Sistem PEARLS KAJIAN PUSTAKA

24 perbaikan kinerja keuangan koperasi kredit lainnya. Manulu Suhala, Octavianus Rony dan Sulistyani Ninik, 2014:4 Secara keseluruhan terdapat 44 indikator dari sistem PEARLS, namun yang diterapkan di Asia hanya13 indikator setelah diseleksi secara seksama oleh tim dari ACCU yang disesuaikan dengan konteks Asia. Ke 13 indikator PEARLS yang ditepakan oleh credit union di Asia adalah sebagai berikut: Munaldus, Yuspita dan Herlina 2011:166: a. Protection P Mutlak bagi credit union agar melindungi secara sungguh- sungguh aset-asetnya. Perlindungan diukur dengan: 1 membandingkan antara total penyisihan dana cadangan untuk menutup kerugian atas piutang lalai; dan 2 membandingkan antara total penyisishan terhadap total kerugian terhadap total kerugian investasi bebas non-regulated investement. Penyisihan dana ini biasa disebut dana cadangan risiko yang dialokasikan secara tahunan dan provisi kredit lalai yang dialokasikan setiap bulan. Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika credit union mampu menyisihkan dana cadangan risiko dan provisi kredit lalai sama besarnya dengan total piutang lalai atas 12 bulan dan ditambah dengan tersedia dana cadangan risiko dan provisi kredit lalai yang mampu menutup 35 dari total piutang lalai 1-12 25 bulan. Yang di maksud dengan piutang adalah pinjaman yang sedang beredar ditangan peminjam. Pada kenyataan. Sebagaian besar credit uniom tidak mampu mengenal kerugian karena kredit lalai ini, apalagi melakukan Charge-off atasnya. Tanpa melakukan Charge-off atas kredit macet yang sudah tidak memberikan pendapatan merupakan tindakan penyelewengan terhadap prinsip-prinsip safety dan soundness. SHU bersih yang dilaporkan sesungguhnya tidak rill overstated, nilai aset terinflasi inflated, provisi kredit lalai tidak memadai, dan simpanan para anggota tidak terlindungi. Rumus dari Protection P : Indikator ini mengukur kecukupan dana cadangan risiko dan provisi kredit lalai. 1 Ketersediaan dana cadangan resiko dan provisi pinjaman lalai total pinjaman macet 12 bulan P1 Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai yang digunakan untuk menutup total pinjaman macet 12 bulan. Rumus : P1 x 100 Goal : 100 ideal jika a = b Sasaran : Dana cadangan risiko dapat menutup 100 total pinjaman lalai. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai dijamin oleh dana cadangan risiko minimal sebesar 1,00 rupiah. 26 Keterangan : a. = Dana cadangan risiko + provisi pinjaman lalai lihat di pasiva b. = Total pinajamn lalai 12 bulan 2 Ketersediaan dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai bersih atau total pinjaman lalai 1-12 bulan P2 Tujuan : Mengukur ketersediaan dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai bersih di luar dana cadangan risiko untuk P1 untuk melindungi pinjaman lalai 1-12 bulan. Rumus : Goal : 35 a b Sasaran : Dana cadangan risiko yang tersisa setelah dikurangkan untuk menutupi pinjaman lalai diatas 12 bulan dapat menutupi 35 dari total pinjaman lalai dari 1 hingga 12 bulan. Ini berarti setiap satu rupiah total pinjaman lalai hingga 12 bulan dijamin oleh dana cadangan risiko minimal sebesar 0,35 rupiah. Keterangan : a. = Total dana cadangan risiko dan provisi diluar untuki P1 b. = Total pinjaman lalai 1 – 12 bulan b. Effective financial structure E Merupaka faktor penting dalam menetukan potensi pertumbuhan, kemampuan memperoleh pendapatan, dan kekuatan 27 keuangan menyeluruh. E ini mengukur aset, labilitas utang dan modal. E juga menunjukan apakah struktur keuangannya ideal sehat atau tidak. 