93
Dari  perhitutunagn  P1,  pada  tahun  2010  menunjukan  nilai sebesar  1,91  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  pinjaman  lalai
lebih  dari  12  bulan  dijamin  oleh  dana  cadangan  risiko  sebesar Rp.0,02.  Di  tiga  tahun  berikutnya,  nilai  rasio  P1  meningkat
menjadi 2,78 ditahun 2011, 2,48 ditahun 2012, 2,79 ditahun 2013,  namun  terakhir    ditahun  2014  menurun  sangat  drastis
menjadi 0 dikarenakan pada tahun 2014 tidak terdapat cadangan risiko.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap
pinjaman lalai lebih dari 12 bulan P1 dari tahun 2010-2011:
Gambar V.I.1 :Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih
Dari 12 Bulan P1
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
2010 2011
2012 2013
2014
P1 CU LT
94
Tabel V.I.2 :Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai lebih dari 12 Bulan P1
Credit Union Bima
Tahun Dana Cadangan
Risiko a Pinjaman Lalai  12
bulan b P1
[ab x 100]
2010 2.964.995.657
2.373.552.625 100
2011 4.158.983.438
3.449.308.395 100
2012 0                 5.259.234.725
0,00 2013
0,00 2014
8.635.542.911 8.708.543.120
99,16
Dari  perhitutunagn  P1,  pada  tahun  2010  menunjukan  nilai sebesar  100  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  pinjaman  lalai
lebih  dari  12  bulan  dijamin  oleh  dana  cadangan  risiko  sebesar Rp.1,00. Di tiga tahun berikutnya yaitu tahun 2012 nilai persentase
masih sama yaitu sebesar 100, hal ini dikarenakan dana cadangan resiko  yang lebih tinggi  di  bandingkan dengan pinjaman lalai  12
bulan.  Namun    nilai  rasio  P1  menurun  sangat  drastis  pada  tahun 2012 dan 2013 hal ini dikarenakan pada tahun 2012 tidak terdapat
dana  cadangan  risiko  dan  pada  tahun  2013  tidak  terdapat  total pinjaman  lalai  12  bulan.  Namun  pada  tahun  2014  terdapat
persentase sebesar 99,16. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap pinjaman lalai lebih dari 12 bulan P1 dari tahun 2010-2011:
95
Gambar V.I.2 :Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih
Dari 12 Bulan P1
Tabel  V.I.3  :Perhitungan  Rasio  Ketersediaan  Dana  Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai lebih dari 12 Bulan P1
Credit Union Keling Kumang
Tahun Dana Cadangan
Risiko a Pinjaman Lalai
12 bulan b P1
[ab x 100]
2010 5.250.157.854
27.531.830.915 19,06
2011 5.500.467.322
27.451.353.061 20,03
2012 15.213.940.262
30.470.203.273 49,93
2013 15.533.970.993
31.042.691.041 50,04
2014 14.517.392.704
32.254.023.409 45,00
Dari  perhitutunagn  P1,  pada  tahun  2010  menunjukan  nilai sebesar  19,06  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  pinjaman  lalai
lebih  dari  12  bulan  dijamin  oleh  dana  cadangan  risiko  sebesar Rp.0,19.  Di  tiga  tahun  berikutnya,  nilai  rasio  P1  meningkat
menjadi  20,03  ditahun  2011,  49,93  ditahun  2012,  50,04 ditahun 2013 dan terakhir di tahun 2014 menurun menjadi 45,00.
50 100
150
2010 2011
2012 2013
2014
P1 CU BIMA
96
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap
pinjaman lalai lebih dari 12 bulan P1 dari tahun 2010-2011:
Gambar V.I.3 :Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai Lebih
Dari 12 Bulan P1
Gambar V.4 :Grafik gabungan keseluruhan P1 untuk ke tiga Credit Union
b.  Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinhaman lalai 1- 12 bulan P2
0.00 20.00
40.00 60.00
2010 2011
2012 2013
2014
P1 CU KK
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
2010 2011
2012 2013
2014
P1
CU LT CU BIMA
CU KK
97
Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  kemampuan  dana  cadangan risiko  bersih  setelah  digunakan  untuk  P1  dalam  menutup
pinjaman lalai 1-12 bulan berikut perhitungannya:
Tabel V.II.1: Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 bulan
Credit Union Lantang Tipo
Tahun Dana Cadangan
Risiko  a Pinjaman lalai 1-12
bulan b P2
[ab x 100] 2010
0.00 2011
784.126.530.652 0.00
2012 1.048.196.392.145
0.00 2013
1.315.233.611.506 0.00
2014 1.468.770.625.582
0.00
Dari rasio  perhitungan P2 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014  menunjukan angka 0 yang berarti bahwa sudah tidak
ada  lagi  dana  cadangan  risiko  bersih  yang  dapat  menjamin pinjaman lalai 1-12 bulan. Hal ini di dikarenakan tingginya jumlah
pinjaman  lalai  1-121  bulan  yang  tidak  diimbangi  dengan penyisihan dana cadangan risiko.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap
total pinjaman lalai 1-12 bulan P2 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
98
Gambar V.II.1 :Grafik Perkembangan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman
Lalai 1-12 bulan
Tabel V.II.2 : Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 bulan
Credit Union Bima
Tahun Dana
Cadangan Risiko Bersih
a Pinjaman lalai 1-12
bulan b P2
[ab x 100] 2010
14.511.458.436 0.00
2011 24.059.064.028
0.00 2012
25.826.844.362 0.00
2013 0.00
2014 49.885.908.390
0.00
Dari rasio  perhitungan P2 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014  menunjukan angka 0 yang berarti bahwa sudah tidak
ada  lagi  dana  cadangan  risiko  bersih  yang  dapat  menjamin pinjaman lalai 1-12 bulan. Hal ini di dikarenakan tingginya jumlah
pinjaman  lalai  1-121  bulan  yang  tidak  diimbangi  dengan penyisihan dana cadangan risiko.
0.00 50.00
100.00
2010 2011
2012 2013
2014
P2 CU LT
99
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap
total pinjaman lalai 1-12 bulan P2 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.II.2 :Grafik Perkembangan Rasio Kewtersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12
bulan
Tabel V.II.3 : Perhitungan Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko Terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12 bulan
Credit Union Keling Kumang
Tahun Dana Cadangan
Risiko Bersih a Pinjaman lalai 1-12
bulan b P2
[ab x 100]
2010 0,00
2011 27.531.830.915
0,00 2012
27.451.353.061 0,00
2013 30.470.203.273
0,00 2014
31.042.691.041 0,00
Dari rasio  perhitungan P2 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014  menunjukan angka 0 yang berarti bahwa sudah tidak
ada  lagi  dana  cadangan  risiko  bersih  yang  dapat  menjamin
0.00 50.00
100.00
2010 2011
2012 2013
2014
P2 CU BIMA
100
pinjaman lalai 1-12 bulan. Hal ini di dikarenakan tingginya jumlah pinjaman  lalai  1-121  bulan  yang  tidak  diimbangi  dengan
penyisihan dana cadangan risiko. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap total pinjaman lalai 1-12 bulan P2 dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014.
