37
Tabel 3.
Luas Lahan Menurut Peruntukkan di Desa Kedai Damar Pabatu
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk perkebunan
menempati posisi yang paling tinggi yakni 135,87 hektar. Jumlah ini termasuk lahan yang ditumbuhi pohon sawit milik PTPN-IV kebun Pabatu, sampai saat ini
belum ada kebiasaan dari warga untuk menanam pohon sawit. Meskipun lahan perkebunan yang dimiliki desa ini cukup luas namun tidak semua warga memiliki
lahan, sebagian mereka mengerjakan lahan milik mereka sendiri, yang dibeli dari penduduk desa lainnya.
b. Status Pemilikan Lahan:
No Penggunaan Lahan
Luas Ha Persentase
1 Pertanian
A. Persawahan ---
--- B. Perkebunan
135,87 73,31
2 Pemukiman
25 14,59
3 Perkantoran
15 8,17
4 Sekolahan
3 1,25
5 Tempat ibadah
2 1,09
6 Pemakaman
1 0,5
7 Jalan
2 1,09
Jumlah 183,87
100
38 Data pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki
adalah lahan milik negara.
Tabel 4.
Luas Lahan Menurut Status Pemilikan di Desa Kedai Damar Pabatu No
Peruntukan Lahan Luas Ha
Persentase 1
Milik Negara 183,87
100
c. Keadaan Lahan.
Bahwa desa Kedai Damar Pabatu mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit milik PTPN-IV Kebun Pabatu yang dikelola oleh pihak BUMN Badan
Usaha Milik Negara
4.1.5. Komposisi Penduduk
Secara demografi desa Kedai Damar Pabatu dapat dilihat dan berbagai komposisi penduduk. Untuk memudahkan proses penyusunan datanya maka
komposisi penduduk desa Kedai Damar Pabatu akan dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
Dibawah ini adalah tabel komposisi penduduk desa Kedai Damar Pabatu berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
39
Tabel 5.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase 1
Laki-laki 1540 Jiwa
49,3 2
Perempuan 1578 Jiwa
50,7 Total
3118 Jiwa 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa
Kedai Damar Pabatu adalah 3118 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 778 kepala keluarga. Dapat di lihat bahwa yang berjenis kelamin perempuan Iebih
banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki - laki sebanyak 1540 jiwa, sedangkan penduduk yang
berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 1578 jiwa. Berdasarkan presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk jenis kelamin
perempuan di desa Kedai Damar Pabatu terus bertambah dengan persentase 50,7 bila dibandingkan dari pertumbuhan jumlah penduduk yang berjenis
kelamin laki – laki hanya 49,3, selisih persentase jumlah penduduk jenis kelamin perempuan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki – laki di desa
Kedai Damar Pabatu mencapai 1,4 jiwa.
40
2. Komposisi penduduk Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk desa Kedai Damar Pabatu berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini;
Tabel 6.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010 NO
Gol. Umur Jumlah
Penduduk Jiwa
Persentase Th
LK PR
L + P 1
0 -1 6
5 11
0,36 2
2 – 4 12
8 20
0,65 3
5 – 6 17
12 29
0,94 4
7 – 12 35
60 95
3,05 5
13 – 15 154
177 331
10,6 6
16 – 18 183
181 364
11,6 7
19- 24 190
198 388
12,4 8
25 – 44 373
390 763
24,4 9
45 ke atas 570
547 1117
35,8 Jumlah
1540 1578
3118 100
41
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan tersebut saling berhuhungan
dan harus seimbang. Agama termasuk kebutuhan rohani yang sangat penting karena turut mempengaruhi tata kehidupan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara sosiologis agama mempunyai beberapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai fungsi edukatif, penyelamat, dan
kontrol sosial social control. Desa Kedai Damar Pabatu merupakan wilayah yang heterogen dalam hal
agama, penduduknya paling banyak memeluk agama Islam hal ini menandakan bahwa agama Islam memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam setiap sendi
kehidupan masyarakat di desa ini, dan sebagian penduduk ada yang memeluk agama kristen.
Jumlah penduduk menurut agama penghayatan terhadap TYME dibagi berdasar kepala keluarga, bahwa kepala keluarga yang memeluk ajaran agama
Islam sebanyak 622 79,94 kepala keluarga, sedangkan penduduk yang memeluk ajaran agama kristen sebanyak 156 20,06 kepala keluarga. Nilai-
nilai ajaran agama masih sangat dipegang teguh oleh penduduk, agama sebagai fungsi kontrol sosial masih sangat jelas terlihat pada kehidupan sehari - hari.
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku
Suku bangsa penduduk desa Kedai Damar Pabatu juga bisa dikatakan heterogen, karena terdapat 10 keluarga yang melakukan perkawinan dengan suku
42 bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa, Melayu, Batak Simalungun, Batak
Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten
Komposisi penduduk desa Kedai Damar Pabatu berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Suku Bangsa
NO Suku Bangsa
Jumlah jiwa Persentase
1 Jawa
2342 75,1
2 Melayu
64 2,06
3 Batak Simalungun
124 3,97
4 Batak Toba
124 3,97
5 Batak Mandailing
124 3,97
6 Banjar
64 2,06
7 Batak Karo
92 2,96
8 Miniangkabau
120 3,85
9 Aceh
32 1,03
10 Banten
32 1,03
Jumlah 3118
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010 Disamping agamanya yang heterogen, suku bangsa penduduk desa Kedai
Damar Pabatu juga bisa dikatakan heterogen karena terdapat 10 keluarga yang
43 melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain yakni dengan suku bangsa Jawa,
Melayu, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailaing, Banjar, Batak Karo, Minangkabau, Aceh, dan Banten. Keadaan tersebut membuat masyarakat masih
sangat memegang nilai-nilai dan adat istiadat suku bangsa, hal ini dapat dilihat pada acara upacara perkawinan dan upacara adat lainnya.
5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Bidang pekerjaan
Komposisi penduduk desa Kedai Damar Pabatu berdasarkan bidang pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8.
Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Bidang pekerjaan No
Bidang Pekerjaan JumlahKK
Persentase 1.
Karyawan Pegawai BUMN 708
91 2.
TNI Polri ---
---
3. Pegawai Negeri Sipil
24 3,08
4. Karyawan Swasta
23 2,96
5. Wiraswasta Pedagang
23 2,96
Jumlah 778
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010 Mayoritas penduduk desa Kedai Damar Pabatu hidup dari sektor perkebun
sawit, mereka bekerja di PTPN – IV Kebun Pabatu sebagai karyawan. Golongan
44 pekerja di di PTPN- IV Kebun Pabatu tersebut ada beberapa tingkatan yaitu ;
golongan BHL buruh harian lepas , golongan karyawan pelaksana, golongan pegawai, dan golongan staff.
PT. Perkebunan Nusantara IV Pabatu sudah lama berproduksi sejak tahun 1960, hingga sekarang perkebunan sawit tersebut membuka lapangan kerja untuk
putra - putri daerah maupun putra - putri dari luar, namun dengan merosotnya harga CPO minyak sawit saat ini dan menurunnya permintaan CPO oleh
perusahaan asing, PTPN-IV kebun Pabatu sangat sedikit membuka lapangan tenaga kerja.
