Latar Belakang Pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan.

3 memandang sebelah mata mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir justru merekalah yang berkenan di hadapan Tuhan. Dari pedoman Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006 - 2010, Gereja sangat membutuhkan peran keterlibatan dari anak dan remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja. Anak dan remaja merupakan warga Gereja mereka memiliki peran sebagai penerus Gereja maka mereka layak mengenal Yesus dan terlibat dalam hidup menggereja. Menurut Komisi Liturgi 2008: 66 Menjadi warga Gereja yang dewasa, tentu merupakan hasil pembelajaran dan pembiasaan yang ditanamkan. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa pembelajaran dan pembiasaan ini membutuhkan proses dan tentunya dilakukan sedini mungkin, demikian pula bagi anggota Gereja khususnya anak dan remaja yang merupakan generasi Gereja masa depan merekalah yang menjadi subyek pembelajaran dan pembiasaan dalam hal iman dan keterlibatan. Namun bagaimana anak dan remaja dapat terlibat dalam melayani Tuhan? Dari pengamatan penulis di Paroki Marganingsih Kalasan, mengamati bahwa banyak anak dan remaja yang dihantarkan oleh orangtua maupun bimbingan dari guru agama atau katekis lingkungan dan wilayah untuk mendaftarkan diri menjadi putra-putri Altar untuk mewakili wilayah maupun lingkungan mereka untuk mendaftarkan diri menjadi putra-putri altar Gereja Marganingsih Kalasan. Dari pengalaman tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa iman anak ternyata juga dapat tumbuh karena dukungan yang ada dari luar dirinya, selain dari dirinya sendiri. Anak dan remaja dapat terlibat melayani Tuhan melalui salah satu komunitas yang tidak hanya mengenalkan mereka pada 4 Yesus melalui teman-teman, namun mereka melayani Yesus sendiri bersama teman-teman seusia mereka. Gereja Marganingsih kalasan memiliki salah satu komunitas tersebut yakni komunitas PA Kalasan KOMPAK, komunitas ini menjadi tempat untuk anak dan remaja belajar dan terlibat untuk mengenal dan melayani Tuhan di Altar bersama teman-teman. Pendampingan untuk Putra-putri Altar tentu penting diberikan untuk calon anggota PA, dengan adanya pelatihan, pengenalan akan sikap maupun alat-alat liturgi, serta ujian kelayakan sebagai PA sebelum pelantikan anggota PA sangat membantu mereka untuk mempersiapkan diri sebagai pelayan Tuhan. Menurut Martasudjita 2008: 17 “Putra-putri Altar merupakan pelayan Tuhan”. Sebagai pelayan berarti Putra-putri Altar harus selalu siap dalam menjalankan pelayanannya hal ini juga dilakukan oleh kakak-kakak pendamping misdinar di Paroki Marganingsih Kalasan untuk memberikan teladan bagi anggota misdinar yang didampinginya agar mereka mempunyai semangat pelayanan. Komisi Liturgi 2009: 51 menyatakan bahwa orang muda lebih identik dengan penjaga parkir. Hal ini juga penulis amati ketika masih menjadi pendamping bagi putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan, untuk memperoleh dana kas bagi komunitas PA kalasan, anggota dan penggurus PA juga bekerja sebagai penjaga parkir bahkan dibanyak kesempatan lebih banyak anak-anak yang bertugas menjaga parkir dari pada ikut melayani Tuhan di altar. Anak-anak lebih tertarik untuk kegiatan-kegiatan yang bersama-sama dan menyenangkan seperti bertugas menjadi penjaga parkir di Gereja daripada bertugas sebagai PA. 5 Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang 2008: 67 menuliskan pendapatnya bahwa keterlibatan menggereja bagi seluruh umat beriman katolik bisa dinyatakan melalui empat bidang kehidupan Gereja, yaitu bidang liturgi dan peribadatan, pewartaan iman, kehidupan paguyuban serta pelayanan. Prasetya 2007:53 menyatakan bahwa sebagai petugas liturgi, kaum awam dapat mengambil bagian atau melibatkan diri se cara layak dan bertanggungjawab” juga para pelayan misa putra altar, para lektor, para komentator dan para anggota paduan suara benar-benar menjalankan pelayanan liturgis. Maka hendaknya mereka menunaikan tugas dengan saleh, tulus dan saksama, sebagaimana layak untuk pelayanan seluhur itu, dan sudah semestinya dituntut dari mereka oleh umat Allah” SC 29. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa putra-putri altar mengambil bagian melibatkan diri dari bidang liturgi Gereja mereka juga dituntut untuk bertanggungjawab dalam tugas dan pelayanan mereka, padahal seperti yang telah kita ketahui bersama, putra-putri altar masuk dalam usia anak dan remaja yang membutuhkan bimbingan dan pendampingan yang terus menerus agar terbentuklah rasa tanggungjawab dalam keterlibatan sebagai putra-putri altar. Salah satu aspek yang menarik untuk diteliti untuk mendukung terbentuknya sikap di atas adalah pendampingan iman anak. Pendampingan Iman Anak ikut menentukan proses bagi anak untuk menjadi remaja atau orang dewasa yang bertanggungjawab dalam keterlibatan hidup menggereja salah satunya dengan pelayanan di bidang liturgi sebagai putra-putri altar. Selain itu Yesus sangat mengharapkan anak-anak untuk datang kepada-Nya Mrk.10: 14. 