Gambar V.II.3 :Grafik Perkembangan Rasio Kewtersediaan Dana Cadangan Risiko terhadap Total Pinjaman Lalai 1-12
bulan
Gambar V.II.4 :Grafik Gabungan Keseluruhan P2 Untuk Tiga Credit Union
0.00 50.00
100.00
2010 2011
2012 2013
2014
P2 CU KK
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
2010 2011
2012 2013
2014
P2
CU LT CU BIMA
CU KK
101
2. Effective Finanacial StructureStruktur keuangan yang efektif
Aspek  ini  mengukur  perbandingan  komposisi  nomor-nomor perkiraan  yang  paling  penting  pada  neraca.  Struktur  keuangan  yang
efektif  diperlukan  untuk  mencapai  tingkat  aman,  kepastian  mencapai tujuan  dan  kemampuan  memperoleh  keuntungan,  semetara  pada  saat
yang credit union perlu meposisikan pada pertumbuhan yang nyata dan agresif. Adapun perhitungannya meliputi tiga indikator yaitu:
a.  Rasio piutang yang beredar E1 Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  presentase  piutang  pada  total
aktiva yang diinvestasikan dalam piutang kepada anggota. Berikut perhitungannya:
Tabel V.III.1: Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar E1 Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total Piutang
Dana Cadangan
Total EI [a-
bc] x 100
a Risiko b
Aset c 2010
748.126.530.652 14.302.952.895
1.012.811.374.300 72,45
2011 1.048.196.392.145
29.166.199.613 1.345.838.742.366
75,71 2012
1.315.233.611.506 32.659.401.222
1.710.424.036.244 74,98
2013 1.468.770.625.582
41.006.764.681 2.011.191.557.442
70,99 2014
1.567.010.625.127 2.227.431.328.141
70,35
Dari  perhitungan  rasio  E1  pada  tahun  2010  menunjukan nilai  sebesar  72,45,  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  total
aktiva terdapat Rp. 0,73 total piutang yang beredar. Di tahun 2011 persentase  meningkat  sebesar  75,71  dan  di  tahun  2012  sebesar
102
74,98.  Namun  pada  tahun  2013  sampai  2014  terjadi  penurunan tingkat persentase, yaitu pada tahun 2013 sebesar 70,99 dan pada
tahun 2014 sebesar 70,35 Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan
perkembangan  rasio  piutang  yang  beredar  E1  dari  tahun  2010 hingga tahun 2014:
Gambar V.III.1 : Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar E1
Credit UnionLantang Tipo
Tabel V.III.2 : Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar E1 Credit Union Bima
Tahun Total Piutang
Dana Cadangan Total
EI [a-bc] x 100
a Risiko b
Aset c 2010
124.425.917.125 2.964.995.657
170.763.170.294 71
2011 184.382.425.672
4.158.983.438 227.606.490.591
79 2012
227.053.551.795 283.194.307.065
80 2013
400.244.396.548 0,00
2014 535.861.894.592
8.635.542.911 400.244.396.548
100
Dari  perhitungan  rasio  E1  pada  tahun  2010  menunjukan nilai  sebesar  71,  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  total  aktiva
terdapat  Rp.  0,71  total  piutang  yang  beredar.  Di  tahun  2011
65.00 70.00
75.00 80.00
2010 2011
2013 2014
2015
E1 CU LT
103
persentase meningkat sebesar 79 dan di tahun 2012 sebesar 80. Namun  pada  tahun  2013  menurun  drastis  yaitu  0  karena  pada
tahun  2013    sampai  2014  terjadi  penurunan  tingkat  persentase, yaitu  pada  tahun  2013  tidak  tersedia  data  total  piutang  dan  dana
cadangan  risiko.    pada  tahun  2014  meningkat  kembali  sebesar 100.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan perkembangan  rasio  piutang  yang  beredar  E1  dari  tahun  2010
hingga tahun 2014:
Gambar V.III.2 : Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar E1
Credit UnionBima
Tabel V.III.3: Perhitungan Rasio Piutang yang Beredar E1 Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Piutang
Dana Cadangan
Total EI [a-
bc] x 100
a Risiko b
Aset c 2010
328.730.656.425 5.250.157.854
491.979.621.345 65,75
2011 468.645.438.825
5.500.467.322 650.263.834.575
71,22 2012
601.593.545.125 15.213.940.262
809.048.797.526 72,47
2013 667.638.420.050
15.533.970.993 996.407.116.106
65,44 2014
760.912.247.725 14.517.392.704
1.096.394.620.636 68,07
50 100
150
2010 2011
2012 2013
2014
E1 CU BIMA
104
Dari  perhitungan  rasio  E1  pada  tahun  2010  menunjukan nilai  sebesar  65,75,  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  total
aktiva terdapat Rp. 0,65 total piutang yang beredar. Di tahun 2011 dan  tahun  2012  perhitungan  rasio  persentase  mengalami
peningkatan  yaitu  sebesar  71,22  tahun  2011  dan  72,47  tahun 2012.  Namun  di  tahun  2013  dan  2014  mengalami  penurunan
kembali yaitu sebesar 65,44 tahun 2013 dan 68,07 tahun 2014. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan  perkembangan
rasio  piutang  yang  beredar  E1  dari  tahun  2010  hingga  tahun 2014:
Gambar V.III.3 : Grafik Perkembangan Rasio Piutang yang Beredar E1
Gambar V.III.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan E1 Untuk Tiga Credit Union
60.00 65.00
70.00 75.00
2010 2011
2012 2013
2014
E1 CU KK
0.00 50.00
100.00 150.00
2010 2011
2012 2013
2014
E1
CU LT CU BIMA
CU KK
105
b.  Rasio simpanan non-saham E5 Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  presentase  simpanan  non-
saham dalam total aktiva.berikut perhitungannya:
Tabel V.IV.1: Perhitunagn Rasio Simpanan non-saham E5 Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total Simpanan
Total asset E5 [ab x
100] Non-saham a
b 2010
146.338.007.345 1.012.811.374.300
14,44 2011
198.763.066.181 1.345.838.742.366
14,76 2012
250.695.391.939 1.710.424.036.244
14,65 2013
284.697.947.661 2.011.191.557.442
14,15 2014
218.983.219.318 2.227.431.328.141
9,83
Perhitunagn rasio E5 pada tahun 2010 di peroileh nilai rasio sebesar  14,44  yang  berarti  setiap  Rp.  1,00  total  aktiva  didanai
oleh  simpanan  non  saham  sebesar  Rp.  0,14.  Pada  tahun-tahun berikutnya  nilai  persentase  ini  mengalami  kenaikan  namun  pada
tahun  2013-2014  mengalamai  penurunan  dikarenakan  total simpanan  non  saham  mengalami  penurunan  sedangkan  total  asset
mengalami  kenaikan,  nilai  persentase  pada  tahun  2011  sebesar 14,76, tahun 2012 sebesar 14,65 dan pada tahun 2013 sebesar
14,15 , tahun 2014 9,83. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  simpanan  non  saham  E5  dari  tahun  2010 sampai dengan tahun 2014.
106
Gambar V.IV.1 : Grafik Perkembangan Rasio Simpanan Non SahamE5
Credit UnionLantang Tipo
Tabel V.IV.2 : Perhitunagn Rasio Simpanan non-saham E5 Credit UnionBima
Tahun Total Simpanan
Total asset E5 [ab x
100] Non-saham a
b 2010
655.716.740.587 170.763.170.294
2,88 2011
689.814.754.472 227.606.490.591
2,44 2012
452.313.411.141 283.194.307.065
1,13 2013
400.244.396.548 0,00
2014 400.244.396.548
0,00
Perhitunagn rasio E5 pada tahun 2010 di peroleh nilai rasio sebesar 2,88 yang berarti setiap Rp. 1,00 total aktiva didanai oleh
simpanan  non  saham  sebesar  Rp.  0,02.  Pada  tahun-tahun berikutnya  nilai  persentase  ini  mengalami  penurunan  pada  tahun
2011-2014 yaitu pada tahun 2011 sebesar 2,44, pada tahun 2012 sebesar  1,13.  Namun  pada  tahun  2012-2014  persentase  sebesar
0  hal  ini  dikarenakan  banyaknya  total  aset  yang  dikeluarkan tanpa memperhatikan simpanan non saham.
0.00 10.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
E5 CU LT
107
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  simpanan  non  saham  E5  dari  tahun  2010
sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.IV.2 : Grafik Perkembangan Rasio Simpanan Non Saham E5
Tabel V.IV.3 : Perhitunagn Rasio Simpanan non-saham E5 Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Simpanan
Total asset E5 [ab x
100] Non-saham a
b 2010
922.516.552.594 1.096.394.620.636
84,14 2011
791.525.714.119 996.407.116.106
79,43 2012
657.656.509.769 809.048.797.526
81,28 2013
534.387.410.120 650.263.834.575
82,18 2014
403.194.188.294 491.979.621.345
81,95
Perhitunagn rasio E5 pada tahun 2010 di peroleh nilai rasio sebesar  84,14  yang  berarti  setiap  Rp.  1,00  total  aktiva  didanai
oleh  simpanan  non  saham  sebesar  Rp.  0,84.  Pada  tahun-tahun berikutnya nilai persentase ini mengalami penurunan dan kenaikan,
penurunan dikarenakan total simpanan non saham dari tahun 2010
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00
2010 2011
2012 2013
2014
E5 CU BIMA
108
samapai dengan tahun 2012 mengalami penurunan sedangkan pada tahun  2013  sampai  tahun  2014  mengalamai  kenaikan.  Nilai
persentase  pada  tahun  2011  sebesar  79,43,  tahun  2012  sebesar 81,28, tahun 2013 sebesar 82,18 dan yang terakhir pada tahun
2014 sebesar 81,95 Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  simpanan  non  saham  E5  dari  tahun  2010 sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.IV.3 : Grafik Perkembangan Rasio Simpanan Non Saham E5
Gambar V.IV.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan E5 Untuk Tiga Credit Union
76.00 78.00
80.00 82.00
84.00 86.00
2010 2011
2012 2013
2014
E5 CU KK
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
2010 2011
2012 2013
2014
E5
CU LT CU BIMA
CU KK
109
c.  Rasio pinjaman dari luar E6 Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  persentase  total  aktiva  yang
didanai dengan pinjaman dari luar. Berikut perhitungannya :
Tabel V.V.1: Perhitungan Rasio Pinjaman dari Luar E6 Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total
Kewajiban Pinjaman
Jangka Pendek a
Total  Kewajiban Pinjaman  Jangka
Panjang a
Total Aset c E6
[a+bc  x 100]
2010 595.210.980.279
1.012.811.374.300  58,76 2011
791.943.972.793 1.345.838.742.366  58,84
2012 1.018.614.295.456
1.710.424.036.244  59,55 2013
1.219.474.459.476 2.011.191.557.442  60,63
2014 1.364.772.809.461
2.227.431.328.141  61,27
Dari  perhitungan  rasio  E6,  pada  tahun  2010  menunjukan nilai sebesar 58,76 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva
didanai  oleh  Rp.  0,58  total  pinjaman  dari  luar.  Di  tahun-tahun berikutnya  nilai  persentase  ini  mengalami  kenaikan,  berikut
persentasenya:  pada  tahun  2011  sebesar  58,84,  tahun  2012 sebesar 58,55, tahun 2013 sebesar 60,63 dan pada tahun 2014
sebesar 61,27. Berikut
disajiikan grafik
yang menggambarkan
perkembangan  rasio  pinjaman  dari  luar  E6  dari  tahun  2010 sampai tahun 2014:
110
Gambar V.V.1:Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar E6
Tabel V.V.2 : Perhitungan Rasio Pinjaman dari Luar E6 Credit UnionBima
Tahun Total
Kewajiban Pinjaman
Jangka  Pendek a
Total  Kewajiban Pinjaman  Jangka
Panjang a
Total Aset c E6  [a+bc  x
100]
2010 9.187.171.186
170.763.170.294 5,00
2011 13.603.455.105
227.606.490.591 6,00
2012 15.405.292.561      283.194.307.065
5,00 2013
400.244.396.548 0,00
2014 249.401.539.225
20.793.198.161 400.244.396.548
6,80
Dari  perhitungan  rasio  E6,  pada  tahun  2010  menunjukan nilai  sebesar  5  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.1,00  total  aktiva
didanai  oleh  Rp.0,05  total  pinjaman  dari  luar.di  tahun-tahun berikutnya  nilai  persentase  rasio  ini  mengalami  punurunan  dan
peningkatan,  pada  tahun  2011  sebesar  6,00,  pada  tahun  2012 sebesar 5,00, pada tahun 2013  sebesar 0 dan pada tahun 2014
sebesar 6,80.