1 Aset a 95 aset produktif terdiri atas piutang pinjaman beredar, yaitu berkisar pada rentangan 70-80 dari total aset; dan investasi likuid tersedianya dana segar, yang berkisar pada rentangan 10-20 dari total aset. b 5 aset-aset yang tidak produktif terutama berupa aset-aset tetap seperti tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar dimuka dll. Credit union didorong untuk memaksimalkan aset-aset produktif sebagai cara untuk memperoleh pendapatan yang memadai. pinjaman beredar atau piutang biasa disebut portofolio pinjaman loan portofolio. Karena portofolio pinjaman adalah aset credit union yang paling menguntungkan, maka WOCCU merekomendasikan agar selalu berada pada 70-80 dari total aset. Jika portofolio pinjam dibawah 70 dari total aset, maka investasi likuid akan tinggi. Kondisi ini tidak diharapkan, karena pendapatan dari investasi likuid seperti bunga tabungan di bank tidak sebesar pendapatan dari investasi pada portofolio pinjaman. Sebaliknya, jika 28 portofolio pinjaman diatas 80, maka credit union tidak likuid, karena kekurangan dana segar untuk keperluan penarikan simpanan, pencairan kredit, atau keperluan lainnya. Situasi yang seperti ini juga akan membahayakan credit union. Aset tidak produktif atau yang disebut dengan aset-aset tidak menghasilkan tidak boleh diatas 5 dari total aset credit union . Sekali credit union berbelanja aset-aset tetap misal membeli tanah, membangun kantor, atau membeli kendaraan, tidak mudah menjual aset tersebut untuk mendapatkan dana segar. 2 Liabilitas L a 70-80 dari total utang Untuk mengetahui aset credit union, bisa dilihat dikolom aktiva pada laporan keuangancredit union. Sedangkan untuk mengetahui liabilitas utang pada kolom pasiva. Rasio simpanan non-saham yang ideal berkisar pada 70-80 dari total aset credit union. Jika keadaan ideal ini dapat dicapai maka menunjukan bahwa credit union sudah mampu mengembangkan program pemasaran secara efektif. Rasio ini juga menjukan bahwa semangat anggota menabung di credit union tinggi. 29 b Modal 1. Modal saham simapanan pokok + simpanan wajib yang dianggap ideal apabila berada pada 10- 20 dari total aset. 2. Modal lembaga dana cadangan umum, dana cadangan risiko, donasi, SHU tak terbagi, dan SHU tahun berjalan yang dialokasikan untuk dana cadangan yang dianggap ideal apabila berada minimal 10 dari total aset. Dengan sistem permodalan yang baru, saham-saham anggota tidak lagi utama dan diganti dengan modal lembaga. Jadi konsentrasi creditunion adalah membangun modal lembaga. Modal lembaga menjadi ukuran ketahanan credit union terhadap goncangan. Ketersediaan modal lembaga yang memadai minimal 10 dari modal aset bertujuan: 1. Untuk mendanai berfungsi sebagai pengganti aset- aset yang tidak menghasilkan tanah, gedung, perlengkapan, biaya dibayar dimuka, kas. Jika modal lembaga tidak memadai, maka untuk mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan terpaksa mengambil dari simpanan anggota. Padahal simpanan anggota adalah dana mahal yang tiap 30 bulan harus diberi balas jasa. Contoh, jika rasio modal lembaga 3, sedangkan rasio aset-aset yang tidak menghasilkan 5, itu atinya ada selisih sebesar 2. Kekurangan 2 ini pasti diambil dari simpanan anggota. 2. Meningkatkan pendapatan Modal lembaga bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan karena tidak diberikan balas jasa. Modal lembaga ini sesungguhnya juga diputar, setidaknya dalam bentuk investasi likuid. Investasi likuid artinya uang credit union yang disimpan atau diinvestasikan di lembaga keuangan lain. Memahami arus kas sangat penting untuk memahami konsep ini, 3. Menutup berbagai kerugian Sebagai upaya akhir, modal lembaga digunakan untuk menutup berbagai kerugian kredit dan kerugian operasional. Di banyak negara ada ketentuan yang mengatur bahwa penggunaan modal lembaga untuk menutup kerugian kredit harus mendapat persetujuan rapat anggota. Namun hal demikian jangan sampai terlalu sering karena menggangu aliran kas credit union. 