Aspek penggunaan spektrofotometri UV dalam analisis kualitatif dilihat dari parameter panjang gelombang maksimum, intensitas, nilai absortivitas molar dan
nilai absortivitas yang spesifik untuk senyawa yang dilarutkan dalam pelarut tertentu. Aspek dalam analisis kuantitatif terjadi ketika sampel dikenakan suatu radiasi, dan
intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Analisis kuantitatif juga dilakukan dengan menggunakan metode regresi yaitu dengan menggunakan
persamaan garis regresi yang didasarkan pada nilai absorbansi dan konsentrasi baku yang dibuat dalam beberapa konsentrasi. Pada pengukuran absorbansi senyawa,
digunakan panjang gelombang maksimum untuk mendapatkan absorbansi yang maksimum Mulja dan Suharman, 1995.
E. Analisis Multikomponen secara Spektrofotometri UV
Apabila dua atau lebih komponen mempunyai absorbansi pada panjang gelombang yang sama dan keduanya tidak saling bergantung satu sama lain maka
pengukuran spektrofotometri memberikan harga penjumlahan absorbansi dari setiap komponen Swarbrick, 1997. Prinsip tersebut dapat digunakan dalam analisis
multikomponen dengan cara mencari absorban atau beda absorban tiap-tiap komponen yang akan memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga
akan dapat dihitung masing-masing kadar campuran tersebut secara serentak atau salah satu komponen dalam campurannya dengan komponen yang lainnya Mulja dan
Suharman, 1995. Menurut Day and Underwood 1980, ada tiga kemungkinan profil
spektrum absorpsi yang dihasilkan dari dua komponen campuran yaitu:
1.
Kemungkinan pertama, spektra tanpa tumpang tindih atau sekurangnya
dimungkinkan untuk menemukan suatu panjang gelombang yang mana x menyerap dan y tidak, serta panjang gelombang serupa untuk mengukur y.
Konstituen x dan y diukur masing – masing pada panjang gelombang λ
1
dan λ
2.
Gambar 4. Spektrum absorpsi pada panjang gelombang masing – masing
komponen tidak saling tumpang tindih Day dan Underwood, 1980
2.
Kemungkinan kedua, spektra tumpang tindih satu arah, y tidak menganggu
pengukuran x pada λ
1,
tetapi x menyerap cukup banyak bersama – sama y pada λ
2.
Konsentrasi x ditetapkan dan absorbansi larutan pada λ
1.
Absorbansi yang diberikan oleh konsentrasi x pada λ
2
dihitung pada absorptivitas molar x pada λ
2.
Absorbansi ini dikurangkan dari absorbansi terukur larutan pada λ
2
sehingga akan diperoleh absorbansi yang disebabkan oleh y, konsentrasi y dapat diukur dengan
cara yang lazim.
Gambar 5. Spektrum absorpsi tumpang tindih satu arah Day dan Underwood, 1980
3.
Kemungkinan ketiga, spektra tumpang tindih dua arah. Bila tidak ditemukan
panjang gelombang yang mana x atau y menyerap secara eksklusif, maka perlu memecahkan dua persamaan serempak dengan dua derivative. Analisis kuantitatif
jenis ini dapat dilakukan dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda atau derivative.
A
1
= ɛ
x1
b C
x
+ ɛ
y1
b C
y
A
2
= ɛ
x2
b C
x
+ ɛ
y2
b C
y
Yang mana : A
1
= serapan terukur pada λ
1
A
2
= serapan terukur pada λ
2
ɛ
x1
= daya serap molar pada ɛ
x2
= daya serap molar ɛ
y1
= daya serap molar pada ɛ
y2
= daya serap molar pada
C
x
= konsentrasi molL C
Y
= konsentrasi molL pada x
pada y b = tebal sel
Gambar 6. Spektrum absorpsi tumpang tindih dua arah Day dan Underwood, 1980
F. Kemometrika