PERUMUSAN INDIKATOR PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

138 alokasi waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dalam aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar dan indikator. Kompetensi dasar adalah kemampuan khusus yang mencangkup sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan indikator dikembangkan sesuai karakter siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Kompetensi dasar dan indikator disusun dengan urutan kompetensi yang mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial dan spiritual. Pada aspek sikap sosial dan spiritual tidak terdapat pada semua muatan pelajaran tetapi muncul pada setiap pembelajaran. Keempat, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan menggunakan kata kerja yang operasional sehingga dapat diukur dan diamati. Tujuan pembelajaran mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree. Kelima adalah materi pembelajaran hanya dituliskan materi pokok saja. Keenam metode pembelajaran dan pendekatan. Metode pembelajaran dituliskan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Ketujuh yaitu media, alat dan sumber belajar yang digunakan pada setiap pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan kegiatan 139 pembelajaran yang dilakukan. Kedelapan, langkah-langkah pembelajaran yaitu urutan skenario pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Kesembilan yaitu penilaian, penilaian berisi jenistekhnik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran. Penilaian yang lebih rinci dijadikan lampiran pada RPPTH. d. Bahan ajar Peneliti melakukan revisi pada bahan ajar sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Bahan ajar dibuat dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik pada kegiatan-kegiatan yang dibuat. Pada bahan terdapat beberapa muatan pelajaran yang digabungkan menjadi satu dalam suatu pembelajaran. Perpindahan muatan pelajaran tidak tampak pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dibuat di dalam bahan ajar mencerminkan pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga guru hanya menjadi fasilitator dan memberi penegasan pada materi yang belum dipahami siswa. Pada kegiatan di dalam bahan ajar merangsang siswa untuk melakukan pengamatan, tanya-jawab, berdiskusi mempraktikkan suatu hal dan yang paling terpenting adalah mencipta suatu karya. Bahan ajar dibuat dengan semenarik mungkin baik dalam kegaitan maupun tampilannya. Bahan ajar dibuat dengan menggunakan gambar-gambar yang berwarna dan menarik perhatian siswa untuk selalu bersemangat dalam belajar. Peneliti menyusun bahan ajar untuk satu subtema dalam suatu