31 Rumus Effective Financial Structure E: Indikator ini mengukur perbandingan komposisi dari nomor- nomor perkiraan yang paling penting pada neraca keuangan. Struktur keuangan yang efektif perlu untuk mencapai tingkat aman safety, kesehatan soundness, dan keuntungan profitability, sementara pada saat yang sama credit union mempromosikan diri agar mampu mencapai pertumbuhan nyata yang agresif. Aset-aset yang menghasilkan : a. Rasio piutang yang beredar E1 Tujuan : mengukur presentase piutang pada total aktiva. Rumus : E1 Keterangan: a = Total pinjaman yang beredar piutang b = Dana cadangan risiko dan provisi pinjaman lalai c = Total aset Goal :70-80 Sasaran : antara 70 hingga 80 aktiva diinvestasikan dalam portofolio pinjaman. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva terdapat 0,70 hingga 0,80 rupiah total piutang beredar. Liabilities Utang: b. Rasio simpanan non-saham E5 Tujuan : mengukur presentase total aktiva yang didanai dengan simpanan non-saham. Rumus : E5 32 Keterangan: a = Total simpanan non-saham b = Total aset Goal :70-80. Sasaran : antara 70 hingga 80 total aktiva didanai dari simpanan non saham. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva didanai oleh 0,70 hingga 0,80 rupiah simpanan non saham. c. Rasio pinjaman dari luar E6 Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai dengan pinjaman dari luar hutang dengan instasi lain diluar credit union Rumus : E6 Keterangan: a = Total kewajiban pinjaman jangka pendek b = Total kewajiban pinjaman jangka panjang c = Total aset Goal : maksimum 5 Sasaran : maksimum 5 total aktiva didanai dari pinjaman luar. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva didanai dari maksimal 0,05 rupiah pinjaman luar. Modal : d. Rasio modal lembaga E9 Tujuan : Mengukur presentase total aktiva yang didanai dengan modal lembaga dana cadangan, dana risiko, hibah, SHU ditahan, SHU tahun berjalan 33 Rumus : E8 Keterangan: a = Modal lembaga b = Dana cadangan risiko c = Total pinjaman lalai diatas 12 bulan d = Total pinjaman lalai 1-12 bulan e = Aset-aset yang bermasalah f = Total aset Goal : sama dengan E8 ≥10 Sasaran : maksimum 10 total aktiva didanai oleh modal lembaga. Ini artinya satu rupiah total aktiva didanai maksimal 0,1 rupiah modal lembaga. c. Asset Quality A Aset-aset yang tidak produktif adalah aset yang tidak meningkatkan pendapatan. Apabila rasionya di atas 5 dari total aset, maka dampak negatifnya akan sangat dirasakan. PEARLS digunakan untuk mengidentifikasi dampak dari aset- aset yang tidak menghasilkan ini, berupa: 1 Rasio kelalaian pinjaman Rasio kelalaian pinjaman merupakan ukuran penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan credit union. Jika rasio kelalaian pinjaman tinggi di atas 5 dari total piutang, rasio ini akan berpengaruh pada indikator-indikator lainnya. Bahkan pertanda bahwa credit union akan mengalami krisis 34 maka untuk menanggulanginya harus memperbaiki kualitas pelayanan pinjaman. 2 Presentase aset yang tidak menghasilkan Makin tinggi rasio aset-aset yang tidak menghasilkan, makin sulit credit union untuk meningkatkan pendapatannya karena aset-aset yang sudah berubah bentuk menjadi tanah, gedung, kendaraan, perlengkapan idealnya rasio aset-aset yang tidak menghasilkan paling tinggi 5 dari total aset credit union. Rasio aset-aset yang tidak menghasilkan ini akan turun apabila banyak anggota baru yang menabung. 3 Mendanai aset-aset yang tidak menghasilkan WOCCU menuntut agar 100 dari aset-aset yang tidak menghasilkan atau aset-aset tetap didanai dari modal lembaga. Rumus Asset quality A : Indikator A mengukur presentase aset-aset yang tidak menghasilkan berdampak negatif terhadap perolehan keuntungan dan solvency ketahanan. E terdiri atas pinjaman lalai delinquency, aset-aset yang tidak menghasilkan dan pendananaan aset-aset yang tidak menghasilkan. 