6 Pendampingan Iman Anak juga sangat membutuhkan perhatian sebagai tempat penyemaian iman Gereja masa depan hal ini juga didasari oleh pendapat Prasetya 2008: 21 yang mengatakan: “Anak-anak memerlukan tempat penyemaian yang khusus dan berkesinambungan untuk mengembangkan kepribadian dan imannya, dan kehidupan menggereja. Anak-anak harus disiapkan dengan pendidikan kepribadian dan iman yang baik dan memadahi demi kehidupannya di masa depan. Kegiatan PIA dapat menjadi salah satu tempat penyemaian tersebut. ” Di zaman Yesus yang menganut budaya Patriarki dimana anak dan perempuan tidak diperhitungkan, tetapi dalam Injil Yohanes 6:9 Tuhan memperhitungkannya untuk mengadakan mujizat lima roti dan dua ikan Pujasumarta 2008: 13. Maka dalam hidup menggereja, Gereja perlu memperhatikan Pendampingan Iman Anak. Kehadiran anak perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam proses pengembangan hidup dan iman mereka. Selain itu pentingnya pendampingan iman anak memiliki beberapa nilai strategis yang menguntungkan baik bagi pendamping maupun untuk anak yang didampingi berikut nilai strategis yang diambil dari diktat mata kuliah PIA oleh Suhardiyanto 2011: 3: “ Anak memiliki kerterlibatan yang besar mudah dibentuk dan ingatan yang kuat. Hal yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan dipegang baik-baik dan diingat terus sampai usia dewasa. PIA yang dilakukan dengan baik akan menjadi bekal yang baik pula bagi kehidupan mereka di usia dewasa. Dengan melaksanakan PIA secara baik sebenarnya pendamping juga telah secara tidak langsung melakuakan kaderisasi sejak dini” 7 Dalam pendampingan iman anak seharusnya baik pendamping, anak maupun orangtua dari anak-anak mengetahui pentingnya PIA sehingga anak-anak dapat dibimbing untuk mengikuti pendampingan dengan setia, orangtua mampu mendukung kegiatan PIA. Melalui PIA diharapkan semakin banyak anak yang dapat bertanggungjawab dan mau ikut terlibat dalam hidup menggereja khususnya sebagai putra-putri altar yang dekat dengan usia mereka. Gereja Marganingsih Kalasan merupakan salah satu Gereja paroki yang melaksanakan PIA, menurut pengalaman penulis sebagai umat di Paroki Kalasan kegiatan PIA dilaksanakan di Gereja Paroki Marganingsih Kalasan, wilayah maupun lingkungan. Dalam Gereja Paroki Marganingsih Kalasan, meskipun kegiatan PIA bersamaan pada saat misa kedua di setiap hari minggu, namun banyak anak yang mengikuti proses pendampingan ini. Dari beberapa kesempatan saat ikut mendampingi penulis mengamati bahwa pendampingan yang diberikan sungguh menarik dan dapat dipahami oleh anak dan bacaan yang diberikan sesuai dengan bacaan hari minggu. Kegiatan PIA di Paroki Marganingsih Kalasan sempat dilaksanakan di sore hari pada hari Minggu namun karena semakin sedikitnya anak yang hadir dan karena orangtua tidak dapat menghantar maupun alasan waktu untuk beristirahat maka kegiatan PIA dilaksanakan bersamaan dengan misa kedua. Adapun tujuan dari kegiatan PIA menurut Suhardiyanto 2011: 4 adalah peserta PIA memiliki sikap dan wawasan kristiani serta bangga atasnya, mampu pula mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai usia mereka. Dari tujuan PIA diharapkan anak dapat mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai 8 dengan tahapan usia mereka. Salah satu bentuk ungkapan iman adalah dengan cara mengikuti perayaan ekaristi. Mengamati paroki Marganingsih Kalasan dengan potensi anak dan remaja yang baik dalam keterlibatan hidup menggereja dan pendampingan iman anak yang tetap dilaksanakan dengan berbagai halangan dan rintangan untuk sama-sama memperkembangkan iman anak baik dari sarana- prasarana yang diberikan oleh Gereja maupun kesepakatan dan bantuan dari pihak orangtua, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang ”Pengaruh Pendampingan Iman anak terhadap keterlibatan Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah penulisan sebagai berikut: 1. Kegiatan PIA bukan merupakan kemauan dari dalam diri anak melainkan dorongan oleh orangtua. 2. Anak dan remaja kurang mendapat perhatian dalam pendalaman iman baik di lingkungan maupun di wilayah. 3. Gereja sebagai salah satu tempat pendampingan iman anak untuk bertumbuh, anak merupakan pemilik masa depan Gereja perlu mendapatkan perhatian. 4. Ada kebijakan anak-anak ikut Perayaan Ekaristi atau misa hari minggu tetapi ramai sedangkan sekolah minggu di Paroki dipandang sebagai penitipan 9 anak. Pandangan umat terhadap anak sebagai penerus Gereja atau sebagai penggangu saat Misa? 5. Pendampingan Iman Anak sebagai salah satu pengenalan keterlibatan aktif hidup menggereja anak dan remaja sebagai putra-putri altar belum mendapatkan banyak perhatian dari banyak pihak.