56.00 58.00
60.00 62.00
2010 2011
2012 2013
2014
E6 CU LT
111
Berikut  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  pinjaman  dari  luar  E6  dari  tahun  2010
sampai dengan tahun 2014.
Tabel V.V.2: Perhitungan Rasio Pinjaman dari Luar E6
Tabel V.V.3 : Perhitungan Rasio Pinjaman dari Luar E6 Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total  Kewajiban
Pinjaman Jangka Pendek a
Total Kewajiban
Pinjaman Jangka
Panjang a
Total Aset c E6  [a+bc  x
100]
2010 407.515.711.407
491.979.621.345 82,83
2011 544.664.474.917
650.263.834.575 83,76
2012 679.772.585.259
809.048.797.526 84,02
2013 793.438.607.469
996.407.116.106 79,62
2014  936.273.381,932 0  1.096.394.620.636
85,39
Dari  perhitungan  rasio  E6,  pada  tahun  2010  menunjukan nilai sebesar 82,83 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 total aktiva
didanai  oleh  Rp.  0,82  total  pinjaman  dari  luar.  Di  tahun-tahun berikutnya  nilai  persentase  ini  mengalami  peningkatan,  berikut
persentasenya:  pada  tahun  2011  sebesar  83,76,  tahun  2012 sebesar  84,02,  namun  pada  tahun  2013  mengalami  penurunan
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00
2010 2011
2012 2013
2014
E6 CU BIMA
112
yaitu    sebesar  79,62  dan  pada  tahun  2014  mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar  sebesar 85,39.
Berikut disajiikan
grafik yang
menggambarkan perkembangan  rasio  pinjaman  dari  luar  E6  dari  tahun  2010
sampai tahun 2014:
Gambar V.V.3:Grafik Perkembangan Rasio Pinjaman Dari Luar E6
GambarV.V.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan E6 Untuk Tiga credit union
d.  Rasio modal lembaga E9 Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  persentase  total  aktiva  yang
didanai dengan modal lembaga dana cadangan, dsana risiko, hibah SHU ditahan dan SHU berjalan. Perhitungannya sebagai berikut:
75.00 80.00
85.00 90.00
2010 2011
2012 2013
2014
E6 CU KK
20 40
60 80
100
2010 2011
2012 2013
2014
E6
CU LT CU BIMA
CU KK
113
Tabel V.VI.1 : Perhitungan Rasio Modal Lembaga E9 Credit UnionLantang Tipo
Tahun Modal
Lembaga a
Dana Cadangan
Risiko b
Pi nj.
La lai
1 2
bl n
Total Pinjaman
Lalai  1-12  bulan d
Asset-aset yang
bermasalah e
Total Aset f E9
[a+b- c+35
xd+e]f
x100
2010 65.651.657.517
47.286.541.883 748.126.530.652
10.006.060.625 1.012.811.374.300
-13,71 2011
100.755.844.058 62.611.244.435
1.048.196.392.145 17.040.391.925
1.345.838.742.366 -13,85
2012 128.354.643.529
75.302.816.791 1.315.233.611.506
22.699.124.025 1.710.424.036.244
-13,67 2013
164.520.379.796 72.741.605.729
1.468.770.625.582 15.494.359.800
2.011.191.557.442 -12,99
2014 191.464.120.849
65.436.834.958 1.567.010.625.127
23.706.301.313 2.227.431.328.141
-12,02
Pada  perhitungan  E9,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase sebesar -13,71 yang berarti bahwa setiap Rp1,00 total
aktiva yang didanai oleh –Rp.0,13 dari total modal lembaga. Pada
dua  tahun  berikutnya  nilai  persentase    ini  mengalami  peningkatan menjadi -13,85 tahun 2011, -13,67 , namun dua tahun terakhir
mengalami penurunan lagi yaitu pada  tahun 2012 sebesar -12,99 dan pada tahun 2014 sebesar -12,02.
Berikut ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  modal  lembaga  E9  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahuin 2014:
114
Gambar V.VI.1 : Grfaik Perkembangan Rasio Modal Lembaga E9
Tabel V.VI.2 : Perhitungan Rasio Modal Lembaga E9 Credit UnionBima
Tahu n
Modal Lembaga a
Dana Cadangan
Risiko b
Total Pinjaman
Lalai  diatas 12 bulan c
Total Pinjaman
Lalai
1-12 bulan d
Asset-aset yang
bermasalah e
total aset f E9
[a+b- c+35
xd+ e]fx10
2010
2.175.961.283 2.964.995.657
2.373.552.625 14.511.458.436
11.322.882.576 170.763.170.294
5,27
2011
2.811.226.345 4.158.983.438
3.449.308.395   24.059.064.028 14.125.551.517
227.606.490.591 4,05
2012
9.763.112.638 5.259.234.725
25.826.844.362 17.005.590.596
283.194.307.065 4,40
2013
24.100.301.917 400.244.396.548
6,02
2014
8.635.542.911 8.708.543.120
49.885.908.390 26.980.340.996
400.244.396.548 2,36
Pada  perhitungan  E9,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase  sebesar  5,27  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp1,00  total
aktiva  yang  didanai  oleh  Rp.0,05  dari  total  modal  lembaga.  Pada tahun-tahun berikutnya nilai  persentase  ini mengalami  penurunan
menjadi yaitu pada tahun 2011 sebesar 4,05, tahun 2012 sebesar 4,40, tahun 2013 sebesar 6,20 dan terakhir tahun 2014 sebesar
2,36.
-14.00 -12.00
-10.00 2010
2011 2012
2013 2014
E9 CU LT
115
Berikut ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  modal  lembaga  E9  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahuin 2014:
Gambar V.VI.2 : Grfaik Perkembangan Rasio Modal Lembaga E9
Tabel V.VI.3 : Perhitungan Rasio Modal Lembaga E9 Credit UnionKeling Kumang
Tahun Mod
al Lem
baga a
Dana Cadangan
Risiko b
Total Pinjaman
Lalai
12 bulan c
Total Pinja
man Lalai
1-12 bulan
d
Asset-aset yang
bermasalah e
Total Aset f E9
[a+b- c+35
xd+e]f x100
2010 5.250.157.854
27.531.830.915 67.957.265.915
491.979.621.345 9,28
2011 5.500.467.322
27.451.353.061 102.904.833.061
650.263.834.575 12,44
2012 15.213.940.262
30.470.203.273 75.652.384.775
809.048.797.526 7,46
2013 15.533.970.993
31.042.691.041 89.214.595.475
996.407.116.106 7,39
2014 14.517.392.704
32.254.023.409 125.346.769.921
1.096.394.620.636 9,81
Pada  perhitungan  E9,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase  sebesar  9,28  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp1,00  total
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00
2010 2011
2012 2013
2014
E9 CU BIMA
116
aktiva  yang  didanai  oleh  Rp.0,09  dari  total  modal  lembaga. Dithaun-tahun  berikutnya  nilai  persentase  ini  mengalami
peningkatan  yaitu  sebesar  12,44.  Namun  di  tahun2012 sampai2014  mengalami  penurunan  yaitu    tahun  2012  sebesar
7,46,  tahun  2013  sebesar  7,39,  dan  di  tahun  2014  mengalami peningkatan lagi yaitu menjadi 9,81.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  modal  lembaga  E9  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahuin 2014:
Gambar V.VI.3 : Grfaik Perkembangan Rasio Modal Lembaga E9
GambarV.VI.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan E9 Untuk Tiga Credit Union
0.00 5.00
10.00 15.00
2010 2011
2012 2013
2014
E9 CU KK
0.00 5.00
10.00 15.00
2010 2011
2012 2013
2014
E9
CU LT CU BIMA
CU KK
117
3. Asset Quality Kualitas Aset
Asset  ini  mengukur  persentase  aktiva  yang  tidak  produktif  yang berdampak  negatif  terhadap  perolehan  keuntungan  seperti  pinjaman
lalai  dan  aktiva  yang  tidak  menghasilkan  dan  pendanaan  aktiva  yang tidak menghasilkan. Adapun perhitungannya meliputi dua perhitungan
yang dinilai yaitu : a.  Total pinjaman lalai  total piutang A1
Rasio ini bertujuan untukmengukur persentase total pinjaman lalai di portofolio pinjaman, menggunakan kriteria saldo pinjaman yang
bukan  menggunakan  akumulasi  angsuran  pokok  yang  tertunggak. Berikut  perhitungannya :
TableV.VII.1 : Perhitungan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total Saldo
Pinjaman Lalai a Total Pinjaman
Beredar A1
b [ab x 100]
2010 12.764.981.089
140.521.383.974 9,08
2011 21.013.139.691
190.940.368.336 11,00
2012 28.485.120.745
244.070.388.116 11,67
2013 38.089.214.583
276.214.744.495 13,78
2014 45.114.194.558
205.368.420.495 21,96
Pada  perhitungan  rasio  A1,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase sebesar 9,08 yang berarti bahwa dalam setiap Rp.1,00
terdapat  Rp.0,09  total  pinjaman  lalai.  Di  tahun-tahunh  berikutnya
118
persentase rasio  ini selalu mengalami  kenaikan seperti pada tahun 2011 sebesar 11,00, di tahun 2012 sebesar 11,67, di tahun 2013
sebesar 13,78 dan pada tahun 2014 sebesar 21,96 Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  total  pinjaman  lalai  dalam  total  pinjaman beredar pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014:
