Konstruksi ATmega 8535 Konfigurasi Pin ATmega 8535

Universal Synchronous and Asynchronous Serial Receiver and Transmitter USART merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki ATmega 8535 . USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART. USART memungkinkan transmisi data baik secara sinkron maupun asinkron , sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada ATmega 8535 secara umum pengaturan mode sinkron dan asinkron adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada sumber clock saja. Jika pada mode sinkron hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Sedangkan pada mode asinkron masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri. Dengan demikian secara hardware untuk mode sinkron menggunakan 3 buah pin yaitu TXD, RXD, dan XCK. Sedangkan pada mode asinkron hanya membutuhkan 2 buah pin yaitu TXD dan RXD.

2.6.1. Konstruksi ATmega 8535

Atmega 8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah. a. Memori Program ATmega 8535 memiliki kapasitas memori program sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h-0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi. b. Memori Data ATmega 8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu register serba guna, register input output dan SRAM. ATmega 8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register input output yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM atau dapat juga diakases sebagai input output, dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM. c. Memori EEPROM ATmega 8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register input output yaitu register EEPROM Addres, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6.2. Konfigurasi Pin ATmega 8535

ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D. Diagram pin mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 2.11. Gambar 2.11. Konfigurasi pin ATmega 8535 Berikut adalah penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATmega 8535: 1. Vcc, Tegangan suplai 5 volt 2. GND, Ground 3. RESET, Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset 4. XTAL 1, Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal 5. XTAL 2 ,Output dari penguat osilator inverting 6. Avcc, Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter 7. Aref, pin referensi tegangan analog untuk ADC 8. AGND, pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah 9. 4 buah port yaitu, Port A mulai dari pin 33 sampai dengan pin 40. Port B mulai dari pin 1 sampai dengan pin 8. Port C mulai dari pin 22 sampai dengan pin 29. Port D mulai dari pin 14 sampai dengan pin 20. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer setiap port dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register masing-masing port harus di-setting terlebih dahulu sebelum masing-masing port digunakan. Bit-bit DDR diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada setiap port juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti berikut: a. Port A PA.7 : ADC7 ADC Input Channel 7 PA.6 : ADC6 ADC Input Channel 6 PA.5 : ADC7 ADC Input Channel 5 PA.5 : ADC4 ADC Input Channel 4 PA.3 : ADC3 ADC Input Channel 3 PA.2 : ADC2 ADC Input Channel 2 PA.1 : ADC1 ADC Input Channel 1 PA.0 : ADC0 ADC Input Channel 0 b. Port B PB.7 : SCK SPI Bus Serial Clock PB.6 : VISO SPI Bus Master InputSlave Output PB.5 : VOSI SPI Bus Master OutputSlave Input PB.4 : SS SPI Slave Select Input PB.3 : AIN1 Analog Comparator Negative InputOCC TimerCounter0 Output Compare Match Output PB.2 : AIN0 Analog Comparator Positive InputINT2 External Interrupt2 Input PB.1 : T1 TimerCounter1 External Counter Input PB.0 : T0 TimerCounter0 External Counter InputXCK JSART External Clock InputOutput c. Port C PC.7 : TOSC2 Timer Oscillator Pin 2 PC.6 : TOSC1 Timer Oscillator Pin 1 PC.1 : SDA Two-Wire Serial Bus Data InputOutput Line PC.0 : SCL Two-Wire Serial Bus Clock Line d. Port D PD.0 : RDX UART input line PD.1 : TDX UART output line PD.2 : INT0 external interrupt 0 input PD.3 : INT1 external interrupt 1 input PD.4 : OC1B TimerCounter1 output compareB match output PD.5 : OC1A TimerCounter1 output compareA match output PD.6 : ICP TimerCounter1 input capture pin PD.7 : OC2 TimerCounter2 output compare match output

2.6.3. Analog to Digital Converter ADC