84 sosial budaya masyarakat desa secara sosiologis masih menerapkan prinsip –
prinsip lama yang sangat sulit hilang, yaitu pola relasi kekuasaan pemerintahan desa yang mengandung nilai – nilai korupsi, kolusi dan nepotisme semakin
mengakar didesa Kedai Damar Pabatu.
4.6. Analisis Pelaksanaan Alokasi Dana Desa
Sesuai dengan amanat Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan –
kebijakan tentang desa, terutama dalam memberi pelayanan, peningkatan prakarsa dan pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan bagi kesejahteraan
masyarakat. Desa mempunyai hak untuk memperoleh bagi hasil dan pajak daerah retribusi daerah kabupaten serta bagian dari dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh kabupaten DAU dana alokasi umum. Perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten penyalurannya melalui
kas desa. Penyaluran Alokasi Dana Desa ADD merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan
berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan
masyarakat, dan meningkatkan peran pemerintah desa dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteran masyarakat desa. dalam Perda Kab.
Serdang Bedagai Nomor 07 Tahun 2006.
85
Tabel 11.
Alokasi Dana desa ADD Kedai Damar Pabatu Tahun Anggaran 2010
Anggaran Alokasi Dana Jumlah Biaya
Alokasi Dana Desa Kedai Damar Pabatu Tahun 2010 sebesar Rp. 62.830.885,37- dialokasikan untuk:
I. Biaya opersional pemerintahan desa 30 sebesar Rp. 18.849.265,61-
dialokasikan untuk : a.
Biaya operasional pemerintahan desa 70 sebesar b.
Biaya operasional BPD 30 sebesar
II. Biaya publik dan pemberdayaan masyarakat 70 sebesar Rp. 43.981.619,76-
diialokasikan untuk: a.
Operasional Tim penggerak PKK 15 sebesar b.
Kegiatan sosial Keagamaan 5 sebesar c.
Pengutan LKMD 5 sebesar d.
Peningkatan Sumber Daya Manusia 15 sebesar e.
Peningkatan Posyandu LPP 5 sebesar f.
Reprasi kantor desa dan balai desa sebesar Rp. 13.194.485,93-
Rp. 5.654.779,68-
Rp. 6.597.242,96- Rp. 2.199.080,99-
Rp. 2.199.080,99- Rp 4.398.161,98-
Rp. 2.199.080,99- Rp. 26.388.971,85-
Jumlah Rp. 62.830.885,37-
Sumber Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu Tahun 2010.
Kebijakan ADD dalam pelaksanaannya tidak luput dari masalah. Salah satu masalah yang muncul adalah terpisahnya antara perencanaan daerah dengan
86 kebutuhan lokal dan perencanaan desa. Disisi lain masalah juga muncul didesa
terutama masalah lemahnya akuntabilitas pemerintah Desa Kedai Damar Pabatu dalam mengelolah Alokasi Dana Desa.
Sebagaimana data yang didapat oleh peneliti bahwa masalah relasi kekuasaan pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu dalam menyusun dan
melaksanakan alokasi dana desa ADD, diantaranya: a.
Sumber daya manusia di level pemerintah desa dan BPD yang terbatas baik kemampuan dan keahlian, kepala desa menganggap dirinya sebagai
penguasa tunggal dan mempunyai peran dalam memberikan perintah, sehingga tidak bisa mengakodomir saran dan partisipasi masyarakat.
b. Lemahnya koordinasi, manajemen, administrasi, dokumentasi, dan
pengawasan pembangunan di level pemerintah desa dan BPD juga terlihat bahwa kedua pihak memiliki pola hubungan kolusi atau kolaburasi.
Etzioni melihat manfaat untuk membedakan assets dengan kekuasaan. Asset merupakan kekuasaan potensil, sedangkan kekuasaan mengacu pada
kekuasaan yang aktual. dalam Poloma, 2000 : 364 . Dalam membahas asset dan kekuasaan, Etzioni mengidentifikasikan, Asset utilitarian mencakup berbagai
pemilikkan ekonomis, kemampuan teknis, administratif, tenaga kerja dan sebagainya. Kekuasaan utilitarian berlaku ketika pemilik asset menggunakan
kekuasaan agar pihak lain bergabung dengan mereka. Asset persuasif yaitu : menurunkan kadar keterasingan menjurus pada penolakkan . Sedangkan
kekuasaan persuasif dilaksanakan lewat manipulasi simbol – simbol untuk memobilisir dukungan.
87 Penjelasan diatas seperti apa yang dungkapkan oleh seorang informan
sebagai berilut: “Sifat dari Pak kades jika ada temanya yang bisa membantu dan
sependapat dengannya dan mau mendukung segala program kegiatan dan tindakan yang ia lakukan maka ia akan mengangkat temannya itu menjadi
perangkat desa, juga ada famili pak kades yang menjadi perangkat desa Saya sendiri karena selalu menentang dan mengkritik pendapat pak kades
lama - kelamaan saya langsung diganti dan diberhentikan menjadi kepala dusun. Mungkin juga dikarenakan saya tidak pernah sependapat dengan
pak kades dan kurang akrab dengannya.” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
4.5. Masalah Demokrasi Perwakilan di Tingkat Desa