Penduduk yang bermata pencaharian sebagai karyawan pegawai BUMN di PTPN – IV Kebun Pabatu sebanyak 708 91 kepala keluarga dari desa
Kedai Damar Pabatu. Untuk berkerja sebagai TNI Polri penduduk desa Kedai Damar Pabatu belum ada. Sedangkan yang lainnya ada yang bermata pencaharian
sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 24 3,08 kepala keluarga. Ada juga penduduk yang bermata pencaharian di perusahaan swasta sekitar 23 2,96
kepala keluarga dan sisanya ada yang bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau pedagang sebanyak 23 2,96 kepala keluarga.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kedai Damar Pabatu saat ini dapat dikatakan sangat sejahtera, disebabkan dari tahun ketahun sosial ekonomi
untuk penduduk desa telah mulai meningkat dan stabil. Penduduk desa yang bermata pencaharaian sebagai wiraswasta pedagang, mereka berdagang sayur –
sayuran, buah – buahan, berdagang ikan atau dagang, berdagang segala kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan segala barang dagangan,
45 penduduk tidak kesulitan untuk dapat membeli segala jenis barang dagangannya
dan akan dijual kembali, karena jarak antara desa dan kota cukup dekat serta mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel dibawah ini memperlihatkan pembagian jumlah penduduk desa Kedai Damar Pabatu berdasarkan tingkat pendidikan;
Tabel 9.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persentase 1
PAUD ---
--- 2
Taman kanak - kanak 60 orang
4,14 3
SD 750 orang
51,72 4
SLTPMts 375 orang
25,87 5
SMASMK 215 orang
14,82 6
Akademi D1 – D3 20 orang
1,38 7
Sarjana S1 30 orang
2,07 Jumlah
1450 orang 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu tahun 2010 Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah penduduk desa
Kedai Damar Pabatu yang masih duduk di TK sebanyak 60 orang, berpendidikan SD saja sebanyak 750 orang, berpendidikan sampai SLTPMA 375 orang,
46 berpendidikan sampai dengan SMASMK 215 orang, berpendidikan sampai
Akademi D1 – D2 ada 20 orang, serta berpendidikan sampai dengan S1 mencapai 30 orang. Namun dalam tabel 5, diketahui bahwa tidak ada putra–putri penduduk
desa ini yang melaksanakan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini sebab putra – putri penduduk desa ini yang sudah berusia 4 sampai dengan 5 tahun langsung
bersekolah di TK, disekolahkan pada TK yang terdapat didesa ini ataupun TK yang ada di kota Tebing Tinggi.
6. Sarana dan Prasarana Desa
Untuk menunjang aktifitas masyarakat di desa Kedai Damar Pabatu, terdapat berbagai sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut kehidupan sehari-hari masyarakat didesa ini dapat berjalan dengan lebih baik.
Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain:
Sarana Transportasi
Sarana transportasi ke desa dan keluar dari desa Kedai Damar Pabatu, menuju kota Tebing Tinggi, kecamatan dan kabupaten Serdang Bedagai sudah
cukup baik dan lancar, dikarenakan desa ini merupakan daerah jalan lintas Sumatera. Saat ini ± 40 mobil angkutan umum minibus angkot yang melewati
jalan desa ini dan menghubungkannya dengan kota Tebing Tinggi dengan jarak 10 km dengan menempuh waktu 15 menit Belum lagi angkutan umum perkotaan
yang jumlahnya tidak terhitung untuk menghubungkan kota Pematang Siantar dan ibukota kabupaten Serdang Bedagai dengan waktu 45 menit serta ibukota propinsi
47 Sumatera Utara. hanya dibutuhkan waktu sekitar 2
1 2
jam saja karena kondisi jalan rnelalui rute ini cukup baik.
Transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Kedai Damar Pabatu adalah sepeda motor dan mobil, ini disebabkan semakin stabil dan
sejahteranya kehidupan ekonomi masyarakat desa sehinga kebutuhan tersier mudah terpenuhi. Menurut penjelasan dari salah satu informan, sangat jarang anak
– anak yang bersekolah dan para orang tua yang bekerja mengendari sepeda sebagai alat transportasi mereka, serta fasilitas yang diberikan pihak perusahaan
kebun Pabatu berupa bus sekolah sebagai transportasi ke kota Tebing Tinggi, telah memudahkan masyarakat desa meningkatkan pendidikan putra – putri
mereka untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, baik ke sekolah menengah atas maupun sampai ke perguruan tinggi swasta yang ada di Kota
Tebing Tinggi.
Sarana pendidikan
Sarana pendidikan sudah dapat dinikmati oleh niasyarakat desa karena sudah tersedianya sarana transportasi yang cukup memadai, yang menghubungkan
desa ini dengan kota Tebing Tinggi. Desa Kedai Damar Pabatu saat ini terdapat 2 buah Taman Kanak – Kanak TK yaitu; TK Tunas Harapan dan TK Alqur’an Al
Musa’adah. Dan terdapat 5 buah Sekolah Dasar SD, adapun muridnya berasal dari dua desa yaitu desa Bah Sumbu dan desa Kedai Damar. Pada Tahun Ajaran
20092010 terdapat 750 siswa- siswi yang mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.
48 Sekolah Menengah Pertama SMP terdapat di dusun I desa ini, yaitu SMP
Yapendak Yayasan Pendidikan Anak Karyawan PTPN-IV Kebun Pabatu, yang merupakan yayasan pendidikan swasta yang kualitas dan mutu pendidikannya
tidak jauh beda dengan sekolah – sekolah negeri lainnya. Yapendak didirikan sekitar tahun 1965 untuk para anak karyawan di perkebunan tersebut sampai
sekarang, namun ada juga para anak karyawan yang bersekolah ke kota. Serta desa ini ada juga Mts Madrasah Tsanawiyah Ibtidaiyah swasta yang bertempat
di dusun IV desa Kedai Damar Pabatu. Sedangkan bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke tingkat
Sekolah Menengah Atas SMA atau yang sederajat, mereka harus ke kotamadya Tebing Tinggi karena disini sangat banyak sekolah negeri maupun swasta yang
menjadi sekolah favorit masyarakat yang memiliki mutu dan kualitas yang baik. Di kecamatan Tebing Tinggi sendiri hanya terdapat satu SMA N.1, sekolah
tersebut kurang diminati warga karena baru 4 tahun di diri kan oleh pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan fasilitas belajar yang tersedia masih kurang
memadai.
Sarana Kesehatan
Desa Kedai Damar Pabatu kini mempunyai sebuah rumah sakit PTP dan polindes yang selalu dijaga oleh perawat, bidan, dan diawasi oleh dokter.
Berdasarkan pengamatan penulis masyarakat tidak begitu berminat untuk berobat di rumah sakit ini karena menurut mereka biaya berobat disini sangat mahal.
Seorang informan mengatakan ia menyesal berobat di klinik tersebut karena biaya
49 yang dikenakan sangat mahal. Meski biaya berobat mereka di tanggung oleh
PTPN-IV Kebun Pabatu, khususnya bagi mereka penduduk desa Kedai Damar Pabatu yang bekerja sebagai karyawan di perkebunan tersebut. Namun saat ini
sebagian penduduk desa Kedai Damar Pabatu lebih sering berobat ditempat lain, pada praktek dokter atau rumah sakit umum lain yang mereka anggap lebih baik,
murah dan lebih bermutu. Sebagian dari warga yang kurang mampu di desa Kedai Damar Pabatu
diberikan Kartu Sehàt secara gratis oleh Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai, kartu tersebut dapat digunakan untuk berobat secara gratis di Puskesmas
ataupun di rumah sakit umum yang ada di Kecamatan. Ketika penulis melakukan observasi di lapangan, penulis melihat petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Serdang Bedagai datang memberikan layanan kesehatan gratis bagi warga pemegang kartu sehat, seyogiyanya mereka datang ke desa ini sekali dalam
seminggu. Adanya pelayanan kesehatan gratis ini disambut dengan gembira oleh warga karena mereka merasa cukup terbantu.
Di desa ini, sarana air bersih sudah cukup baik, namun untuk dusun V masih sering mengalami masalah dalam air bersih, sebab pompa air mesin untuk
menyedot air sumur bor yang ada di dusun ini yang akan disalurkan kerumah – rumah masyarakat sering mengalami kerusakkan. Sehingga masyarakat di dusun
V ini menggunakan sumur mereka sendiri yang mereka buat dirumah masing – masing dan ada juga sebagian masyarakat yang pergi kesungai. Pemerintahan desa
bersama pihak ketiga telah berupaya untuk mencari solusi agar masyarakat tidak sulit dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
50
Sarana Peribadatan
Di desa ini terdapat sebuah Mesjid yang berdiri kokoh di tengah desa, rnesjid tersebut sangat bagus untuk beribadah, mesjid tersebut mempunyai
petugas adzan sehingga shalat berjamaah dapat dilaksanakan pada setiap waktu shalat. Selain mesjid terdapat 1 satu buah Musholla atau Langgar yang dapat
digunakan sebagai sarana ibadah bagi warga. Serta di desa ini terdapat 2 dua buah gereja, gereja untuk kristen katholik dan gereja untuk kristen protestan.
Sarana Kemasyarakatan
Di desa Kedai Damar Pabatu terdapat berbagai organisasi kemasyarakatan lembaga sosial seperti Serikat Tolong Menolong STM berupa perkumpulan
suku Batak Karo, suku Padang, Batak Simalungun, Batak Mandailing, kelompok pengajian kaum Ibu dan bapak – bapak yang melakukan kegiatan pengajian pada
setiap hari senin, rabu, dan kamis. Perkumpulan Pujakesuma Putra Jawa Kelahiran Sumatera . Persatuan Remaja Mesjid Almusa’adah ini mempunyai
kegiatan seperti melakukan pengajiantakdziah jika ada keluarga yang mendapat rnusibah kernalangan di desa, membantu pelaksanaan pesta perkawinan di desa,
melakukan gotong-royong membersihkan jalan desa atau gotong-royong mernbersihkan saluran air untuk Mesjid, dan melakukan kegiatan Olahraga seperti
bola kaki, bola volly, dan bulu tangkis.
51
Sarana Komuunikasi Tabel 10.
Sarana Komunikasi
Sumber Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu Saat ini desa Kedai Damar Pabatu masih sedikit jaringan untuk telepon
rumah, namun sekarang ini masyarakat mulai sangat banyak yang membeli Handphone sebagai alat komunikasi mereka. Kios ponsel pun sudah ada di dewsa
ini, dan seperti jaringan internet pun sudah ada di desa ini, sehingga masyarakat sangat mudah untuk bermain internet baik diwarung internet ataupun dirumah –
rumah mereka yang memiliki dan memasang jaringan untuk internet. Begitu juga dengan alat - alat elektronik seperti Televisi dan Radio semua masyarakat dapat
dikatakan telah memilikinya.
Sarana Jumlah
Telepon Umum 4
Pemilik Handphone 2974
Pemilik Televisi 2986
Pemilik Radio 2933
Pemilik Wifi 3
52
4.2. Profil Informan. 4.2.1. Informan Utama
Dalam penelitian ini terdapat informan utama yang mengetahui banyak hal mengenai permasalahan yang ingin di ungkapkan dalam penelitian ini. Para
informan ini terlibat langsung dalam pemerintahan desa dan pelaksanaan alokasi dana desa serta pengawasan terhadap proses pembangunan di desa Kedai Damar
Pabatu. Namun tidak semua informan bersedia identitasnya dicantumkan dalam tulisan ini, sebagian informan meminta agar identitasnya tidak dicantumkan
dengan alasan tertentu. Para informan kunci yang dimaksud adalah:
1. Musa Khalik Nst Kepala desa Kedai Damar Pabatu
Musa Khalik Nasution 57 tahun Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat desa Kedai Damar Pabatu yang sudah lama berdomisili di desa
tersebut. Beliau menjabat sebagai kepala desa sudah hampir dua periode, periode pertama tahun 2003 – 2008 dan periode kedua tahun 2009 – sekarang ini. Orang
tua beliau adalah Alm. Abd. Khalik Nasution yang juga mantan kepala desa Kedai Damar Pabatu.
Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan santai, terkadang dengan bahasa dan kata – kata nya yang
agak keras. Saat ini bapak Musa adalah pensiunan dari PTPN-IV kebun Pabatu, isterinya adalah pembina ibu – ibu PKK di desa ini. Kegiatan PKK di desa ini
cukup baik dan telah mendapat penghargaan dari pemerintah kecamatan maupun pemerintah kabupaten.
53 Beliau memiliki 3 orang anak kandung, anaknya yang yang pertama
bekerja sebagai buruh harian lepas di PTPN-IV kebun Pabatu. Anak beliau sering membantu beliau bekerja dalam menyelesaikan tugas dan berbagai urusan di
kantor desa. Bapak Musa menghabiskan waktunya sehari – hari di kantor desa, ia mengaku sangat senang dengan pekerjaan yang ia lakoni saat ini, meskipun
dengan beban yang sangat berat harus melayani masyarakat sampai 24 jam, ia tetap bertanggung jawab berdasarkan tugas pokok yang ini miliki serta hak dan
kewajibannya sebagai kepala desa. Beliau menjelaskan tentang relasi poitik desa antara pemerintah desa
Kedai Damar Pabatu maupun relasi kekuasaan pemerintah desa dengan masyarakat desa, menurutnya relasi politik desa antara pemerintahan desa dengan
masyarakat desa adalah hubungan yang terjalin cukup baik, khususnya dalam mewujudkan pemerintahan yang benar – benar demokrasi, masyarakat berperan
dan ikut serta berpartisipasi dalam menjalin relasi politik dengan pemerintah desa. Dengan sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah desa, dan banyaknya media
massa serta banyaknya stasiun televisi yang dapat diakses oleh masyarakat menyebabkan bertambahnya pengetahuan masyarakat disegala bidang.
Sekarang dengan jelas telihat bahwa dari sifat atau kualitas kegiatan – kegiatan masyarakat desa Kedai Damar Pabatu yang berhubungan dengan bidang
politik, kegiatan – kegiatan relasi politik di desa tersebut antara lain terlihat bahwa dengan kualitas pemilihan umum saat ini sangat berbeda, seperti apa yang
dipaparkan oleh informan sebagai berikut : “Pemilu yang sekarang berbeda dari pemilu yang dulu. Dulu kadang –
kadang ada yang memaksa harus memilih ke mana saja. Kalau dulu
54 pemilu kita hanya mencoblos satu kali tetapi sekarang kita mencoblos
sampai tiga kali, masyarakat desa secara keseluruhan ikut serta dalam berbagai kegiatan pemilihan umum baik pilpres, pilkada dan pilkades.
Dapat dikatakan keadaaan desa ini bisa di bilang aman, tentram dan sejahterah. Saya jadi kades bisa dikatakan turun-temurun, dulu keluarga
saya, bapak saya juga kades dan termasuk orang yang berpengaruh di desa ini.” Hasil wawancara, bulan Januari 2011
Masyarakat desa dengan penuh kesadaran menyalurkan aspirasi politiknya
melalui partai politik yang mereka pilih serta pemahaman masyarakat tentang HAM, terutama hak untuk berpendapat, mengeluarkan pikiran baik lisan maupun
tulisan secara domokrasi, sebagaimana penjelasan informan sebagai berikut: “Dulu dalam pemilihan kepala desa pilkades hanya ada satu atau dua
calon saja yang berani mencalonkan diri, tetapi pada tahun 2003 sudah mulai diikuti oleh empat calon kepala desa yaitu : Musa Khalik Nst, Drs.H
Husien Abdullah Purba, Awang Patikawa, dan J. Hutabarat.” Hasil wawancara, bulan Januari 2011
Dasar yang digunakan oleh masyarakat desa Kedai Damar Pabatu dalam pemilihan kepala desa selain dengan keakraban atau teman dekat juga
pertimbangan moral terhadap akhlak calon kepala desa, dan sistem pemilihan kepala desa para calon dipilih langsung oleh masyarakat desa berdasarkan
peraturan undang – undang yang berlaku dalam mewujudkan demokratisasi ditingkat pedesaan. Dalam praktiknya antara masyarakat dan pemerintah desa
mempunyai hubungan kedekatan secara personal yang mungkin diikat dengan tali kekerabatan maupun ketetanggaan, sehingga kedua unsur itu saling menyentuh
secara personal. Namun sebagian dari masyarakat, dasar yang mereka gunakan
55 untuk memilih calon kepala desa adalah rasa simpatisme mereka terhadap calon
yang mereka pilih. Pak kades menjelaskan bahwa masalah relasi politik desa diantara
pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu yaitu hubungan antara pemerintah desa dengan BPD terkadang terjadi hubungan yang salah paham pandapat dalam
pelaksanaan program pembangunan dan pemerintahan desa. BPD menganggap bahwa segala program yang direncanakan untuk pelaksanaan pemerintahan desa
dalam mewujudkan politik desa yang demokratis harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh para anggota – anggota BPD. Yang
memberatkan karena program yang direncanakan oleh BPD tidak sama dengan ide – ide yang direncanakan kades. Inilah masalah – masalah yang timbul dalam
pelaksaaan rembug desa musyawarah dalam pemerintahan desa. Sehingga musyawarah untuk program pelaksanaan pembangunan dan
pemerintahan desa harus sampai beberapa kali dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan bersama, masalahnya karena para pemerintahan desa sibuk dengan
pekerjaan mereka yang lain yaitu diluar tugas dan pekerjaan mereka yaitu memberikan pelayanan sosial pada masyarakat, maka kepala desa sendiri pun
terkadang sulit untuk menentukan jadwal rutin musyawarah desa sebab para pemerintah desa sendiri yang menentukan jadwal yang bisa untuk musyawarah
desa. Untuk penyusunan program – program pelaksanaan pemerintahan desa tahun 2011 saja belum tersusun dan di sepakati bersama. Aktifitas ketua BPD
yang cukup banyak diluar tugas ia sebagai badan eksekutif desa ini, sehingga RPJM rancangan pembangunan jangka menengah desa Kedai Damar Pabatu
56 menjadi terkendala karena penyusunan laporan tersebut harus diketahui dan
disetujui oleh Badan Pemusyawaratan Desa. Penjelasan pak kades tentang pelaksanan alokasi dana desa untuk desa
Kedai Damar Pabatu saat ini berjalan baik. Beliau menjelaskan dengan detail dan serius mengenai apa yang disebut dengan ADD, berikut penjelasan beliau:
“ADD itu adalah Alokasi dana untuk desa yang telah dikeluarkan dan diberikan oleh pemkab Serdang Bedagai sebagai wujud nyata untuk
pemenuhan kebutuhan dan hak desa untuk membiayai segala program pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan desa.”
