5.5. Penerapan Audit dalam Gereja
Pada sub bab ini adalah merupakan jawaban dari mini research question ke tiga. Dalam organisasi GKI PTI terdapat sebuah badan
independent yang juga merupakan mitra sejajar dari Badan Pekerja Majelis Jemaat atau BPMJ namun tidak termasuk dari anggota majelis jemaat GKI
PTI dan mempunyai fungsi sebagai pemeriksa manajemen pengelolaan keuangan jemaat gereja yang disebut sebagai Tim Verifikasi. Dimana tim
Verifikasi tersebut diusulkan oleh bendahara I dan II kemudian diputuskan dalam sidang pleno oleh Persidangan Majelis jemaat dari gereja dan tiap
tahun selalu berubah-ubah.Hal ini diperkuat dengan keterangan dari Bapak A,selaku sekretaris II:
“Laporan keuangan tersebut dibuat oleh bendahara kemudian bendahara mengusulkan tim audit atau yang disebut tim verifikasi, kemudian
diputuskan dalam sidang pleno oleh PMJ,karena PMJ tersebut paling tinggi kedudukannya disini”
Sumber, Bapak A, Sekretaris II GKI PTI Kemudian peneliti mengcross check pernyataan tersebut dengan
pernyataan yang disampaikan oleh bapak W,selaku ketua I: “Penunjukan tim verifikasi oleh persidangan majelis jemaat, yang
mengesahkan adalah seluruh majelis jemaat.jadi pengesahannya tersebut bersifat bersama-sama”
Sumber, Bapak W, Ketua I GKI PTI
Tim Verifikasi dibentuk dan mempunyai masa jabatan 1 tahun sekali sama seperti masa pelayanan majelis jemaat. Tetapi bedanya PMJ dibentuk
melalui mekanisme rapat jemaat yang dihadiri perwakilan tiap – tiap jemaat per sector pelayanan sedangkan Majelis Jemaat dipilih oleh seluruh jemaat
gereja per sector melalui jajak pendapat mekanisme siding pleno gereja. Sebab itu PMJ merupakan mitra sejajar dari BPMJ untuk bertanggung jawab
kepada jemaat gereja sehingga PMJ tidak dapat mencopot jabatan dari anggota BPMJ jika terjadi sebuah konflik sebab secara organisasi, BPMJ
mempunyai kedudukan yang sama dengan PMJ. BPMJ GKI PTI Sidoarjo beranggotakan 6 orang yang terdiri dari
ketua I dan II, sekretaris I dan II serta bendahara I dan II. Tiap – tiap anggota BPMJ minimal mengetahui dan faham tentang pembukuan atau
perbendaharaan gereja sehingga tingkat kompetensi dalam melakukan pemeriksaan tidak diragukan lagi kapabilitasnya walupun gereja bukan
profit oriented, tetapi gereja mempunyai kewajiban melaporkan segala kondisinya sebab terikat oleh rambu – rambu dan batas yaitu transparansi
sehingga proses pemeriksaan bukan hanya sebagai kegiatan formalitas yang menipu jemaat dan bahkan berusaha menipu Tuhan yang tidak akan pernah
dapat ditipu. BPMJ GKI PTI Sidoarjo tidak datang setiap hari untuk melakukan
pemeriksaan dikarenakan anggota BPMJ juga mempunyai pekerjaan tetap diluar pelayanan gereja, tetapi minimal dua minggu sekali anggota BPMJ
datang gereja untuk memeriksa data – data transaksi yang terjadi setiap hari
selama satu minggu serta melakukan proses pemeriksaan meyeluruh secara periodik pada setiap bulannya menyangkut bukti – bukti dari laporan
keuangan. Seperti yang sekretaris II utarakan kepada peneliti sebagai berikut:
“Untuk rapat rutin BPMJ dan PMJ,BPMJ itu singkatannya Badan Pemeriksa Majelis Jemaat itu setiap minggu kedua,sedangkan PMJ
yaitu Persidangan Majelis Jemaat tiap minggu ke tiga” Sumber, Bapak A, Sekretaris II GKI PTI
Proses pemeriksaan atau audit dalam GKI Pondok Tjandra Indah Sidoarjo dilakukan berdasarkan dari buku anggaran dan program kerja
tahunan. Sejauh manakah program kerja yang dilakukan saat tahun anggaran berjalan sesuai dengan jumlah anggaran yang disediakan atau diterima
sesuai jumlah kas yang diterima atau dikeluarkan. Tim verifikasi dalam prosesnya memeriksa kebenaran otentik yaitu
misalnya dapat berupa kuitansi, nota, atau bahkan kertas sobek yang berisikan jumlah nominal rupiah transaksi dari laporan keuangan yang
telah dibuat oleh bagian pembukuan atau Tata Usaha serta kesesuaian transaksi tersebut dengan anggaran yang telah diprogramkan saat tahun
berjalan. Setelah proses pemeriksaan selesai, kalau terjadi sesuatu yang akan
dipertanyakan karena kurang lengkapnya data, maka Tim Verifikasi dapat melakukan konfirmasi secara langsung kepada bagian keuangan, baik itu
melalui saudari Diana selaku Tata Usaha bagian keuangan maupun kepada Bapak Eko dan Ibu Sonya selaku Bendahara I dan II.
Dari penjelasan yang bendahara I, Tata Usaha, dan sekretaris II utarakan, yang berkewajiban untuk membuat laporan keuangan didalam
gereja adalah Bendahara, namun setelah peneliti melakukan observasi, ternyata terdapat dokumen yang menguatkan indikasi bahwa laporan
keuangan yang sesuai dengan PSAK no 45 tahun 2008 tersebut adalah bapak Teguh, selaku Tim verifikasi. Jadi dengan kata lain, disamping menjadi
auditor bagi laporan keuangan Gereja Kristen Indonesia Pondok Tjandra Indah, Beliau juga berperan dalam pembentukan laporan keuangan yang
sesuai dengan Pernyataan Standart Akuntansi. Hal ini dierkuat dengan pernyataan tertulis atas pertanyaan dari peniliti dari ibu Rita selaku Tim
Verifikasi. “ Sebenarnya saya tidak pernah dijelaskan bagaimana saya bekerja dan
tidak ada job description yang jelas untuk saya, tetapi dengan melihat laporan keuangan tahun 2008 yang telah saya terima dari pak Teguh dan
berkas-berkas yang saya terima, maka saya sebagai Akuntan Publik tahu bahwa pekerjaan saya adalah menyusun laporan keuangan untuk GKI
Pondok Tjandra Indah untuk tahun buku 2009.” Sumber, Dokumen tertulis dan ditanda tangani oleh Ibu R, Tim
Verifikasi GKI PTI
5.6. Efektivitas Laporan Keuangan dalam Gereja