Kinerja Keuangan Credit union

20 dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, terdapat beberapa aspek untuk penilaian secara umum yaitu ditinjau dari rasio keuangan dari koperasi tersebut. Setiap aspek tersebut dilakukan pembobotan penilaian sehingga didapatkan predikat tingkat kesehatan LKM KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam lima golongan Parahita, Anggraini Naya dan Ghozali Khakim, 2011:3 yaitu: a. Sehat dengan skor antara 81 sampai dengan 100, b. Cukup sehat dengan skor antara 61 sampai dengan 80, c. Kurang sehat dengan skor antar 41 sampai dengan 60 d. Tidak sehat dengan skor antara 21 sampai dengan 40, atau e. Sangat tidak sehat dengan skor antara 0 sampai dengan 20 Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakuakan oleh pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Kopersi yang diangkat oleh mentri dan bertugas pada instansi yang membidangi koperasi di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Pada credit union, pejabat penilai tersebut adalah koperasi sekunder yaitu koprasi yang membawahi koperasi-koperasi primer, koperasi sekunder tersebut adalah Inkopdit induk koperasi kredit ataupun ditingkat provinsi yaitu Puskopdit pusat koperasi kredit. Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan lembaga keuangan, terdapat beberapa metode yang dapat digunaka yaitu CAMEL,Balance scorecard, PEARLS dan lain sebagainya. Dalam penilaian lembaga 21 keuangan mikro khususnya yang berbadan hukum koperasi berdasarkan rasio keuangan, LKM tersebut memilki laporan keuangan yang berbeda dengan usaha lainnya. Sehingga dibutuhkan penilaian yang dapat mengevaluasi struktur keuangan neraca dan juga mempertimbangkan tingkat pertumbuhan, karena pada dasarnya koperasi menginginkan pertumbuhan anggota. Pada credit union, modal bukan faktor penentu utama melainkan justru faktor perlindungan terhadap asset dan pertumbuhan dari lembaga yang lebih diutamakan. Di Indonesia koperasi kredit menggunakan metode PEARLS yang diterapkan oleh WOCCU World Council of Credit Union untuk menganalisis tingkat kesehatan credit union di seluruh dunia. Penilaian tingkat kesehatan pada Koperasi sangat bermanfaat untuk memeberikan gambaran mengenai kondisi aktual Koperasi itu sendiri kepada pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi nasabah dan pengelola. Manulu Sahala, Octavianus Rony dan Sulistyani, 2014:4- 6 Oleh karena itu, penilaian tingkat kinerja keuangan credit union cocok mengguankan metode PEARLS yang diciptakan bukan hanya sebagai alat pengawas namun juga sebagai alat manajemen. Parahita, Anggraini Naya dan Ghozali Khakim, 2011:3 22

E. Sistem PEARLS

1. Pengertian sistem PEARLS Menurut Richardson 2011:166 PEARLSadalah suatu sistem monitoring kinerja keuangan yang dirancang guna memandu manajemen credit union dalam mengelola keuangannya dan digunakan untuk menilai tingkat kesehatan yang dikembangkan oleh WOCCUWorld Council of Credit Union . PEARLS singkatan dari: protection perlindungan, effective financial structure struktur keuangan yang efektif, asset quality kualitas aset, rates of return and cost tingkat pendapatan dan biaya, liqudity likuiditas, signs of growth tanda-tanda pertumbuhan. Ada 4 kegunaan PEARLSParahita, Anggraini Naya dan Ghozali Khakim, 2011:3 yaitu : a. Sebagai alat untuk memantau Credit union Kekuatan dan kelemahan credit union dapat segera diketahui dengan menggunakan PEARLS, dengan demikian PEARLS dapat digunakan sebagai suatu peringatan dini. b. Menstandarkan Rasio dan Rumus Dengan rasio dan standar rasio maka dapat mengurangi perbedaan persepsi di kalangan aktivis credit union. Adanya kesepahaman dalam mengukur tingkat kesehatan credit union. c. Dapat digunakan untuk meranking suatu credit union 23 Dengan menggunakan PEARLS, maka ketika melakukan ranking tidak terjadi banyak salah paham. Perankingan dapat dilakukan secara objektif karena dalam PEARLS tidak ada indikator kualitatif dan subjektif. d. Sebagai alat pengawasan. Sistem PEARLS menyediakan kerangka sistem pengawasan suatu credit union, dengan melakukan analisi rasio semua area kunci PEARLS secara bulanan atau kuartalan, maka pengawasan dapat menyimpulkan tingkat kesehatan suatu credit union . Jika ditemukan kesalahan maka pengawas dengan mudah dapat melakukan perbaikan. 2. Komponen dan rumus dalam sistem PEARLS Dalam sistem PEARLS terdapat enam komponen penting penilaian kinerja credit union, yaitu: protection perlindungan,effective financial structure struktur keuangan yang efektif, asset quality kualitas aset, rates of return and cost tingkat pendapatan dan biaya, liqudity likuiditas, signs of growth tanda-tanda pertumbuhan dan terdapat pula bobot pemberian penilaian pada masing-masing indikator. Pemberian bobot nilai pada masing-masing indikator akan membantu dalam menunjukan koperasi kredit yang unggul pada masing-masing variabel PEARLS. Keunggulan koperasi kredit pada masing-masing variabel PEARLS akan saling membantu dalam 24 perbaikan kinerja keuangan koperasi kredit lainnya. Manulu Suhala, Octavianus Rony dan Sulistyani Ninik, 2014:4 Secara keseluruhan terdapat 44 indikator dari sistem PEARLS, namun yang diterapkan di Asia hanya13 indikator setelah diseleksi secara seksama oleh tim dari ACCU yang disesuaikan dengan konteks Asia. Ke 13 indikator PEARLS yang ditepakan oleh credit union di Asia adalah sebagai berikut: Munaldus, Yuspita dan Herlina 2011:166: a. Protection P Mutlak bagi credit union agar melindungi secara sungguh- sungguh aset-asetnya. Perlindungan diukur dengan: 1 membandingkan antara total penyisihan dana cadangan untuk menutup kerugian atas piutang lalai; dan 2 membandingkan antara total penyisishan terhadap total kerugian terhadap total kerugian investasi bebas non-regulated investement. Penyisihan dana ini biasa disebut dana cadangan risiko yang dialokasikan secara tahunan dan provisi kredit lalai yang dialokasikan setiap bulan. Perlindungan terhadap kerugian atas piutang dianggap ideal jika credit union mampu menyisihkan dana cadangan risiko dan provisi kredit lalai sama besarnya dengan total piutang lalai atas 12 bulan dan ditambah dengan tersedia dana cadangan risiko dan provisi kredit lalai yang mampu menutup 35 dari total piutang lalai 1-12