µgmL, sedangkan untuk chlorpheniramine maleat nilai R
2
0,0003 dan nilai RMSEP 131,068 µgmL. Melihat dari parameter yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa
model ini belum sesuai digunakan untuk melakukan penetapan kadar dalam sampel sediaan farmasi senyawa campuran guifenesin, dextromethorphan HBr dan
chlorpheniramine maleat.
A. Analisis guaifenesin, dextromethorphan HBr dan chlorpheniramine maleat
dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet
Penelitian diawali dengan melakukan scanning masing-masing larutan baku guaifenesin, dextromethorphan HBr dan clorpheniramine maleat untuk mengetahui
overlapping spektra masing-masing senyawa tersebut jika diukur dalam campuran. Pada tahap ini, dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing senyawa tersebut
dengan membuat konsentrasi 20 µgmL pada tiap larutan. Pada pembuatan larutan baku untuk tiap-tiap guaifenesin, dextromethorphan HBr dan clorpheniramine maleat
digunakan etanol pro analysis sebagai pelarut pada pembuatan larutan stok baku maupun pada pembuatan larutan stok sampel karena ketiga komponen tersebut
mudah larut dalam pelarut etanol dan memberikan bentuk spektrum yang baik. Scanning ketiga senyawa dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang
gelombang 200-400 menunjukkan adanya overlapping yang tampak seperti pada gambar 7. Adanya overlapping tersebut menyebabkan analisis guaifenesin,
dextromethorphan HBr dan chlorpheniramine maleat secara spektrofotometri konvesional tanpa tahap pemisahan tidak dapat dilakukan. Analisis masing-masing
komponen dalam campuran yang mempunyai spektra overlapping hanya bisa diatasi dengan metode pemisahan secara kromatografi atau spektrofotometri yang
dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat Millier Miller, 2010.
Gambar 7.
Overlay spektra
uv guaifenesin,
chlorpheniramine maleat,
dextromethorphan HBr dan campuran guaifenesin, chlorpheniramine maleat, dextromethorphan HBr pada konsentrasi 20 µgmL.
Sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dilakukan pengecekan profil spektra campuran sintetik baku dibandingkan dengan sampel sediaan farmasi pada
konsentrasi yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mengecek apakah ada eksipien dalam sediaan yang turut memberikan serapan pada kisaran panjang gelombang
tersebut. Dari gambar 8 terlihat bahwa antara spektra campuran baku guaifenesin, dextromethorphan HBr dan chlorpheniramine maleat dengan spektra sampel sediaan
farmasi mempunyai profil yang mirip sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada eksipien yang mengganggu analisis.
Spektra UV camp guaifenesin, dextro dan ctm
guaifenesin
CTM
Dextromethorphan HBr
Gambar 8. Overlay spektra uv campuran baku guaifenesin, chlorpheniramine maleat, dextromethorphan HBr dan sampel sedian farmasi yang mengandung
guaifenesin, chlorpheniramine maleat dan dextromethorphan HBr.
B. Kalibrasi multivariat dengan menggunakan PLS