6. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan CSR
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki
risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para debtholders Sari, 2012. Sari 2012 menambahkan, perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan
laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Perusahaan akan mengurangi biaya-
biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi CSR. Apabila dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi memiliki biaya keagenan tinggi sehingga akan mengurangi pengungkapan CSR yang dibuatnya agar tidak
menjadi sorotan debtholders Poulus, 2010.
Hal yang berbeda diungkapkan Trisnawati 2014 bahwa besar kecilnya tingkat
leverage tidak mempengaruhi pengungkapan CSR karena adanya UU No. 40 Tahun 2007 yang mengatur tentang
tanggungjawab sosial dan lingkungan. Lebih lanjut, untuk melakukan CSR suatu perusahaan tidak bergantung pada tingkat
leverage namun tergantung pada tingkat kepekaan perusahaan terhadap
kepedulian sosial
dan tanggungjawab
terhadap lingkungan Ulfa 2009, dikutip oleh Sari 2012.
Ulum dkk. 2011, Sari 2012, Pebriana dan Sukartha 2012 tidak
berhasil menemukan
pengaruh leverage
terhadap
pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang hendak diuji:
H
6
: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia.
7. Pengaruh Kekuatan Pemerintah Terhadap Pengungkapan
CSR
Menurut Yuliarto 2001 perusahaan BUMN lebih luas dalam mengungkapkan CSR karena sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh pemerintah atau negara atau rakyat. Perusahaan BUMN diawasi langsung oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang merupakan
representasi dari rakyat dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Perusahaan BUMN memiliki kewajiban dalam pengungkapan CSR
berdasarkan Surat
Keputusan SK
No. 236MBU2003.
Berdasarkan SK tersebut dijelaskan bahwa perusahaan BUMN memiliki kewajiban CSR melalui program PKBL Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan Rakhmawati dan Syafruddin, 2011. Bila dikaitkan dengan teori legitimasi, perusahaan BUMN
memiliki tanggungjawab sosial yang besar kepada masyarakat karena kegiatan operasinya sebagian besar berhubungan dengan
masyarakat. Lu dan Abeysekera 2014 menemukan bahwa kekuatan
pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSER. Rakhmawati dan Syafruddin 2011 menemukan bahwa status
perusahaan BUMN dan bukan BUMN berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR. Oleh karena itu, hipotesis yang hendak diuji:
H
7
: Kekuatan
pemerintah berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik
Indonesia.
8. Pengaruh Kekuatan Shareholder Terhadap Pengungkapan