Hasil wawancara, bulan Januari 2011
Sumber anggaran ADD berasal dari APBD pemerintahan kabupaten Serdang Bedagai yaitu terdiri dari DAU dana alokasi umum , pajak dan
retribusi daerah. Jumlah ADD yang diterima untuk desa Kedai Damar Pabatu adalah sekitar Rp 62.000.000,00 yang mana pembagiannya yaitu 70 untuk
biaya oprasional desa, 30 untuk Badan Permusyawratan Desa, 15 untuk kegiatan PKK, 5 posyandu, dan 5 untuk LKMD.Mengenai pengolahan
pelaksanaan dan evaluasi ADD berdasarkan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa.
Proses penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Desa Jangka Menengah desa Kedai Damar Pabatu ini dilaksanakan sejak bulan Juni 2009
sampai bulan Desember 2009, pembangunan 5 tahun ini adalah untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Setiap tahun akan dilakukan monitoring dan evaluasi
secara partisipatif yang melibatkan seluruh komponen desa, baik masyarakat secara umum, tokoh masyarakat, perangkat desa dan BPD, sehingga hasil dari
57 monitoring dan evaluasi tersebut dapat dijadikan sarana kontrol dalam
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa. Pengolahan ADD sama dengan pengelolaan APBDes, sehingga prinsip
pengelolaan ADD sama persis dengan pengelolaan APBDes mencapai pemerintahan yang baik. Partisipatif Proses pengelolaan ADD, sejak awal
perencanaan, pengambilan keputusan sampai dengan pengawasan serta evaluasi harus melibatkan banyak pihak. Seperti yang diungkapkan oleh pak kades sebagai
berikut: “Dalam musrenbangdes di Desa Kedai Damar Pabatu, agar seluruh pihak
dapat terlibat maka musyawarah dilakukan di balai desa bukan di kantor desa yaitu pada malam hari, peserta musyawarah rencana pembangunan
desa dimintai pendapat mereka untuk rencana pembangunan desa Kedai Damar Pabatu 5 tahun kedepan, dan seperti apa yang mereka harapkan.”
Hasil wawancara, bulan Januari 2011
2. Suparti Sekretaris desa Kedai Damar Pabatu
Suparti adalah seorang ibu yang berumur 48 tahun, yang sudah lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu mulai sejak lahir. Suparti
memiliki 3 anak kandung, suaminya adalah karyawan PTPN-IV kebun Pabatu.. Sehari - harinya ia bekerja dan menjabat sebagai sekretaris desa di desa Kedai
Damar mulai tahun 2003 sampai sekarang. Pengalamannya yang begitu lama menjabat sebagai aparat pemerintah desa membuat dirinya cukup dikenal oleh
aparat pemerintah Kecamatan, dan berdasarkan kinerjanya yang sangat baik selama ini, ibu ini diangkat oleh pemerintah kabupaten Serdang Bedagai dengan
jabatannya sebagai sekretaris desa yang berstatus PNS.
58 Beliau memberikan penjelasan relasi politik desa antara pemerintahan desa
dengan masyarakat desa Kedai Damar Pabatu, yaitu dengan sosialisasi yang telah diberikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat dapat terlihat didesa ini bahwa
antara pemerintahan desa dan masyarakat desa ikut berpartisipasi dalam mewujudkan demokrasi desa. Suasana relasi politik yang terjadi didesa ini antara
pemerintahan desa dan masyarakat desa Kedai Damar Pabatu menghasilkan hubungan yang akrab dan kekeluargan, seperti hal nya dengan kegiatan pesta
demokrasi yang dilaksanakan didesa ini, dengan sosialisasi politik yang telah diarahkan oleh pemerintah desa agar masyarakat aktif dapat memahami maksud
dan tujuan dalam kegiatan politik desa. Pemerintah desa memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat diterima dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa
dalam mewujudkan relasi politik desa yang demokratis, seperti apa yang dijelaskan oleh informan sebagai berikut :
“Relasi politik desa Kedai Damar Pabatu saat ini berjalan cukup baik,
misalnya dalam kegiatan – kegiatan pesta demokrasi seperti dalam pilpres, pilkada, dan pilkades dapat terlaksanakan sampai selesai dengan aman.
Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi politik desa misalnya, mengundang masyarakat
untuk hadir di balai desa agar mendapatkan penjelasan mengenai kegiatan politik yang akan dilaksanakan didesa ini atau pun memberikan suatu
pengumuan baik lisan atau pun tulisan yang akan disampai oleh para perangkat desa lainnya seperti dari para anggota BPD, kepala dusun,
RTRW dari masing – masing dusun yang mewakili masyarakat, sehingga masyarakat dapat paham.” Wawancara bulan Januari 2011.
Relasi kekuasaan pemerintahan desa yang berdasarkan tugas pokok dan
kewajiban para perangkat desa dalam pelaksanaan pemerintahan desa, yaitu
59 sebagai contoh hubungan antara kades, dengan sekdes, para kaur dan kadus
terbina dengan baik. Pelayanan yang telah diberikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat. Pemerintah desa memiliki
peranan yang signifikan dalam pengolahan proses sosial dalam masyarakat, dengan menciptakan kehidupan demokratis, sehingga dapat membawa masyarakat
pada kehidupan yang sejahterah, rasa tentram dan berkeadilan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 07
Tahun 2006 tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa, pasal 1 menjelaskan bahwa pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan
pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disini terlihat jelas bahwa relasi kekuasaan
dalam pemerintahan desa itu dapat dikatakan bersifat hearkis, yaitu hubungan pertanggung jawaban, hubungan kerja sama, dan hubungan pelayanan, seperti apa
yang dijelaskan oleh informan sebagai berikut :
“Hubungan kepala desa dengan sekretaris desa saat ini sangat baik, seperti hal nya dengan wewenang yang telah diberikan pak kades kepada saya,
dimana sekdes merupakan tangan kanan dari kepala desa. Segala urusan pemerintahan desa jika pak kades tidak ditempat atau sedang sakit atau
tidak dapat menghadirin rapat dikantor camat dan kantor bupati, maka saya yang mewakilin pak kades. Baik urusan dalam desa maupun diluar
desa juga merupakan tanggungjawab saya dengan wewenang dan kekuasaan yang telah diberikan oleh pak kades dalam melaksanakan
pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu. Apalagi saya saat ini telah diangkat menjadi sekretaris desa yang tetap dengan status PNS.”
60 Hasil wawancara, bulan Januari 2011
Beliau menjelaskan tentang ketentuan pengangkatan sekretaris desa
menjadi PNS sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dalam pasal 202 ayat 3 disebutkan bahwa sekretaris desa diisi oleh pegawai negeri sipil yang
memenuhi persyaratan. Fungsi sekretaris desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai Nomor 07 Tahun 2006 tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa yaitu:
a Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perangkat desa
dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa secara terpadu. b
Mengumpulkan, menganalisis data dan merumuskan program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan tugas pemerintah desa.
c Mengumpulkan, menganalisis data dan merumuskan program serta petunjuk
untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat. d
Mengumpulkan, menganalisis data dan merumuskan program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan pembangunan.
e Melakukan urusan surat menyurat, kearsipan dan laporan serta memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh perangkat desa. Beliau menjelaskan tentang alokasi dana desa yaitu dana yang disalurkan
pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa. Relasi kekuasaan pemerintahan desa dalam
pelaksanaan alokasi dana desa saat ini berjalan lancar dan cukup baik, bahwa 70 dari alokasi dana desa untuk biaya operasional desa harus diketahui dan ditanda
61 tangani oleh sekretaris desa, berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan
bersama.
