Prosedur Analisis Data METODE PENELITIAN

35 ia berikan, ia tampak sedikit merenungkan jawabannya sebelum melanjutkan ceritanya. Sedangkan partisipan keempat menjalani pengambilan data di ruang make-up gereja. Partisipan keempat sangat antusias dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ia bercerita tentang pengalamannya secara tegas dan sama sekali tidak meragukan jawabannya. Saat ia bercerita tentang bagaimana ia mencubit anaknya karena marah, ia terlihat sedih dan sangat menyesal. 4. Jenis data Data diambil dengan menggunakan proses wawancara semi terstuktur. Data awal wawancara berupa rekaman dalam bentuk mp3 yang kemudian diubah ke dalam bentuk verbatim.

E. Prosedur Analisis Data

Analisis data hasil wawancara dilakukan dengan menggunakan analisis tematik. Analisis tersebut meliputi proses berikut ini : 1. Membaca deskripsi Setelah data wawancara dalam bentuk mp3 diubah dalam bentuk verbatim, maka peneliti membaca verbatim wawancara deskripsi secara berulang-ulang. Hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan pemahaman secara menyeluruh tentang deskripsi Smith, 2009. Pemahaman menyeluruh ini memberikan gambaran mengenai pengalaman partisipan sehingga mempermudah peneliti untuk menentukan pengalaman mana yang 36 relevan ataupun tidak relevan dengan penelitian. Selain itu pemahaman ini diperlukan agar peneliti dapat mengelompokkan kalimat-kalimat wawancara dalam makna-makna yang berbeda 2. Konstitusi deskripsi Setelah peneliti memahami data wawancara maka pada pembacaan berikutnya peneliti memberikan tanda berupa garis miring setiap kali menemukan perubahan makna. Setiap perubahan makna disebut unit makna. Smith, 2009 3. Transformasi Transformasi dilakukan untuk mengeksplisitkan makna pengalaman dari setiap unit makna Smith, 2009. Selanjutnya makna pengalaman ini disebut tema. Dalam melakukan transformasi peneliti membuat 3 kolom, kolom pertama di sebelah kiri berisi unit makna, di kolom kedua yang berada di tengah peneliti menuliskan parafrase cerita partisipan unit makna, kolom ketiga yang berada di bagian paling kanan berisi eksplikasi pengalaman atau inti pengalaman dari unit makna. 4. Kategorisasi Kategorisasi dilakukan dengan mengelompokkan tema-tema yang serupa sehingga menjadi satu kesatuan dengan makna yang sama. Kategori ini dibuat untuk mempermudah peneliti membuat deskripsi tekstural. a. Kategorisasi per partisipan Data deskripsi akan menghasilkan beberapa tema. Tema yang memiliki kesamaan dikelompokkan menjadi sebuah kategori. 37 b. Kategorisasi seluruh partisipan Dalam proses ini peneliti menggabungkan kategori yang muncul dari setiap partisipan. Selain itu, penggabungan ini memunculkan insight baru pada setiap deskripsi sehingga perubahan unit makna ataupun tema mungkin terjadi. 5. Deskripsi tekstural Berdasarkan kategori yang muncul dari data setiap partisipan, maka peneliti menyatukan unit makna dan tema-tema yang relevan serta memasukkan contoh-contoh verbatim. Kategori-kategori ini menggambarkan proses pengalaman yang diteliti sehingga dapat dibentuk menjadi deskripsi pengalaman partisipan yang pada penulisannya juga disertakan kalimat-kalimat partisipan sebagai pendukung deskripsi. Hal ini disebut a description of the textures of the experience. Moustakas, 1994 6. Deskripsi struktural Deskripsi struktural berisi faktor-faktor pokok dan penyebab yang berhubungan dengan pengalaman yang dijelaskan. Deskripsi ini didapatkan dengan melakukan Imaginative Variation yaitu mencari makna-makna yang mungkin dengan memanfaatkan imajinasi, memvariasi kerangka acuan, menggunakan aspek-aspek yang bertentangan dan perubahan suatu aspek ke arah yang bertentangan, dan mendekati fenomena dari perspektif yang berbeda, posisi yang berbeda, peran, atau fungsi. Moustakas, 1994 Dengan kata lain peneliti mencoba menghubungkan kejadian-kejadian yang dialami oleh partisipan dalam pengalaman yang diteliti. Akan tetapi 38 tidak terlepas dari pemikiran mengenai apa yang mungkin akan dialami oleh partisipan apabila dihadapkan dengan pengalaman yang sama. 7. Deskripsi tekstural-struktural Deskripsi tekstural-struktural berisi pernyataan menyeluruh mengenai makna pengalaman yang didapat dari integrasi intuitif deskripsi tekstural dan struktural. Moustakas, 1994 Dalam deskripsi ini peneliti mengajukan esensi pengalaman partisipan sebagai salah satu contoh pengalaman universal marah dalam kerangka Kristiani.

F. Kredibilitas Penelitian