Gambar V.VII.1 : Grafiki Perkembangan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Tabel V.VII.2 : Perhitungan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Credit UnionBima
Tahun Total Saldo
Pinjaman Lalai a Total Pinjaman
Beredar A1
b [ab x 100]
2010 14.511.458.436
124.425.917.125 11,66
2011 24.059.064.028
184.382.425.672 13,04
2012 25.826.844.362
227.053.551.793 11,37
2013 0,00
2014 49.885.908.390
264.089.730.348 18,88
Pada  perhitungan  rasio  A1,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase  sebesar  11,66  yang  berarti  bahwa  dalam  setiap
Rp.1,00  terdapat  Rp.0,11  total  pinjaman  lalai.  Di  tahun-tahunh
0.00 10.00
20.00 30.00
2010 2011
2012 2013
2014
A1 CU LT
119
berikutnya  persentase  rasio  ini  selalu  mengalami  kenaikan  seperti pada  tahun  2011  sebesar  13,04,  di  tahun  2012  persentasenya
menurun  yaitu  sebesar  11,37,  di  tahun  2013  menurun  sangat drastic  yaitu  sebesar  0,00  dan  pada  tahun  2014  naik  kembali
menjadi sebesar 18,88 Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  total  pinjaman  lalai  dalam  total  pinjaman beredar pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014:
Gambar V.VII.2 : Grafiki Perkembangan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Table V.VII.3 : Perhitungan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Saldo Pinjaman
Lalai a Total Pinjaman
Beredar A1
b [ab x 100]
2010 27.531.830.915
328.730.656.425 8,37
2011 27.451.353.061
468.645.438.825 5,85
2012 30.470.203.273
601.593.545.125 5,06
2013 31.042.691.041
667.638.420.050 4,64
2014 32.254.023.409
760.912.247.725 4,23
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
A1 CU BIMA
120
Pada  perhitungan  rasio  A1,  di  tahun  2010  menghasilkan persentase sebesar 8,37 yang berarti bahwa dalam setiap Rp.1,00
terdapat  Rp.0,08  total  pinjaman  lalai.  Di  tahun-tahunh  berikutnya persentase rasio ini selalu mengalami penurunan seperti pada tahun
2011  sebesar  5,85,  di  tahun  2012  sebesar  5,06,  di  tahun  2013 sebesar 4,64 dan pada tahun 2014 sebesar 4,23
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  total  pinjaman  lalai  dalam  total  pinjaman
beredar pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014:
GambarV.VII.3 : Grafiki Perkembangan Total Pinjaman Lalai Total Piutang A1
Gambar V.VII.4 : Grafik  Gabungan Keseluruhan A1 Untuk Tiga Credit Union
0.00 5.00
10.00
2010 2011
2012 2013
2014
A1 CU KK
0.00 10.00
20.00 30.00
2010 2011
2012 2013
2014
A1
CU LT CU BIMA
CU KK
121
b.  Aset-aset yang tidak  menghasilkan  total aset A2 Aset  ini  bertujuan  untuk  mengukur  total  aset  yang  tidak
menghasilkan pendapatan. Berikut perhitungannya : Table V.VIII.1 : Perhitungan Aset-Aset tidak
MenghasilkanTotal Aset A2 Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total Aset tidak
Menghasilkan a Total Aset
A2 b
[ab x 100] 2010
10.006.060.625 1.012.811.374.300
9,87 2011
17.040.391.925 1.345.838.742.366
12,66 2012
22.699.124.025 1.710.424.036.244
13,27 2013
15.494.359.800 2.011.191.557.442
7,70 2014
23.706..301.313 2.227.431.328.141
10,64
Dari  perhitungan  tahun  2010,  didapatkan  nilai  nilai persentase sebesar 9,87 yangb bearti dalam setiap Rp. 1,00 total
aktiva  terdapat  Rp.  0,09  total  aktiva  tidak  produktif.  Pada  tahun berikutnya  terjadi  kenaikan  persentase  menjadi  12,66  di  tahun
2011,  13,27  di  tahun  2012.  Namun  di  tahun  2013  terjadi penurunan yaitu menjadi 7,70 dan pada tahun 2014 naik kembali
menjadi 10,64. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
122
Gambar V.VIII.1 : Grafik Perkembnagan Rasio Aset yang Tidak Menghasilakn Total Aset A2
Tabel V.VIII.2 :Perhitungan Aset-Aset tidak MenghasilkanTotal Aset A2
Credit UnionBima
Tahun Total Aset tidak
Menghasilkan a Total Aset
A2 b
[ab x 100]
2010 11.322.882.576
170.763.170.294 6,63
2011 14.125.551.517
227.606.490.591 6,20
2012 17.005.590.596
283.194.307.065 6,00
2013 24.100.301.917
400.244.396.548 6,02
2014 26.980.340.996
400.244.396.548 6,74
Dari  perhitungan  tahun  2010,  didapatkan  nilai  nilai persentase  sebesar  6,63  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.  1,00  total
aktiva  terdapat  Rp.  0,06  total  aktiva  tidak  produktif.  Pada  tahun berikutnya  terjadi  penurunan  persentase  menjadi  6,20  di  tahun
2011,  pada  tahun  2012  sebesar  6,00.  ditahun  2013  menjadi 6,02 dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi 6,74.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
0.00 5.00
10.00 15.00
2010 2011
2012 2013
2014
A2 CU LT
123
Gambar V.VIII.2 : Grafik Perkembnagan Rasio Aset yang Tidak Menghasilakn Total Aset A2
Table V.VIII.3 : Perhitungan Aset-Aset tidak MenghasilkanTotal Aset A2
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Aset tidak
Menghasilkan a Total Aset
A2 b
[ab x 100]
2010 67.957.265.915
491.979.621.345 13,81
2011 102.904.833.061
650.263.834.575 15,82
2012 75.652.384.775
809.048.797.526 9,35
2013 89.214.595.475
996.407.116.106 8,95
2014 125.346.769.921
1.096.394.620.636 11,43
Dari  perhitungan  tahun  2010,  didapatkan  nilai  nilai persentase sebesar 13,81 yang berarti dalam setiap Rp. 1,00 total
aktiva  terdapat  Rp.  0,13  total  aktiva  tidak  produktif.  Pada  tahun berikutnya  terjadi  kenaikan  persentase  menjadi  15,82  di  tahun
2011,  namun  pada  tahun  2012  menurun  menjadi  9,35.  di  tahun 2013 terjadi peningkatan yaitu menjadi 8,95 dan pada tahun 2014
naik kembali menjadi 11,43. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan rasio aset yang tidak produktif dalam total aset A2 dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
5.00 6.00
7.00
2010 2011
2012 2013
2014
A2 CU BIMA
124
Gambar V.VIII.3 : Grafik Perkembnagan Rasio Aset yang Tidak Menghasilakn Total Aset A2
Gambar V.VIII.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan A2 Untuk Tiga Credit Union
4. Rates of Return and Cost Tingkat Pendapatan dan Biaya
Aspek  ini  mengukur  perolehana  pendapatan  rata-rata  untuk  setiap aktiva yang sangat produktif. Selain itu, aspek ini juga mengukur biaya
rata-rata  untuk  setiap  hutang  dan  modal.  Hasil-  hasil  tersebut merupakan  pengembalian  atas  investasi  nyata.  Hasil-hasil  yang
bersesuaian  menunjukan  apakah  credit  union  memperoleh  nilai  pasar atas  aktiva-aktiva,  hutang  dan  modal  credit  union.  Berikut
perhitungannya:
0.00 10.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
A2 CU KK
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
A2
CU LT CU BIMA
CU KK
125
a.  Simpanan Saham Anggota Rata-rata simpanan saham R7 Aspek ini bertujuan untuk mengukur pendapatan biaya atas
simpanan saham anggota. Berikut perhitungannya:
Table V.IX.1 : Perhitunagan Simpanan Saham Anggota Rata- rata Simpanan Saham R7
Credit union Lantang Tipo
Tahun Total deviden
yang dibayarkan
oleh simpanan saham
anggota a Total
premi asura
nsi b Total
pajak yang
dibayark an oleh
credit union c
Total simpanan saham anggota
sampai akhir tahun berjalan
d Total simpanan
anggota sampai
akhir tahun lalu e
R7 [a+b+c
d+e2] x 100
2010 5.871.422.223
52.171.684.005 22.50
2011 7.577.631.877
68.901.761.689 52.171.684.005
12.51 2012  13.278.988.668
74.824.833.232 68.901.761.689
18.47 2013
2.211.449.708 101.865.334.300
74.824.833.232 2.50
2014 2.785.380.548
185.290.190.732 101.865.334.300
1.93
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2010  menunjukan  persentase sebesar  22,30  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.1,00  rata-rata  total
aktiva  terdapat  biaya  keuangan  sebesarRp.0,22.  Tahun  berikutnya persentase  mengalami  penurunan  yaitu  pada  tahun  2011  sebesar
12,51  dan  pada  tahun  2012  sebesar  18,47.  Pada  tahun  2013 sebesar 2,50 dan pada tahun terakhir sebesar 1,93
Berikut  ini  disajukan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  biaya  keuangan  R7  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahun 2012.
