Kalibrasi multivariat dengan menggunakan PLS

Gambar 8. Overlay spektra uv campuran baku guaifenesin, chlorpheniramine maleat, dextromethorphan HBr dan sampel sedian farmasi yang mengandung guaifenesin, chlorpheniramine maleat dan dextromethorphan HBr.

B. Kalibrasi multivariat dengan menggunakan PLS

Metode kalibrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS karena mampu memprediksi dengan cara yang lebih baik ketika ada spektra yang tumpang tindih, dan lebih efektif dalam memprediksi karena hanya menggunakan variabel yang paling berkorelasi terhadap variabel respon Sohrabi et al., 2009; Miller Miller, 2010, dan juga metode PLS mampu menggunakan informasi spektra dari daerah yang luas dan menghubungkan perubahan spektra terhadap konsentrasi komponen secara bersamaan dengan menghitung kontribusi spektra lain yang dapat mengganggu spektrum Che Man et al., 2005. Ada tiga tahapan dalam analisis menggunakan regresi PLS, yaitu : pemodelan kalibrasi, validasi dan analisis sampel Osborne, 1997. Pada tahap yang pertama yakni pemodelan kalibrasi, dilakukan pengukuran absorbansi dari 20 senyawa campuran baku guaifenesin, dextromethorphan HBr dan clorpheniramine maleat seperti yang tertera pada Tabel 5 yang diukur pada panjang gelombang 220-350 nm dengan interval 2 nm. Dilakukan pemilihan panjang gelombang dengan cara data absorbansi dari ketiga senyawa dimasukkan ke dalam program Minitab pada beberapa daerah panjang gelombang yang berbeda kemudian dipilih daerah panjang gelombang yang memberikan kolerasi paling dekat antara kadar prediksi dengan kadar sebenarnyaactual. Pemilihan panjang gelombang ini merupakan tahap yang penting karena akan menentukan kualitas analisis multikomponen. PLS dirancang sebagai metode yang semua spektranya dapat diolah secara komputasi sehingga pemilihan panjang gelombang sepertinya tidak diperlukan, tetapi pengukuran spektra pada panjang gelombang yang tidak informatif dalam model kalibrasi dapat menurunkan kinerja model El Gindy et al, 2006. Gambar 9 berikut menunjukkan overlay spektra dari 20 campuran sintetik baku untuk model kalibrasi. Gambar 9. Overlay spektra uv campuran baku guaifenesin, dextromethorphan HBr dan clorpheniramine maleat. Setelah dilakukan pemilihan panjang gelombang, diperoleh panjang gelombang yang optimal untuk pemodelan yaitu dari 230 - 300 nm untuk guaifenesin dan dextromethorphan HBr dan 256 -300 nm untuk chlorpheniramine maleat. Kedua daerah tersebut dipilih karena ketiga komponen memberikan serapan pada panjang gelombang tersebut dan menghasilkan nilai recovery yang besar, yang dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi R 2 yang tinggi dan nilai root mean square of calibration RMSEC yang kecil yaitu 0,9993 dan 0,130 µgmL untuk guaifenesin, 0,9997 dan 0,027 µgmL untuk dextromethorphan HBr dan 0,9976 dan 0,049 µgmLuntuk chlorpheniramine maleat. Tabel 7. Nilai sebenarnya dan nilai terhitung hasil kalibrasi PLS dari 20sampel kalibrasi No Camp. Konsentrasi µgmL Guaifenesin Dextromethorpan HBr CTM aktual terhitung aktual terhitung aktual terhitung 1 10,0 10,0785 4,7 4,68140 1,5 1,45690 2 14,0 13,8272 0,9 0,92852 0,8 0,89232 3 17,2 16,9156 1,3 1,35157 2,0 1,98302 4 18,0 18,0575 2,6 2,56087 1,8 1,80305 5 19,6 19,4352 4,1 4,10421 2,8 2,72573 6 23,0 23,1471 1,0 0,95825 3,6 3,53192 7 20.6 20,6172 3,5 3,52980 1,0 0,95079 8 22,0 22,1408 3,8 3,77777 3,8 3,75538 9 24,0 24,0639 2,0 2,01839 1,4 1,39952 10 26,8 26,8635 0,5 0,50244 3,7 3,75266 11 26,0 25,9076 3,0 2,99385 3,5 3,54998 12 18,0 17,9549 