D. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Listiana 2011, teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua pihak yaitu pihak yang disebut sebagai agen
dan pihak yang disebut sebagai prinsipal. Agen merupakan pihak yang melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal. Sedangkan
prinsipal adalah pihak yang memberikan imbalan bagi agen. Jensen dan Meckling 1976, dikutip oleh Pamungkas 2014,
menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen
karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal sehingga memicu biaya keagenan
agency cost.
Rakhmawati dan Syafruddin 2011 menyatakan bahwa perusahaan yang besar yang memiliki biaya keagenan yang besar
akan mengungkapkan informasi secara luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Ketersediaan sumber daya dan dana
membuat perusahaan merasa perlu membiayai penyediaan informasi untuk pertanggungjawaban sosialnya Yulita, 2010. Jika
dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi
yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan. Selain itu, perusahaan besar merupakan emiten yang
banyak disoroti, sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan
pengurangan biaya
politis sebagai
wujud tanggungjawab sosial perusahaan Sembiring, 2005.
Namun demikian, menurut Marfuah dan Cahyo 2011, besar kecilnya
ukuran perusahaan
tidak mempengaruhi
luas pengungkapan CSR. CSR bukan lagi menjadi sekedar kegiatan,
tetapi kewajiban bagi perusahaan yang berguna untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu, menurut Yuliana dkk.
2008 terdapat berbagai variasi cara pandang perusahaan terhadap CSR mengenai apakah hal ini CSR dianggap hal yang penting
atau tidak. Cara pandang ini akan mempengaruhi praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan dan juga akan berdampak pada
pengungkapan CSR. Yuliana dkk. 2008 menambahkan terdapat tiga cara perusahaan memandang CSR. Pertama, sebagai strategi
untuk mendatangkan keuntungan. Kedua, sebagai kewajiban karena terdapat hukum yang memaksa penerapannya. Ketiga,
perusahaan merasa sebagai bagian dari komunitas. Sembiring 2005, Pozniak
et al. 2011, dan Sari 2012 menemukan bahwa terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan CSR. Namun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk. 2008 dan Ulum dkk. 2011 tidak
menemukan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan CSR. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang hendak diuji:
H
1
: Ukuran
perusahaan berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik
Indonesia.
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR