yang merasa mempunyai kepentingan terhadap aktivitas perusahaan tidak lagi puas dengan pertanggung jawaban manjemen melalui media
laporan akuntansi keuangan, maka kepercayaan masyarakat terhadap akuntansi akan berkurang.
2.5. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
2.5.1. Fungsi Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No. 45 Tahun 2008, laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada periode laporan, laporan
aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan.
Bagi Stakeholder, akuntansi dan laporan keuangan bertugas meminta pertanggung jawaban pengurus. Para karyawan professional
organisasi nirlaba diasumsikan ingin diperlakukan setara dengan karyawan profesional organisasi komersial dalam hal imbalan, karier,
jabatan, dan masa depan. Bagi mereka akuntansi bertugas menginformasikan kesinambungan hidup organisasi sebagai tempat
berkarier. Para anggota diasumsikan secara serius ikut serta dalam suatu organisasi nirlaba untuk mencapai suatu visi dan misi tertentu organisasi
bersangkutan yang sejalan dengan aspirasinya. Maka laporan keuangan diharapkan memberikan informasi berkala, guna memberikan gambaran,
apakah visi dan misi tersebut dapat terealisasikan.
Menurut Nainggolan 2005:71 yayasan atau organisasi nirlaba melakukan Laporan terhadap pihak ekstern dan terutama ditujukan
kepada pihak intern yaitu : 1. Manajemen Lembaga.
2. Penanggung Jawab program 3. Dewan Pembina.
4. Dewan pengawas. 5. Pegawai, dsb
Salah satu tugas pokok dari akuntan atau bagian keuangan lembaga adalah mempersiapkan informasi dari data – data yang diproses
dari transaksi – transaksi keuangan menjadi informasi. Informasi akan dipakai oleh pemakai laporan untuk keperluan pengambilan keputusan,
perbaikan suatu keadaan atau tindakan korektif atau tindakan yang diras perlu.
Berdarkan periode penerbitannya, laporan – laporan yang diproduksi oleh lembaga dapat dikategorikan berdasarkan urutan sebagai
berikut : 1. Pelaporan setiap bulan.
2. Pelaporan setiap kuartal. 3. Pelaporan setiap tahun.
Menurut Mahsun, dkk 2007:218 organisasi nirlaba pada umumnya memilih pengurus,pemimpin atau penanggung jawab yang
menerima dari para anggotanya, sehingga terkait dengan konsep
akuntabilitas. Dengan demikian, akuntansi sebagai salah satu sarana akuntabilitas merupakan bagian integral dari organisasi, dan pemahaman
terhadap akuntansi suatu entitas selalu menuju kepada pemahaman yang lebih dalam tentang entitas tesebut.
Pembangunan koordinasi dan pengendalian akan terkait pada tiga bagian taksonomi penggambaran karakteristik organisasi apapun, yaitu
1pengukuran kinerja dan system evaluasi, 2 system imbalan dan hukuman, 3 system pembagian hak pengambilan keputusan diantara
partisipan organisasi. Bagi organisasi nirlaba, akuntansi diminta untuk memberikan sumbanghan pada butir yang pertama. Akuntansi sebagai
media komunikasi dengan teknologi isyarat nonverbal berpengaruh pada efektivitas sumber. Makin tinggi keahlian dan reputasi komunikator
akuntan, auditor maka makin tinggi pula dampak wibawa dan tingkat handal informasi atau pesan.
2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Menurut PSAK No. 45 Tahun 2008, laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan
laporan arus kas. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih
dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah
dan sifat aktiva bersih selama satu periode, sedangkan tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
2.5.3. Basis Pencatatan Akuntansi Organisasi Nirlaba
Menurut Nainggolan 2005:33 salah satu konsep akuntansi yang harus dipahami oleh praktisi keuangan nirlaba dan pemakai
informasi adalah konsep basis kas dan basis akrual. Kedua basis ini membedakan cara pencatatan pendapatan dan biaya dalam laporan
pendapatan dan biaya secara signifikan. Terdapat dua basis pencatatan dalam akuntansi yaitu :
1. Cash Basis
Pengertian biaya menurut basis kas adalah seluruh pengeluaran yang dibayar oleh yayasan. Dengan demikian,total biaya yang dilaporkan
pada suatu periode adalah total pengeluaran yang tercatat pada buku bank. Pengertian pendapatan adalah seluruh penerimaan uang kas
oleh organisasi nirlaba. Pada akhirnya, surplus atau defisit merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya. Bila digunakan
basis kas, dapat diketahui secara cepat dengan menghitung berapa saldo kas yang ada pad akhir periode.
2. Accrual Basis
Basis accrual melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi pendapatan dan biaya organisasi nirlaba pada
suatu periode. Apa yang seharusnya menjadi pendapatan organisasi nirlaba adalah semua pendapatan yang menjadi hak organisasi
nirlaba terlepas apakah hak ini telah diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak.
