70
1. H. Husein
Pak Husein berumur 56 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu ini, pendidikan terakhirnya adalah S1,
beliau adalah tokoh agama dan merupakan guru agama di desa ini. Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan
ramah-tamah dan santai. Saat ini pak Husein adalah pensiunan guru agama dari Madrasyah Sanawiyah PTPN-IV kebun Pabatu, beliau pernah mencalonkan diri
sebagai kepala desa. Isterinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, ia memiliki 3 orang anak kandung.
Dengan suara yang lembut beliau menjelaskan bahwa relasi kekuasaan pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu belum bisa dikatakan pelaksanaannya
berjalan cukup baik dan demokratis. Karena yang terjadi didesa ini adalah bahwa pemerintah desa tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, salah satunya tidak
adanya mekanisme secara resmi oleh pemerintanh desa untuk menjaring aspirasi masyarakat. Memang katanya ada rapat satu bulan sekali dibalai desa, tetapi
hanya menyentuh aparat desa saja yaitu kadus dengan RT saja masyarakat tidak dilibatkan. Rapat atau musyawarah di tingakt dusun dan RT sendiri pun sangat
jarang dilaksanakan bahkan dalam setahun pun terkadang tidak ada dilaksanakan. Setelah itu pemerintah desa tidak bisa membela kepentingan dan aspirasi
masyarakat tetapi lebih terfokus oleh keinginan dan pendapat kepala desa. Segala program pembangunan dan kebijakan desa yang dihasilkan selalu kebijakan yang
diinginkan kades. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa rancangan dan
71 perencanaan kebijakkan yang ada selalu berasal dari inisiatif kades. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi sebagai berikut: “ Bisa dikatakan pemerintahan desa kurang berfungsi. Untuk aktivitas dan
fungsi pelayanannya untuk masyarakat saya terus terang kurang begitu tahu baik itu agenda rapat naupun kegiatan meminta pendapat dari
masyarakat, walaupun katanya rapat didesa dilaksanakan satu bulan sekali. Pada saat musrenbang juga pemerintah desa tidak pro dengan kepentingan
masyarakat.” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
Waktu musrenbang kemarin itu dibalai desa, ada perangkat desa yang lain mengusulkan agar dipinggiran sungai padang sebagian dibangun lagi tanggul atau
benteng untuk mengantisipasi banjir. Tetapi kepala desa lebih menginginkan pembuatan gorong – gorong di dusun V dan dusun VI dan pengeran jalan desa.
Alasannya supaya perjalanan dari antar dusun tersebut jadi lebih lancar dan lebih cepat menuju kejalan besar.
Dalam pelaksanaan ADD, relasi antara pemerintahan desa dengan masyarakat tidak terlihat bahkan sosialisasi yang diberikan pemerintah desa
sangat kabur, pemerintah desa kurang terbuka dalam pelaksanaan ADD. Begitu juga dalam penyusunan rancangan pembangunan jangka menengah RPJM desa,
yang katanya RPJM desa sudah disusun dengan baik, namun kenyataannya sampai saat ini masyarakat sangat tidak paham tentang ADD. Masyarakat tidak
tahu menahu berapa besarnya ADD untuk desa, untuk apa saja dan kemana saja ADD digunakan sampai sekarang ini.
72
2. JS