MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

HENNY KUSUMASTUTI 0613010082/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan :

HENNY KUSUMASTUTI 0613010082/FE/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Munari, MM Tanggal : ………. NIP.030 195 017

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

DR. Sri Trisnaningsih, SE. MSi NIP. 030.217.167


(3)

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan :

HENNY KUSUMASTUTI 0613010082/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Munari, MM Tanggal : ………. NIP.030 195 017

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(4)

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG

GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh : HENNY KUSUMASTUTI

0613010082/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 22 Oktober 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji :

Ketua

Drs. Ec. Munari, MM Drs. Ec. Munari, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Dwi Suhartini, MAks Anggota

Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP. 030 202 389


(5)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Go Publik di PT. Bursa Efek Indonesia”. dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak, Drs. Ec. Munari, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(6)

dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

7. Buat Ibu dan Bapak yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Oktober 2010

Penulis


(7)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Laporan Keuangan ... 13

2.2.2. Unsur Laporan Keuangan ... 15

2.2.3. Pemakaian Kebutuhan Informasi ... 16

2.2.4. Tujuan Dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan... 17

2.2.5. Analisis Rasio Keuangan ... 18

2.2.5.1. Kegunaan Analisis Rasio ... 20

2.2.5.2. Keunggulan Analisis Rasio ... 21

2.2.5.3. Keterbatasan Analisis Rasio... 22

2.2.6. Jenis – Jenis Rasio Keuangan ... 23

2.2.7. Arti Penting Memprediksi Pertumbuhan Laba...29


(8)

2.2.9.Pengaruh Return On Equity Dalam Memprediksi

Pertumbuhan Laba ... 32

2.2.10.Pengaruh Net Profit Margin Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba ... 32

2.2.11.Pengaruh Total Assets Turnover Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba ... 33

2.2.12.Pengaruh Inventory Turnover Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba ... 34

2.3. Kerangka Pikir ... 35

2.4. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 36

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 41

3.3.1. Jenis Data ... 41

3.3.2. Sumber Data... 41

3.3.3. Pengumpulan Data ... 41

3.4. Uji Kualitas Data... 42

3.4.1. Uji Normalitas... 42

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 45


(9)

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model... 45

3.5.2.2. Uji Parsial... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 49

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 52

4.2.1. Uji Normalitas... 58

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 58

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 63

4.3.1. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

4.3.2. Uji Hipotesis... 65

4.3.2.1. Uji Kesesuaian Model... 65

4.3.2.2. Uji Parsial... 66

4.4. Pembahasan... 68

4.4.1. Implikasi... 68

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 71

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 71

4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 73

5.2. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Halaman

Tabel. 1.1 Pertumbuhan Laba “Perusahaan Otomotif

Periode 2005 – 2009... 5

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA) (X1)” Periode 2005 – 2008... 52

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Data : “Return On Equity (ROE) (X2)” Periode 2005 – 2008... 53

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Data : “Net Profit Margin (NPM) (X3)” Periode 2005 – 2008... 54

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Data : “Total Assets Turnover (X4)” Periode 2005 – 2008... 55

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Data : “Inventory Turnover (X5)” Periode 2005 – 2008... 56

Tabel. 4.6 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2006 – 2009... 57

Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas... 58

Tabel. 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas (Putaran I)… ... 59

Tabel. 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas (Putaran II)… ... 60

Tabel. 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas … ... 62

Tabel. 4.11 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 63

Tabel. 4.12 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model …... 65

Tabel. 4.13 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 66

Tabel. 4.14.Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial … ... 67


(11)

Halaman

Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir ... 31 Gambar. 3.1. Kurva Statistik  Durbin Watson... 44 Gambar. 4.1. Daerah Keputusan Autokorelasi ... 61


(12)

viii

YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

HENNY KUSUMASTUTI

Abstrak

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh Return On Equity (ROE), Net Profut Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI”

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan Otomotif yang go Publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2009. Sumber data yang digunakan berasal dari Bursa Efek Indonesia, dan terdiri dari laporan Neraca per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, sedangkan untuk Laporan Laba Rugi Indeks Perataan laba adalah Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2009, dan data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga bahwa Return On Equity (ROE), Net Profut Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI, teruji kebenarannya.

Keyword : Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi akuntansi keuangan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis, antara lain sebagai alat penilai kinerja manajer, alat penilai kinerja perusahaan, alat bantu pengambilan keputusan taktis strategik manajerial, alat bantu prediksi kinerja ekonomi di masa depan, dan hal lain-lain. Singkatnya informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan ekstern dan intern. Walaupun demikian kegunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomi tergantung pada jenis keputusan yang dibuat, metode pengambilan keputusan yang digunakan, kelengkapan informasi yang menunjanng dari sumber lain, dan kapasitas pengambilan keutusan dalam memproses informasi akuntansi.

Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan, kemudian menganalisisnya, sehingga kita dapat menilai hal apa yang dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan.

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau


(14)

posisi keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Braver (1996) dalam Takarini dan Ekawati (2003 : 254) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan dengan menentukan satu set rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dengan analisis rasio dapat diketahui kekuatan dan kelemhan perusahaan dibidang keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dipakai sebagai peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Analisis rasio dapat membimbing investor dalam membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang akan dihadapioleh perusahaan dimasa yang akan datang.

