BAB V PENERAPAN AKUNTANSI PADA PELAPORAN KEUANGAN
GEREJA KRISTEN INDONESIA PONDOK TJANDRA INDAH SIDOARJO
5.1. Struktur Organisasi Gereja
Gereja Kristen Indonesia Pondok Tjandra Indah mempunyai susunan pengurus gereja atau yang sering disebut dengan susunan personalia majelis
jemaat sebagai berikut : 1.
Badan Pekerja Majelis Jemaat Terdiri dari : Ketua I, Ketua II, Skretaris I, Sekretaris II, Bendahara I,
dan Bendahara II. 2.
Badan – badan Pembantu Terdiri dari : Bidang IPembinaan Pengajaran, Bidang II
Oikumene Kemasyarakatan, Bidang III Sarana Prasarana dan Bidang IV Persekutuan Ibadah
3. Pembantu Umum
Terdiri dari Panitia-panitia seperti panitia Bakal Jemaat,Panitia Hari Besar Kristen, Panitia Kelompok Kerja.
4. Komisi – komisi
Terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan sie-sie serta anggota-anggota didalamnya.
Selain Badan Pekerja Majelis Jemaat juga terdapat karyawan – karyawan gereja yang setiap harinya mengurusi semua pelayanan di dalam gereja.
Karyawan gereja tersebut terdiri dari : secretariat, urusan umum, urusan keuangan, keamanan dan logistic. Setiap karywan gereja ini masing – masing
mempunyai tugas sendiri – sendiri dalam kesehariannya.
Gambar 5.1. Bagan Organisasi Sumber : Dokumen GKI PTI Sidoarjo
Majelis Jemaat BPMJ
KETUA I II
Sekretaris I II
Sekretaris I II
Bidang I
Bidang IV Bidang III
Bidang II
Koordinator Sekretari
s Koordinator
Sekretaris Koordinator
Sekretaris Koordinator
Sekretaris
Anggota Anggota
Anggota Anggota
Panitia PHBK
PanitiaPOKJA
Perwakilan
Panitia BAJEM
Komisi Kespel Komisi Lansia
Komisi Pemuda
Komisi Anak
Komisi Muger Komisi Beasiswa
Komisi Dewasa Komisi Remaja
Komisi Pelduk
5.2. Program Kerja dan Anggaran Gereja
Keberhasilan suatu lembaga untuk dapat tetap bertahan ditengah – tengah tantangan dan persaingan yang sangat kompetitif dapat diukur
melalui berbagai upaya lembaga tersebut dalam mempertahankan keberadaannya sesuai jati dirinya masing – masing. Adapun kelangsungan
hidup suatu lembaga sangat ditentukan oleh kemandirian, kedewasaan dan komitmen lembaga tersebut dalam mengemban visi dan misinya, agar tidak
ditinggalkan oleh komunitasnya. Gereja sebagai salah satu lembaga, tentunya juga tidak luput dari
permasalahan dan berbagai upaya agar keberadaannya agar tetap bertahan sebagai suatu lembaga yang mandiri. Ketersediaan sumber daya, dana dan
alokasi waktu merupakan hal penting yang dicanangkannya, diharapkan dapat menjadikan acuan agar dalam pelaksanaan program – programnya
dapat terealisir dengan baik. Dengan demikian setiap satu bulan sekali BPMJ mengadakan Sidang
Majelis Jemaat yang dilakukan setiap minggu ke-2 dan juga bagi PMJ Persidangan Majelis Jemaat melakukan rapat setiap minggu ke-3 setiap
bulan.Disamping itu ada juga rapat khusus yang disebut dengan rapat pleno khusus oleh PMD Persidangan Majelis Diperluas.
Umumnya disetiap jemaat dilakukaan persiapan – persiapan yaitu persiapan tim atau panitia,dalam hal ini komisi-komisi, untuk menyusun
rencana kerja dan anggaran yang selanjutnya hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran harus mendapat pengesahan dalam Persidangan Majelis
Jemaat tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bendahara Gereja :
“ Setiap komisi wajib membuat rencana kerja dan anggaran dimana anggaran tersebut kemudian dirapat kan terlebih dahulu dalam sidang
para majelis jemaat.Jika anggaran diajukan tidak mendapatkan pengesahan,maka komisi yang bersangkutan harus menggunakan
anggaran tahun sebelumnya” Sumber, bapak E, Bendahara 1 GKI PTI
Setelah peniliti mengcross check lebih lanjut, peniliti mendapatkan pernyataan berikut dari bapak W selaku ketua I:
“Semua anggaran yang diajukan oleh komisi-komisi tersebut disah kan oleh badan pelayanan jemaat”
Sumber, bapak W, Ketua I GKI PTI
Ditingkat jemaat, penyusunan Program Kerja dan Anggaran yang dilakukan diharapkan merupakan penjabaran praktis dari program strategis
dan langkah koordinatif yang dibuat oleh tiap komisi gereja yang ada. Hal ini dimaksudkan agar Program Kerja dan Anggaran yang dibuat sebesar –
besarnya seiring dengan kondisi dan kebutuhan jemaat, memperdayakan potensi jemaat dan dapat membawa manfaat yang optimal dan maksimal
bagi pertumbuh kembangnya jemaat masing – masing.
5.3. Sistem Akuntansi Gereja