1 Total pinjaman lalai Total piutang A1 Tujuan: mengukur presentase total pinjaman lalai di portofolio pinjaman, menggunakan kriteria saldo pinjaman yang lalai 35 bukan menggunakan akumulasi angsuran pokok yang tertunggak. Hitungan : A = total saldo pinjaman lalai yang dicatat di pasiva, tidak termasuk pinjaman lalai yang sudah di charge-off yang masih dalam masa penagihan. B = Total pinjaman beredar Rumus : A1 Goal : kurang dari atau sama dengan 5 total pinjaman beredar Sasaran : kurang dari atau sama dengan 5 total pinjaman beredar dapat menutup presentase total pinjaman lalai di portofolio pinjaman. Ini artinya setiap satu rupiah pinjaman beredar dapat menutupi 0,5 rupiah pinjaman lalai portofolio. 2 Aset-aset yang tidak menghasilkan Total aset A2 Tujuan : Mengukur persentase total aset yang tidak menghasilkan pendapatan. Yang termasuk aset-aset yang tidak menghasilkan, contoh: uang tunai di kas brankas, cash-bond,material, biaya dibayar dimuka, persediaan, aset-aset tetap tanah, gedung, kendaraan,perlengkapan, aktiva dalam penyelesaian, aset bermasalah. Hitungan : 36 A = Total aset yang tidak menghasilkan B = Total aset Rumus : A2 Goal : kurang dari atau sama dengan 5 Sasaran : kurang dari atau smaa dengan 5 dari total aset adalah totalal aset yang tidak menghasilkan. Ini artinya satu rupiah dari total aset terdapat 0,5 rupiah total asset yang tidak menghasilkan. d. Rates of Return and Cost R Sistem PEARLS dapat mengetahui semua komponen penting yang berkontribusi terhadap besarnya keuntungan bersih net earning atau selisih hasil usaha. Tujuannya adalah membantu pihak manajemen menghitung hasil investasi dan menilai biaya- biaya operasional. Ada 4 area utama investasi, yiatu: 1 Portofolio pinjaman Total pendapatan dari bunga pinjaman, pendapatan dari benda, dan pendapatan dari jasa pelayanan dibagi dengan total piutang pinjaman beredar. 2 Investasi likuid Semua pendapatan dari bunga tabungan di bank dan cadangan likuiditas yang disimpan dipusat koprasi kredit 37 dibagi dengan total dana yang di investasikan ditempat tersebut. 3 Investasi keuangan Banyak credit union menginvestasikan dana likuidnya dalam investasi keuangan seperti disekuritas pemerintah yang menghasilkan pendapatan lebih tinggi dari pada jika di investasikan di bank. Pendapatan dari investasi seperti ini dibagi dalam total investasi jenis lain. 4 Investasi non-keuangan lainnya Setiap investasi yang tidak temasuk dalam kategori a-c di atas. Di klasifikasikan sebagai investasi di bukan lembaga keuangan. Di beberapa credit union, ada investasi di supermarket, farmasi, sekolah dan proyek-proyek perumahan. Semua pendapatan dari investasi sejenis ini di bagi dengan total investasi di sektor ini. Biaya operasional juga penting di ukur, biaya operasional dibagi menjadi tiga kelompok: a. Biaya intermediasi keuangan Meliputi biaya untuk membayar balas jasa simpanan saham dan non-saham, simpanan unggulan dan bunga pinjaman dari puskopdit. Tidak seperti yang terjadi di bank komersial yang meminimalkan biaya modal, credit union berusaha semaksimal mungkin memberikan balas 38 jasa simpanan anggota tanpa mengabaikan stabilitas lembaga. b. Biaya administrasi Area kritis lain yang memerlukan analisis mendalam adalah biaya administrasi, banyak credit union bersaing ketat dengan bank dalam hal besarnya tingkat bunga simpan dan bunga pinjaman. Tetapi biaya administrasi perunitnya jauh lebih tinggi, mengapa? Karena ukuran pinjamannya kecil. Biaya administrasi tetap fixed administrative expenses tidak dapat di sebarkan ke jumlah pinjaman yang lebih besar. Contoh biaya tetap untuk menangani pinajaman Rp. 10.000.000 hampir sama dengan pinjaman Rp. 100.000.000. Biaya administrasi yang tinggi merupakan salah satu alasan penting mengapa banyak credit union gagal memperoleh keuntungan. Target “ideal” yang direkomendasikan oleh sistem PEARLS adalah menjaga biaya administrasi sebesar 5 dari rata-rata aset. c. Biaya provisi pinjaman lalai atau macet Provisions for loan loses Jenis biaya terakhir yang dievaluasi oleh PEARLS adalah biaya