Sedangkan menurut Lukviarman, (2006 : 20) Analisis rasio keuangan, adalah alat yang paling bermanfaat untuk menentukan bagaimana aktivitas usaha dijalankan. Pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaan.

Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang (Harahap, 2006 : 297).


(15)

Return On Assets, rasio ini didasarkan pada pendapatan bahwa aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal (Sawir, 2005 : 20). Sedangkan menurut (Meythi, 2005 : 259) ROA merupakan rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari harta perusahaan. ROA diukur dengan perbandingan antara net income dengan total assets.

Return On Equity, rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus (Harahap, 2002 : 305). Sedangkan menurut (Meythi, 2005 : 259) ROE

merupakan rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara net income dengan shareholders equity (net worth).

Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turnovernya ditingkatkan atau diperbesar dengan tingginya penjualan maka secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Total Assets Turnover ini lebih penting bagi kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisiensi tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. (Syamsuddin, 1998 : 62).


(16)

Net profit margin, rasio ini menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalan mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2002 : 304). Selanjutnya menurut Sandiyani dan Aryati dalam Raharjo dan Kusumaning (2005 : 96) menyatakan rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisiensi disini bisa juga dikaitkan dengan penjualan, tetapi ada pula keuntungan relatif yang cukup rendah..

Inventory Turnover, rasio ini merupakan salah satu dari rasio aktivitas yang mengukur efisiensi pengelolaan inventasi kedalam persediaan yang dilakukan perusahaan, dan tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun. Dengan demikian perusahaan yang perputaran persediaan tinggi, memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut efisiensi dalam mengelola persediaan. (Lukviarman, 2006 : 308)

Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi kecuali transaksi dengan pemegang saham dalam suatu periode tertentu. Konsep laba sama halnya dengan pendapatan bersih (net income), yaitu memasukkan hampir seluruh kejadian yang tercakup dalam pendapatan bersih dengan penekanan periode sekarang (present). Sehingga dapat dilakukan penelitian dalam memprediksi perubahan laba dengan rasio keuangan (Takarini dan Ekawati, 2003 : 254)

Penelitian ini menggunakan perusahaan Otomotif sebagai obyek penelitian dikarenakan persaingan dalam dunia usaha Otomotif sangat ketat.


(17)

Dan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan perusahaan Otomotif tersebut maka berikut ini merupakan data pertumbuhan laba perusahaan Otomotif selama periode 2006 – 2009, yang disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Pertumbuhan Laba “Perusahaan Otomotif” Periode 2005 – 2009

(dinyatakan dalam satuan Jutaan rupiah)

(%)

No Nama Perusahaan Tahun Laba Pertumbuhan

laba

1 PT. Astra International. Tbk 2005 5.457.285,00

2006 3.712.097,00 -1.745.188,00 -31,98

2007 6.519.000,00 2.806.903,00 75,62

2008 9.191.000,00 2.672.000,00 40,99

2009 10.040.000,00 849.000,00 9,24

2 PT. Indo Kordsa, Tbk 2005 119.496,00

2006 18.314,00 -101.182,00 -84,67

2007 39.147,00 20.833,00 113,75

2008 94.776,00 55.629,00 142,10

2009 72.106,00 -22.670,00 -23,92

3 PT. Intraco Penta. Tbk 2005 17.998,00

2006 7.066,00 -10.932,00 -60,74

2007 9.514,00 2.448,00 34,64

2008 22.944,00 13.430,00 141,16

2009 37.473,00 14.529,00 63,32

4 PT. Nipress. Tbk 2005 3.069,00

2006 7.650,00 4.581,00 149,27

2007 6.394,00 -1.256,00 -16,42

2008 1.551,00 -4.843,00 -75,74

2009 3.685,00 2.134,00 137,59

5 PT. Selamat Sempurna. Tbk 2005 65.737,00

2006 66.175,00 438,00 0,67

2007 80.325,00 14.150,00 21,38

2008 91.472,00 11.147,00 13,88

2009 132.850,00 41.378,00 45,24

6 PT. Tunas Ridean. Tbk 2005 142.732,00

2006 22.211,00 -120.521,00 -84,44

2007 189.816,00 167.605,00 754,60

2008 245.079,00 55.263,00 29,11

2009 310.400,00 65.321,00 26,65

7 PT. United Tractor. Tbk 2005 1.050.729,00

2006 930.372,00 -120.357,00 -11,45

2007 1.493.037,00 562.665,00 60,48

2008 2.660.742,00 1.167.705,00 78,21

2009 3.817.541,00 1.156.799,00 43,48

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dari tabel 1.1. diatas dapat diketahui bahwa daro beberapa perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2006


(18)

sampai dengan tahun 2009 banyak yang mengalami penurunan laba, sehingga dapat menyebabkan investor ragu untuk melakukan investasi. Hal ini disebabkan karena penurunan penjualan serta banyaknya persaingan tang ketat diantara perusahaan yang sejenis.

Berdasarkan Uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ”Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Go Publik di PT. Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

“Apakah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover

mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut :

“Untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI”


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik harus mempunyai konstribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset. Pemakai riset dapat digunakan bagi peneliti, praktisi, dan akademis. Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ada dan tidaknya pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.