2.5.4. Laporan Keuangan Gereja 2.5.4.1. Penerapan Prinsip-Prinsip Akutansi dalam Gereja
Penerapan prinsip-prinsip akuntansi dalam gereja sangatlah penting karena berkaitan dengan pelaporan keuangan yang dilakukan
oleh gereja setiap minggubulan atau setiap tahun. Kurangnya literatur tentang akuntansi dalam gereja
menyebabkan minimnya pengetahuan yang diperoleh, sehingga dalam melaporkan laporan keuangannya, gereja-gereja masih menggunakan
akuntansi sederhana. Sebab lain adalah tidak diaturnya secara jelas mengenai akuntansi pada organisasi nirlaba khususnya untuk gereja
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Oleh karena itu, untuk dapat memperoleh hasil yang lebih
maksimal maka perlu adanya penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang menyeluruh dalam perhitungan dan penganggaran keuangan dalam suatu
organisasi keagamaan, dalam hal ini adalah gereja.
2.5.4.2. Bentuk Laporan Keuangan Gereja
Menurut Mahsun 2007:246, laporan keuangan dalam organisasi nirlaba terutama gereja, minimal terdiri hasil-beban, laporan pemasukan-
pengeluaran perubahan kascash flow serta neraca sederhana dalam format yang telah ditentukan. Laporan ditandatangani oleh bendahara
dan pastorpendeta. Umumnya, laporan keuangan pada gereja dilaporkan setiap
minggu. Laporan keuangan tersebut masih menggunakan akuntansi yang masih sederhana, yaitu hanya terdapat penerimaan dan pengeluaran.
Dalam laporan keuangan tersebut tidak ada laba atau rugi, pengeluaran harus sama dengan penerimaan. Apabila terdapat lebih atau sisa, maka
disebut saldo pada minggu berjalan. Gereja melaporkan seluruh kegiatan yang dilakukan serta laporan
keuangan secara berkala. melalui sebuah media yang biasanya telah dibukukan yang disebut warta jemaat. Warta jemaat tersebut diberikan
sebelum kebaktian berlangsung. Menurut Statuta 144, Kan.1276 yang dikutip oleh Mahsun,dkk 2007:246 paroki atau organisasi gereja yang
dalam tiga bulan berturut – turut tidak mengirimkan laporan keuangannya, akan diprioritaskan untuk disupervisi dan diperiksa
pengelolaan harta dan keuangannya Berikut ini salah satu contoh garis besar laporan keuangan yang dilaporkan setiap minggu pada Gereja
“XYZ” di Surabaya :
WARTA KEUANGAN GEREJA “XYZ” SURABAYA
Tanggal 26 juli 2009 sd 02 juli 2009
Saldo kas per 30 Juli 2009 XXX
PENERIMAAN : KEBAKTIAN
MINGGU XXX
PERSEMBANAN JEMAAT
XXX BIAYA
ADMINISTRASI PERNIKAHAN
XXX PENDAPATAN USAHA DAN JASA
XXX DANA
TERSEDIA XXX
PENERIMAAN LAIN-LAIN
XXX Jumlah
Penerimaan XXX
PENGELUARAN : BIAYA
PERSONIL XXX
JAMINAN SOSIAL
PEGAWAIKARYAWAN XXX
BARANG KEPERLUAN
KANTOR XXX
BIAYA EKSPLOITASI DAN BARANG XXX
PEMELIHARAAN XXX
TRANSPORT TUGAS
RUTIN XXX
PERJALANAN DINAS
XXX KEWAJIBAN
JEMAAT XXX
ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORKOM XXX GEREJA DAN MASYARAKAT GERMAS
XXX PELAYANAN DAN KESAKSIAN PELKES
XXX DAYA
DAN DANA
XXX BIDANG PELAYANAN KATEGORIAL
XXX BANK
XXX Jumlah
Pengeluaran XXX
Saldo Kas XXX
Sumber : Warta Jemaat, 09 juli 2009
2.5.4.3. Para Pemakai Laporan Keuangan Gereja
Secara khusus laporan keuangan gereja ditujukan untuk jemaat pada masing-masing gereja. Selain itu, laporan keuangan gereja juga
ditujukan untuk khalayak umum, seperti misalnya auditor pemerintahan.
Berikut ini adalah para pemakai laporan keuangan gereja yang sekaligus sebagai salah satu unsure utama Sismenger :
1. Jemaat
Menurut kamus alkitab, jemaat berarti persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus baik disatu tempat maupun
keseluruhan persekutuan kristen sebagai tubuh Kristus. Jemaat disini membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui beberapa
informasi yang dibutuhkan, seperti misalnya dana yang diperoleh berasal dari mana serta dana tersebut digunakan untuk keperluan apa.
