Pengujian Sample Nada dan Suara Demung Elektronik

4.5. Pengujian Sample Nada dan Suara Demung Elektronik

Pengujian sample nada demung dilakukan untuk memastikan bahwa sample nada yang tersimpan dalam SD Card sudah sesuai dengan perancangan. Nada masukan merupakan nada yang berasal dari rekaman demung laras slendro dan pelog milik Universitas Sanata Dharma dengan menggunakan software Matlab. Untuk mulai merekam nada dapat menjalankan skrip program seperti pada Gambar 4.10. dengan Software Matlab 7.10 R2010a. Bagian wavwrite ditulis sesuai dengan nada yang sedang direkam karena ini akan menjadi nama penyimpanan file suara. Gambar 4.10. Program rekam nada dengan software Matlab Setelah menjalankan program seperti pada Gambar 4.10. maka akan didapatkan bentuk gelombang dengan amplitudo maksimal seperti pada Gambar 4.11. yang dijadikan sample nada untuk mendapatkan tingkatan volume nada lainnya. Hanya saja suara hasil rekaman tidak begitu jernih karena tidak dilakukan di ruangan kedap suara sehingga suara- suara yang tidak diinginkan juga ikut terekam bersama sample nada. Langkah selanjutnya setelah mendapatkan semua sample nada yang terdiri dari 7 sample nada slendro dan 7 sample nada pelog adalah membuat sample nada tersebut menjadi beberapa tingkatan volume dengan melakukan pelemahan sinyal suara seperti pada Tabel 3.3. Nada hasil rekaman di jadikan sebagai nada dengan tingkatan volume Level 3 keras. Sedangkan untuk volume Level 2 sedang dan volume Level 1 lirih didapat dengan mengalikan amplitudo dari tiap-tiap sample nada. Untuk memperoleh nada dengan tingkatan volume Level 2 dapat dilakukan dengan menjalankan skrip program seperti pada Gambar 4.12. sedangkan untuk mendapatkan nada dengan tingkatan volume Level 1 dapat dilakukan dengan menjalankan program seperti pada Gambar 4.13. rekam fs=44100; y=wavrecord6fs, fs,double; wavwritey,fs,tes; wavplayy,fs; figure,ploty; Normalisasi 1 x1=ymaxabsy; wavwritex1,fs,p1; wavplayx1,fs; figure,plotx1; Gambar 4.11. Nilai amplitudo = 1 untuk nada siji pelog Level 3 keras Gambar 4.12. Program pelemahan sinyal Level 2 sedang Gambar 4.13. Program pelemahan sinyal Level 1 lirih Dari skrip program seperti pada Gambar 4.12. dan Gambar 4.13. akan menghasilkan dua sample nada dengan amplitudo yang berbeda seperti pada Gambar 4.14 untuk Level 2 dan Gambar 4.15 untuk Level 1 sesuai dengan perancangan seperti pada Tabel 3.3. Begitu y1=wavreadp1.wav; Fs=44100; wavplayy1,Fs,async amp =0.49; y2=ampy1; wavplayy2,Fs,async wavwritey2,Fs,p1_2.wav; y1=wavreadp1.wav; Fs=44100; wavplayy1,Fs,async amp =0.24; y2=ampy1; wavplayy2,Fs,async wavwritey2,Fs,p1_1.wav; juga untuk sample nada lainnya hingga pada akhirnya diperoleh sample nada sebanyak 21 sample untuk laras slendro seperti pada data Tabel 4.15. dan 21 sample untuk laras pelog seperti pada data Tabel 4.16. Untuk melihat nilai frekuensi dan nilai desibel dari masing- masing nada digunakan software Audacity seperti pada Gambar 4.16. untuk nada siji pelog Level 3, Gambar 4.17. untuk nada siji pelog Level 2, dan Gambar 4.18. untuk nada siji pelog Level 1. Sample nada inilah yang akan disimpan dalam SD Card untuk memainkan suara demung ketika mendapat pukulan. Gambar 4.14. Nilai amplitudo = 0,49 untuk nada siji pelog Level 2 Gambar 