2. Bagi praktisi

Dapat menambah ilmu informasi tentang manfaat rasio keuangan untuk membantu mengambil keputusan sebelum melakukan Investasi. 3. Bagi akademis

Untuk menambah perbendaharaan referensi dan mungkin dapat memberikan suatu ide untuk pengembangan lebih lanjut dalam mengadakan penelitian dalam bidang yang berkaitan dengan bahasan ini dimasa yang akan datang.


(20)

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitiaan terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam skripsi ini pernah dilakukan oleh :

1. Zainudin (1999)

a. Judul:

”Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”

b. Rumusan Masalah :

Apakah Rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liqudity mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan ?

c. Hipotesis

1) Diduga pertumbuhan rasio keuangan Capital, Assets, Earnings,

dan Liquidity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan.

2) Diduga kekuatan prediksi rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liqudity tidak akan berbeda untuk periode dua tahun kedepan dibandingkan periode satu tahun kedepan.

d. Kesimpulan

1) Hasil analisis menunjukkan bahwa Construct rasio keuangan


(21)

memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan untuk periode satu tahun kedepan, dibandingkan untuk periode dua tahun kedepan.

2) Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa rasio keuangan

Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity tidak signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan untuk periode satu tahun kedepan maupun dua tahun tahun kedepan.

2. Meythi (2005)

a. Judul :

“Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Laba : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”

b. Rumusan Masalah :

Rasio keuangan mana yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba ?

c. Hipotesis

1) Diduga Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.

2) Diduga Quick Ratio (QR) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.

3) Diduga Debt Ratio (DR) mempunyai pengaruh paling baik

untuk memprediksi pertumbuhan laba.

4) Diduga Equity to Total Assets (ETA) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.


(22)

5) Diduga Equity to Total Liabilities (ETL) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

6) Diduga Equity to Fied Assets (EFA) mempunyai pengaruh

paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.

7) Diduga Profit Margin (PM) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

8) Diduga Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh baik

untuk memprediksi pertumbuhan laba.

9) Diduga Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

10) Diduga Inventory Turnover (ITO) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

11) Diduga Average Collevtion Periode (ACP) mempunyai

pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

12) Diduga Fied Assets Turnover (FAT) mempunyai pengaruh

paling baik untuk memprediksi laba.

13) Diduga Total Assets Turnover (TAT) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi laba.

14) Diduga Profit Growth (PG) mempunyai pengaruh paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba.

d. Kesimpulan

1) Dari hasil perhitungan Rotated Component Matrix dapat

disimpulkan bahwa untuk semua rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Equity toTotal


(23)

Assets (ETA), Equity to Total Liabilities (ETL), Equity to fied Assets (EFA), Profit Margin (PM), Return On Assets (ROA),

Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Average Collection Period (ACP), Fied Assets Turnover (FAT), Total Assets Turnover (TAT), Profit Growth (PG), menunjukkan

bahwa Return On Assets (ROA) yang paling baik dalam

memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur Sektor basic and chemical untuk periode 2000-2003.

3. Ivon Dwi Raharjo (2005 )

a. Judul :

“Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan laba dimasa yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”

b. Rumusan Masalah :

1) Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi laba perusahaan satu tahun kedepan ?

2) Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan ? c. Hipotesis

1) Diduga perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

2) Diduga perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan dua tahun kedepan.


(24)

3) Diduga perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

4) Diduga perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki

kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan

5) Diduga perubahan Rasio keuangan Total Assets Turnover ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

6) Diduga perubahan rasio keuangan Total Assets Turnover ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.

7) Diduga perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

8) Diduga perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.

d. Kesimpulan :

Dari hasil pengujian koefisiensi regresi tidak terdapat variabel independen yang nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis


(25)

alternatif karena tidak terdapat rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk satu kedepan dan untuk hasil dua tahun kedepan tidak jauh beda yaitu tidak terdapat variabel independen yang nilai signifikannya lebih kecil atau sama dengan 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis alternatif karena tidak terdapat rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk dua tahun kedepan.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana utama mealui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak luar perusahaan. Laporan ini memberikan suatu sejarah yang berkesinambungan yang dikuantifikasikan dalam satuan uang berkenaan dengan sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis dan aktivitas yang mengubah dan sumber daya kewajiban ini. Laporan keuangan yang paling sering disajikan adalah neraca, perhitugan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu pengungkapan dalam catatan merupakan bagian terpadu dari masing-masing keempat laporan keuangan dasar ini.(Kieso, 2002 : 6)

Menurut Harahap, (2002 : 105) Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau


(26)

jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan bisa menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu.

Sedangkan menurut Badriwan, (2000 : 17) Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang dihasilkan melalui suatu proses akuntansi untuk suatu periode atau tanggal tertentu. (Lukviarman, 2006 : 13). Sedangkan menurut Munawir, (2004 : 2) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivatas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari sebuah proses akuntansi yang nantinya diginakan ssebagai sumber informasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan serta untuk melihat kondisi keuangan perusahaan.