5,0 5,03810 2,6 2,60821 13 19,2 19,3628 2,2 2,20300 2,4 2,44114 14 24,4 24,3882 4,5 4,48885 1,6 1,65220 15 11,6 11,6907 1,5 1,48460 3,4 3,39422 16 17,2 17,0611 4,3 4,32053 2,5 2,59598 17 28,0 27,8230 2,8 2,81700 3,0 2,98908 18 12,4 12,4257 1,8 1,76619 2,2 2,18043 19 18,6 18,7380 4,0 4,00753 3,2 3,18443 20 20,8 20,9016 4,9 4,86712 0,5 0,45304 Persamaan : Persamaan : Persamaan : y = 0,9993x + 0,0131 y = 0,9997x + 0,001 y = 0,9976x + 0,0057 R 2 = 0,9993 R 2 = 0,9997 R 2 = 0,9976 RMSEC = 0,130 µgmL RMSEC = 0,027 µgmL RMSEC = 0,049 µgmL Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa ketiga komponen tersebut memiliki nilai RMSEC yang mendekati 0 dan R 2 yang mendekati 1. Hal ini membuktikan bahwa model memiliki korelasi antara nilai aktual dengan nilai prediksi yang baik. Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam memprediksi varians variabel terikat. Parameter R 2 mempunyai nilai antara 0-1, yang mana nilai R 2 mendekati 1 menunjukkan bahwa kemampuan memprediksi semakin baik karena semua variasi variabel respon absorbansi dapat diterangkan oleh variabel prediktor sehingga nilai terprediksi mendekati nilai aktual Minitab Statistical Glossary, 2010. RMSEC menunjukkan selisih kadar prediksi dengan kadar aktual sehingga jika nilai RMSEC nya semakin kecil maka model model tersebut dapat dikatakan semakin baik karena faktor kesalahannya semakin kecil Pindyck and Rubinfeld, 1998. Adapun kurva hubungan antara nilai kadar terprediksi dan nilai aktual guaifenesin. dextromethorphan HBr dan Chlorpheniramine maleat dalam set kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 10. 11 dan 12 berikut: Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar guaifenesin sebenarnya actual response vs kadar terhitung calculated response guaifenesin dengan metode spektrofotometri uv- PLS pada panjang λ 230-300 nm 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 A ctual Response Ca lc ul at ed R es po ns e PLS Response Plot response is dextro 10 components Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar dextromethorphan HBr sebenarnya actual response vs kadar terhitung calculated response guaifenesin dengan metode spektrofotometri uv- PLS pada λ 230 -300 nm 30 25 20 15 10 30 25 20 15 10 A ctual Response Ca lc ul at ed R es po ns e PLS Response Plot response is gg 10 components 4 3 2 1 4 3 2 1 A ctual Response Ca lc ul at ed R es po ns e PLS Response Plot response is ctm 10 components Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar chlorpheniramine maleat sebenarnya actual response vs kadar terhitung calculated response guaifenesin dengan metode spektrofotometri uv- PLS pada λ 256 – 300 nm

C. Validasi model kalibrasi multivariat PLS

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

3 21 99

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Aplikasi spektrofotometri UV dan kalibrasi multivariat untuk analisis parasetamol, guaifenesin dan klorfeniramin maleat dalam sirup.

12 51 102

Aplikasi spektrofotometri UV dan kalibrasi multivariat untuk analisis parasetamol dan kafein.

8 24 84

Kombinasi spektrofotometri UV dan kalibrasi multivariat untuk analisis parasetamol, asetosal, dan kafein dalam sediaan tablet.

6 24 122

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 16

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 2 2

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

2 4 5

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 12

Penetapan Kadar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 2 2