52
hubungan. Saat Ruth sudah tidak marah maka ia akan minta ampun kepada Tuhan dan minta maaf kepada orang yang membuatnya marah.
Selain itu Ruth tidak memperhitungkan suatu masalah menjadi sesuatu yang layak membuatnya marah apabila hubungannya dengan orang sumber
masalah itu tidak akrab.
D. Deskripsi Tekstural Pengalamana Marah Debora
1. Latar belakang Debora Debora sudah menjadi orang Kristiani seumur hidupnya yaitu selama
30 tahun. Debora sudah menikah dan memiliki 4 orang anak yang berumur 9 tahun, 7 tahun, 6 tahun dan 4 tahun. Kesibukannya sehari-hari adalah
sebagai ibu rumah tangga. Selain itu ia juga sudah melayani di gereja selama 5 tahun terakhir. Debora aktif melayani sebagai seorang konselor di
gereja. Ia adalah salah seorang pengurus dalam tim pelayanan konselor. Debora sering membagikan sms kepada anggota untuk terus melangkah
maju di setiap bidang kehidupan terutama dalam melayani Tuhan. Pengalaman marah Debora adalah ketika anak-anaknya melakukan
hak yang tidak sesuai dengan apa yang ia anggap benar. Saat itu ia akan mencoba berdiam diri sambil meminta tolong kepada Tuhan agar ia mampu
mengendalikan kemarahannya.
53
2. Kategorisasi Debora Berikut ini adalah kategorisasi yang didapat melalui proses
pembacaan data wawancara, konstitusi, dan transformasi. Tema-tema serupa pada kolom sebelah kanan membentuk kategori pada kolom di sebelah kiri.
Kondisi yang menyebabkan marah
Tidak sesuai dengan apa yang benar, Perbuatan
yang berulangberusaha
menasehati, Lelah dan banyak pikiran Marah
Geregetan dan merasa tidak adil, Menjadikan
benar, Tidak
selalu mengungkapkan
kemarahannya, Komitmen pada keputusan untuk marah
yang membangun, Berjuang untuk memegang
prinsipnya, Mengkomunikasikan
marah dengan
membentak dan nada bicara yang semakin tinggi, Memarahi dengan
hukuman fisik
Mengungkapkan kemarahan Marah kepada orang yang sering
berinteraksi dengannya
Prinsip Marah yang baik adalah marah yang
membangun, Marah yang tidak baik adalah yang menyakiti orang lain,
Marah adalah keputusan, Marah yang melampiaskan emosi itu salah
Cara mengatasi kemarahan Pergi menghilangkan kemarahan, Diam,
Menenangkan diri agar dapat marah dengan baik, Berpikir dan minta tolong
kepada Tuhan agar dapat melihat dengan objektif apa yang membuatnya
marah, Melawan keinginan untuk marah
Setelah marah Tidak menyesal bila marah membangun
Marah melampiaskan emosi Lelah dan banyak pikiran, Meminta
maaf dan menjelaskan kemarahan, Menyesal dan minta maaf kepada
Tuhan
Memendam kemarahan Belum memiliki kapasitas besar untuk
bertanggung jawab sedang dalam tekanan ketika melakukan kesalahan,
Minta
maaf kepada
Tuhan saat
memendam kemarahan,
Menyesal
memendam kemarahan
54
3. Deskripsi tekstural Debora Debora mengalami rasa marah kepada orang-orang yang sering
berinteraksi dengannya “. . . kalo saat ini aku kan punya anak-anak ni . . . . mereka kedapatan aku harus marah sama mereka sama anak-anak aku harus
marah sama mereka ya aku marah nah kayak gitu.” Rasa marah ini muncul karena ada perbuatan mereka yang tidak sesuai dengan apa yang dianggap
benar dan terjadi berulang kali, saat itu ia juga merasa geregetan, tidak adil dan ingin membenarkan apa
yang salah. “. . . marah itu boleh ya kan marah boleh tapi marah yang baik adalah marah untuk memperbaiki sesuatu untuk
menanamkan sesuatu.” Oleh karena itu Debora tidak merasa menyesal ketika ia mengungkapkan marah dengan benar yaitu untuk memperbaiki
sesuatu. Saat marah Debora pergi sejenak untuk melawan kemarahannya.
Debora diam menenangkan diri juga berpikir dan minta tolong kepada Tuhan agar dapat melihat dengan objektif apa yang telah membuatnya
marah sehingga ia dapat mengungkapkan marah dengan baik. Sebelum sampai ke emosi marah Debora berusaha untuk
memberikan nasehat terlebih dahulu, membentak dan nada bicara yang semakin tinggi dan hukuman fisik. Debora pernah merasa menyesal akibat
ungkapan marah yang tidak baik “Nah waktu itu pastilah aku marah ni sama anak, sama anak-anak sampe aku cubit pantatnya pernah sampe aku pukul
pantatnya pernah nah saat itu mungkin marahnya aku tu juga gara-gara aku lagi capek, juga lagi banyak pikiran, ya kan kadang-kadang kayak gitu nah
55
waktu itu anak memang salah da n aku dalam keadaan capek . . .” Selain itu
Debora juga menyesal ketika ia tidak mengungkapkan kemarahannya pada anaknya yang berlaku salah “Kadang, kadang-kadang aku pendam terus aku
pikir haduh tadi harusnya aku tegur dia ya . . . . aku nggak mengeluarkan marah dengan baik.” Hal ini juga berkaitan dengan anggapan Debora
tentang objek kemarahannya “. . . duh la udah anak-anak, nah kayak gitu, kadang kayak gitu kan dah lah anak-anak, udah gpp atau misalnya besok dia
mau ujian, sudah-sudah nggak papa sabar d ulu . . .”
Apabila Debora mengungkapkan marahnya dengan tidak baik maka ia akan menyesal dan minta maaf kepada Tuhan juga orang yang
menjadi sumber kemarahannya.
E. Deskripsi Tekstural Pengalaman Marah Semua Partisipan