C. Pembatasan Masalah

Setelah melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis memilih aspek pendampingan iman dan keterlibatan aktif hidup menggereja, maka penulis membatasi penulisannya pada pendampingan iman anak dan keterlibatan hidup menggereja anak dan remaja sebagai putra-putri altar. Oleh karena itu, judul penulisan ini dibatasi pada, “Pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan.” Penulisan ini akan lebih melihat pengaruh yang ditimbulkan dari Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di atas adalah: 1. Bagaimana Pendampingan iman anak dilaksanakan di paroki Marganingsih Kalasan? 10 2. Bagaimana keterlibatan putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan? 3. Seberapa besar pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan anak dan remaja sebagai putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan?

E. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah: 1. Mendiskripsikan pendampingan iman anak. 2. Mendiskripsikan keterlibatan putra-putri altar. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan.

F. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan mengenai pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis:

a. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya pengetahuan tentang pendampingan iman anak serta cara melibatkan anak dalam hidup menggereja. b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.

1 16 113

Kreativitas pendamping dalam pendampingan iman anak di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Yogyakarta.

0 3 139

Deskripsi pendidikan iman anak dalam keluarga bagi perkembangan iman anak di Stasi Maria Putri Murni Sejati Cisantana, Paroki Kristus Raja Cigugur, Keuskupan Bandung.

1 20 153

Upaya meningkatkan pelayanan putra-putri altar dalam liturgi, melalui pendampingan rohani di Stasi Ignasius Loyola Samigaluh, Paroki Santa Lisieux, Boro, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

11 27 198

Sumbangan gagasan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea untuk bahan katekese persiapan calon perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.

0 12 280

Peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang.

0 6 225

Manfaat metode bercerita dalam pendampingan iman anak di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 9 175

Sumbangan gagasan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea untuk bahan katekese persiapan calon perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.

1 8 280

PENINGKATAN KESADARAN ORANG TUA AKAN PERANNYA DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DI LINGKUNGAN BRAYAT MINULYO WILAYAH SANTA MARIA KALASAN BARAT PAROKI MARGANINGSIH KALASAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu S

0 0 146

Peran pendampingan orang tua dalam sekolah minggu terhadap perilaku iman anak di Paroki St Fransiskus Assisi Berastagi - USD Repository

0 6 182