Pengaruh Perkembangan Hindu-Buddha pada ....
13
Akulturasi di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah
terjadi di Indonesia. Contohnya adalah penambahan tokoh punakawan Semar, Bagong, Gareng, Petruk dalam kisah Mahabharata. Bahkan, dalam literatur-literatur keagamaan
Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya. Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan,
konsep, dan pandangan-pandangannya.
4. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem pemerintahan
Salah satu contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia,
struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus inter pares. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk, sistem
pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan. Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja. Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut
bangsawan.
Dalam perkembangannya, ada dua corak kerajaan berdasarkan budaya Hindu- Buddha. Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain, Kerajaan Kutai, Tarumanegara,
Mataram Hindu Mataram Kuno, Kahuripan Airlangga, dan Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar. Adapun kerajaan-kerajaan bercorak
Buddha, antara lain, Kerajaan Holing Kalingga, Melayu, Sriwijaya, dan Mataram Buddha. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha terbesar di Indonesia.
5. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem kepercayaan
Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama
Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang
pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua manusia itu sama
derajatnya di hadapan Tuhan tidak diskriminatif. Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap
masyarakat.
Tugas
Kunjungilah situs-situs Hindu-Buddha yang terdekat dengan tempat tinggal Anda dan bandingkan satu sama lain. Buatlah catatannya kemudian bandingkan hasil catatan Anda
dengan contoh-contoh candi di India yang Anda dapatkan di buku-buku literatur atau internet. Susunlah kesimpulan Anda dalam bentuk makalah sederhana dan kumpulkan pada guru untuk
diberi nilai
Di unduh dari : Bukupaket.com
14
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS
6
. Sistem perdagangan dan transportasi
Kekayaan bumi Nusantara telah dikenal luas sejak dahulu. Kemenyan, kayu cendana, dan kapur barus dari Indonesia telah dikenal di Cina menyaingi bahan wangi-wangian lainnya
dari Asia Barat. Begitu pula berbagai jenis rempah-rempah, seperti lada dan cengkih, serta hasil-hasil kerajinan dan berbagai jenis
binatang khas yang unik. Awalnya, pedagang- pedagang dari India yang singgah di Indonesia
membawa barang-barang tersebut ke Cina.
Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional, hubungan dagang antara Indonesia –
India – Cina pun berkembang . Wolters berpendapat bahwa perkembangan ini akibat dari sikap terbuka
dan bersahabat dengan orang asing serta penghargaan
terhadap barang dagangan yang dibawa orang asing. Sikap ini pula yang memungkinkan agama Hindu-Buddha dapat berkembang di Indonesia.
Dalam berbagai prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Masehi, bangsa Indonesia telah mampu turut serta dalam perdagangan maritim internasional Asia.
Perkembangan ini dipicu pula oleh perkembangan teknologi transportasi pelayaran. I-Tsing, musafir dan pendeta Buddha dari Cina yang mampir ke Indonesia pada abad
ke-7 dalam perjalanannya ke India dengan menumpang kapal milik Sriwijaya, mengatakan bahwa pada awalnya bangsa Indonesia memang telah akrab dengan dunia pelayaran, meski
baru terbatas pada pulau-pulau yang berdekatan. Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadik berukuran kecil. Bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar,
seperti Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit, mulailah dikenal teknologi pembuatan kapal- kapal yang lebih besar dan pelayaran yang dilakukan dapat menjangkau jarak yang lebih
jauh. Bangsa Indonesia jadi dapat berperan lebih aktif dalam perdagangan internasional dengan berlayar sendiri ke negara-negara yang biasanya berdagang dengan Indonesia. Hal
ini tergambar dalam relief candi Borobudur. Tiga jenis kapal yang digambarkan dalam relief tersebut adalah perahu lesung, kapal besar tidak bercadik, dan kapal bercadik.
7. Sistem penguasaan tanah