126
Gambar V.IX.1: Grafik Perkembangan Rasio Biaya Keuangan R7
Table V.IX.2 : Perhitunagan Simpanan Saham Anggota Rata- rata Simpanan Saham R7
Credit UnionBima
Tahun Total deviden
yang dibayarkan
oleh simpanan
saham anggota a
Total premi
asuransi b
Total pajak
yang dibayar
kan oleh credit
union c
Total simpanan saham anggota
sampai akhir tahun berjalan
d
Total simpanan
sahamanggota sampai akhir
tahun lalu e
R7 [a+b+c
d+e2] x 100
2010 237.180.000
514.072.989 9,20
2011 36.269.375
619.942.364       514.072.989 6,00
2012 35.027.670
85.798.070 664.570.034       619.942.364
1,90 2013
664.570.034       664.570.034 0,00
2014 30.291.962
664.570.034       664.570.034 5,00
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2010  menunjukan  persentase sebesar  9,20  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.1.00  rata-rata  total
aktiva  terdapat  biaya  keuangan  sebesarRp.0,09,  tahun-tahun berikutnya persentase mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011
0.00 10.00
20.00 30.00
2010 2011
2012 2013
2014
R7 CU LT
127
sebesar  6,00,  pada  tahun  2012  sebesar  1,90,  pada  tahun  2012 sebesar 0,00 dan pada tahun 2015 sebesar 5,00.
Berikut  ini  disajukan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  biaya  keuangan  R7  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahun 2012.
Gambar : Grafik Perkembangan Rasio Biaya Keuangan R7
Table V.IX.3 : Perhitungan Simpanan Saham Anggota Rata- rata Simpanan Saham R7
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total deviden
yang dibayarkan
simpanan saham anggota
a Total premi
asuransi b
Total pajak yang
dibayarkan oleh credit
union c Total simpanan
saham anggota sampai akhir
tahun berjalan d
Total simpanan anggota sampai
akhir tahun lalu e
R7 [a+b+c
d+e2
] x 100
2010 1.098.233.330
12.541.355.680 403.194.188.294
6,76 2011
4.389.297.293 14.517.392.704
534.387.410.120 403.194.188.294
4,03 2012
92.987.603 5.594.391.930
657.264.833.736 534.387.410.120
0,95 2013
3.279.681.952 11.716.978.750
40.855.750 788.494.097.369
657.264.833.736 2,08
2014 1.515.309.300
114.235.810.340 40.764.500
899.084.510.892 788.494.097.369
13,72
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2010  menunjukan  persentase sebesar  6,76  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.1.00  rata-rata  total
0.00 5.00
10.00
2010 2011
2012 2013
2014
R7 CU BIMA
128
aktiva  terdapat  biaya  keuangan  sebesarRp.0.06,  tahun-tahun berikutnya persentase mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011
sebesar  4,03,  pada  tahun  2012  sebesar  0,95,  pada  tahun  2012 sebesar 2,08 dan pada tahun 2015 sebesar 13,72.
Berikut  ini  disajukan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  biaya  keuangan  R7  dari  tahun  2010  sampai
dengan tahun 2012.
Gambar V.IX.3 : Grafik Perkembangan Rasio Biaya Keuangan R7
Gambar V.IX.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan A1 Untuk Tiga Credit Union
b.  Biaya Operasional Rata-rata Aset R9 Tujuan  dari  rasio  ini  untuk  mengukur  biaya  yang  terkait  dengan
manajemen dari seluruh aktiva. B142 iaya ini
diukur sebagai
0.00 5.00
10.00 15.00
2010 2011
2012 2013
2014
R7 CU KK
0.00 10.00
20.00 30.00
2010 2011
2012 2013
2014
R7
CU LT CU BIMA
CU KK
129
persentase dari total aktiva yang mengidentifikasikan efisiensi atau ketidak  efisienan  operasional.  Biaya  operasional  adalah  biaya
diluar  biaya  modal.  Sedangkan  rata-rata  total  aktiva  adalah  rata- rata  total  aktiva  tahun  berjalan  dan  tahun  sebelumnya.  Berikut
perhitungannya:
Table V.X.1 : Perhitungan Biaya Operasional Rata-rata Aset R9
Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total Biaya
Operasional a Total Aktiva
Tahun Berjalan b Total Aktiva
Tahun Lalu c R9
[ab+c2 x 100
2010 47.286.541.884
1.012.811.374.300 2,33
2011 62.611.244.435
1.345.838.742.366 1.012.811.374.300
1,32 2012
75.302.816.791 1.710.424.036.244
1.345.838.742.366 1,23
2013 72.741.605.729
2.011.191.557.442 1.710.424.036.244
0,97 2014
65.436.834.958 2.227.431.328.141
2.011.191.557.442 0,77
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2008  menunjukan  persentase sebesar  2,33  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.  1,00  rata-rata  total
aktiva terdapat biaya operasional sebesar Rp.0,02. Namun di tahun- tahun  berikutnya  persentase  mengalami  penurunan  yaitu  pada
tahun  2011  sebesar  1,32,  pada  tahun  2012  sebesar  1,23,  pada tahun  2013  sebesar  0,97  dan  terakhir  pada  tahun  2014  sebesar
0,77. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan rasio biaya operasional R9 dari tahun 2010-2014.
130
Gambar V.X.1: Grafik Perkembangan Rasio Biaya Operasional R9
Table V.X.2: Perhitungan Biaya Operasional Rata-rata Aset R9
Credit UnionBima
Tahun Total Biaya
Operasional a Total Aktiva Tahun
Berjalan b Total Aktiva
Tahun Lalu c R9
[ab+c2 x 100
2010 14.242.279.640
170.763.170.294 0,17
2011 19.152.789.289
227.606.490.591 170.763.170.294
0,10 2012
24.567.034.384 283.194.307.065
227.606.490.591 0,10
2013 -
400.244.396.548 283.194.307.065
0,00 2014
48.872.134.841 400.244.396.548
400.244.396.548 0,12
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2008  menunjukan  persentase sebesar  0,17  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.  1,00  rata-rata  total
aktiva terdapat biaya operasional sebesar Rp.0,17. Namun di tahun- tahun  berikutnya  persentase  mengalami  penurunan  yaitu  pada
tahun  2011  sebesar  0,10,  pada  tahun  2012  sebesar  0,10,  pada tahun  2013  sebesar  0,00  dan  terakhir  pada  tahun  2014  sebesar
0,12.
0.00 1.00
2.00 3.00
2010 2011
2012 2013
2014
R9 CU LT
131
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio biaya operasional R9 dari tahun 2010-2014.
Gambar V.X.2 : Grafik Perkembangan Rasio Biaya Operasional R9
Table V.X.3 : Perhitungan Biaya Operasional Rata-rata Aset R9
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Biaya
Operasional a Total Aktiva
Tahun Berjalan b Total Aktiva
Tahun Lalu c R9
[ab+c2 x 100
2010 30.065.604.002
491.979.621.345 3,05
2011 38.348.472.840
650.263.834.575 491.979.621.345
1,67 2012
43.753.056.866 809.048.797.526
650.263.834.575 1,49
2013 43.144.966.209
996.407.116.106 809.048.797.526
1,19 2014
48.342.715.830 1.096.394.620.636
996.407.116.106 1,15
Dari  perhitungan  rasio  tahun  2010  menunjukan  persentase sebesar  3,05  yang  berarti  dalam  setiap  Rp.1,00  rata-rata  total
aktiva  terdapat  biaya  operasional  sebesar  Rp.0,03.  Di  tahun-tahun berikutnya  persentasenya  mengalami  penurunan  yaitu  tahun  2011
sebesar 1.67, tahun 2012 sebesar 1,49 dan tahun 2013 sebesar 1,19 dan tahun 2014 sebesar 1.15..
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio biaya operasional R9 dari tahun 2010-2014.
0.00 0.10
0.20
2010 2011
2012 2013
2014
R9 CU BIMA
132
Gambar V.X.3 : Grafik Perkembangan Rasio Biaya Operasional R9
Gambar V.X.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan R9 Untuk Tiga Credit Union
5. Liquidity Likuiditas
Aspek  ini  menunjukan  apakah  credit  union  dapat  secara  efektif mengelola  uang  tunainya  sehingga  mampu  memenuhi  kecukupan
penarikan  simpanan  anggota  kapan  saja  ketika  seorang  anggota memerlukan  dana  dan  mamapu  memenuhi  kebutuhan  cadangan
likuiditasnya.  Disamping  itu  uang  yang  tidak  digunakan  juga  diukur untuk memastikan bahwa aktiva yang tidak produktif harus dipastikan
tidak  terlalau  mempengaruhi  kemampuan  memperoleh  pendapatan. Berikut perhitungannya :
0.00 2.00
4.00
2010 2011
2012 2013
2014
R9 CU KK
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00
2010 2011
2012 2013
2014
R9
CU LT CU BIMA
CU KK
133
a.  Rasio likuiditas terhadap simpanan L1 Rasio  ini  bertujuan  untuk  mengukur  kecukupan  cadangan  kas
likuid  untuk  memenuhi  keperluan  penarikan  simpanan.  Adapun perhitungan rasio ini adalah sebagai berikut:
Tabel V.XI.1: Perhitungan Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan L1
Credit Union Lantang Tipo
Tahun Total Investasi
Likuid a Total Aktiva
Likuid yang tidak Produktif
b Total Kewajiban
Jangkan Pendek c
Total Pinjaman non Saham d
L1 [a+b-
cd x 100]
2010 151.290.320.402
10.006.060.625 181.262.672.635
146.338.007.345 -13,64
2011 144.173.582.706
17.040.391.925 235.629.073.834
198.763.066.181 -37,43
2012 218.249.450.296
22.699.124.025 298.235.796.221
250.695.391.939 -22,85
2013 334.139.692.585
15.494.359.800 335.947.499.855
284.697.947.661 4,80
2014 343.295.739.107
23.706.301.313 346.304.479.974
218.983.219.318 9,45
Dari  perhitungan  rasio  untuk  tahun  2010  menghasilkan persentase  sebesar  -13,64.  Nilai  minus  ini  dikarenakan  pada
tahun  2010  total  kewajiban  jangka  pendek  yang  terlalu  tinggi begitu juga pada tahun 2011 dan 2012. Di tahun 2013 nilai rasio ini
menunjukan  persentase  sebesar  4,80  yang  berarti  bahwa  dalam setiap  Rp.1,00  total  simpanan  non  saham  terdapat  cadangan
likuiditas  sebesar  Rp.0,04  dan  di  tahun  terakhir  nilai  rasio  ini mengalami peningkatan yaitu sebesar 9,45.