4.15. Nilai amplitudo = 0,24 untuk nada siji pelog Level 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.15. Sample nada laras slendro No Nada Nama File Frekuensi Hz Itensitas Suara dB Pelemahan dB 1 Enem Slendro Rendah s6ren 226 -21,8 -6,2 2 s6ren_2 -28 -6,2 3 s6ren_1 -34,2 4 Siji Slendro s1 262 -27,9 -6,2 5 s1_2 -34,1 -6,2 6 s1_1 -40,3 7 Loro Slendro s2 308 -17,9 -6,2 8 s2_2 -24,1 -6,2 9 s2_1 -30,3 10 Telu Slendro s3 367 -14,9 -6,2 11 s3_2 -21,1 -6,2 12 s3_1 -27,3 13 Lima Slendro s5 407 -14,6 -6,2 14 s5_2 -20,8 -6,2 15 s5_1 -27 16 Enem Slendro s6 473 -12,1 -6,2 17 s6_2 -18,3 -6,2 18 s6_1 -24,5 19 Siji Slendro Tinggi s1ting 551 -11,2 -6,2 20 s1ting_2 -17,4 -6,2 21 s1ting_1 -23,6 Tabel 4.16. Sample nada laras Pelog No Nada Nama File Frekuensi Hz Itensitas Suara dB Pelemahan dB 1 Siji Pelog p1 301 -24,3 -6,2 2 p1_2 -30,5 -6,2 3 p1_1 -36,7 4 Loro Pelog p2 312 -16,7 -6,2 5 p2_2 -22,9 -6,2 6 p2_1 -29,1 7 Telu Pelog p3 352 -18,3 -6,2 8 p3_2 -24,5 -6,2 9 p3_1 -30,7 10 Papat Pelog p4 405 -19,2 -6,2 11 p4_2 -25,4 -6,2 12 p4_1 -31,6 Tabel 4.16. Lanjutan Sample nada laras Pelog No Nada Nama File Frekuensi Hz Itensitas Suara dB Pelemahan dB 13 Lima Pelog p5 454 -14,7 -6,2 14 p5_2 -20,9 -6,2 15 p5_1 -27,1 16 Enem Pelog p6 472 -15,5 -6,2 17 p6_2 -21,7 -6,2 18 p6_1 -27,9 19 Pitu Pelog p7 531 -21,6 -6,2 20 p7_2 -27,8 -6,2 21 p7_1 -34 Gambar 4.16. Frekuensi dan itensitas suara nada siji pelog Level 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.17. Frekuensi dan itensitas suara nada siji pelog Level 2 Gambar 4.18. Frekuensi dan itensitas suara nada siji pelog Level 1 Berdasarkan Gambar 4.16., Gambar 4.17., dan Gambar 4.18. dapat dilihat bahwa amplitudo dari nada pada masing-masing level sudah sesuai dengan perancangan seperti pada Tabel 3.3. Selain itu pada data Tabel 4.15. dan Tabel 4.16. dapat dilihat untuk nilai pelemahan pada masing-masing nada sudah mendekati dengan perancangan seperti pada Tabel 3.3. yaitu -6dB untuk tiap level suara. Sedangkan pada analisis frekuensi dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI software Audacity tertulis pelemahan yang dihasilkan -6,2dB. Perbedaan nilai ini bisa disebabkan oleh faktor pembulatan angka penting dalam faktor perkalian nilai amplitudo. Jika dilihat lebih jauh data nilai frekuensi pada Tabel 4.15. untuk laras slendro dan Tabel 4.16. untuk laras pelog dapat di bandingkan dengan nilai frekuensi demung gamelan Kyahi Kanyutmesem Pura Mangkunegaran seperti pada Tabel 2.1. untuk laras slendro dan Tabel 2.2. untuk laras pelog. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap gamelan memiliki frekuensi nada yang berbeda. Inilah yang menjadi keistimewaan dan ciri khas instrumen gamelan. Tidak ada standar baku frekuensi dalam menentukan tiap nada dari instrumen gamelan. Biasanya titilaras dalam gamelan hanya ditentukan oleh kepekaan pendengaran pembuatnya. Inilah yang menyebabkan gamelan satu dengan yang lainnya berbeda. Untuk titilaras demung pelog antara demung milik Universitas Sanata Dharma dan demung milik Pura Mangkunegaran tidak jauh berbeda jika dilihat dari nilai frekuensi. Sedangkan untuk laras slendro demung milik Universitas Sanata Dharma nadanya sedikit lebih rendah dari pada demung milik Pura Mangkunegaran.

4.6. Pengujian Nada Keluaran