3. Suriadi Ketua Badan Permusyawaratan Desa
Suriadi adalah seorang bapak berumur 48 tahun, yang sudah lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu, pendidikan beliau sampai dengan S2.
Ia memiliki 3 anak kandung, istrinya adalah karyawan PTPN-IV kebun Pabatu.. Sehari - harinya ia bekerja sebagai kepala sekolah dan menjabat sebagai ketua
BPD Badan Permusyawaratan Desa di desa Kedai Damar mulai tahun 2003 sampai sekarang.
Beliau menjelaskan bahwa BPD berperan mewujudkan demokrasi desa serta berpartisipasi dalam pengelolahan desa, baik dari segi pemerintahan desa
maupun pengelolahan ekonomi desa. Adanya BPD merupakan hal yang baru bagi masyarakat desa untuk terlibat langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa. Dalam konteks politik di desa BPD merupakan lembaga yang membahas rancangan dan pengawasan terhadap pelaksanaan perdes, terkadang dipandang
sebagai sumber masalah. Secara nyata bahwa kades bisa saja belum siap dengan adanya BPD, sebab dulu LMD dan LKMD dirangkap oleh kades. Dengan adanya
BPD, kekuasaan dalam pemerintahan desa tidak menempatkan kades sebagai penguasa tunggal di desa.
Hal seperti ini yang menyebabkan adanya kegiatan kolusi di tingkat desa, seperti contoh apa yang telah dijelaskan informan sebagai berikut:
“ Pak kades bisa saja mempunyai suatu strategi khusus untuk lebih akrab dan selaras dengan para anggota BPD, agar segala program dan kegiatan –
kegiatan desa yang ia lakukan tidak ada pengawasan dari BPD dalam
62 menjalankan kekuasaan politik desa. Namun saya sebagai teman pak kades
terkadang timbul dalam benak saya, apa yang direncanakan dan dikatakan oleh Pak kades untuk pelaksanaan pemerintahan desa dan pengelolahan
pembangunan desa Kedai Damar Pabatu tidak sesuai dengan perencanaan BPD. Saya berpikir dari pada ribut, sebagai orang yang lebih muda dan
menghargai yang tua, lebih baik saya mengalah setuju dan sepaham saja dengan Pak kades daripada protes.” Hasil wawancara, bulan Januari
2011. Relasi kekuasaan pemerintahan desa saat ini sangat minim, walaupun BPD
memiliki wewenang dalam mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa, bisa saja BPD yang posisinya sebagai mitra bisa menjadi lawan bagi kepala
desa. Sebagaian besar masyarakat desa menunjukkan sikap acuh dan tidak perduli untuk bersikap fanatik terhadap pemerintahan desa atau dapat dikatakan
masyarakat tidak menanggapi seruis permasalahan yang berlangsung dalam pelaksanaan pemerintahan desa, masyarakat lebih memilih sibuk dengan urusan
sehari – hari. Undang – undang No.22 Tahun 1999 dan berubah menjadi undang –
undang NO.32 Tahun 2004 telah memberikan kekuasaan politik kepada BPD namun kurang didukung oleh fasilitas yang diberikan untuk BPD. Masalahnya
dibidang keuangan BPD diperlakukan secara tidak adil sebab honor BPD sangat rendah. BPD sangat kecewa melihat sedikitnya fasilitas untuk BPD dari jabatan
mereka. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut: “Peraturan daerah yang ada saat ini tidak mengatur mengenai masalah
keuangan secara memadai hanya dikatakan bahwa anggota dan pimpinan BPD berhak menerima uang sidang sesuai dengan kemampuan desa.
63 Sementara desa memiliki kemampuan keuangannya yang sangat sedikit
dan benar – benar terbatas.” Hasil wawancara, bulan Januari 2011. Undang – undang No.32 Tahun 2004 melakukan perubahan mendasar,
antara lain BPD tidak lagi memiliki fungsi pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintahan desa, BPD memiliki kedudukan dan hubungan yang lemah secara
politis dan bukan lagi sebagai parlemen desa. BPD tidak lagi dapat mengusulkan pemberhentian kepala desa kepada bupati, selain itu kades tidak lagi bertanggung
jawab kepada rakyat melalui BPD, BPD tidak memiliki wewenang dalam pengelolahan keuangan desa termasuk ADD. Pengelolahan keuangan desa hanya
dilakukan oleh kades, sekdes, dan para kepala urusan lainnya, sedangkan BPD hanya mengetahui dan menyetujui saja.
4. Abd. Muin Rambe Kepala Urusan Pemerintahan
Bapak Muin adalah berumur 42 tahun, beliau sudah lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu. Bapak ini memiliki 2 anak kandung,
isterinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehari - harinya ia bekerja sebagai karyawan PTPN-IV kebun Pabatu dan pendidikan terakhirnya adalah SLTA. Ia
menjabat sebagai kaur pemerintahan di desa Kedai Damar mulai tahun 2009 dan sampai sekarang.
Beliau menjelaskan tentang relasi politik desa antara pemerintah desa Kedai Damar Pabatu dengan masyarakat desa, menurutnya relasi politik desa
antara pemerintahan desa dengan masyarakat desa adalah hubungan yang cukup baik, masyarakat berperan dan ikut serta berpartisipasi dalam menjalin relasi
politik dengan pemerintah desa. Sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah desa,
64 mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat desa Kedai Damar Pabatu, seperti
yang dikatakan informan sebagai berikut: “Selama saya menjabat sebagai kaur di desa ini, sosialisasi yang telah
kami diberikan untuk masyarakat desa cukup baik. Untuk rencana pelaksanana politik desa agar masyarakat paham, masyarakat diundang
untuk hadir dibalai desa ataupun melalui wakil – wakil dari tiap dusun masing – masing atau memberikan pengumuman dan selebaran kepada
masyarakat desa. Masyarakat bisa ikut berpartisipasi, dan hubungan pemerintah desa dengan masyarakat bisa berjalan.”
Hasil wawancara, bulan Januari 2011. Dalam pelaksanaan alokasi dana desa relasi yang terjalin antara
pemerintah desa dengan masyarakat desa selama ini cukup lancar. Beliau menjelaskan bahwa ADD itu merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan otonomi desa agar tumbuh dan berkembang berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, demokratisasi dan pemberdayaan mayarakat.
Dengan dasar undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa.
Sebelumnya desa tidak memperoleh penjelasan tentang anggaran untuk mengelola pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa. Seperti
yang dikatakan oleh informan sebagai berikut: “Saat ini, melalui alokasi dana desa ADD , desa berpeluang untuk
mengelola pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa secara demokrasi. Alokasi dana desa ADD digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintah desa sebesar 30 dari jumlah penerimaan ADD dan yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa sebesar
70 . Seluruh kegiatan dilaksanakan secara transparan terbuka dan diketahui oleh masyarakat.” Hasil wawancara, bulan Januari 2011.
65 Masyarakat berperan aktif mulai proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pemeliharaan. ADD dapat melatih masyarakat dan pemerintah desa untuk bekerja sama, membentuk kepercayaan antara pemerintah desa dengan
masyarakat desa dan mendorong keikutsertaan masyarakat desa untuk membangun dan memelihara desanya. Mengelola ADD sama artinya dengan
mengelola APBDes karena ADD menjadi bagian dalam APBDes. Partisipatif dalam pengelolaan ADD, dari mulai perencanaan, pengambilan
keputusan sampai dengan pengawasan serta evaluasi, harus melibatkan banyak pihak. Artinya, dalam mengelola ADD tidak hanya melibatkan aparat desa saja
Pemerintah Desa, BPD, Pengurus LKMDRTRW ataupun tokoh-tokoh masyarakat , tetapi juga harus melibatkan masyarakat desa. Sebagai contoh,
dalam musrenbangdes musyawarah rencana pembangunan desa, agar seluruh pihak dapat terlibat maka musyawarah dilakukan dibalai desa bukan di kantor
desa dan pada malam hari.
5.MS.
MS berumur 58 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di dusun II desa Kedai Damar Pabatu ini, beliau adalah salah satu kepala dusun yang
sudah sangat lama. Beliau pendidikan terakhirnya adalah SLTA, ia menjabat sebagai kepala dusun II sudah hampir 11 tahun, mulai tahun 2000 – sampai
sekarang ini. Karena cukup lamanya ia menjabat sebagai kadus, pengalamannya dalam menjalankan pemerintahan desa cukup baik dan kinerja beliau yang bagus,
sehingga ia selalu dipercaya oleh masyarakat dan terpilih ladi menjadi kepala dusun.
