Sakramen Pada Umumnya Sakramen Inisiasi

9 Allah. Baptisan dengan air menyimbolkan segi penyelamatan, air yang mengalir menyimbolkan hidup ilahi, yang di dalamnya orang beriman menjadi persertanya dan kekudusan Ilahi yang dikaruniakan kepada mereka yang benar-benar percaya, daya hidup dan kesuburan Ilahi adalah Roh Kudus yang disimbolkan dengan air yang mengalir. Seiring perkembangan upacara inisiasi Kristen, lama kelamaan menjadi serangkaian upacara. Yang menjadi upacara inti adalah baptisan dengan air kemudian upacara- upacara tambahan yang biasanya disebut “sakramentele”. Dalam perkembangan historis upacara inisiasi Kristen muncul dua kelompok upacara yaitu baptisan dengan air dan upacara lainnya yang secara khusus dihubungkan dengan karunia berupa Roh Kudus, oleh Roh Kudus masing-masing orang diserupakan dengan Yesus Kristus. Roh Kudus pemberiannya disimbolkan dengan penumpangan tangan dan pengurapan dengan minyak suci. Pada abad III, Sakramen Krisma menjadi terpisah dari Sakramen Baptis dengan air karena upacara krisma dikhususkan untuk pemimpin jemaah partikular uskup. Sejak abad III uskuplah yang memimpin seluruh acara inisiasi, tetapi ketika jumlah jemaah-jemaah semakin bertambah namun jumlah uskup tidak seiring pertambahannya, maka uskup tidak lagi dapat mengetuai seluruh upacara inisiasi. Baptisan dengan air sejak awal pada prinsipnya dapat dijalankan setiap orang meskipun dianggap lebih baik bila dijalankan oleh ketua jemaah. Tetapi Sakramen Krisma menjadi wewanang eksklusif pemimpin jemaah uskup. setelah itu mulai ada aturan-aturan bahwa Sakramen Krisma diterimakan setelah anak-anak menerima Komuni Pertama dan setelah mereka dianggap pantas, dapat menggunakan akal budinya serta mempertanggungjawabkan iman mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Sakramen Krisma secara eksplisit mengikut-sertakan orang dalam publik jemaah. Tetapi tugas publik dan kolektif diketuai oleh pemimpin jemaah, maka wajar bagian inisiasi Sakramen Krisma dikhususkan bagi pemimpin jemaah yaitu uskup. Dalam Gereja Yunani Timur secara praktis tidak semua kelompok jemaah memiliki uskup maka pemimpin jemaah setempat pastor diberi wawenang untuk menyelenggarakan upacara inisasi, tetapi pada bagian upacara Sakramen Krisma hanya dapat dijalankan dengan minyak yang sudah diberkati oleh uskup. Konsili Vatikan II kembali menekankan kesatuan inisiasi. Upacara Krisma hendaknya ditinjau kembali juga supaya nampak lebih jelas hubungan erat Sakramen itu dengan seluruh inisiasi kristen. Maka dari itu pembaharuan janji-janji Baptis seyogyanya mendahului penerimaan Sakramen Krisma. SC. 71 Pada saat Konsili Vatikan II dan sesudahnya, anak menerima komuni pertama dan dengan upacara tersendiri walaupun tetap merupakan bagian utuh dari inisiasi kristen. Dalam Lumen Gentium art.11 disebutkan bahwa Sakramen Penguatan menjadikan orang yang telah dibaptis dan menerima komuni, terikat secara sempurna pada Gereja. Banawiratma, 1989 : 92-97

2. Sakramen Baptis

“Baptis” berasal dari kata Yunani “baptizein” yang berarti membenamkan, mencelupkan, menenggelamkan ke dalam air. Pembaptisan adalah pintu masuk menuju kehidupan Roh oleh karena itu sakramen baptis merupakan dasar seluruh kehidupan kristiani dan merupakan pintu gerbang sakramen-sakramen lainnya yang perlu untuk keselamatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Yang boleh menerima sakramen Baptis adalah semua orang yang belum dibaptis, mengakui iman kristiani, memerima ajaran-ajaran Gereja dan tidak terkena halangan kanonik. Berkat Sakramen Baptis manusia dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, menjadi anggota-anggota tubuh Kristus, dimasukkan dalam Gereja dan ikut serta dalam tugas perutusannya, memperolah hidup kekal, hidup baru dan menerima karunia Roh Kudus.Banawiratma, 1989 :79-82