(27)

2.2.2 Unsur Laporan Keuangan

1. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut dengan pasiva, atau dengan kata lain aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu dari dua golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. (Badriwan 2000 : 18)

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. (Baridwan, 2000 : 30)

3. Laporan Perubahan Modal

Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode tertentu. (PSAK 2009 No.1 : Alenia 67)


(28)

4. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode tertenttu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No.1: Alenia 69)

2.2.3 Pemakaian dan Kebutuhan Informasi

Para pemakai lapopran keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi bebrapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi :

1. Investor, membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.

2. Kreditor (Pemberi nasihatnya), para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memituskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.


(29)

4. Shareholders (Para pemegang saham), berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan

selanjutnya.

5. Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjajian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Karyawan, tertarik pada informasi mengenai stabiitas dan profitabilitas perusahaan.

8. Masyarakat, untuk mengetahui kecenderungan dan perkembangan

terkhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. (Prastowo, 2005 : 4)

2.2.4 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008 : 68) ada beberapa tujuan dan manfaat bagi pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara Umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.


(30)

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.

2.2.5 Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara hutang dan modal antara kas dan assets, antara Harga Pokok Penjualan dan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. (Harahap, 2002 : 297)

Sedangkan menurut Lukviarman, (2006 : 20) Analisa rasio keuangan, adalah alat yang paling bermanfaat untuk menentukan bagaimana aktivitas usaha djalankan. Pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaan.


(31)

Rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio sekarang dengan masa lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu periode beberapa tahun, analis dapat komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya didalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan performa atau proyeksi, dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu.

Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Hanya dengan membandingkan rasio satu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang realistis. Sejauh mungkin, data akuntansi dari bermacam-macam perusahaan yang berdeda-beda dapat distandarkan, oleh seorang analis harus hati-hati dalam menaksirkan perbandingan itu. (Sawir, 2005 : 6-7)

Rasio merupakan bentuk matematis sederhana yang menyatakan hubungan satu item dengan item yang lain, yang merupakan perbandingan antara satu item dengan item yang lain. Di dalam laporan keuangan perusahaan, kadang akan lebih berarti bila mengetahui rasio suatu item dibandingkan dengan item yang lain, dari pada nilai item itu sendiri. (Rahardjo, 1993 : 9)


(32)

Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan finansial.. Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia meliputi :

1. Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial perusahaan pada suatu saat.

2. Income Statement yang merupakan laporan operasi selama periode tertentu. (Alwi, 1993 : 95)

2.2.5.1 Kegunaan Analisis Rasio

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah

“future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faaktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. (Munawir, 2004 : 64)

Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go publik. Bagi manajer finansial, dengan


(33)

menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang dimiliki dibidang finansial, seningga dapat ditentukan cara-cara mengatasinya.

Sedangkan bagi calon investor maupuun kreditur, dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.5.2 Keunggulan Analisis Rasio

Analisa rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah :

1. Rasio meerupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di


(34)

2.2.5.3 Keterbatasan Analisis Rasio

Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a. Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bebas atau subyektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (Cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standart akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan

menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standart akuntansi yanng dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan menimbulkan kesalahan. (Harahap, 2002 : 298)


(35)

2.2.6 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (2001 : 331), jenis rasio keuangan ada 4, yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. (Van Horne dan Wachowicz, 2005 : 206)

Istilah likuidasi menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun. (Moeljadi, 2006 : 48)

Menurut Lukviarman (2006 : 24-25), rasio likuidasi terdiri dari :

a. Current Ratio

Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Lancar Kewajian

lancar Aktiva Ratio


(36)

b. Acid Test Ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang lebih likuid (kecuali persediaan) dalam menutupi kewajiban lancar.

Acid Test Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2. Rasio Leverage

Rasio Leverage dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. (Riyanto, 2001 : 331)

Menurut Lukviarman (2006 : 30), rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk menilai :

a. Cara perusahaan di dalam membiayai sejumlah aktiva yang di milikinya.

b. Kemampuan perusahaan di dalam membayar beban tetap

disebabkan pemakain sumber pembiayaan yang tidak berasal dari modal pemilik (seperti bunga obligasi dan pinjaman)

Menurut Lukviarman (2006 : 30-34), rasio leverage terdiri dari :

a. Debt Ratio

Merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibelanjai dengan hutang (pinjaman)

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Lancar

Kewajiban

Persediaan Lancar

Aktiva Ratio

Test

Acid  

Aktiva Total

Hutang Total

Ratio


(37)

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri. Rasio ini mengambarkan sampai sejauh mana modal sendiri dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.

Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

c. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Rasio menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) untuk membayar biaya bunga hutang.

Time Interest Earned Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

d. Fixed Charge Coverage

Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menutupi beban tetapnya, termasuk pembayaran dividen saham preferen, biaya bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.

Fixed Charge Coverage dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sendiri Modal Total Hutang Total Ratio Equity

Debt to 

Bunga Biaya Pajak Dan Bunga Sebelum Laba Ratio Earned Interest Time  Pembayaram Bunga Biaya Sewa Pembayaran Bunga Biaya EBIT Coverage Charge Fixed   


(38)

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan di dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh hasil penjualan. Hal ini berhubungan dengan tujuan manajemen keuangan di dalam menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva, yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. (Lukviarman,2006 : 26)

Rasio aktivitas dapat menunjukkan seberapa cepat unsur-unsur aktiva itu dikonversikan menjadi penjualan ataupun kas. Semua rasio likuiditas tidak menunjukkan likuiditas nyata, sebab hanya menunjukkan perbedaan antara aktiva lancar dan hutang lancar, sedangkan rasio aktivitas ini menilai kegiatan yang mampu mempercepat terciptanya likuiditas. (Moeljadi, 2006 : 49)

Rasio yang digunakan :

a. Total Assets Turnover

Total assets turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.

Total assets turnover dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Aktiva Total

Penjualan Turnover

Assets


(39)

b. Inventory Turnover

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) merupakan rasio untuk mengukur efektifitas atau efisiensi pengelolaan investasi ke dalam persediaan yang dilakukan perusahaan dan tergambar dari jangka waktu perputaran pwersediaan selama satu tahun.

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

c. Account Receivable Turnover

Dengan Account Receivable Turnover dapat diketahui jumlah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan piutanng.

Account Receivable Turnover dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan yang berkaitan dengan investasi. (Van Horne dan Wachowicz, 2005 : 222)

Persediaan Penjualan Pokok

Harga Persediaan

Perputaran 

Piutang

Bersih Kredit Penjualan Turnover

Receiable


(40)

Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui kemampuan manajemen perusahaan di dalam mengendalikan berbagai beban yang berhubungan dengan penjualan.

a. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Gross Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b. Net Profit Margin (NPM)

Net profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Gross Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Rasio ini digunakan untuk menilai atau mengukur tingkat keuntungan perusahaan dalam hubungannya dengan dana yang diinvestasikan di dalam rangka menghasilkan keuntungan tersebut.

a. Return On Assets

Return On Assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakannya.

% 100 bersih Penjualan Kotor Laba Margin Profit

Gross  x

% 100 bersih Penjualan Pajak Setelah Bersih Laba Margin Profit


(41)

Return On Assets dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

Return On Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2.2.7 Arti Penting Memprediksi Pertumbuhan Laba

Sebagai halnya seorang dokter yang mengetahui kondisi kesehatan seseorang, begitu pula seorang manajer keuangan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam kaitannya dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan diketahui kondisi keuangan perusahaan, keputusan yang rasional dapat dibuat dengan bantuan alat-alat analisis tertentu. (Sawir, 2005 : 1)

Laba adalah kenaikan yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. (Baridwan, 2000 : 31)

Laba sebagai suatu pengukuran kinerja dan bagian dari laporan keuangan perusahaan, merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan

% 100 Aktiva Total

Bersih Laba

Assets nn

Return  x

% 100 Sendiri

Modal

Pajak Setelah Bersih

Laba


(42)

atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi kecuali transaksi dengan pemegang ssaham dalam suatu periode tertentu. Konssep laba sama halnya dengan pendapatan bersih (net income), yaitu memasukkan hampir seluruh kejadian yang tercakup dalam pendapatan bersih dengan penekanan periode sekarang (Present). Sehingga dapat dilakukan penelitian dalam memprediksi perubahan laba dengan rasio keuangan. (Takarini dan Ekawati, 2003 : 254)

Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Tetapi sebenarnya laba seperti ternyata dalam laporan perhitungan laba rugi adalah sebagai salah satu dari proses akuntansi, tidak merupakan suatu jumlah spesifik dan pasti. Laba yang ditentukan dengan cara mempertemukan penghasilan dan biaya-biaya yang bersangkutan itu bisa bervariasi dan tergantung pada berbagai asumsi dan prinsip-prinsip atas dasar mana kegiatan dan proses akuntansi itu diselenggarakan. Hal ini disebabkan oleh karena berdasar asumsi dan prinsip-prinsip itu dalam akuntansi berlaku alternatif metode-metode pengukuran terhadap penghasilan dan biaya-biaya khususnya. Metode pengukuran yang alternatif sifatnya dihadapkan pada suatu fakta akan adanya suatu pengeluaran kas yang bermanfaat dalam beberapa periode akuntansi dan sebaliknya adanya pendapatan atau penghasilan dari suatu transaksi sebelum terjadinya realisasi penerimaan kas.

Penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan trendnya, tidak dapat dipisahkan dan mencakup evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi manajemen. Dengan membaca informasi keuangan


(43)

para pengambil keputusan akan dapat menilai potensi perusahaan. Penilaian ini dimaksudkan untuk menaksir kemampuan perusahaan untuk prestasi yang lebih baik, untuk mendapatkan kas yang lebih banyak, dan dapat mengkonversikan laba menjadi kas pada masa yang akan datang. Kemampuan ini disebut kemampuan mendapatkan laba perusahaan atau

earning power. Earning power perusahaan pada hakikatnya merupakan untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang. Kemampuan mendapatkan kas dan laba adalah sangat berhubungan erat, semakin lama periodenya semakin dekat hubungannya. (Raharjo dan Kusumaning, 2005 : 95)

2.2.8 Pengaruh Return On Assets (ROA) Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari harta perusahaan. Selain itu Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Semakin tinggi nilai Return On Assets, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan semakin baik, hal ini berarti perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan para pemegang saham percaya akan tingkat pengembalian atas modal yang mereka tanamkan. Penelitian yang

dilakukan Meythi (2005) yang membuktikan bahwa Return On Assets


(44)

sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio keuntungan dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.

