Pengungkapan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan profil perusahaan sekaligus menarik perhatian calon investor melalui
tampilan website yang menarik.
Suripto dan Baridwan 1999 berhasil menemukan adanya pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Hasil
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian oleh Ulum dkk. 2011, Pozniak
et al. 2011 dan Pebriana dan Sukartha 2012 yang menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang hendak diuji:
H
3
: Umur
perusahaan berpengaruh
positif terhadap
pengungkapan CSR dalam website perusahaan publik
Indonesia.
4. Pengaruh Auditor Terhadap Pengungkapan CSR
Pada teori agensi, audit memberikan kontribusi untuk mengurangi permasalahan agensi Joshi dan Gao, 2009. Healy dan
Palepu 2001, dikutip oleh Joshi dan Gao 2009, menyatakan bahwa dengan mengembangkan strategi pengungkapan, manajer
dapat meningkatkan komunikasi dengan para investor. DeAngelo 1981, dikutip oleh Joshi dan Gao 2009, menyatakan bahwa
KAP besar akan mempertahankan jasa audit yang independen dan lebih ketat dalam mematuhi standar audit daripada perusahaan
audit kecil. Teori sinyal juga menjelaskan, bahwa KAP yang memiliki reputasi tinggi akan mempertahankan reputasinya dengan
memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula Yuliarto, 2001. Penunjukkan KAP yang berkualitas akan diinterpretasikan
oleh masyarakat bahwa perusahaan memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan telah mengungkapkan informasi setransparan
mungkin. Oleh sebab itu penunjukkan KAP yang termasuk dalam kategori
big four diharapkan menambah luas pengungkapan CSR. Hal yang berbeda diungkapkan Sari dkk. 2010, walaupun di
Indonesia banyak perusahaan yang telah diaudit oleh KAP yang termasuk dalam kategori
big four, KAP ini tidak dapat mempengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan informasi
perusahaan yang bersifat sukarela. Ruang lingkup auditor dalam hal ini hanya bertinfak sebagai advisor dan memberikan opini atas
penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib. Lu dan Abeysekera 2014, menemukan bahwa auditor tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSER. Barakat et al. 2014
menemukan menemukan bahwa karakteristik perusahaan auditor eksternal berpengaruh tehadap pengungkapan CSR. Oleh karena
itu, hipotesis yang hendak diuji: H
4
: Auditor berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
dalam website perusahaan publik Indonesia.
5. Pengaruh Tipe Industri Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Yuliana 2008, perusahaan high-profile pada
umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memiliki potensi untuk
bersinggungan dengan kepentingan luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap perusahaan
high-profile karena kelalaian dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi dapat
membawa akibat yang fatal bagi masyarakat. Apabila dikaitkan dengan
teori legitimasi,
perusahaan high-profile
akan mengungkapkan lebih banyak informasi CSR untuk menurunkan
tekanan dari para aktivis sosial dan lingkungan terhadap kegiatan operasi yang telah dilakukannya Sembiring, 2005.
Berbeda dengan Freedman dan Jaggi 1988, dikutip oleh Sari 2012 yang mengungkapkan bahwa perusahaan
low-profile dengan kondisi ekonomi yang lemah lebih banyak mengungkapkan
CSR daripada perusahaan high-profile. Hal tersebut disebabkan
perusahaan low-profile ingin investor mengetahui bahwa kondisi
ekonomi perusahaan yang lemah disebabkan biaya yang dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan CSR. Pengeluaran biaya
untuk CSR diharapkan akan memberikan dampak positif untuk kondisi ekonomi perusahaan di masa mendatang.
Sari 2012 tidak menemukan adanya pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian tersebut berbeda
dengan Sembiring 2005 dan Anggraini 2006, yang menemukan adanya pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang hendak diuji:
H
5
: Tipe industri berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR dalam website perusahaan publik Indonesia.
6. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan CSR