artinya credit union Lantang Tipo masih tidak mampu menyediakan dana cadangan risiko yang cukup sehingga tidak dapat menutup risiko pinjuaman lalai lebih dari 12 bulan sama besarnya ditambah dengan menutup 35 dari risiko pinjaman lalai 1 hingga 12 bulan. Ini berarti credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit unionKeling Kumang tidak mempunyai dana cadangan risiko sebagai benteng pertahanan utama credit union terhadap pinjaman lalai. 182 b. Effective Financial Structure Secara umum, dari empat indikator rasio pada aspek ini dapat ditarik kesimpulan bahwa credit union Lantang Tipo,credit union Bimadan credit unionKeling Kumang memiliki kinerja keuangan yang kurang ideal. Hal ini berarti terdapat aset yang tidak produktif yang cukup besar, berupa investasi likuid maupun aset yang tidak produktif sehingga jumlah aset yang dapat diinvestasikan dalam aset produktif menjadi berkurang. Namun rasio jumlah rasio jumlah piutang yang beredar dapat menunjukan kinerja ideal, piutang yang beredar merupakan sumber pendapatan utama sebuah credit union. hal ini berarti credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit unionKeling Kumang dapat memenuhi sumber pendapatan utama sebuah credit union, walaupun secara umum dari keempat indikator ini memiliki kinerja keuangan yang tidak ideal. Sedangkan credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit union Keling Kumang tidak berhasil menggali modal dari simpanan non saham, yang berarti pemasaran credit union untuk memperkenalkan produk-produk simpanan tidak berhasil. Credit union Lantang Tipo tidak berhasil menggali modal dengan rasio pinjaman dari luar, yang berarti persentase total aktiva yang didanai pinjaman dari persentasenya melebihi batas maksimal sehingga akan menyebabkan liabilitas bertambah dan credit 183 union Lantang Tipo juga tidak berhasil menggali modal dari modal lembaga, yang berarti credit union Lantang Tipo tidak berhasil mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan, tidak berhasil meningkatkan pendapatan tanpa balas jasa dan tidak mampu menutup kerugian kredit dan kerugian operasional. Sedangkan modal lembaga menjadi ukuran ketahanan credit union terhadap goncangan. c. Asset Quality Secara umum dari analisis data tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang memiliki kinerja keuangan yang kurang ideal pada aspek ini. Credit union belum mampu menekankan risiko yang terjadi pada pinjaman yang diberikan, persentase pinjaman lalai pada piutang yang beredar masih cukup besar. Sedangkan pada rasio aset yang tidak menghasilkan, nilai rasio berada diatas tingkat yang diperbolehkan yaitu masih berada diatas 5 dari total aset. Apabila persentase ini tidak ditekan kearah yang ideal maka credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit union Keling Kumang akan kesulitan dalam meningkatkan kinerja untuk memperoleh pendapatan yang optimal. d. Rates Of Return And Costs Secara umum dapat disimpulkan bahwa credit union Lantang Tipo, credit union Bimadan credit unionKeling Kumang memiliki