2. PenyumbangDonatur
PenyumbangDonatur adalah perorangan atau atas nama lembagainstansiperusahaan tertentu yang memberikan sumbangan
atau bantuan berupa materi untuk keperluan pendanaan gereja. Para donatur memerlukan laporan keuangan gereja untuk mengetahui
penggunaan dana yang sudah disumbangkan tersebut. 3.
Pengurus Gereja Pendeta, Majelis dan Administrasi Pengurus gereja yang terdiri dari pendeta, majelis dan
administrasinya membutuhkan laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan dan kinerja internal organisasi gereja, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, serta memberikan informasi keuangan secara transparan untuk umum.
4. Akuntan Pemerintah Government Accounting
Akuntan pemerintahan adalah akuntan yang bekerja pada lembaga pemerintah, seperti pada kantor pajak, Badan Pemeriksa
Keuangan BPK dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP. Mereka menduduki jabatan sebagai pemeriksa auditor,
sebagai kepala biro atau jabatan lainnya. Akuntan pemerintah biasanya bekerja pada organisasi non profit. Tugasnya adalah
merekayasa akuntansi, yang meliputi tujuan pelaporan keuangan, prinsip laporan yang sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah
Ngumar, 2000:7.
2.6.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 45
PSAK No.45 tahun 2008 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI untuk
memfasilitasi seluruh organisasi nirlaba nonpemerintah. Diluar itu, PSAK dapat menyusun standar khusus nirlaba, misalnya akuntansi untuk
koperasi. Dalam PSAK 45, karakteristik entitas nirlaba ditandai dengan perolehan sumbangan untuk sumber daya utama asset, penyumbang
bukan pemilik entitas dan tidak berharap akan hasil, imbalan atau keuntungan komersial.
Menurut Mahsun 2007:220 Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan memperoleh pendapatan dari jasa yang diberikan
kepada public, walaupun pendapatannya tidak dimaksudkan untuk
memperoleh laba. Dengan demikian, entitas nirlaba tak pernah membagi laba dalam bentuk apapun kepada pemilik entitas. Laporan keuangan
entitas nirlaba bertugas mengukur jasa atau manfaat entitas dan menjadi sarana pertanggung jawaban harta – hutang neraca, pertanggung
jawaban kas Laporan Arus Kas dan laporan aktivitas. Neraca diharapkan memberi sinyal kelanjutan hidup entitas
dimasa depan. Laporan utama adalah laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, catatan atas perubahan aktiva bersih setara
ekuitas, bila merujuk PSAK 1 laporan keuangan revisi 2008. sasaran utama laporan keuangan itu adalah para penyumbang, laporan keuangan
memisahkan asset terikat dan dibatasi syarat – syarat khusus oleh penyumbang, laporan keuangan memisahkan asset terikat dan dibatasi
syarat – syarat khusus oleh penyumbang bila ada yang menyiratkan keterbukaan, pertanggung jawaban dan kepatuhan kepada penyumbang.
Hal ini penting karena organisasi nirlaba brlandaskan moral, yang sering bertujuan memperbaiki kualitas kehidupan disatu pihak, ketika kepuasan
penyandang dana atas laporan keuangan berpengaruh langsung pada sumbangan masa depan, sehingga berpengaruh pula terhadap
keseimbang entitas di pihak lain. Laporan perubahan aktiva bersih membagi transaksi yang
mengubah jumlah aktiva bersih, transaksi yang mengubah sifat atau golongan aktiva bersih, dan peristiwa yang mengubah jumlah aktiva
bersih. Laporan aktiva menjelaskan penggunaan sumber daya untuk
memberi jasa sesuai misi dimasa depan, dan menjadi pertanggung jawaban mahajemen entitas.
Menurut Mahsun 2007:221 berbeda dengan organisasi komersial yang memberi manfaat bagi diri sendiri berupa laba,
organisasi nirlaba memberi keuntungan bagi pihak lain antara lain anggotanya atau bukan anggota dari kinerja manajemen, dampak suatu
program, keluaran tertentu, bahkan eksistensi organisasi itu sendiri. Pendapatan nirlaba ada yang terikat dan tidak terikat, terkait pada aktiva
bersih terikat. Beban dan kerugian investasi adalah pengurang aktiva bersih tidak terikat, sementara sumbangan adalah penambah aktiva
bersih tidaka terikat. Terkait dengan misi entitas, maka pendapatan utama disajikan
bruto, sedang pendapatan investasi disajikan secara netto setelah dikurangi beban investasi. Informasi tercapai program yang sangat
penting dalam laporan keuangan, yang menggambarkan kualitas pertanggung jawaban manajemen keuangan dimata para donator. Dan
karena begitu pentingnya donator sehingga sumbangan bukan kas perlu dipaparkan dalam catatan atas laporan keuangan yang memberi harkat
khusus catatan atas laporan keuangan nirlaba setara dengan neraca dan laporan keuangan kegiatan.contoh laporan keuangan organisasi nirlaba
terdapat pada lampiran
2.7. Model Proses Efektivitas