c. Perencanaan Kebutuhan Material MRP dan Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas Capasity Requirement Planning CRP d.
Pengendalian Aktivitas Produksi Production Activity Planning PAC dan Pengendalian Input Output serta Operation sequencing. Gasperz.2002
2.7.3. Hasil Implementasi Manufacturing Resources Planning
Dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas, maka MRP II menjadi proses yang sangat efektif untuk
mengaitkan proses proses perencanaan jangka panjang dengan rencana produksi jangka pendek. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Top – Bottom,
sehingga garis perencanaan dan pencapaian dapat menggunakan seluruh sumber daya perusahaan yang tersedia. Umpan balik mengalir secara Bottom – Up pada
saat terjadi hal – hal yang luar biasa. Proses ini menjamin agar tingkat validitas rencana dapat tetap dipertahankan. Proses umpan balik ini akan menjadi jembatan
untuk renacana tingkat atas dengan pekerjaan aktual yang dilakukan di pabrik. Santoso, 1990
Manfaat lain yang diperoleh dari MRP II ialah perencanaan financial yang lebih baik. Dengan menggunakan data yang tersedia, perencanaan finansial dapat
dengan mudah ke dalam bentuk satuan mata uang sehingga proses perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan eksak. Seringkali pihak perencana keuangan
perlu menetapkan asumsi – asumsi untuk melakukan perencanaan finansial. Dengan menggunakan MRP II, asumsi – asumsi yang digunakan dapat lebih
dibatasi Gasperz,2002.
Menurut Teguh Baroto 2002 ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP. Ketiga input itu adalah sebagai berikut.
Jadwal induk produksi
Catatan keadaan persediaan
Struktur produk
Jadwal induk produksi merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai yaitu
mesin, peralatan, pekerja dll. Perencanaan jadwal induk produksi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan besarnya kapasitas atau
kecepatan operasi yang diinginkan. Tahap kedua adalah menentukan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan disetiap periode, jumlah mesin, dan jumlah shift
kerja yang diperlukan untuk penjadwalan. Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua item yang ada
dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didifinisikan untuk menjaga kekeliruan perencanaan. Catatan persediaan ini harus dijaga agar tetap up to date,
dengan selalu melakukan pencatan pada setiap transaksi yang terjadi, yaitu penerimaan, pengeluaran, produk gagal, dll.
Strutur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen – komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan
kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Struktur produk juga memberikan informasi tentang item, seperti nomer item, jumlah yang dibutuhkan dalam setiap
perakitan, dan berapa jumlah akhir yang harus dibuat.
Disamping ketiga input diatas, sistem MRP memerlukan input lain sebagai berikut.
Pesanan komponen perusahaan lain
Permalan atas item yang independen.
Pesanan komponen perusahaan lain adalah bahwa selain menjual produk jadi, perusahanan juga menjual komponen untuk perusahaan lain. Termasuk dalam
pengertian ini adalah peramalan dari service part, pesanan antar perusahaan, dan pesanan untuk kepentingan – kepentingan eksperimen, promosi, pemeliharaan
serta kepentingan lainnya. Peramalan atas sistem yang bersifat independent adalah komponen –
komponen yang dibutuhkan, namun berada diluar jalur sistem MRP. Program khusus dimaksudkan untuk menambah hasil peramalan yang telah dibuat pada
perhitungan kebutuuhan kotor dalam sistem MRP. Peramalan di sini termasuk peramalan atas komponen dari perusahaan laindan peramalan atas item yang
independent.
Z
A B
C
F Q
X Q
D
E X
X
Gambar 2.4. Struktur Produk Arman Hakim Nasution, 2008
Peramalan Permintaan
Independen Jadwal
Induk Produksi
Pesanan Komponen
dari Luar
SISTEM MRP
Catatan Persediaan
Struktur Produk
Output :
Apa yang dipesandiproduksi
Berapa jumlahnya
Kapan dipesan
Gambar 2.5. Input Sistem Material Requirement Planning Sumber Teguh Baroto, 2002
Output dari sistem MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar Lead Time. Lead time dari suatu item yang dibeli
adalah rentang waktu sejak pesanan dilakukan sampai barang diterima. Lead time item yang dibuat adalah rentang waktu sejak perintah pembuatan sampai dengan
item selesai diproses. Rencana pemesanan memiliki dua tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1. Menentukan kebutuhan bahan pada tingkat lebih bawah. 2. Memproyeksikan kebutuhan kapasitas.
2.8 Teknik Peramalan Permintaan