2.2.9 Pengaruh Return On Equity (ROE) Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan, selain itu rasio ini juga menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin tinggi nilai rasio ini, hal ini berarti semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba. (Harahap, 2002 : 305), Penelitian yang dilakukan

Meythi (2005) yang membuktikan bahwa Return On Equity (ROE)

mempunyai pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Equity (ROE) dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.

2.2.10 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Net profit margin merupakan rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisiensi disini bisa juga dikaitkan dengan penjualan, tetapi ada pula keuntungan relatif


(45)

yang cukup rendah.. Selain itu rasio ini juga menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalan mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2002 : 304).

Penelitian yang dilakukan Meythi (2005) membuktikan bahwa Net profit margin mempunyai pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivon (2005) membuktikan bahwa Net profit margin mempunyai pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa Net profit margin dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

2.2.11 Pengaruh Total Assets Turnover Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turnovernya ditingkatkan atau diperbesar dengan tingginya penjualan maka secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Total Assets Turnover ini lebih penting bagi kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisiensi tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. (Syamsuddin, 1998 : 62).


(46)

Penelitian yang dilakukan Meythi (2005) membuktikan bahwa

Total Assets Turnover mempunyai pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ivon (2005) membuktikan bahwa Total Assets Turnover mempunyai

pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa Total Assets Turnover dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang

2.2.12 Pengaruh Inventory Turnover Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba

Inventory Turnover, rasio ini merupakan salah satu dari rasio aktivitas yang mengukur efisiensi pengelolaan inventasi kedalam persediaan yang dilakukan perusahaan, dan tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun. Dengan demikian perusahaan yang perputaran persediaan tinggi, memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut efisiensi dalam mengelola persediaan. (Lukviarman, 2006 : 308)

Penelitian yang dilakukan Meythi (2005) membuktikan bahwa

Inventory Turnover mempunyai pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ivon (2005) membuktikan bahwa Inventory Turnover mempunyai

pengaruh baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, sehingga dapat disimpulkan bahwa Inventory Turnover dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(47)

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan perumusan masalah serta fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti ini ditunjukkan pada gambar 2.1, sebagai berikut :

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Diduga bahwa Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover

mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI

Return On Assets (X1)

Return On Equity (X2)

Net Profit Margin (X3)

Total Assets Turnover (X4)

Pertumbuhan Laba (Y)

Uji Statistik Regresi Linier Berganda Inventory Turnover (X5)


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifisikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau variabel tersebut.(Nazir, 2005:126)

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini akan menggunakan lima variabel yaitu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan laba, sedangkan variabel bebasnya meliputi : 1. Return On Assets (ROA) (X1)

2. Return On Equity (ROE) (X2) 3. Net Profit Margin (NPM) (X3) 4. Total Assets Turnover (X4) 5. Inventory Turnover (X5)

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

1. Return On Assets (ROA) (X1)

Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah persen (%).


(49)

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Harahap (2002 : 305)

2. Return On Equity (ROE) (X2)

Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah persen (%).

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Harahap (2002 : 305)

3. Net Profit Margin (NPM) (X3)

Net Profit Margin merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah kali (x)

% 100 Aktiva Total

Bersih Laba

ROA x

% 100 Sendiri

Modal

Pajak Setelah Bersih

Laba


(50)

Net Profit Margin (NPM) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Harahap (2002 : 304)

4. Total Assets Turnover (X4)

Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Harahap (2002 : 309)

5. Inventory Turnover (X5)

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Aktiva Total

Penjualan Turnover

Assets

Total 

% 100 bersih

Penjualan

Pajak Setelah Bersih

Laba Margin

Profit


(51)

Inventory Turnover dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber : Harahap (2002 : 308)

Variabel Terikat (Y) Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba adalah Kenaikan modal yang berasal dari transaksi yang terjadi dari suatu badan usaha. Skala pengukuran data adalah skala rasio dengan satuan rupiah. (Baridwan, 2000 : 31)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah rupiah (%).

Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Meythi (2005 : 260)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah kumpulan seluruh elemen atau objek yang diteliti (Nazir, 2005 : 271). Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan Otomotif yang go Publik di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, dan tercatat ada 14 perusahaan. Persediaan Penjualan Pokok Harga Turnover

Inventory 

% 100 Awal) (Periode Laba Awal) (Periode Laba -Akhir) (Periode Laba 1 -t 1 -t t x n Laba Pertumbuha


(52)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari karakteristik sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi. (Sumarsono, 2004 : 44). Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non-probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut yang merupakan respresentatif dari populasi.

Adapun kriteria pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sampel adalah perusahaan manufaktur di bidang Otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

2. Perusahaan sampel adalah perusahaan manufaktur di bidang Otomotif yang mempunyai laporan keuangan lengkap, valid dan telah diaudit oleh auditor independen.

3. Perusahaan sampel adalah perusahaan manufaktur di bidang Otomotif yang mempunyai data laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian.