3. Sakramen Ekaristi

Dikatakan bahwa Ekaristi merupakan sakramen utama. Dalam Lumen Gentium 11 disebutkan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Ekaristi bukan hanya salah satu sakramen melainkan Ekaristi adalah bagian dari sakramen itu sendiri yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan dengan umat manusia. Sakramen Ekaristi ditetapkan oleh Yesus sendiri dalan hari Kamis Putih saat Ia merayakan perjamuan malam terkahir. Saat itu Yesus memecah-mecah roti dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Ambillah ini dan makankah, inilah tubuh-Ku yang Ku serahkan bagimu. ” Kemudian, Ia mengambil piala berisi anggur dan berkata, “Ambillah ini dan minumlah. Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.” Karena ini Ekaristi disebut pula kenangan akan korban Kristus. Kenangan bukan hanya 12 sekedar menyangkut peringatan peristiwa masa lampau tetapi mengungkapkan kehadiran dan aktualisasi apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada Bapa di kayu salib. Katekese Inisiasi, 2012 : 34-35

4. Sakramen Krisma

Dalam Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan Allah menganugerahkan karunia khusus yaitu penerimaan Roh Kudus, penerimaan Roh Kudus dalam sakramen Krisma tidak berarti pemisahan dan pemutusan mutlak antara Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Penguatan. Ada kesamaan dasar antara kedua sakramen tersebut. Baik dalam Sakramen Pembaptisan maupun Sakramen Penguatan, keduanya mengantar seseorang untuk masuk dalam kesatuan jemaat sebagai anggota baru.

C. Sakramen Krisma

1. Arti Sakramen Krisma

Sakramen Krisma merupakan kelanjutan dari Sakramen Baptis dalam keseluruhan proses Inisiasi Kristiani yang terdiri dari Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma. Baptis menempatkan orang ke dalam Geraja menjadi warganya sedangkan Sakramen Krisma menempatkan warga baru yang telah di Baptis ke dalam perutusan untuk bersaksi dan berwarta berdasarkan hidup baru yang sudah diterimanya. “Sakramen penguatan, yang memberikan materai dan dengan nama orang- orang yang telah dibaptis melanjutkan perjalanan inisiasi kristiani, diperkaya dengan anugerah Roh Kudus serta dipersatukan lebih sempurna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 dengan Gereja; sakramen penguatan itu juga menguatkan dan semakin mewajibkan mereka untuk dengan kata dan perbuatan menjadi saksi-saksi Kristus, menyebarkan dan membela iman” KHK, kan. 879 Sakramen Penguatan disebut juga sebagai Sakramen Krisma, disebut Sakramen Krisma karena sakramen ini menggunakan minyak krisma, bahan yang dipakai untuk pengurapan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristus yang berarti „yang terurapi‟ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya Kis 10:38. Jadi Krisma bagi kita adalah pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus. Orang yang menerimanya disiapkan untuk turut ambil bagian dalam karya perutusan Gereja dengan semangat misioner yang bersumber dari Allah Sendiri selain itu Sakramen Penguatan bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Baptis. Menurut buku liturgi, “ proses inisiasi Kristen dilanjutkan dalam sakramen Krisma. Dalam Sakramen Krisma orang beriman menerima Roh Kudus yang pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Berkat anugerah Roh Kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuhNya dalam iman dan cinta kasih” Dalam Sakramen Krisma Roh Kudus sebagai kekuatan Gereja. Gereja itu memberi wujud historis kelihatan kepada tugas dan karya publik Kristus, yang tertuju kepada seluruh dunia. Roh Kudus menyanggupkan orang yang 14 diinisiasikan untuk secara aktif turut serta dalam tugas misioner dan publik jemaat Kristen.

2. Kekhasan Sakramen Krisma

Dokumen yang terkait

Fungsi Dan Peranan Gondang Dalam Penerimaan Sakramen Krisma Di Gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan: Sebuah Kajian Deskriptif

1 73 73

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN KELUARGA KATOLIK DI WILAYAH PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI.

0 1 7

IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN IMPLEMENTASI AJARAN GEREJA DALAM PERNIKAHAN KELUARGA KATOLIK DI WILAYAH PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI.

0 1 15

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

1 36 163

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki : studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

0 0 203

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

2 16 201

Usulan pengembangan pendampingan calon penerima krisma remaja di Paroki Santo Petrus dan Pulus Minomartani Yogyakarta - USD Repository

0 1 235

KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM TUGAS KERASULAN GEREJA SEBAGAI PENGURUS DEWAN PAROKI DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL, PRINGWULUNG, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 8 175