provisi pinjaman lalai atau macet. Standar akuntansi tradisional biasanya memasukan provisi 39 kerugian atas pinjaman sebagai bagian dari biaya administrasi secara keseluruhan. Dalam kenyataannya, pengalokasioan provisi yang memadai menunjukan suatu tipe pengeluaran yang sama sekali berbeda. Ini terkait langsung dengan analisis kredit yang benar dan teknik pengembalian pinjaman yang efektif. Dengan memisahkan pengeluaran provisi ini dari biaya administrasi, maka ada gambaran yang lebih jelas tentang titik lemah administrasi kredit credit union. Rumus Rates of return and cost R : Indikator ini mengukur pendapatan perolehan rata-rata untuk setiap aset yang paling produktif yang tercantum pada neraca. Disamping itu, R mengukur biaya rata-rata untuk setiap utang dan modal yang paling penting. Hasilnya merupakam perolehan investasi rata- rata dan bukan hasil “spread analysis” khusus yang digambarkan berdasarkan pada basis rata-rata aset. Hasil yang berkaitan menunjukan apakah credit union memperoloeh pendapatan dan mampu membayar sesuai tingkat bunga pasar atas aset, utang dan modal. 1 Biaya keuangan : Simpanan saham anggota Rata-rata simpanan saham R7 Tujuan: mengukur pendapatan biaya atas simpanan saham anggota. 40 Hitungan : a = Total deviden BJS yang dibayarkan pada simpanan saham anggota. b = Total premi asuransi yang dibayarkan atas simpanan saham anggota. c = Total pajak yang dibayarkan oleh credit union. d= Total simpanan saham anggota sampai akhir tahun berjalan. e = Total simpanan anggota sampai akhir tahun lalu. Rumus : R7 Goal : sama atau lebih besar dari R5 inflasi 2 Biaya Operasional Rata-rata aset R9 Tujuan mengukur biaya yang terkait dengan manajemen dari semua aset credit union. Biaya ini diukur sebagai presentase total aset dan menunjukan derajat efisiensi operasional atau ketidak efisiensian operasional. Hitungan : a = Total biaya operasional diluar provisi untuk pinjaman lalai b = Total aset sampai akhir tahun ini c = Total aset sampai akhir tahun lalu Rumus : R9 ×100 41 Goal : 5 Sasaran : Persentase perbandingan biaya operasional dengan rata-rata total aktiva harus dibawah 5. Ini berarti setiap satu rupiah total aktiva terdapat biaya operasional maksimal sebesar 0,05 rupiah. d. Liquidity L Manajemen likuiditas yang baik menjadi suatu keterampilan penting karena credit union menjalankan struktur keuangan dari simpanan saham menjadi simpanan non-saham yang bisa bergerak cepat. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah model tradisional, simpanan saham anggota tidak likuid dan sebagian besar pinjaman pada pihak luar dapat dikembalikan dalam priode yang lama, sehingga terjadi sedikit intsentif untuk menjaga cadangan likuiditas. Likuiditas dulunya dipandang berdasarkan ketersediaan uang tunai untuk di pinjam anggota. Dengan memperkenalkan penekanan pada simpanan non-saham yang dapat ditarik sewaktu-waktu, konsep likuiditas jelas berubah. Sekarang likuiditas merajuk pada uang tunai yang selalu harus tersedia untuk penarikan simpanan maupun pencairan pinjaman. Ini merupakan variabel yang tidak mudah dikontrol oleh credit union. 42 Menjaga cadangan likuiditas yang cukup merupakan modal utama dalam manajemen keuangan yang sehat. Sistem PEARLS menganalisis likuiditas dari dua perspektif: a. Total cadangan likuiditas Indikator ini mengukur presentase simapanan non-saham yang di investasikan sebagai aset likuid baik di bank maupun di Pusat Koprasi Kredit. Target yang ideal di jaga pada minimum 15 setelah membayar semua kewajiban jangka pendek 30 hari atau kurang b. Dana likuid yang menganggur Cadangan likuid itu penting, tetapi cadangan likuid ini juga menjadi opportunity cost yang hilang. Dan dana-dana yang disimpan di bank atau investasi berpendapatan rendah tidak sebanding dengan biaya membeli dana tersebut. Ada kemungkinan dana tersebut dari sumber yang mahal. Oleh