Gambaran Remaja Pada Umumnya

25 sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai- nilai baru dalam seleksi kepemimpinan. yang menyiapkan panggung di mana ia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, kelompok sebaya memberikan dunia tempat kaum muda dapat melakukan sosialisasi dalam suasana di mana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya. Yang paling menonjol dari perubahan sikap dan perilaku adalah hubungan heteroseksual. Perubahan hubungan heteroseksual ini sangat radikal, yaitu perubahan dari remaja yang bersangkutan menyukai dan memperhatikan kawan lawan jenis, yang sebelumnya merasa tidak mereka sukai ataupun perhatikan sama sekali.

3. Perubahan Moral

Ketika memasuki masa remaja, mereka tidak lagi menerima kode moral dari orang tua, guru, bahkan teman-teman sebaya. Mereka membentuk kode moral sendiri berdasarkan konsep tentang benar dan salah yang telah diubah dan diperbaikinya agar sesuai dengan tingkat perkembangan yang lebih matang. Pada perkembangan kesadaran moral remaja, terjadi perubahan moral yang terjadi pada mereka. Mereka lebih peka terhadap harapan dan pandangan orang lain dalam masyarakat sekitarnya. Reputasi orang menjadi perhatian, sedang aspek moral dari reputasi itu dipandang sebagai bagian utama reputasi. Sehubungan dengan hal ini mereka mulai menyadari bahwa orang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 mengharapkan adanya sikap tanggung jawab pada orang lain, khususnya kepada mereka yang dekat hubungannya dengan dirinya. Mewujudkan tanggung jawab bukanlah hanya hidup sesuai dengan harapan orang lain dalam hubungan sosial, namun perlu pula untuk meraih reputasi dan memperkuat jati dirinya.

E. Persiapan Sakarmen Krisma

Untuk menerima Sakramen Krisma, calon perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dengan pengajaran oleh seorang katekis. Agar calon memahami keutuhan Sakramen inisiasi perlu dilakukan rekatekisasi untuk Sakramen Baptis dan Ekaristi. Setelah itu calon baru diajak untuk memahami Sakramen Krisma itu sendiri. dalam meteri Sakramen Krisma peserta diajak untuk memahami Sakramen Krisma sebagai bagian dari Sakramen inisiasi. Dalam pendampingan ini diharapkan supaya calon semakin mensyukuri Sakramen yang diterimanya dan merasakan buah-buah yang ada di dalamnya. Kedua, berkat Roh Kudus mereka semakin dikuatkan sehingga sanggup untuk mengemban tugas perutusan mereka di dalam Gereja maupun di tengah masyarakat. Ketiga, mereka semakin berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari dengan tantangan yang mereka hadapi. Atau dengan kata lain, Sakramen Krisma diharapkan penerimanya beriman mendalam dalam penghayatan dan pemahamannya dan tangguh dalam menghadapi pergulatan hidup dan tantangan dari luar. Katekese Inisiasi, 2015 : 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

F. Kriteria Persiapan Sakramen Krisma

Dalam suatu pendampingan program kerja mempunyai peranan penting yang di dalamya terdapat tujuan, metode, sarana, materi dan proses kegiatan. Selain itu didalam pendampingin tentu terdapat pendamping, calon penerima Krisma dan pada akhir pendampingan dilaksanakan evaluasi. Dalam persiapan pendampingan maka aspek di atas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : 1. Tujuan - Diarahkan pada pemahaman siswa dan kemampuan mereka untuk memaknai dan menghayati sakramen 2. Materi - Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, akurat, rasional, praktis, relevan dengan kebutuhan calon, mengandung segi-segi etik, dan bersumber dari buku yang baku 3. Metode - Dirumuskan untuk mencapai tujuan, sesuai dengan keadaan para calon, dan membantu calon dalam berdinamika 4. Sarana - Menunjang tujuan yang telah dirumuskan, tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari, ketersediaan, bermutu, dan terdapat interaksi antara pendamping dan calon 28 5. Proses Kegiatan - Membantu siswa untuk memaknai sakramen Krisma yang akan diterimanya dan terdapat tahap-tahap yang jelas 6. Pendamping - Katekis yang memiliki sertifikat, siap untuk memberikan katekese kepada para calon, memiliki wawasan tentang sakramem Krisma, memiliki ketrampilan untuk memimpin, mampu membimbing siswa untuk menghayati sakramen 7. Calon penerima Sakramen - Aktif dalam kegiatan rohani di Gereja ataupun di lingkungan, aktif dalam kegiatan bermasyarakat, rajin membaca Kitab Suci, aktif dalam proses pendampingan, mengikuti tridium 8. Evaluasi - Mengukur secara jelas hasil belajar yang sudah dipelajari, mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan dan dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan

Dokumen yang terkait

Fungsi Dan Peranan Gondang Dalam Penerimaan Sakramen Krisma Di Gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan: Sebuah Kajian Deskriptif

1 73 73

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN KELUARGA KATOLIK DI WILAYAH PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI.

0 1 7

IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN KELUARGA KATOLIK DI WILAYAH PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI.

0 1 15

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

1 36 163

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki : studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

0 0 203

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

2 16 201

Usulan pengembangan pendampingan calon penerima krisma remaja di Paroki Santo Petrus dan Pulus Minomartani Yogyakarta - USD Repository

0 1 235

KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM TUGAS KERASULAN GEREJA SEBAGAI PENGURUS DEWAN PAROKI DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL, PRINGWULUNG, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 8 175