134
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan perkembangan  rasio  likuiditas  terhadap  simpanan  L1  dari  tahun
2010 sampai dengan 2014:
Gambar V.XI.1 : Grafik Perkembangan Rasio Likuiditas terhadap Simpanan L1
Tabel V.XI.2 : Perhitungan Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan L1
Credit UnionBima
Tahun Total
Investasi Likuid a
Total Aktiva Likuid yang
tidak Produktif b
Total Kewajiban
Jangkan Pendek c
Total Pinjaman non Saham d
L1 [a+b-
cd x 100]
2010 2.516.887.189
11.322.882.576 655.716.740.587
2,11 2011
2.607.756.564 14.125.551.517
689.814.754.472 2,42
2012 2.659.207.834
17.005.590.596 452.313.411.141
4,34 2013
664.570.034 24.100.301.917
0,00 2014
664.570.034 26.980.340.996
249.401.539.225 0,00
Dari  perhitungan  rasio  untuk  tahun  2010  menghasilkan persentase sebesar 2,11 yang berarti bahwa dalam setiap Rp.1,00
total  simpanan  non  saham  terdapat  cadangan  likuiditas  sebesar Rp.0,02.  Di  tahun  2011  nilai  rasio  ini  menunjukan  persentase
sebesar 2,42, di tahun 2012 4,34, dan di tahun 2013 dan tahun
-40.00 -20.00
0.00 20.00
2010 2011
2012 2013
2014
L1 CU LT
135
terakhir  nilai  rasio  ini  mengalami  penurunan  yaitu  sebesar  0,00 di  karenakan  total  pinjaman  non  saham  di  tahun  2013  dan  2014
sama dengan 0. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan
perkembangan  rasio  likuiditas  terhadap  simpanan  L1  dari  tahun 2010 sampai dengan 2014:
Gambar V.XI.2 : Grafik Perkembangan Rasio Likuiditas terhadap Simpanan L1
Tabel V.XI.3 : Perhitungan Rasio Likuiditas Terhadap Simpanan L1
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total Investasi
Likuid a Total Aktiva
Likuid yang tidak Produktif
b Total Kewajiban
Jangkan Pendek c
Total Pinjaman non Saham d
L1 [a+b-
cd x 100]
2010 40.140.000.000
67.957.265.915 407.515.711.407
403.194.188.294 -74,26
2011 75.200.000.000
102.904.833.061 544.664.474.917
534.387.410.120 -68,59
2012 44.352.803.152
75.652.384.775 679.772.585.259
657.656.509.765 -85,11
2013 56.569.324.861
89.214.595.475 793.438.607.469
791.525.714.119 -81,82
2014 92.223.746.512
125.346.769.921 936.273.381.932
912.516.525.595 -78,76
Dari  perhitungan  rasio  untuk  tahun  2010  menghasilkan persentase  sebesar  -74,26.  Nilai  minus  ini  dikarenakan    pada
0.00 2.00
4.00 6.00
2010 2011
2012 2013
2014
L1 CU BIMA
136
tahun  2010  sampai  dengan  tahun  2014  total  kewajiban  jangka pendek yang terlalu tinggi.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  menggambarkan perkembangan  rasio  likuiditas  terhadap  simpanan  L1  dari  tahun
2010 sampai dengan 2014:
Gambar V.XI.3 : Grafik Perkembangan Rasio Likuiditas terhadap Simpanan L1
Gambar V.XI.4 : Grafik gabungan keseluruhan L1 untuk ke tiga credit union
-100.00 -80.00
-60.00 -40.00
-20.00 0.00
2010 2011
2012 2013
2014
L1 CU KK
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
2010 2011
2012 2013
2014
L1
CU LT CU BIMA
CU KK
137
6. Sign of growth Tanda-tanda pertumbuhan
Aspek ini mengukur persentase pertumbuhan disetiap nomor perkiraan utama pada laporan keuangan, juga pertumbuhan keanggotaan. Dalam
situasi  ekonomi  yang  sarat  inflasi  pertumbuhan  nyata  setelah dikurangi  inflasi  adalah  kunci  pertahanan  credit  union.  Adapun
perhitungan dari rasio ini meliputi dua aspek yaitu: a.  Rasio Pertumbuhan Anggota S10
Rasio  ini  bertujuan  mengukur  persentase  pertumbuhan  terkini jumlah anggota credit union.
Tabel V.XII.1 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota S10
Credit UnionLantang Tipo
Tahun Jumlah
Anggota Terakhir a
Jumlah Anggota
Sampai Akhir
Tahun Lalu b S10  [a-bb]  x
100
2010 104.927
0,00 2011
123.277 104.927
17,49 2012
139.446 123.277
13,12 2013
152.108 139.446
9,08 2014
166.181 152.108
9,25
Dari perhitungan rasio pada tahun 2010 menghasilkan nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan
jumlah anggota dari tahun 2009. Empat tahun berikutnya nilai rasio ini  mengalami  kenaikan  dan  penurunan  nilai  persentase  menjadi
17,49  pada  tahun  2011,  13,12  pada  tahun  2012,  9,08  pada tahun 2013 dan 9,25 pada tahun 2014.
138
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  pertumbuhan  anggota  S10  dari  tahun  2010
sampai dengan tahun 2014
Gambar V.XII.1 : Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan anggota S10
Tabel V.XII.1 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota S10
Credit UnionBima
Tahun Jumlah
Anggota Terakhir a
Jumlah Anggota
Sampai Akhir
Tahun Lalu b S10
[a-bb] x
100 2010
21.559 0,00
2011 25.347
21.559 17,57
2012 27.908
25.347 10,10
2013 29.135
27.908 4,39
2014 30.469
29.135 4,57
Dari perhitungan rasio pada tahun 2010 menghasilkan nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan
jumlah anggota dari tahun 2009. Empat tahun berikutnya nilai rasio ini  mengalami  kenaikan  dan  penurunan  nilai  persentase  menjadi
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
S10 CU LT
139
17,57  pada  tahun  2011,  10,10  pada  tahun  2012,  4,39  pada tahun 2013 dan 4,57 pada tahun 2014.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan  rasio  pertumbuhan  anggota  S10  dari  tahun  2010
sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.XII.2 : Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan anggota S10
Tabel V.XII.3 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Anggota S10
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Jumlah  Anggota
Terakhir a
Jumlah  Anggota Sampai
Akhir Tahun Lalu b
S10  [a-bb]  x 100
2010 100.618
0,00 2011
114.377 100.618
13,67 2012
128.350 114.377
12,21 2013
140.804 128.350
9,70 2014
153.282 140.804
8,86
Dari perhitungan rasio pada tahun 2010 menghasilkan nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan
jumlah anggota dari tahun 2009. Empat tahun berikutnya nilai rasio
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
S10 CU BIMA
140
ini  mengalami  kenaikan  dan  penurunan  nilai  persentase  menjadi 13,67  pada  tahun  2011,  12,21  pada  tahun  2012,  9,70  pada
tahun 2013 dan 8,86 pada tahun 2014. Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan
perkembangan  rasio  pertumbuhan  anggota  S10  dari  tahun  2010 sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.XIII.3 : Grafik Perkembangan Rasio Pertumbuhan anggota S10
Gambar V.XIII.4 :  Grafik Gabungan Keseluruhan S10 Untuk Tiga Credit Union
0.00 5.00
10.00 15.00
2010 2011
2012 2013
2014
S10 CU KK
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
2010 2011
2012 2013
2014
S10
CU LT CU BIMA
CU KK
141
b.  Pertumbuhan Total Aset S11 Rasio ini bertujuan untuk mengukur total asset pada tahun berjalan.
Berikut ini perhitungan total asset tahun berjalan:
Tabel V.XIV.1 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Credit UnionLantang Tipo
Tahun Total
Aset Tahun
Berjalan a Total  Aset  Sampai
Akhir Tahun Lalu b S11  [a-bb]  x
100
2010 1.012.811.374.300
0,00 2011
1.345.838.742.366 1.012.811.374.300
32,88 2012
1.710.424.036.244 1.345.838.742.366
27,08 2013
2.011.191.557.442 1.710.424.036.244
17,58 2014
2.227.431.328.141 2.011.191.557.442
10,75
Dari  perhitungan  rasio  pada  tahun  2010  menuinjukan  nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan  total
aset  di  bandingkan  dengan  tahun  2009,  pada  tahun  2011 menunjukan  nilai  persentase  sebesar  32,88  yang  berarti  terjadi
kenaikan total aktiva di bandingkan dengan tahun 2010. Persentase untuk  tiga  tahun  berikutnya  terjadi  penurunan  persentase  menjadi
27,08 di tahun 2012, 17,58 di tahun 2013 dan 10,75 di tahun 2014.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio pertumbuhan total aset S11 dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014.