sebab itu, penting menjaga idle money sekecil mungkin. Rumus Liquidity L : Indikator ini menunjukan apakah credit union dapat secara efektif menangani uang tunainya sehingga credit union selalu memiliki uang yang cukup mana kala secara tiba-tiba para anggota menarik simpanannya. Dengan kata lain cadangan likuiditas selalu kuat. Disamping itu, uang menganggur idle juga diukur untuk memastikan bahwa aset-aset yang tidak 43 menghasilkan jangan sampai mengurangi pendapatan credit union. a. Investasi likuid + aset likuid – kewajiban jangka pendek simpanan non-saham L1 Tujuan : mengukur kesehatan cadangan kas likuid untuk memenuhi tarikan simpanan, setelah membayar semua kewajiban jangka pendek 30 hari masuk dalam non- interest bearing liabilities Hitungan : a = Total investasi likuid yang menghasilkan b = Total aset likuid yang tidak menghasilkan c = Total kewajiban jangka pendek 30 hari non-interest bearing liabilities d = Total simpanan non-saham Rumus : L1 Goal : minimal 15 Sasaran : Terdapat cadangan kas likuid untuk memenuhi penarikan simpanan minimal 15 dari jumlah simpanan non saham. Ini berarti setiap satu rupiah simpanan non saham diperlukan cadangan likuiditas minimal 0,15 rupiah. e. Signs of Growth S 44 Cara paling bagus menjaga nilai aset adalah melalui pertumbuhan aset yang kuat dan cepat dengan tetap menjaga tingkat keuntunganh yang memadai. Melihat pertumbuhan aset saja tidaklah cukup. Keuntungan dari sistem PEARLS adalah mengaitkan pertumbuhan dengan perolehan keuntungan juga dengan area kunci lain dengan menilai kekuatan sistem secara keseluruhan pertumbuhan diukur dalam 5 area kunci : 1 Total aset Pertumbuhan total aset adalah salah satu rasio yang penting. Banyak rumus yang digunakan dalam rasio PEARLS memasukkan total aset sebagai faktor pembagi. Pertumbuhan aset yang kuat dan konsisten menyempurnakan rasio-rasio PEARLS. Dengan membandingkan pertumbuhan berdasarkan total aset terhadap area kunci lainnya, mudah mengetahui perubahan- perubahan yang terjadi dalam struktur neraca yang mungkin akan berdampak positif atau negatif terhadap perolehan pendapatan. Idealnya semua credit union mencapai pertumbuhan positif nyata misalnya, pertumbuhan bersih setelah mengurangkannya dengan tingkat inflasi setiap tahun. 2 Pinjaman 45 Portofolio pinjaman pinjaman beredar merupakan aset credit union yang penting dan menguntungkan. Jika pertumbuhan total pinjaman sebanding dengan pertumbuhan total aset, maka tingkat keuntungan yang diperoleh dapat dijaga. Sebaliknya, apabila tingkat pertumbuhan pinjaman menurun maka, tingkat pendapatan juga menurun. 3 Simpanan non-saham saving deposit Dengan pendekatan baru pada penekanan mobilisasi simpanan, simpanan non-saham merupakan tulang punggung pertumbuhan. Pertumbuhan total aset bergantung pada pertumbuhan simpanan. Program pemasaran produk simpanan yang andal akan meningkatkan jumlah simpanan anggota. Akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan area- area kunci yang lain. 4 Simpanan saham Meskipun simpanan saham anggota tidak lagi menjadi penekan, beberapa credit union masih menjaga ketergantungan pada pertumbuhan simpanan saham. Jika laju pertumbuhan saham berlebihan, ini menjadi pertanda bahwa ketidakmampuan credit union menerapkan sistem baru dalam mempromosikan simpanan selain simpanan saham. 46 5 Modal lembaga Pertumbuhan modal lembaga merupakan indikator terbaik bagi perolehan keuntungan. pertumbuhan modal lembaga yang statis atau menurun biasanya menunjukan adanya masalah dengan perolehan pendapatan. Jika perolehan pendapatan rendah, credit union akan menghadapi masalah besar dalam meningkatkan modal lembaga. Salah satu tanda penting bahwa credit union itu sehat atau tidak adalah pertumbuhan modal lembaga yang biasanya lebih tinggi daripada pertumbuhan total aset. Rumus Sign of growth S : Indikator ini mengukur persentase pertumbuhan disetiap nomor perkiraan yang paling pentingdi laporan keuangan, juga pertumbuhan anggota. Dalam kondisi ekonomi dengan inflasi tinggi, pertumbuhan nyata setelah dikurangkan dengan inflasi, merupakan kunci ketahanan jangka panjang credit union. 