Analisa Laporan Keuangan Credit union

17 d. Menganalisis laporan keuangan Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat dilakukan analisis laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil analisis tersebut. 4. Metode dan Teknik Analisis a. Analisis Horizontal Membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun priode. Sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya, membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Metode ini disebut juga sebagai analisis dinamis, karena metode ini bergerak dari tahun ketahun. Teknik analisis dalam klasifikasi analisis horizontal : a Analisis Trend index b Analisis Sumber dan Penggunaan Dana b. Analisis Vertikal Menganalisis laporan keuangan pada tahun priode tertentu, dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk priode yang sama. Metode ini disebut juga analisis statis, karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun yang sama. Teknik analisis dalam laporan vertikal: a Analisis perkomponen b Analisis ratio antara lain: 18 1 Analisis Likuiditas 2 Analisis Solvabilitas 3 Analisis Rentabilitas 4 Analisis Aktivitas

D. Kinerja Keuangan Credit union

1. Pengertian Kinerja Keuangan Credit union. Kinerja keuangan credit union merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat mencerminkan tingkat keuangan credit union. Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu priode waktu. Fahmi, 2010:2 Kinerja CU di Indonesia didukung oleh faktor sosial budaya terutama adat lokal. Adat lokal dipakai sebagai pertimbangan dalam perancangan produk-produk simpan-pinjam, pernacangan mekanisme pelayanan, dan aturan-aturan pengelolaan CU. Kusumajati Titus Odong, 21 mei 2012 2. Penilaian Kinerja keuangan Credit union. Sebagai sebuah lembaga keuangan mikro, Credit union harus selalu dapat menjalankan fungsi-fingsinya dengan baik yaitu yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi sebagai perantara, dapat membantu kelancaran lalu 19 lintas pembayaran. Hal ini diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Menurut peraturan perundangan tentang koperasi di Indonesia ada ketentuan tentang penilaian kesehatan sebuah koperasi yang mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI No. 20PerM.KUKMXI2008 tentang pedoman penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP dan Unit Simpan Pinjam USP Koperasi. Mengacu pada peraturan mentri Negara koperasi, usaha kecil dan menengah tersebut, maka syarat sebuah credit union yang sehat harus memenuhi indikator kesehatan yang sudah ditetapkan agar dapat menghasilkan kinerja yang maksimal. Lembaga keuangan Mikro Non-Bank dengan legalitas badan hukum koperasi, maka dalam penilaian kesehatan mengacu pada peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesi No: 14PerMKKMXII2009 tentang pedoman penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan unit Simpan Pinjam Koperasi. Menurut Peraturan Menteri tersebut, penilaian kesehatan LKM Koprasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koprasi bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat agar KSP dan USP koperasi dapat melakukan kegiatan usaha simpan pinjam, berdasarkan prinsip secara profesional, sesuai 20 dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, terdapat beberapa aspek untuk penilaian secara umum yaitu ditinjau dari rasio keuangan dari koperasi tersebut. Setiap aspek tersebut dilakukan pembobotan penilaian sehingga didapatkan predikat tingkat kesehatan LKM KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam lima golongan Parahita, Anggraini Naya dan Ghozali Khakim, 2011:3 yaitu: a. Sehat dengan skor antara 81 sampai dengan 100, b. Cukup sehat dengan skor antara 61 sampai dengan 80, c. Kurang sehat dengan skor antar 41 sampai dengan 60 d. Tidak sehat dengan skor antara 21 sampai dengan 40, atau e. Sangat tidak sehat dengan skor antara 0 sampai dengan 20 Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakuakan oleh pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Kopersi yang diangkat oleh mentri dan bertugas pada instansi yang membidangi koperasi di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Pada credit union, pejabat penilai tersebut adalah koperasi sekunder yaitu koprasi yang membawahi koperasi-koperasi primer, koperasi sekunder tersebut adalah Inkopdit induk koperasi kredit ataupun ditingkat provinsi yaitu Puskopdit pusat koperasi kredit. Untuk mengukur tingkat kinerja keuangan lembaga keuangan, terdapat beberapa metode yang dapat digunaka yaitu CAMEL,Balance scorecard, PEARLS dan lain sebagainya. Dalam penilaian lembaga