Inventory Turnover X Multikolinieritas

56 Intraco Penta, Tbk, yaitu untuk tahun 2005 sebesar 0,90 kali, untuk tahun 2006 sebesar 0,73 kali, untuk dan tahun 2007 sebesar 0,82 kali, tetapi untuk tahun 2008 besarnya nilai Total Assets Turnover terendah dimiliki oleh PT. Indo Kordsa, Tbk, yaitu sebesar 0,98 kali.

5. Inventory Turnover X

5 Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah kali x Tabel. 4.5 Rekapitulasi Data : “ Inventory Turnover X 5 ” Periode 2005 – 2008 Inventory Turnover Periode Penelitian No Nama Perusahaan 2005 2006 2007 2008 1 PT. Astra International, Tbk 9,46 10,84 11,72 8,69 2 PT. Indo Kordsa, Tbk 3,28 3,72 4,54 3,45 3 PT. Intraco Penta, Tbk 0,75 1,79 2,07 2,97 4 PT. Nipress, Tbk 7,59 8,36 8,75 8,48

5 PT. Selamat Sempurna, Tbk

4,01 3,67 3,35 3,58

6 PT. Tunas Ridean, Tbk

15,03 22,99 23,88 20,69 7 PT. United Tractor, Tbk 4,97 7,07 7,03 4,27 Sumber : Lampiran. 5 Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Inventory Turnover tertinggi untuk tahun 2005 – 2008 dimiliki oleh PT. Tunas Ridean, Tbk, yaitu untuk tahun 2005 sebesar 15,03 kali, untuk tahun 2006 sebesar 22,99 kali, untuk dan tahun 2007 sebesar 23,88 kali, dan untuk dan tahun 2008 sebesar 20,69 kali, sedangkan yang terendah untuk tahun 2005 – 2008, dimiliki oleh PT. Intraco Penta, Tbk, yaitu untuk tahun 2005 sebesar 0,75 kali, untuk tahun 2006 sebesar 1,79 kali, untuk dan tahun 2007 sebesar 2,07 kali, dan untuk tahun 2008 sebesar 2,97 kali. 57

6. Pertumbuhan laba Y

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah persen . Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama periode penelitian, diperoleh hasil, sebagai berikut : Tabel. 4.6 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan laba Y” Periode 2006 – 2009 Pertumbuhan laba Periode Penelitian No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 PT. Astra International, Tbk -31,98 75,62 40,99 9,24 2 PT. Indo Kordsa, Tbk -84,67 113,75 142,10 -23,92 3 PT. Intraco Penta, Tbk -60,74 34,64 141,16 63,32 4 PT. Nipress, Tbk 149,27 -16,42 -75,74 137,59

5 PT. Selamat Sempurna, Tbk

0,67 21,38 13,88 45,24

6 PT. Tunas Ridean, Tbk

-84,44 754,60 29,11 26,65 7 PT. United Tractor, Tbk -11,45 60,48 78,21 43,48 Sumber : Lampiran. 6 Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai Pertumbuhan laba tertinggi untuk tahun 2006 dimiliki oleh PT. Nipress, Tbk, yaitu sebesar 149,27, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Indo Kordsa, Tbk, yaitu sebesar -84,67, Sedangkan untuk tahun 2007 besarnya nilai Pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh PT. Tunas Ridean, Tbk yaitu sebesar 754,60, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Nipress, Tbk yaitu sebesar -16,42, Sedangkan untuk tahun 2008 besarnya nilai Pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh PT. Indo Kordsa, Tbk, yaitu sebesar 142,10, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Nipress, Tbk yaitu sebesar -75,74, dan untuk tahun 2008 besarnya nilai Pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh PT. Nipress, Tbk yaitu sebesar 137,59, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Indo Kordsa, Tbk, Tbk, yaitu sebesar -23,92 58

4.2.1. Uji Normalitas

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah Jika dari nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusinya adalah normal. Sumarsono, 2004 : 43 Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0, dapat dilihat pada tabel 4.7, sebagai berikut Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N 28 Mean .0000000 Normal Parameters a Std. Deviation 106,57006304 Absolute 0,107 Positive 0,101 Most Extreme Differences Negative -0,107 Kolmogorov-Smirnov Z 0,568 Asymp. Sig. 2-tailed 0,904 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan nilai probabilitasnya sebesar 0,904 lebih besar dari 5, dan sesuai dengan dasar pedoman dalam pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya dalam pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias Sesuai dengan tujuan 59 Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Multikolinieritas

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2005 : 57-59 Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0, dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai berikut Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Putaran I Variabel VIF Keterangan Return On Assets ROA X 70,456 Terkena Multikolinieritas Return On Equity ROE X2 9,265 Bebas Multikolinieritas Net Profit Margin NPM X3 55,041 Terkena Multikolinieritas Total Assets Turnover X4 4,436 Bebas Multikolinieritas Inventory Turnover X5 2,965 Bebas Multikolinieritas Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini yaitu X 2 , X 4, dan X 5 , mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor 10, tetapi untuk variabel X 1 , dan X 3 , mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor 10, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, maka hal ini berarti adanya korelasi antar variabel X1 dengan X3 atau terjadi multikolinieritas, untuk itu peneliti perlu melakukan pengujian ulang 60 Putaran II, tetapi sebelum peneliti melakukan pengujian ulang Putaran II, peneliti menghilangan salah satu dari dua variabel tersebut, dan dalam hal ini peneliti mengeluarkan variabel Return On Assets ROA X, dengan alasan bahwa variabel Return On Assets ROA X mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor yaitu sebesar 70,456 lebih besar dari nilai VIF Variance Inflation Factor untuk variabel Net Profit Margin NPM X3 yaitu sebesar 55,041, Setelah menghilangkan salah satu dari dua variabel tersebut, barulah melakukan pengujian ulang Putaran II. Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas putaran II dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0, dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai berikut Tabel 4.9. Hasil Uji Multkolinieritas Putaran II Variabel VIF Keterangan Return On Equity ROE X2 8,037 Bebas Multikolinieritas Net Profit Margin NPM X3 7,222 Bebas Multikolinieritas Total Assets Turnover X4 1,534 Bebas Multikolinieritas Inventory Turnover X5 2,218 Bebas Multikolinieritas Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 2 , X 3 , X 4, dan X 5 , mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor 10, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas, sehingga seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam penelitian. 61

2. Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 59

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufactur di Bursa Efek Jakarta).

0 1 10

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 12

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI PT.BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 110

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 117

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA USULAN PENELITIAN

0 0 25