1 Pertumbuhan anggota S10 Tujuan : mengukur pertumbuhan anggota credit union tahun berjalan. Hitungan : a = Jumlah anggota terakhir b = Jumlah anggota sampai akhir tahun lalu 47 Rumus : S10 atau S10 Goal : 12 Sasaran : Diharapkan tingkat pertumbuhan jumlah anggota pertahun lebih besar dari 12. 2 Pertumbuhan total aset S11 Tujuan : mengukur totalaset tahun berjalan Hitungan : a = Total aset tahun berjalan b = Total aset sampai akhit tahun lalu Rumus : S11 × 100 atau S11 Goal : diatas tingkat inflasi. Sasaran : Tingkat pertumbuhan total aktiva diharapkan di atas tingkat inflasi.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan adalah penelitian yang dilakukan oleh Vincentius Indra Setiawan 2013 yang berjudul “ Penilaian Kinerja Keuangan Lembaga Keuangan Mikro Melalui analisi Laporan Keuangan ; Sudi kasus pada credit union Pundi Arta Sedayu, Bantul, Yogyakarta” penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan credit union Pundi Arta Sedayu yang ditinjau dari 48 asepek protection perlindungan, effective financial structurestruktur keuangan yang efektif, asset quality kualitas asset, rates of return and cost tingkat pendapatan dan biaya, liqudity likuiditas, signs of growth tanda-tanda pertumbuhan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan Raharjo 2011 yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam ; stud i kasus pada Koperasi Kredit Harapan Bahagia, Jakarta pusat” jang bertujaun untuk mengetahui tingkat kesehatan koprasi kredit harapan bahagia pada tahun 2007-2010. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi teknik analisis data yang dilakukan dengan membandingkan antara hasil perhitungan aspek penelitian kesehatan koperasi dengan peraturan Mentri usaha Koperasi dan Usaha Kecil danb Menengah Republik Indonesia No. 14PerM KUKMXII2009 yang terdiri: 1 dari aspek permodalan rasio modal sendiri terhadap total asset, rasio modal sendiri terhadap pinjaman berisiko dan risiko kecukupan modal sendiri; 2 aspek kualitas aktiva produktif rasio volume pinjaman terhadap pinjaman diberikan, rasio volume pinjaman bermasalah terhadap pinjaman bermasalah, rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah dan rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang diberikan; 3 aspek manajemen manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva dan manajemen likuiditas; 4 aspek efisiensi rasio beban operasi terhadap partisipasi bruto, rasio beban usaha tehadap SHU kotor, dan 49 rasio efisiensi pelayanan; 5 aspek likuiditas rasio kas dan rasio pinjaman deberikan terhadap dana diterima; 6 aspekn kemandirian dan pertumbuhan rasio rentabilitas asset, rasio rentabilitas modal sendiri, dan rtasio kemanfdirian operasional pelayanan serta 7 aspek jati diri koperasi rasio partisipasi bruto dan rasio promosi ekonomi anggota, berdasarkan anlisis data dapat disimpulakan bahwa tahun 2007, 2008.2009 dan 2010 koperasi Kredit Harapan Bahagia menunjukan skor tingkat kesehatan sebesar 82,15 sehat, 72,72 cukup sehat, 78,25 cukup sehat, 73,95 cukup sehat. Dari penelitian-penelitian tersebut apabila dibandingkan dengan apa yang penulis teliti sekarang, memiliki beberapa persamaan dan juga perbedaan. Persamaannya adalah sistem yang digunakan untuk meneliti keuangan yaitu sistem PEARLS protection, effective financial structure, asset quality, rates of return and cost, liquidity dan signs of growth , perbedaannya adalah waktu dan tempat penelitian berbeda dengan penelitian –penelitian sebelumnya serta dalam penelitian ini penulis hanya berfokus pada asset quality nya saja dari ketiga credit union yang diteliti.