66 Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan
demi pertanyaan sangat santai, dengan suara yang tegas dan mudah dipahami. Beliau sangat aktif dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya sebagai kepala dusun. Saat ini pak MS adalah pensiunan dari PTPN-IV kebun Pabatu, isterinya masih bekerja sebagai karyawan PTPN-IV
kebun Pabatu, ia memiliki 5 orang anak kandung. Beliau memberikan penjelasan relasi politik desa antara pemerintahan desa
dengan masyarakat desa Kedai Damar Pabatu berjalan baik, misalnya tentang cara – cara penyelesaian masalah yang ada dan terjadi di desa Kedai Damar Pabatu.
Penyelesaiannya masalah dilakukan dengan jalan musyawarah, baik permasalahan pembangunan maupun terhadap masalah – masalah yang lain. Dalam
menyelesaikan masalah pembangunan, pihak pemerintah desa selalu mengadakan musyawarah dengan sistem perwakilan.
Dari masing – masing dusun diwakili oleh kepala dusun dan RT. Selain itu tokoh masyarakat juga ikut terlibat. Untuk menyelesaikan masalah – masalah
yang timbul di desa, secara langsung melibatkan masyarakat, musyawarah dilakukan secara langsung. Seperi yang dikatakan informansebagai berikut:
“Misalnya untuk pembangunan yang ada pada lingkungan dusun tertentu, kepala dusun mengadakan musyawarah dengan mengundang seluruh
anggota masyarakat yang ada pada lingkungan dusun tersebut.” Hasil wawancara ,bulan Januari 2011.
Yang terkadang musyawarah ditingkat dusun dilaksanakan satu bulan sekali atau lebih jika ada permasalahan yang akan segera diselesaikan, dan jika
akan melaksanakan suatu kegiatan tertentu, misalnya gotong royong kebersihan
67 lingkungan, kegiatan hari besar keagamaan dan kegiatan - kegiatan lain - lain
Kebijakan maupun keputusan pemerintah desa tidak selalu ditanggapi oleh masyarakat dengan baik.
Bila keputusan pemerintah dinilai positif oleh masyarakat, maka seluruh masyarakat menjalankan dengan baik, akan tetapi jika keputusan yang diambil
oleh pemerintah desa dianggap tidak adil, maka sebagian masyarakat melakukan aksinya dengan cara tidak melaksanakan kebijakan tersebut, bahkan ada pula yang
dengan terang – terangan menentang dan protes. Sebagian masyarakat dengan sukarela mengikuti ajakan teman yang dilakukan secara langsung dari mulut ke
mulut. Relasi politik yang ada, sebagian masyarakat ada yang menerima begitu
saja setiap keputusan pemerintah desa dengan menjalankan segala apa yang menjadi kebijakan – kebijakan pemerintah desa. Namun sebagian masyarakat
yang merasa tidak puas akan keputusan pemerintah desa tersebut mereka akan mengabaikan segala anjuran dan berbagai keputusan dari pemerintah desa.
Relasi kekuasaan pemerintahan yang terbina dalam proses pelaksanaan alokasi dana desa ADD di desa ini berjalan cukup baik dan dana yang didapat
tersalurkan untuk pembangunan desa ini, misalnya saja pembuatan gorong – gorong ditiap dusun, pembangunan joglo, pengerasan jalan dusun, dan pengadaan
kapal keruk untuk penanggulangan banjir tahunan yang terjadi di desa ini tiap tahun.
68
6. J.AS
Bapak ini berumur 45 tahun, beliau sudah lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu, pendidikan terakhirnya adalah SLTA. Bapak ini
memiliki 2 anak kandung, ia bekerja sebagai karyawan PTPN-IV kebun Pabatu dan isterinya bekerja sebagai karyawan PTPN-IV kebun Pabatu juga. Beliau
pendidikan terakhirnya adalah SLTA. Ia menjabat sebagai kepala dusun V desa Kedai Damar mulai tahun 2009 dan sampai sekarang ini.
Bapak ini menjelaskan tentang relasi kekuasan yang terwujud didesa ini, relasi kekuasaan pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu berjalan dengan baik.
Mengenai relasi kepala dusun dengan kepala desa, dengan sekretaris desa, dan dengan perangkat desa yang lain berjalan sangat baik. Misalnya, para kepala
dusun dikerahkan agar mengumpulkan dana untuk pelaksanaan kegiatan tertentu di desa, melaksanakan tugas melayani masyarakat seperti melayani dalam
pembayaran PBB, pembuatan kartu keluarga, akte kelahiran, KTM dan pelayanan yang lainnya. Proses pemilihan secara langsung pilkades merupakan contoh
terwujudnya relasi politik desa. Pemerintah desa di desa ini merupakan wali yang sudah dipercaya dan
diberi tugas untuk membantu dan melayani masyarakat. Walaupun kami memiliki jabatan sebagai perangkat desa, tetapi kami bisa melakukan pekerjaan kami yang
lain. Sampai saat ini hubungan diantara perangkat desa berjalan lancar sesuai dengan tugas dan kewajiban masing – masing, soal disiplin jam kerja, bahwa
tugas perangkat desa sebenarnya tidak terikat jam kantor. Pelayanan sosial yang dibutuhkan masyarakat dari perangkat desa memang 24 jam. Tetapi kinerja
69 perangkat desa tidak tergantung pada kehadiran mereka dikantor desa, melainkan
seberapa mudah warga menemuhi mereka. Contohnya saja bahwa stempel desa biasanya dibawa pulang oleh pak kades atau bu sekdes agar kalau ada masyarakat
tengah malam yang butuh surat atau rujukan bisa segera dibuatkan. Masyarakat cukup puas dengan kinerja kades dan perangkat desa lainnya,
ramah dan mau berkorban untuk kepentingan umum, seperti yang dikatakan informan sebagai berikut:
“Pak kades itu orangnya bukan saja baik, tetapi juga pintar bicara dan suka memberi bantuan untuk merangsang masyarakat.”
Hasil wawancara, bulan Januari 2011.
Mengenai ADD, relasi didalam pelaksanaan dan pembuatan laporannya sampai saat ini tetapjelas,ungkap informan ketika di wawancarai. Masyarakat desa
paham dan jelas dengan ADD untuk desa ini, dan tahu untuk apa saja ADD tersebut digunakan. Masyarakat desa ikut dan dilibatkan dalam pelaksanaan dan
penggunaan ADD, dalam musrenbang di desa ini masyarakat ikut didalam musrenbang tersebut.
4.2.3. Informan Tambahan.
Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang diteliti. Informan adalah
masyarakat desa Kedai Damar Pabatu dengan menggunakan teknik snow ball. Teknik ini merupakan teknik penentuan informan penelitian dengan mengikuti
informasi-informasi dari informan sebelumnya.
70
1. H. Husein
Pak Husein berumur 56 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu ini, pendidikan terakhirnya adalah S1,
beliau adalah tokoh agama dan merupakan guru agama di desa ini. Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan
ramah-tamah dan santai. Saat ini pak Husein adalah pensiunan guru agama dari Madrasyah Sanawiyah PTPN-IV kebun Pabatu, beliau pernah mencalonkan diri
sebagai kepala desa. Isterinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, ia memiliki 3 orang anak kandung.
Dengan suara yang lembut beliau menjelaskan bahwa relasi kekuasaan pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu belum bisa dikatakan pelaksanaannya
berjalan cukup baik dan demokratis. Karena yang terjadi didesa ini adalah bahwa pemerintah desa tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, salah satunya tidak
adanya mekanisme secara resmi oleh pemerintanh desa untuk menjaring aspirasi masyarakat. Memang katanya ada rapat satu bulan sekali dibalai desa, tetapi
hanya menyentuh aparat desa saja yaitu kadus dengan RT saja masyarakat tidak dilibatkan. Rapat atau musyawarah di tingakt dusun dan RT sendiri pun sangat
jarang dilaksanakan bahkan dalam setahun pun terkadang tidak ada dilaksanakan. Setelah itu pemerintah desa tidak bisa membela kepentingan dan aspirasi
masyarakat tetapi lebih terfokus oleh keinginan dan pendapat kepala desa. Segala program pembangunan dan kebijakan desa yang dihasilkan selalu kebijakan yang
diinginkan kades. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa rancangan dan
71 perencanaan kebijakkan yang ada selalu berasal dari inisiatif kades. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi sebagai berikut: “ Bisa dikatakan pemerintahan desa kurang berfungsi. Untuk aktivitas dan
fungsi pelayanannya untuk masyarakat saya terus terang kurang begitu tahu baik itu agenda rapat naupun kegiatan meminta pendapat dari
masyarakat, walaupun katanya rapat didesa dilaksanakan satu bulan sekali. Pada saat musrenbang juga pemerintah desa tidak pro dengan kepentingan
masyarakat.” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
Waktu musrenbang kemarin itu dibalai desa, ada perangkat desa yang lain mengusulkan agar dipinggiran sungai padang sebagian dibangun lagi tanggul atau
benteng untuk mengantisipasi banjir. Tetapi kepala desa lebih menginginkan pembuatan gorong – gorong di dusun V dan dusun VI dan pengeran jalan desa.
