Deskripsi Tekstural Pengalaman Marah Semua Partisipan

55 waktu itu anak memang salah da n aku dalam keadaan capek . . .” Selain itu Debora juga menyesal ketika ia tidak mengungkapkan kemarahannya pada anaknya yang berlaku salah “Kadang, kadang-kadang aku pendam terus aku pikir haduh tadi harusnya aku tegur dia ya . . . . aku nggak mengeluarkan marah dengan baik.” Hal ini juga berkaitan dengan anggapan Debora tentang objek kemarahannya “. . . duh la udah anak-anak, nah kayak gitu, kadang kayak gitu kan dah lah anak-anak, udah gpp atau misalnya besok dia mau ujian, sudah-sudah nggak papa sabar d ulu . . .” Apabila Debora mengungkapkan marahnya dengan tidak baik maka ia akan menyesal dan minta maaf kepada Tuhan juga orang yang menjadi sumber kemarahannya.

E. Deskripsi Tekstural Pengalaman Marah Semua Partisipan

1. Kategorisasi semua partisipan Berdasarkan kategorisasi per partisipan, maka peneliti menggabungkan kategori semua partisipan untuk mempermudah pembuatan deskripsi tekstural semua partisipan. Kondisi yang menyebab- kan marah Prinsip yang dianggap benar tapi dilanggar Sarah Marah kepada orang yang melanggar peraturan Hanna Orang yang melanggar komitmen Ruth Tidak berdaya ketika dipaksa melakukan hal yang tidak ia suka Debora Tidak sesuai dengan apa yang benar Keadaan fisik dan iman yang tidak baik Sarah Lelah dan buru-buru Hanna Iman yang sedang lemah Ruth Marah karena lelah, terburu-buru Debora Lelah dan banyak pikiran Pengulangan Sarah Perbuatan terus menerus 56 kejadian yang tidak disukai Hanna Marah pada masalah yang berulang kali terjadi Ruth Terus-menerus diperhadapkan dengan hal yang membuatnya marah Debora Perbuatan yang berulang Pencegahan pengulangan kejadian yang tidak disukai Sarah Menasehati ayah, Mendoakan ayahnya Hanna Usaha untuk menasehati Ruth X Debora Berusaha menasehati Perasaan ketika pencegahan tidak berhasil Sarah Bingung dan kesal karena usaha tidak berhasil, Jengkel karena nasehat diabaikan, Geregetan ketika ayah merokok dan tidak bisa benar- benar lepas dari rokok Hanna Gemes karena nasihat yang diabaikan Ruth X Debora X Perkataan yang menyakitkan Sarah X Hanna Perkataan yang menyakitkan Ruth X Debora X Marah Sarana Sarah Membuat orang lain menjadi benar Hanna Mengoreksi hubungan Ruth Mengungkapkan kekesalan Debora Memperbaiki suatu hal Ingat untuk mengontrol diri Sarah Marah itu boleh, Ingin hidup sesuai firman Hanna Menjaga hati, Mengutamakan untuk sabar Ruth Mengutamakan mengasihi dan mengampuni Debora Marah yang melampiaskan emosi itu salah di hadapan Tuhan Pengungkapa n kemarahan pada orang terdekat Sarah Marah kepada orang yang dekat secara emosional, Tidak mengungkapkan marah kepada orang yang ia anggap belum dewasa Hanna Orang yang paling dekat dan mengerti Ruth Orang yang sudah akrab Debora Marah kepada orang yang sering 57 berinteraksi dengannya, Belum memiliki kapasitas besar untuk bertanggung jawab sedang dalam tekanan ketika melakukan kesalahan Mengungkap kan kemarahan dengan komunikasi non-verbal Sarah Memberikan peringatan, Menanggapi dengan keras, Menaikkan nada bicara Menyatakan rasa tidak percaya, Mencereweti ayahnya Hanna Mengkomunikasikan hal yang membuat marah, Mengeluarkan kata-kata kutuk saat marah Ruth Meminimalkan komunikasi, Menuruti kemauan orang lain dengan nada menantang Debora Mengkomunikasikan marah dengan membentak dan nada bicara yang semakin tinggi, Memarahi dengan hukuman fisik Setelah Marah Menyesal Sarah Menyesal karena marah Hanna Menyesal Ruth Menyesal Debora Tidak menyesal bila marah membangun, Menyesal bila marah melampiaskan emosi, Menyesal memendam kemarahan MengoreksiI ntrospeksi diri Sarah Mengoreksi diri Hanna Mengoreksi diri Ruth Introspeksi diri Debora Mengoreksi diri Tidak ingin berada dekat orang yang membuat marah Sarah Tidak betah di rumah Hanna Tidak ingin berada dekat orang yang membuatnya marah Ruth Tidak mau bertemu orang yang membuat marah Debora Tidak berhubungan dengan orang yang membuat marah Melibatkan Tuhan dalam mengatasi marah Sarah Mendoakan ayahnya Hanna Bercerita dan menangis Berdoa menenangkan hati dan pikiran Ruth Berdoa dan menangis Debora Minta tolong kepada Tuhan agar bisa menguasai diri 58 2. Deskripsi tekstural semua partisipan Setiap orang memiliki prinsip yang ia anggap benar. Perasaan marah dapat muncul ketika prinsip itu dilanggar ataupun dikonfrontasi oleh orang lain. Perkataan yang menyakitkan juga menyebabkan seseorang mengalami perasaan marah. Ketika permasalahan lain ataupun dua hal di atas terjadi berulang kali, biasanya seseorang akan melakukan suatu usaha agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Usaha yang dilakukan biasanya adalah dengan menasehati ataupun mendoakan. Saat usaha tersebut gagal seseorang akan merasa jengkel dan bingung bagaimana harus mencegah kejadian yang tidak sesuai dengan prinsipnya tersebut. Saat seseorang dihadapkan dengan pengulangan kejadian yang dapat memicu rasa marah dan ia dalam keadaan yang tidak maksimal seperti sedang lelah, buru-buru ataupun kondisi iman yang lemah maka rasa marah akan muncul. Kemarahan digunakan untuk memperbaiki suatu hal, mengoreksi hubungan, dan menyatakan penolakan terhadap suatu hal. Pengungkapan rasa marah dialami karena kehilangan kontrol atas diri. Rasa marah juga dialami sebagai adanya intimidasi dan godaan iblis. Seseorang yang merasakan kemarahan akan mencapai suatu keputusan untuk tidak mengungkapkan ataupun mengungkapkan kemarahannya. Seseorang tidak akan mengungkapkan kemarahannya karena ia tidak mau memperpanjang masalah dan karena pandangan tertentu 59 terhadap objek kemarahan seperti objek kemarahan yang belum dewasa. Sebaliknya seseorang akan mengungkapkan kemarahannya saat ia marah kepada orang yang dekat dengannya secara emosional. Pengungkapan kemarahan tersebut berupa komunikasi non-verbal. Setelah mengungkapkan kemarahannya seseorang akan merasa menyesal kemudian melakukan introspeksi diri. Selain itu ia juga tidak ingin berada dekat orang yang sudah membuatnya marah. Akan tetapi seseorang tidak menyesali kemarahannya ketika hal tersebut dilakukan dengan tujuan membangun dan tidak melampiaskan emosi. Seseorang juga mungkin menyesal ketika ia hanya memendam kemarahannya tanpa ada usaha untuk memperbaiki keadaan yang menurutnya salah. Pada akhirnya, seseorang akan melibatkan Tuhan dalam doanya untuk memohon ampun mengampuni diri sendiri dan orang lain yang membuat marah, mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi dan mencabut kuasa kutuk yang diucapkan saat marah. Hal ini membantu seseorang untuk mengatasi kemarahan dan permasalahannya.

F. Deskripsi Struktural Pengalaman Marah Semua Partisipan