34
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS
b Prasasti Kalasan 778 M menyebutkan desakan dinasti Syailendra terhadap Panangkaran.
c Prasasti Ratu Boko 778 M menyebutkan nama Raja Dharmatunggasraya. 3 Indra 782 – 812 M
Raja Indra mengeluarkan prasasti Kelurak 782 M yang menyebutkan pendirian patung Boddhisatwa Manjusri, yang mencakup Triratna candi Lumbung, Vajradhatu
candi Sewu, dan Trimurti candi Roro Jongrang. Setelah wafat, Raja Indra dimakamkan di candi Pawon. Nama lain candi ini adalah candi Brajanala atau
Wrajanala. Wrajanala artinya petir yang menjadi senjata dewa Indra.
4 Samaratungga 812 – 832 M Raja ini adalah raja terakhir keturunan Syailendra yang memerintah di Mataram.
Ia mengeluarkan prasasti Karang Tengah yang berangka tahun Rasa Segara Krtidhasa atau 746 Saka 824 M. Dalam prasasti tersebut disebutkan nama
Samaratungga dan putrinya, Pramodhawardhani. Disebutkan pula mengenai pendirian bangunan Jimalaya candi Prambanan oleh Pramodhawardhani.
Nama Samaratungga juga disebutkan dalam prasasti Nalanda 860 M yang menceritakan pendirian biara di Nalanda pada masa pemerintahan Raja
Dewapaladewa Kerajaan Pala, India. Pada masa pemerintahannya, Samaratungga membangun candi Borobudur yang merupakan candi besar agama Buddha.
Samaratungga kemudian digantikan oleh Rakai Pikatan, suami Pramodha- wardhani yang berasal dari wangsa Sanjaya. Kembalilah kekuasaan wangsa
Sanjaya atas Mataram Kuno sepenuhnya.
e. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram Kuno merupakan negara agraris yang bersifat tertutup. Akibatnya, kerajaan ini sulit berkembang secara ekonomi, terutama karena segi
perdagangan dan pelayaran sangat kering. Kejayaan baru diperoleh pada masa pemerintahan Balitung. Ia membangun pusat perdagangan seperti disebutkan dalam
prasasti Purworejo 900 M. Dalam prasasti Wonogiri 903 M diterangkan bahwa desa-desa yang terletak di kanan-kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan dari pajak
dengan syarat penduduk desa tersebut harus menjamin kelancaran hubungan lalu lintas melalui sungai.
f. Kehidupan kebudayaan
Ketika wangsa Sanjaya menyingkir ke Pegunungan Dieng sejak masa Panangkaran hingga Rakai Pikatan, banyak didirikan candi yang kini dikenal sebagai kompleks candi
Dieng. Kompleks candi ini, antara lain, terdiri atas candi Bimo, Puntadewa, Arjuna, dan Nakula. Adapun di Jawa Tengah bagian selatan ditemukan candi Prambanan Roro
Jonggrang, Sambi Sari, Ratu Boko, dan Gedung Songo Ungaran sebagai hasil budaya Mataram Kuno.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
35 9. Kerajaan Medang Mataram
a. Pusat pemerintahan
Pada masa pemerintahan Raja Wawa, diperkirakan ibu kota Mataram sempat dipindahkan ke Medang 925 M, tepatnya di sekitar daerah Purwodadi, Semarang.
Kerajaan Mataram pada masa itu dikenal dengan sebutan Medang Kamulan, seperti tercantum dalam prasasti Canggal yang menyebut kata-kata Medang i bhumi Mataram.
Raja Wawa kemudian digantikan oleh menantunya, Mpu Sindok, yang memindahkan seluruh Kerajaan Medang ke Jawa Timur dan menyebut kerajaannya dengan nama
Medang Mataram. Ibu kota kerajaan ini terletak di Watan Mas, sekitar muara Sungai Brantas.
Alasan Mpu Sindok memindahkan Medang Mataram ke Jawa Timur adalah 1 untuk menghindari bahaya gunung berapi,
2 menjauhkan diri dari ancaman Sriwijaya, serta 3 tanah di Jawa Timur lebih subur untuk pertanian dan baik pula untuk perdagangan.
Dalam perkembangannya, wilayah Medang Mataram meliputi daerah Nganjuk sebelah barat, Pasuruan, Surabaya, dan Malang.
b. Sumber sejarah