68
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS
1. Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang berisi berbagai macam peristiwa sejarah. Keajaiban dan peristiwa yang tidak masuk akal bahkan menjadi bagian terpenting
walaupun sering berpangkal pada seorang tokoh sejarah ataupun berkisar pada peristiwa sejarah. Misalnya, Panji Inu Kertapati, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman,
Hikayat Si Miskin, Hikayat Bahtiar, dan Hikayat Hang Tuah.
2. Babad
Babad ialah cerita sejarah yang biasanya lebih berupa cerita daripada uraian sejarah walaupun yang menjadi pola memang peristiwa sejarah. Di daerah Melayu, babad dikenal
dengan nama sejarah, silsilah salasilah, dan tambo. Beberapa kitab babad diberi judul Hikayat, misalnya Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Salasilah Perak, Sejarah Melayu,
Babad Giyanti, Babad Tanah Jawi, dan Sejarah Negeri Kedah.
3. Suluk
Suluk adalah kitab yang membentangkan soal tasawuf. Sifatnya panteis manusia bersatu dengan Tuhan atau masyarakat Jawa mengenal sebagai manunggaling kawula
Gusti. Suluk merupakan hasil kesusastraan tertua dari zaman madya yang berasal dari atau berhubungan erat dengan para wali.
Pada zaman madya, muncul kepandaian pahat memahat menjadi terbatas pada seni ukir hias. Untuk seni hias, orang mengambil pola berupa daun-daunan, bunga-bungaan teratai,
bukit-bukit karang, pemandangan dan garis geometri. Sering juga terdapat pada kalamakara dan kalamarga yaitu kijang menjadi pengganti makara. Hal itu sebenarnya kurang sesuai
dengan peraturan Islam, namun dapat juga diterima karena tidak dirasakan sebagai pelanggaran. Begitu juga dengan gambar-gambar ular naga yang terdapat di sana-sini. Kedatangan Islam
menambah lagi satu pola, yaitu huruf-huruf Arab. Pola itu seringkali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup, biasanya binatang dan bahkan juga untuk gambar
wayang.
Sebelum kebudayaan Islam memasuki wilayah Indonesia, sistem pemerintahan pada kerajaan di Indonesia mendapat pengaruh budaya Hindu-Buddha. Setelah agama Islam
beserta kebudayaannya masuk dan berkembang di Indonesia, lambat laun berpengaruh terhadap sistem pemerintahan. Pada saat kedatangan Islam, di Indonesia sudah berkembang
bandar-bandar perdagangan. Agama Islam mengalami perkembangan yang cepat melalui cara perdagangan sehingga terbentuk masyarakat Islam. Semakin pesatnya pusat-pusat perdagangan
dengan masyarakatnya yang beragama Islam, berdirilah kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.
D. Perkembangan Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Sebenarnya Kerajaan Samudra Pasai sudah ada sejak tahun 1128 dengan nama Kerajaan Samudra. Pendirinya adalah Nasimuddin al-Kamil dari Mesir. Namun karena
pusat pemerintahannya dipindah ke Pasai, lalu namanya diganti Samudra Pasai.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Perkembangan Islam di Indonesia
69
Sumber: Atlas Sedjarah Muh. Yamin
Gambar 3.1 Peta wilayah Kerajaan Samudra Pasai
Pada perkembangannya, kerajaan ini mengalami perubahan setelah dinasti Fatimah dikalahkan oleh dinasti Mamaluk. Dinasti Fatimah beraliran Syiah sedangkan dinasti
Mamaluk beraliran Syafii. Kerajaan Samudra Pasai juga mengalami perubahan dari Islam aliran Syiah menjadi Islam aliran Syafii ketika Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik
al-Saleh 1285 – 1297.
Sepeninggal Sultan Malik al-Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Malik al-Zahir I 1297 – 1302. Ia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad. Pada masa pemerintahannya,
tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh Ahmad yang bergelar Al Malik az-Zahir II. Pada masanya, Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang
utusan dari Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana. Menurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai memiliki armada dagang yang sangat kuat. Baginda
raja yang bermadzab Syafii sangat kuat imannya sehingga berusaha menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat agama Islam yang bermadzab Syafii.
Samudra Pasai merupakan pelabuhan penting yang banyak didatangi oleh para pedagang dari berbagai penjuru dunia, misalnya Gujarat dan Persia. Akibatnya, pengaruh
India dan Persia sangat besar di sana. Pedagang Cina juga datang ke sana untuk memasarkan dagangannya. Barang dagangan utama adalah lada yang menjadi bahan
ekspor negara.
Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Pasai – Arab – India – Cina. Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang
digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan
menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Pada abad ke-14, Samudra Pasai menjadi pusat studi Islam dan tempat berkumpulnya ulama. Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah berdirinya Kerajaan
Malaka pada abad ke-15 karena para pedagang Islam mulai memusatkan perdagangan mereka di Malaka.
Lamuri
Aru
Pasai Basma Perlak Ferlac
Tamihang Dagrolan?
D. Toba Barus