telah terjadi pelemahan sebesar setengah dari daya sinyal awal. Perbandingan penguatan dan pelemahan dapat dilihat pada Persamaan 2.4.
+- dB = 20 log
10
O I 2.4
Keterangan: +- dB
: Penguatan pelemahan sinyal O
: Sinyal keluaran I
: Sinyal masukan
2.10. Bi-Directional Logic Level Converter
Bi-Directional Logic Level Converter merupakan suatu perangkat yang berfungsi untuk mengkonversi tegangan dari 5V menjadi 3,3V atau sebaliknya dari 3,3V menjadi 5V.
Biasanya perangkat ini digunakan untuk mengkonversi logika tegangan high atau low yang diwakili oleh angka bilangan biner 1 atau 0. Elektronik digital mengandalkan logika biner
untuk menyimpan, memproses, dan mengirimkan data atau informasi. Logika Biner mengacu pada salah satu dari dua status ON atau OFF.
Saat ini perangkat elektronik memiliki standar TTL atau Transistor-Transistor Logic yang berbeda. Ada yang menggunakan standar 5V ada yang menggunakan standar 3,3V
untuk logika high. Contohnya seperti pada ATmega 8535 yang menggunakan standar 5V dan Raspberry Pi yang menggunakan standar 3,3V untuk logika high. Oleh sebab itu untuk
menghubungkan kedua perangkat tersebut dibutuhkan Bi-Directional Logic Level Converter agar level tegangan yang terbaca sesuai dengan spec perangkat masing-masing.
Gambar 2.12. Rangkaian Bi-Directional Logic Level Converter [22] PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bi-Directional Logic Level Converter menggunakan MOSFET BSS138 dengan resistor pull-up seperti pada rangkaian Gambar 2.12. LV dan HV merupakan tegangan
referensi sedangkan LV1 dan HV1 merupakan input dan output tegangan. LV diberi tegangan referensi 3,3V sedangkan HV diberikan tegangan referensi 5V [22].
26
BAB III RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Perancangan Sistem Secara Umum
Secara umum perancangan diawali dengan studi literatur, yaitu mencari bahan dan sumber pustaka yang meliputi teori-teori yang berkaitan dengan penelitan. Teori yang
didapat akan menjadi dasar dari penelitian ini, baik dalam perancangan alat maupun analisa data. Setelah itu dilanjutkan dengan pengambilan sumber data nada yang berasal dari
instrumen demung laras slendro dan pelog kemudian file rekaman disimpan dalam SD Card. Diagram blok perancangan sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1. Selanjutnya perancangan
dilanjutkan dengan membagi sistem menjadi dua bagian besar yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak sistem.
Gambar 3.1. Perancangan sistem Perancangan perangkat keras dapat dibagi menjadi perancangan sistem mainboard,
catu daya sistem, rangkaian sensor FSR, selector switch, micro switch, penampil LCD 16x2, perancangan bentuk fisik demung dan perancangan tabuh pengujian demung. Sistem
mainboard berisi Raspberry Pi 2 sebagai otak dari sistem yang dapat diprogram dan disana juga terdapat slot SD Card untuk menyimpan sample nada demung yang telah direkam. Catu
daya sistem sebagai sumber tegangan untuk mengoperasikan mainboard dan sensor FSR. Rangkaian sensor digunakan untuk membaca besaran fisik berupa penabuhan terhadap bilah
kayu demung elektronik. Selector switch digunakan untuk memilih meminkan nada laras slendro atau pelog. Push button switch digunakan untuk menghilangkan suara dengung pada
pemukulan bilah sebelumnya. Push button switch berfungsi sebagai pathet dengan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI