2.1.1. Fungsi Gamelan Jawa
Bagi masyarakat Jawa selain mempunyai fungsi estetika, gamelan juga berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral, dan spiritual [3]. Keagungan gamelan sudah jelas tidak
terbantahkan lagi. Gamelan merupakan orkestra asli Indonesia. Duniapun mengakui bahwa
gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik Barat yang serba besar. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Dengan
kata lain gamelan dapat membentuk karakter pribadi seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa setiakawan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah
laku sopan dan sabar. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing. Oleh sebab itu selain mendapatkan keterampilan dalam bermain gamelan, seseorang yang
belajar memainkan gamelan secara tidak langsung juga akan melatih kesabaran dan mengasa kepekaan seseorang.
Gamelan adalah alat kesenian yang serba luwes. Gamelan dipergunakan dibunyikan pada upacara-upacara tertentu pagelaran-pagelaran yang dapat dibagi menjadi 5 bagian
yaitu : 1 Gamelan dibunyikan untuk mengiringi pagelaran wayang, 2 mengiringi tari- tarian, 3 mengiringi upacara sekaten, 4 mengiringi klenengan pada upacara nikah, dan
5 mengiringi upacara kenegaraan atau keagamaan [3]. Gambar 2.2. menunjukkan fungsi
Gamelan Jawa yang digunakan sebagai iringan musik pagelaran wayang kulit.
Gambar 2.2. Gamelan Jawa sebagai pengiring pagelaran wayang kulit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2. Titilaras Gamelan Jawa
Titilaras artinya tulisan atau tanda sebagai penyimpulan nada-nada yang sudah tertentu tinggi-rendahnya [5]. Fungsi titilaras untuk mencatat notasi gendhing atau tembang
yang diperlukan dalam belajar karawitan atau tembang. Titilaras yang akan menentukan sebuah permainan gamelan. Titilaras dalam gamelan ada dua macam, yaitu:
1. Titilaras Slendro Sl, terdiri dari:
Penunggal : 1
: siji ji Gulu
: 2 : loro ro
Dhadha : 3
: telu lu Lima
: 5 : lima ma
Nem : 6
: enem nem
2. Titilaras Pelog Pl, terdiri dari:
Penunggal : 1
: siji ji Gulu
: 2 : loro ro
Dhadha : 3
: telu lu Pelog
: 4 : papat pat
Lima : 5
: lima ma Nem
: 6 : enem nem
Barang : 7
: pitu pi
Dalam pemakaian sehari-hari, titilaras hanya disebut laras. Laras atau titilaras ini mengacu pada suara atau sesuatu yang enak didengar dan dirasakan [5]. Ada pula titilaras
yang berarti nada, yang berasal dari bunyi gamelan. Laras nada mempunyai 3 sifat nada dasar, yaitu: 1 tinggi rendah, yang disebabkan oleh banyak sedikitnya getaran dalam waktu
tertentu frekuensi, 2 panjang pendek, disebabkan oleh irama terjadinya getaran pada sumber bunyi periode, dan 3 laras lirih, yang disebabkan oleh besar atau jauhnya getaran
amplitudo. Titilaras demung slendro dalam ranah frekuensi dapat dilihat pada Tabel 2.1., sedangkan titlaras demung pelog dapat dilihat dalam Tabel 2.2. Komposisi nada-nada yang
tinggi dan rendah menghasilkan melodi. Komposisi nada-nada yang pendek dan panjang menghasilakan ritme. Komposisi nada-nada yang keras dan lirih menghasilkan dinamika.
Tabel 2.1. Titilaras demung slendro gamelan Kyahi Kanyutmesem Pura Mangkunegaran dalam ranah frekuensi [6].
Nem 6
Penunggal 1
Gulu 2
Dhada 3
Lima 5
Enem 6
Penunggal 1
248 Hz 287 Hz
331 Hz 378 Hz
435 Hz 500 Hz
580 Hz
Tabel 2.2. Titilaras demung pelog gamelan Kyahi Kanyutmesem Pura Mangkunegaran dalam ranah frekuensi [6].
Penunggal 1
Gulu 2
Dhada 3
Pelog 4
Lima 5
Enem 6
Barang 7
295 Hz 320 Hz
347 Hz 406 Hz
440 Hz 470 Hz
519 Hz
2.1.3. Demung