Berdasarkan kriteria diatas, terdapat 7 perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu sebagai berikut :

1. PT. Astra International, Tbk 2. PT. Indo Kordsa, Tbk 3. PT. Intraco Penta, Tbk


(53)

4. PT. Nipress, Tbk

5. PT. Selamat Sempurna, Tbk 6. PT. Tunas Ridean, Tbk 7. PT. United Tractor. Tbk

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah data dari PT. Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak langsung dari obyek yang diteliti.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang menjadi obyek penelitian dan data tersebut diperoleh dari PT. Bursa Efek Indonesia.

3.3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini yaitu dengan cara melihat, mempelajari, dan mengutip catatan dari dokumen yang ada pada laporan keuangan perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Indonesia, Kemudian dilakukan rekapitulasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang digunakan berupa laporan keuangan mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.


(54)

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas

Menurut Sumarsono (2004 : 40) Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorow Smirnov.

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : (Sumarsono, 2004 : 43)

1. Jika dari nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika dari nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusinya adalah normal.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)

1. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.


(55)

(Ghozali, 2005 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini, maka dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil olah data.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2005 : 57-59)

2. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara korelasi penggangu pada tahunini dengan periode tahun sebelumnya, dan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier tersebut terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson (Ghozali, 2005: 95), dengan ketentuan sebagai berikut :.

1. Apabila (4 – dW) > dU, hal ini berarti bahwa Ho diterima : Jadi P = 0, berarti tidak ada autokorelasi pada model

2. Apabila (4 – dW) < dL, hal ini berarti bahwa Ho ditolak : Jadi P = 0, berarti terdapat autokorelasi pada model

3. Apabila dL < (4 – dW) < dU, hal ini berarti bahwa Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebut.


(56)

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada

autokorelasi negatif

dL dU 4 - dU 4 - dL 4

0

ada auto

korelasi positif

daerah keragu raguan

ada auto

korelasi negatif

daerah keragu raguan

Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva statistik  Durbin Watson di bawah ini :

Gambar. 3.1 : Kurva Statistik Durbin Watson

Sumber : Gujarati, Damodar, Zain, Sumarno, 1999, Ekonometrika Dasar. Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Penerbit Erlangga Jakarta, hal : 128

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2005: 69). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)


(57)

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Adapun model persamaan regresi yang digunakan, sebagai berikut :

Y= bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e…..

Sumber : Anonim, (2009: L-21) Dimana:

Y = Pertumbuhan Laba

b0 = Konstanta

X1 = Return On Assets (ROA) X2 = Return On Equity (ROE) X3 = Net Profit Margin

X4 = Total Assets Turnover

X5 = Inventory Turnover

B1,2,,,5 = Koefisien Regresi

e = Standart error

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji Kesesuaian Model atau Uji F ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh


(58)

Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin

(NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam

memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik

di BEI.

Prosedur Uji F :

1. H0 : b1,,,b5 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI”

H1 : b1,,,b5≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI”

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI.


(59)

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI.

3.5.2.2. Uji Parsial

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover

secara parsial dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI.

Prosedur Uji t :

1. H0 : bj = 0 (artinya Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover secara parsial tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI.

H1 : bj≠ 0 (artinya Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover secara parsial mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI.


(60)

3. Kriteria keputusan :

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover secara parsial tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang

go publik di BEI.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover secara parsial mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan Otomotif yang go Publik di Bursa Efek Indonesia Untuk itu lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu :

1. PT. Astra International, Tbk

PT. Astra International, Tbk didirikan dengan berdasarkan akta Notaris No. 67, yang dibuat dihadapkan Sie Khwan Djioe, SH, tanggal 20 Febuari 1957.

Perseroan bergerak dalam bidang perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat – alat berat, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jl. Gaya Motor Raya. No. 8 Sunter II, Jakarta, dan perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1957.

2. PT. Indo Kordsa, Tbk

PT. Indo Kordsa, Tbk, didirikan pada tanggal 8 Juli 1981, dengan berdasarkan akta Notaris No. 83 yang dibuat dihadapkan Ridwan Suselo, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang Industri pembuatan dan pemasaran ban, Filamen yarn, nylon tire cord (Benang nilon untuk ban) dan bahan baku untuk polyester (purified terepthalic acid), dengan kantor pusat yang berkedudukan di Wima Indosemen Lantai 7, Jalan


(62)

Jendral Sudirman Kav. 70-71 Jakarta, dengan pabrik berlokasi di Jl. Pahlawan Desa Karang Asem Timur Citeureup, Bogor. dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tanggal 1 April 1987.

3. PT. Intraco Penta, Tbk

PT. Intraco Penta, Tbk, didirikan pada tanggal 10 Mei 1975, dengan berdasarkan akta Notaris No. 13 yang dibuat dihadapkan Milly Karmila Sareal, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang perdagangan dan penyewaan alat – alat berat dan suku cadang serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan, dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jl Pangeran Jayakarta No. 115 Blok C1-2-3 Jakarta dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1975.