142
Gambar V.XIV.1 : Grafik Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Tabel V.XIV.2 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Credit UnionBima
Tahun Total  Aset  Tahun
Berjalan a
Total  Aset  Sampai Akhir  Tahun  Lalu
b
S11  [a-bb]  x 100
2010 170.763.170.294
0,00 2011
227.606.490.591 170.763.170.294
33,28 2012
283.194.307.065 227.606.490.591
24,42 2013
400.244.396.548 283.194.307.065
41,33 2014
400.244.396.548 400.244.396.548
100
Dari  perhitungan  rasio  pada  tahun  2010  menuinjukan  nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan  total
aset  di  bandingkan  dengan  tahun  2009,  pada  tahun  2011 menunjukan  nilai  persentase  sebesar  33,28  yang  berarti  terjadi
kenaikan total aktiva di bandingkan dengan tahun 2010. Persentase untuk  tiga  tahun  berikutnya  terjadi  kenaikan  dan  penurunan
persentase  menjadi  24,42  di  tahun  2012,  41,33  di  tahun  2013 dan 100 di tahun 2014.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00
2010 2011
2012 2013
2014
S11 CU LT
143
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio pertumbuhan total aset S11 dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.XIV.2 : Grafik Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Tabel V.XIV.2 : Perhitungan Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Credit UnionKeling Kumang
Tahun Total
Aset Tahun
Berjalan a Total  Aset  Sampai
Akhir  Tahun  Lalu b
S11  [a-bb] x 100
2010 491.979.621.345
0,00 2011
650.263.834.575 491.979.621.345
32,17 2012
809.048.797.526 650.263.834.575
24,41 2013
996.407.116.106 809.048.797.526
23,15 2014
1.096.394.620.636 996.407.116.106
10,03
Dari  perhitungan  rasio  pada  tahun  2010  menuinjukan  nilai persentase  sebesar  0,00  yang  berarti  tidak  terjadi  kenaikan  total
aset  di  bandingkan  dengan  tahun  2009,  pada  tahun  2011 menunjukan  nilai  persentase  sebesar  32,17  yang  berarti  terjadi
penuruna total aktiva di bandingkan dengan tahun 2010. Persentase untuk  tiga  tahun  berikutnya  terjadi  penurunan  persentase  menjadi
0.00 50.00
100.00 150.00
2010 2011
2012 2013
2014
S11 CU BIMA
144
24,41 di tahun 2012, 23,15 di tahun 2013 dan 10,03 di tahun 2014.
Berikut  ini  disajikan  grafik  yang  dapat  menggambarkan perkembangan rasio pertumbuhan total aset S11 dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014.
Gambar V.XIV.3 : Grafik Rasio Pertumbuhan Total Aset S11
Gambar V.XIV.4 : Grafik Gabungan Keseluruhan S11 Untuk Tiga Credit Union
Setelah  dilakukan  perhitungan  rasio  dari  semua  kompenen PEARLS,
hasil rasio di bandingkan dengan kriteria ideal atau tidak ideal  menurut  system  PEARLS.  Berikut  ini  adalah  penilaian
kinerja  keuangan  dari  ketiga  credit  union  yaitu  Lantang  Tipo, Bima, Keling Kumang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014:
0.00 20.00
40.00
2010 2011
2012 2013
2014
S11 CU KK
0.00 50.00
100.00 150.00
2010 2011
2012 2013
2014
S11
CU LT CU BIMA
CU KK
145
Tabel V. XV.1 : Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2010
Aspek Realisasi
Sasaran Penilaian
CU. LT CU.
BIMA CU.
KK CU. LT
CU. BIMA CU. KK
Ideal Tidak
Ideal Ideal
Tidak Ideal
Ideal Tidak
Ideal
Protection P1
1,91 100  19,06
100 √
√ √
P2 0,00
0,00 0,00
35 √
√ √
Effective Financial
Structure E1
72,45  71,00  65,75 70-80
√ √
√ E5
14,44 2,88  84,14
70-80 √
√ √
E6 58.76
5,00  82,83 Maks.
5 √
√ √
E9 -13,71
5,27 9,28
≥ 10 √
√ √
Asset Quality
A1 9,08  11,66
8,37 ≤ 5
√ √
√ A2
9,87 6,63  13,81
≤ 5 √
√ √
Rates Of Return
And Costs R7
22,50 9,20
6,76 ≥ 5
√ √
√ R9
2,33 0,17
3,05 5
√ √
√ Liquidity
L1 -13,64
2,11 -
74,26  Min.15 √
√ √
Signs Of Growth
S10 0,00
0,00 0,00
12 √
√ √
S11 0,00
0,00 0,00
Diatas Inflasi
√ √
√
146
Gambar V.XV.1 : Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2010
Dari  13  rasio  yang  dianalisis  untuk  menilai  kinerja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit
union Keling  Kumang  menurut  sistem  PEARLS  di  tahun  2010
menghasilkan,  pada  credit  union  Lantang  Tipo  terdapat  2  rasio dengan  kriteria  ideal  yang  meliputi  E1  dan  R7,  pada  credit  union
Bima  terdapat  4  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang  meliputi  P1,  E1, E6 dan R7 dan pada credit union Keling Kumang terdapat 3 rasio
dengan kriteria ideal yang meliputi E5, R7 dan L1.
-100.00 -80.00
-60.00 -40.00
-20.00 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00 120.00
P1 P2
E1 E5
E6 E9
A1 A2
R7 R9
L1 S10 S11
A xi
s Ti
tle
Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada tahun 2010
cu lt cu bima
cu kk
147
Tabel V.XV.2 : Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2011
Aspek Realisasi
Sasaran Penilaian
CU. LT CU.
BIMA CU. KK
CU. LT CU. BIMA
CU. KK Ideal
Tidak Ideal
Ideal Tidak
Ideal Ideal
Tidak Ideal
Protection P1
2,78 100
20,03 100
√ √
√ P2
0,00 0,00
0,00 35
√ √
√ Effective
Financial Structure
E1 75,71
79,00 71,22
70-80 √
√ √
E5 14,76
2,44 79,43
70-80 √
√ √
E6 58,84
6,00 83,76  Maks. 5
√ √
√ E9
-13,85 4,05
12,44 ≥ 10
√ √
√ Asset
Quality A1
11,00 13,04
5,85 ≤ 5
√ √
√ A2
12,66 6,20
15,82 ≤ 5
√ √
√ Rates Of
Return And Costs
R7 12,51
6,00 4,03
≥ 5 √
√ √
R9 1,32
0,10 1,67
5 √
√ √
Liquidity L1
-37,43 2,42  -68,59
Min.15 √
√ √
Signs Of Growth
S10 17,49
17,57 13,67
12 √
√ √
S11 32,88
33,28 32,17
Diatas Inflasi
√ √
√
148
Gambar V.XV.2 : Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2011
Dari  13  rasio  yang  dianalisis  untuk  menilai  kinerja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit
union Keling  Kumang  menurut  sistem  PEARLS  di  tahun  2011
menghasilkan,  pada  credit  union  Lantang  Tipo  terdapat  5  rasio dengan kriteria ideal yang meliputi E1, R7, L1, S10 dan S11, pada
credit  union Bima  terdapat  5  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang
meliputi  P1,  E1,  R7,  S10  dan  S11  dan  pada  credit  union  Keling Kumang  terdapat  6  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang  meliputi  E1,
E5,E9, L1, S10 dan S11.
-80.00 -60.00
-40.00 -20.00
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
P1 P2
E1 E5
E6 E9
A1 A2
R7 R9
L1 S10 S11 A
xi s
Ti tle
Grafik Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2011
CU. LT CU. BIMA
CU. KK
149
Tabel V.XV.3 : Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2012
Aspek Realisasi
Sasaran Penilaian
CU. LT CU.
BIMA CU.
KK CU. LT
CU. BIMA CU. KK
Ideal Tidak
Ideal Ideal
Tidak Ideal
Ideal Tidak
Ideal Protection
P1 2,48
0  49,93 100
√ √
√ P2
0,00 0,00
0,00 35
√ √
√ Effective
Financial Structure
E1 74,98  80,00  72,47
70-80 √
√ √
E5 14,65
1,13  81,28 70-80
√ √
√ E6
59,55 5,00  84,02
Maks. 5 √
√ √
E9 -13,67
4,40 7,46
≥ 10 √
√ √
Asset Quality
A1 11,67  11,37
5,06 ≤ 5
√ √
√ A2
13,27 6,00
9,35 ≤ 5
√ √
√ Rates Of
Return And
Costs R7
18,47 1,90
0,95 ≥ 5
√ √
√ R9
1,23 0,10
1,49 5
√ √
√ Liquidity
L1 -22,85
4,34 -
85,82 Min.15
√ √
√ Signs Of
Growth S10
13,12  10,10  12,21 12
√ √
√ S11
27,08  24,42  24,41 Diatas
Inflasi √
√ √
150
Gambar V.XV.3 : Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2012
Dari 13 rasio yang dianalisis untuk menilai kinerja keuangan credit union
Lantang Tipo,  credit union Bima dan  credit union Keling Kumang menurut  sistem  PEARLS  di  tahun  2012  menghasilkan,  pada  credit  union
Lantang Tipo terdapat 5 rasio dengan kriteria ideal yang meliputi E1, R7, L1, S10 dan S11, pada credit union Bima terdapat 3 rasio dengan kriteria
ideal yang meliputi E1, E6, dan S11 dan pada credit union Keling Kumang
terdapat 4 rasio dengan kriteria ideal yang meliputi E1, E5, S10 dan S11
-100.00 -80.00
-60.00 -40.00
-20.00 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00
P1 P2 E1 E5 E6 E9 A1 A2 R7 R9 L1 S10 S11 A
xi s
Ti tle
Grafik Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2012
CU LT CU BIMA
CU KK
151
Tabel V.XV.4: Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2013
Aspek Realisasi
Sasaran Penilaian
CU. LT CU.
BIMA CU.
KK CU. LT
CU. BIMA CU. KK
Ideal Tidak
Ideal Ideal
Tidak Ideal
Ideal Tidak
Ideal Protection
P1 2.79
0  50.04 100
√ √
√ P2
0.00 0.00
0.00 35
√ √
√ Effective
Financial Structure
E1 70.99
0.00  65.44 70-80
√ √
√ E5
14.15 0.00  82.18
70-80 √
√ √
E6 60.63
0.00  79.62 Maks.
5 √
√ √
E9 -12.99
6.02 7.39
≥ 10 √
√ √
Asset Quality
A1 13.78
0.00 4.64
≤ 5 √
√ √
A2 7.70
6.02 8.95
≤ 5 √
√ √
Rates Of Return And
Costs R7
2.50 0.00
2.08 ≥ 5
√ √
√ R9
0.97 0.00
1.19 5
√ √
√ Liquidity
L1 4.80
0.00 -
81.82  Min.15 √
√ √
Signs Of Growth
S10 9.08
4.39 9.70
12 √
√ √
S11 17.58  41.33  23.15
Diatas Inflasi
√ √
√
152
Gambar V.XV.4 : Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2013
Dari  13  rasio  yang  dianalisis  untuk  menilai  kinerja keuangan credit union Lantang Tipo, credit union Bima dan credit
union Keling  Kumang  menurut  sistem  PEARLS  di  tahun  2013
menghasilkan,  pada  credit  union  Lantang  Tipo  terdapat  2  rasio dengan kriteria ideal yang meliputi E1 dan S11, pada credit union
Bima  terdapat  2  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang  meliputi  E6  dan S11 dan pada credit union Keling Kumang terdapat 4 rasio dengan
kriteria ideal yang meliputi E5, A1, L1 dan S11.
-100.00 -80.00
-60.00 -40.00
-20.00 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00
P1 P2
E1 E5
E6 E9
A1 A2
R7 R9
L1 S10 S11 A
xi s
Ti tle
Grafik Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2013
CU LT CU BIMA
CU KK
153
Tabel V.XV.5 : Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2014
Aspek Realisasi
Sasaran Penilaian
CU. LT CU.
BIMA CU. KK
CU. LT CU. BIMA
CU. KK Ideal
Tidak Ideal
Ideal Tidak
Ideal Ideal
Tidak Ideal
Protection P1
0,00 99
45 100
√ √
√ P2
0,00 0,00
0,00 35
√ √
√ Effective
Financial Structure
E1 70,35
100 68,07
70-80 √
√ √
E5 9,83
0,00 81,95
70-80 √
√ √
E6 61,27
6,80 85,39  Maks. 5
√ √
√ E9
-12,02 2,36
9,81 ≥ 10
√ √
√ Asset
Quality A1
21,96  18,88 4,23
≤ 5 √
√ √
A2 10,64
6,74 11,43
≤ 5 √
√ √
Rates Of Return
And Costs
R7 1,93
5,00 13,72
≥ 5 √
√ √
R9 0,77
0,12 1,15
5 √
√ √
Liquidity L1
9,45 0,00
-78,76 Min.15
√ √
√ Signs Of
Growth S10
9,25 4,57
8,86 12
√ √
√ S11
10,75 100
10,03 Diatas
Inflasi √
√ √
154
Gambar V.XV.5 : Grafik Penilaian Kinerja Keuangan Pada Tahun 2014
Dari  13  rasio  yang  dianalisis  untuk  menilai  kinerja  keuangan credit union
Lantang Tipo, credit union Bima dan credit union Keling Kumang  menurut  sistem  PEARLS  di  tahun  2014  menghasilkan,  pada
credit  union Lantang  Tipo  terdapat  3  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang
meliputi  E1,  L1  dan  S11,  pada  credit  union  Bima  terdapat  1  rasio dengan kriteria ideal  yang meliputi  S11 dan pada  credit union Keling
Kumang  terdapat  5  rasio  dengan  kriteria  ideal  yang  meliputi  E5,  A1, R7, L1 dan S11.
-100.00 -80.00
-60.00 -40.00
-20.00 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00 120.00
P1 P2 E1 E5 E6 E9 A1 A2 R7 R9 L1 S10 S11 A
xi s
Ti tle
Grafik Penilaian kinerja Keuangan Pada tahun 2014
CU LT CU BIMA
CU KK
155
C. Pembahasan
1.  ProtectionPerlindungan a  Ketersediaan cadangan risiko terhadap pinjaman lalai lebih dari 12
bulan. Dari  analisis  data  perhitungan  ketersediaan  dana  cadangan
risiko terhadap pinjaman lalai lebih dari 12 bulan P1 credit union Lantang  Tipo  menunjukan  kinerja  keuangan  yang  kurang  ideal,
kinerja  dikatakan  kurang  ideal  karena  dana  cadangan  risiko  tidak mampu  untuk  menutup  kerugian  dari  risiko  pinjaman  lalai  lebih
dari  12  bulan.  Dari  analisis  data  yang  dilakukan,  credit  union Lantang  Tipo  tidak  mampu  memenuhi  persentase  dana  cadangan
risiko terhadap pinjaman lalai lebih dari 12 bulan dari sasaran ideal menurut  sistem  PEARLS  yaitu  100.  Hal  ini  ditunjukan  dengan
rasio pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 1,91, 2,78, 2,48,  2,79  dan  0,00.  Hal  ini  berarti  tidak  terdapat  dana
cadangan  risiko  yang  dapat  digunakan  untuk  menutup  tunggakan pinjaman lebih dari 12 bulan sebesar Rp. 1,00 ketidakadaanya dana
cadangan  risiko  ini disebabkan karena  credit union  Lantang Tipo masih  kurang  dalam  menyisihkan  dana  dari  SHU  yang  diperoleh
untuk membentuk dana cadangan risiko. Sedangkan  dari  analisis  data  perhitungan  ketersediaan  dana
cadangan  risiko  terhadap  pinjaman  lalai  lebih  dari  12  bulan  P1 credit  union
Bima    menunjukan  kinerja  keuangan  yang  ideal
156
selama  tiga  tahun  berturut-turut  yaitu  dari  tahun  2010  sampai denganh  tahun  2012,  namun  pada  tahun  2013  dan  2014  tiba-tiba
mengalami  penurunan sehingga kinerja keuangnnya menjadi  tidak ideal. Dari analisis data yang dilakukan, credit union Bima mampu
memenuhi persentase dana cadangan risiko terhadap pinjaman lalai lebih  dari  12  bulan  dari  sasaran  ideal  menurut  sistem  PEARLS
yaitu  100.  Hal  ini  ditunjukan  dengan  rasio  pada  tahun  2010 sampai  dengan  2014  sebesar  100,  100,  100,  0,00  dan
0,00.  Hal  ini  berarti  terdapat  dana  cadangan  risiko  yang  dapat digunakan untuk menutup tunggakan pinjaman lebih dari 12 bulan
sebesar  Rp.1,00  pada  tahun  2010  sampaidengan  2012  dan  credit union
Bima  telah  mampu  memiliki  dana  cadangan  risiko  yang dapat digunakan untuk menutup pinjaman lalai lebih dari 12 bulan.
Apabila dikaitkan dengan 3 pilar credit union yang ada, maka rasio ini  sangat  berhubungan  dengan  3  pilar  tersebut.  Artinya  bila
persentase  ini  menunjukan  kinerja  ideal  maka  credit  union  Bima tealah  mampu  menerapkan  pilar  pendidikan,  solidaritas,  dan
swadaya dalam organisasinya. Begitu pula sebaliknya. Pada  credit  union  Keling  Kumang  analisis  data  perhitungan
ketersediaan  dana  cadangan  risiko  terhadap  pinjaman  lalai  lebih dari  12  bulan  P1  menunjukan  kinerja  yang  kurang  ideal  sama
halnya dengan credit unionLantang Tipo, kinerja dikatakan kurang ideal  karena  dana  cadangan  risiko  tidak  mampu  untuk  menutup
157
kerugian  dari  risiko  pinjaman  lalai  lebih  dari  12  bulan.  Dari analisis  data  yang  dilakukan,  credit  union  Bima  tidak  mampu
memenuhi persentase dana cadangan risiko terhadap pinjaman lalai lebih  dari  12  bulan  dari  sasaran  ideal  menurut  sistem  PEARLS
yaitu  100.  Hal  ini  ditunjukan  dengan  rasio  pada  tahun  2010 sampai  dengan  2014  sebesar  19,06,  20,03,  49,93,  50,04,
dan  45,00.  Hal  ini  berarti  tidak  terdapat  dana  cadangan  risiko yang  dapat  digunakan  untuk  menutup  tunggakan  pinjaman  lebih
dari  12  bulan  sebesar  Rp.  1,00  ketidakadaanya  dana  cadangan risiko  ini  disebabkan  karena  credit  union  Lantang  Tipo  masih
kurang  dalam  menyisihkan  dana  dari  SHU  yang  diperoleh  untuk membentuk dana cadangan risiko
b  Ketersediaan dana cadangan risiko terhadap total pinjaman lalai 1- 12 bulan P2.
Dari  analisis  data  perhitungan  ketersediaan  dana  cadangan risiko  terhadap  pinjaman  lalai  1-12  bulan  P2  credit  union
Lantang Tipo credit union Bima dan credit union Keling Kumang menunjukan  kinerja  keuangan  yang  kurang  ideal  dari  tahun  2010
sampai  dengan  tahun  2012.  Kinerja  keuangan  dikatakan  kurang ideal  karena  dana  cadangan  risiko  credit  union  tidak  mampu
menutup kerugian dari risiko tunggakan pinjaman 1-12 bulan. Dari analisis  data  yang  dilakukan  berarti  ketiga  credit  union  ini  tidak
mampu  memenuhi  persentase  dana  cadangan  risiko  terhadap