Alasannya supaya perjalanan dari antar dusun tersebut jadi lebih lancar dan lebih cepat menuju kejalan besar.
Dalam pelaksanaan ADD, relasi antara pemerintahan desa dengan masyarakat tidak terlihat bahkan sosialisasi yang diberikan pemerintah desa
sangat kabur, pemerintah desa kurang terbuka dalam pelaksanaan ADD. Begitu juga dalam penyusunan rancangan pembangunan jangka menengah RPJM desa,
yang katanya RPJM desa sudah disusun dengan baik, namun kenyataannya sampai saat ini masyarakat sangat tidak paham tentang ADD. Masyarakat tidak
tahu menahu berapa besarnya ADD untuk desa, untuk apa saja dan kemana saja ADD digunakan sampai sekarang ini.
72
2. JS
JS berumur 29 tahun, beliau ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu Pabatu, Pendidikannya adalah S1Akta IV. Selama
proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan tegas. Beliau sangat aktif dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya sebagai tenaga pendidik guru SMP. Beliau mengatakan bahwa relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa
Kedia Damar Pabatu belum demokratis. Kepala desa hanya memilih orang – orang yang hanya dekat dengan dirinya. Musrenbang selalu tertutup, apalagi
masyarakat tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengkritik keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah desa. Masyarakat tidak pernah diberikan kesempatan
untuk mengkritik kebijakan atau keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah desa. Masyarakat lebih banyak diam dan tidak berperan aktif dalam kegiatan –
kegiatan desa. Karakter kepala desa yang angkuh dan egoisme terlihat oleh pak kades, dimana dalam menjalankan kontrol sosial yang seharusnya secara formal
dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa, segala keputusan desa merupakan ide yang sepenuhnya hanya dari kades dan hanya disahkan oleh BPD begitu saja,
seperti yang dingkapkan informan sebagai berikut: “Sebaliknya yang terjadi dengan kewenangan BPD yang melakukan kolusi
dengan kades, BPD justru melindungi kades yang melakukan manipulasi kesalahan, agar kades bersangkutan tetap bisa menjadi. Ini karena para
perangkat desa adalah teman dekat bahkan masih ada hubungna famili dengan pak kades.” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
73 Kepala desa terlihat kurang memiliki inisiatif dan inovatif dalam
memajukan desa. Hampir semua lembaga sosial yang ada dibawah naungan kades, dan tidak memiliki aktivitas yang memadai. Segala program dan
perumusan laporan kegiatan desa hanya dibuat – buat begitu saja oleh pemerintah desa agar pemerintah desa terkesan bekerja dengan baik sesuai tugas dan
kewajiban nya tetapi kenyataannya hanya palsu belaka atau bisa menjurus pada suatu penipuan dan manipulasi saja.
Dalam pengelolaan alokasi dana desa dan pelayanan sosial, relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa dengan masyarakat desa juga timbul
permasalahan. Masyarakat tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana ADD dikelola untuk biaya operasional pemerintahan desa dan untuk
pembangunan fisik pedesaan, berapa besar jumlah ADD yang diperoleh untuk desa Kedai Damar Pabatu dari Pemkab Serdang Bedagai dan untuk apa saja
dibelanjakan, dan sampai sejauhmana ADD dan apa itu ADD tersebut masyarakat tidak pernah tahu dan sepertinya memang ada manipulasi dalam penganggaran
dan laporan alokasi dana desa tersebut. Dalam penyusunan rancangan pembangunan jangka menengah RPJM desa, yang katanya RPJM desa sudah
disusun namun dari pihak masyarakat tidak pernah diikutkan rapat dalam proses penyusunan RJPM desa Kedai Damar Pabatu.
Walaupun pembangunan desa Kedai Damar Pabatu mendapat bantuan dari pihak ketiga yaitu PTPN-IV kebun Pabatu, namun laporannya tidak transparan
kepada masyarakat desa. Masyarakat tidak memperoleh prosedur dan biaya dalam memperoleh pelayanan pengurusan biaya administratif dan ditambah lagi
74 masyarakat kurang aktif dalam pelaksanaan pemerintahan desa karena masyarakat
sibuk dengan urusan mereka pribadi.
3. UT
US berumur 58 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di dusun IV desa Kedai Damar Pabatu ini, pendidikan terkhirnya adalah SLTA,
beliau adalah mantan kepala dusun. Beliau dapat dikatakan sebagai orang yang aktif, ia menjabat sebagai kepala dusun sudah hampir 7 tahun. Pengalamannya
dalam menjalankan pemerintahan desa cukup baik dan kinerja beliau sangat bagus ketika menjabat sebagai kadus, namun saat ini beliau tidak lagi terpilih menjadi
kepala dusun. Selama proses wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan
demi pertanyaan dengan suara yang sangat tegas. Ia sangat aktif dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai kepala dusun. Saat ini
pak US adalah pensiunan dari PTPN-IV kebun Pabatu, isterinya bekerja sebagai ibu rumah tangga, ia memiliki 5 orang anak kandung.
Beliau mengatakan bahwa relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa Kedia Damar Pabatu sampai sekarang menurut saya pribadi belum sampai kearah
yang benar – benar demokratis. Waktu saya menjadi kepala dusun, bahwa segala kebijakan hanya bersumber dari kepala desa saja, para perangkat desa yang lain
hanya dijadikan sebagai pelengkap saja dalam struktur organisasi pemerintahan desa saja agar struktur pemerintahan desa tidak dikatakan kosong.
Apalagi masyarakat tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengkritik kebijakan atau keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah desa. Masyarakat
75 lebih banyak diam dan tidak berperan dalam kegiatan – kegiatan desa. Selama
saya menjadi kepala dusun, waktu itu kepala desa masih pak H. Sudarto. Relasi yang terjalin diantara pemerintahan desa sangat baik, namun setelah pak Musa
yang menjadi kades relasi dalam pemerintahan desa lebih tertutup dan tidak terlihat demokratis. Seperti apa yang diungkapkan oleh informan senagai berikut:
“Sifat dari Pak kades jika ada temanya yang bisa membantu dan sependapat dengannya dan mau mendukung segala program kegiatan dan
tindakan yang ia lakukan maka ia akan mengangkat temannya itu menjadi perangkat desa, juga ada famili pak kades yang menjadi perangkat desa
Saya sendiri karena selalu menentang dan mengkritik pendapat pak kades lama - kelamaan saya langsung diganti dan diberhentikan menjadi kepala
dusun. Mungkin juga dikarenakan saya tidak pernah sependapat dengan pak kades dan kurang akrab dengannya.”
Hasil wawancara, bulan Februari 2011 ADD di desa ini dalam penyusunan laporannya kurang jelas dan tidak
terbuka. Masyarakat pun tidak paham dengan ADD dan tidak tahu untuk apa saja ADD tersebut. Masyarakat hanya paham bahwa biaya pembangunan didesa
selama ini berasal dari bantuan perusahaan, karena desa ini masih dalam kawasan PTPN-IV Kebun Pabatu. Kalau masyarakat di desa ini pintar kritik dan aktif
mungkin saja desa ini akan lebih maju dan pembangunan desa ini akan lebih baik.
4. TN
TN berumur 53 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu ini, pendidikannya adalah SLTA. Selama proses
wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan jelas. Pak TN adalah pensiunan dari PTPN-IV kebun Pabatu, isterinya masih
76 bekerja sebagai ibu rumah tangga, ia memiliki 3 orang anak kandung. Beliau
adalah mantan kepala dusun dan pernah menjadi kepala urusan pemerintahan desa Kedai Damar Pabatu.