4. PT. Nipress, Tbk

PT. Nipress, Tbk, didirikan pada tanggal 24 April 1975, dengan berdasarkan akta Notaris No.295 yang dibuat dihadapkan Ridwan Suselo, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha industri accu lengkap untuk segala keperluan dan usaha – usaha yang berhubungan dengan ini, dengan kantor pusat dan pebriknya yang berkedudukan di Jl. Narogong Raya, Km. 26 Cileungsi Bogor Jawa Barat, dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1975.

5. PT. Selamat Sempurna, Tbk

PT. Selamat Sempurna, didirikan pada tanggal 19 Januari 1976, dengan berdasarkan akta Notaris No.207 yang dibuat dihadapkan Ridwan Suselo, SH.


(1)

memprediksi pertumbuhan laba, hal ini membuktikan bahwa perputaran persediaan (Inventory Turnover) merupakan rasio untuk mengukur efektifitas atau efisiensi pengelolaan investasi ke dalam persediaan yang dilakukan perusahaan dan tergambar dari jangka waktu perputaran pwersediaan selama satu tahun, dari hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif, hal ini berarti bahwa semakin baik Inventory Turnover, maka diharapkan pertumbuhan laba akan semakin meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa Inventory Turnover dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi pertumbuhan laba.

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama - sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel yang digunakan, periode penelitian dan objek penelitian, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan duplikasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005) dan Rahmawati (2002)

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan


(2)

72

menguji secara empiris pengaruh Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI, telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba.

4.4.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti sudah dilakukan secara optimal, namun peneliti merasa dalam hasil penelitian ini adanya keterbatasan, yaitu antara lain : 1. Sampel yang diambil relatif kecil, sehingga kurang dapat mengukur

pengaruh kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dapat dirasakan peneliti pada saat melakukan penelitian, yang mana pada saat ini situasi negara dalam keadaan krisis ekonomi sehingga dapat mempengaruhi kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.

3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba..


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil Uji Asumsi klasik dapat diketahui bahwa adanya korelasi antar variabel X1 dengan X3 atau terjadi multikolinieritas, untuk itu peneliti menghilangan salah satu dari dua variabel tersebut, dan dalam hal ini peneliti mengeluarkan variabel Return On Assets (ROA) (X!), dengan alasan bahwa variabel Return On Assets (ROA) (X!) mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih besar dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk variabel Net Profit Margin

2. Dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji kesesuaian model atau uji F dapat diketahui bahwa ada pengaruh Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turnover, dan Inventory Turnover dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI, tetapi berdasarkan hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa untuk variabel Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Inventory Turnover berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI, sedangkan untuk variable Total Assets Turnover tidak berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang go publik di BEI, sehingga hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini, tidak teruji kebenarannya.


(4)

74

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :

1. Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, diharapkan manajemen akan segera mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat segera melakukan tindakan koreksi yang diperlukan, dengan begitu rencana-rencana yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2. Dengan melakukan inovasi baik desain ataupun kualitas terhadap produk

yang dihasilkan, sehingga akan dapat meningkatkan minat beli masyarakat, selain itu pihak manajemen harus bisa mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan dalam operasional perusahaan semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan penjualan.

3. Bagi para investor atau calon investor sebelum menginvestasikan modalnya hendaknya memperhatihkan beberapa faktor yaitu faktor fundamental berupa informasi laporan keuangan, selain itu faktor non fundamental juga perlu dipertimbangkan, misalnya faktor politik, ekonomi, tingkat suku bunga, dan kebijakan pemerintah, hal ini perlu dilakukan agar modal yang akan di investasikan, mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang diinginkan .

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang


(5)

Buku Teks

Alwi, Syafaruddin, 1993, Alat-alat Analisa dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi ke Tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ke Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

---, 2007, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Horne, Van, James C. Et, All, 2005, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Penerbit Salemba empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standart Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, SE, 2008, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Kieso, Donald, E, 2002, Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga, Jakarta. Lukviarman, Niki, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Andalas

University, Padang.

Moeljadi, 2006, Manejemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Bayumedia, Malang-Jatim.

Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta Nazir, Moh, 2005, Metodelogi Penelitian, Cetakan ketiga, Alfa beta, Bandung.


(6)

Prastowo, 2005, Analisa Laporan Keuangan, Edisi ke Dua, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Raharjo, Budi, 1993, Analisa Rasio Keuangan dengan Lotus 1-2-3, Penerbit Andi Offset, Yoyakarta.

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke Empat, Penerbit BPFE_UGM, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Cetakan Pertama. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit FE _UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Syamsuddin, Lukman, 1998, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jurnal

Ivon Dwi Raharjo, 2005,”Analisis Rasio Keuangan dalam memprediksi Perubahan Laba di Masa yang akan Datang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Akuntansi Dan Teknologi Informasi Vol.4 No.2, November.

Meythi, 2005,”Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.XI No.2, September.

Takarini, 2003, ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di pasar Modal Indonesia”. Ventura Vol. 6 No. 3, Desember.

Zainuddin, 1999,”Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.2 No,1, Januari.

Skripsi

Christine, Merry, 2010, Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Metal And Allied Products Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan Akuntansi, FE-UPN “Veteran”, Surabaya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 59

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufactur di Bursa Efek Jakarta).

0 1 10

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 12

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI PT.BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 110

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 117

MANFAAT RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA USULAN PENELITIAN

0 0 25