Penjelasan beliau tentang relasi politik dalam pemerintahan desa tidak berjalan dengan baik, kepala desa belum bisa memahami apa sebenarnya fungsi
dan tugasnya sebagai kepala desa. Relasi kekuasaan pemerintahan desa bisa terwujud disuatu desa jika kepala desanya paham apa sebenarnya demokrasi desa
itu, dan tidak memiliki sifat korupsi, korupsi dan nepotisme.Karakter kepala desa yang individualis dan egois terlihat oleh pak kades, dimana dalam menjalankan
kontrol sosial yang seharusnya secara formal dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa, segala keputusan desa merupakan ide yang sepenuhnya
hanya dari kades dan disahkan oleh BPD. Secara eksternal kades tampak kurang memiliki inisiatif dalam
memajukan desa. Hampir semua lembaga sosial yang ada dibawah naungan kades, dan tidak memiliki aktivitas yang memadai. Karena minimnya pembinaan
dan pemahaman dari kepala desa terhadap pemerintaahn desa. Kades juga dikenal sangat jarang berpartisipasi dalam aktivitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat
desa, seperti apa yang diungkapkan informan sebagai berikut: “Dulunya dimasa pilkades, ia dipilih karena masyarakat melihat
kepribadiannya dan menganggap bahwa kades yang terpilih ini lebih paham tentang pemerintahan desa, karena orangtua beliau dahulu sebagai
orang yang terhormat dan mantan kepala desa. Namun sebaliknya setelah kades yang sekarang ini terpilih. Pemerintahan desa Kedai Damar tidak
dapat berjalan dengan baik, demokrasi desa dan pelaksanaan
77 pembangunan desa tidak terwujud seperti apa yang diharapkan oleh
masyarakat.” Hasil wawancara bulan Februari 2011 Relasi kekuasaan desa yang penuh dengan nuansa demokrasi tidak terlihat
didesa ini, seluruh perangkat desa yang memiliki peran memberikan pelayanan kepada masyarakat dan penyalur aspirasi masyarakat desa tidak terlihat dengan
baik serta segala tugas atau kewajibannya dapat diatur dan dikendalikan oleh kades. Peran masing – masing perangkat desa tidak terlihat didesa ini, seperti
yang dingkapkan oleh informan sebagai berikut: “ Kalau kades jujur, terbuka, aktif dan tegas dalam mengambil sikap. Maka
mudah dipercayai masyarakat, maka pelaksanaan pembangunan didesa dapat terwujud. Pemerintah desanya pun dapat bekerja sesuai dengan tugas
dan kewajiban mereka masing – masing.” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
Relasi kekuasaan pemerintahan desa dengan masyarakat desa dalam pelaksanaan alokasi dana untuk desa terlihat bahwa kontrol sosial tidak begitu
berjalan dengan baik dan maksimal. Contohnya saja dalam musrenbang didesa, biasanya kades hanya menyampaikan secara garis besar saja keuangan desa
dihadapan wakil dari masing – masing dusun dalam musyawarah itu pun jarang ia sampaikan. Dalam wawancara informan mengatakan bahwa masyarakat didesa ini
tidak mau tahu tentang ADD, dan kurang aktif dalam pelaksanaan pemerintahan desa. Mungkin juga karena masyarakat sibuk dengan urusan mereka pribadi dari
pada menanggapi permasalahan yang ada dalam pemerintaahn desa.
78
5. IS
IS berumur 59 tahun, bapak ini sudah cukup lama tinggal dan menetap di desa Kedai Damar Pabatu ini, pendidikan terakhirnya adalah SPG. Selama proses
wawancara berlangsung, bapak ini menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan jelas. Beliau dapat dikatakan sebagai orang yang sangat aktif, dan pernah menjadi
anggota pengurus LKMD masa pemerintahan kepala desa almarhum H. Khursin dan H. Sudarto. Pak IS adalah pensiunan PNS, isterinya bekerja sebagai ibu
rumah tangga, ia memiliki 6 orang anak kandung. IS mengatakan bahwa relasi kekuasaan dalam pemerintahan desa Kedia
Damar Pabatu belum sampai demokratis. Kades dan perangkat desa yang lainnya tampak kurang memiliki inisiatif dalam memajukan desa. Dalam pemilihan
perangkat desa dan BPD tidak demokratis, kades hanya memilih orang – orang yang hanya dekat dengan dirinya. Musrenbang selalu tertutup, apalagi masyarakat
tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengkritik keputusan yang telah dibuat oleh pemerintah desa. Masyarakat lebih banyak diam dan tidak berperan dalam
kegiatan – kegiatan desa. Proses pembentukkan BPD dan perangkat desa lainnya tidak demokratis
akan menimbulkan terjadinya sumber permasalahan ditingkat desa. Sekdes dari PNS dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan sosial diantara aparat desa
yang lain secara otomatis. Sekdes dari PNS akan memperoleh pendapatan lebih besar dibandingkan dengan perangkat desa yang lainnya. Bisa juga kepala desa
mengalami kesulitan untuk mengontrol sekdesnya yang dari PNS, karena PNS akan lebih tat dan patuh kepada pemerintah diatasnya yaitu camat dan bupati.
79 Perangkat desa seringkali hanya berfungsi sebagai fasilitator dan
koordinasi yang tidak terlibat langsung dalam perencanaan maupun pelaksanaan suatu program. Pergantian perangkat desa harus jelas pula tata aturannya,
terutama bila terkait dengan praktek korupsi dapat memunculkan suasana ketidakpastian yang dampaknya dapat memunculkan permasalahan sosial didesa.
Pemerintah desa umumnya tidak memiliki visi dan misi, serta rencana strategis yang memadai untuk menjalankan roda pemerintahan dan membangun
masyarakat desa dari sisi sosial, ekonomi, dan politik. Masyarakat desa tidak peduli dengan kinerja kepala desa sebagai
pemegang kekuasaan desa. Dalam segi partisipasi misalnya, seringkali perangkat desa hanya mengikuti dengan begitu saja apa yang menjadi pemikiran kepala
desa. Gagasan kepala desa diterima begitu saja tanpa melalui musyawarah atau proses dialog dengan warga. Apa yang menjadi pemikiran dan kehendak atasan,
bawahan hanya mengikuti begitu saja. Program pembangunan desa didasarkan pada pemikiran pemerintah desa,
tidak melalui partisipasi masyarakat. Pemerintah desa mengaku berbuat secara transparan ketika melakukan sosialisasi kebijakan kepada masyarakat, tetapi
sosialisasinya lemah, karena komunikasinya berlangsung satu arah dari pemerintah desa. Masyarakat tidak diberikan kesempatan dalam merancang dan
menyusun kebijakan-kebijakan desa. Dalam pengelolaan ADD dan pelayanan, relasi kekuasaan dalam
pemerintahan desa juga sangat bermasalah. Masyarakat tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana ADD dikelola, Masyarakat tidak
80 memperoleh prosedur dan biaya dalam memperoleh pelayanan administratif yang
baik dan sesuai dengan peraturan. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Saya tidak tahu persis cara mengurus akta kelahiran dan berapa biayanya, biayanya berbeda-beda jika diuruskan oleh kepala dusun berbeda dengan
yang di urus oleh bu sekdes. Masyarakat desa biasanya tidak ngurus sendiri, tapi dititipkan atau minta tolong oleh perangkat desa. Tetapi saya
lebih suka mengurus sendiri dengan meminta surat keterangan dari buk sekdes atau kepala desa. Biaya mengurus akte sendiri ke kabupaten hanya
Rp. 50.000,00 itu pun bisa satu hari selesai tetapi kalau bu sekdes yang menguruskannya biaya bisa sampai Rp 80.000,00. Itupun siapnya akte
tersebut bisa lebih dari tiga hari bahkan sampai satu minggu atau bisa juga sampai satu bulan. Saya sendiri kalau tidak ada urusan yang mendesak
untuk saya urus kekantor desa saya malas datang kekantor desa, kalau seandainya bisa saya urus sendiri bagus saya urus saja. Apalagi sekarang
ini saya punya banyak teman yang saya kenal di Kecamatan Bahkan di kabupaten” Hasil wawancara, bulan Februari 2011
Seringkali kebijakan yang diambil pihak pemerintah desa untuk kepentingan masyarakat tidak dikonsolidasikan terlebih dahulu dengan
masyarakat, bahkan masyarakat tidak pernah diajak berpartisifasi dalam permusyawaratan. Pemerintah desa yang seharusnya sebagai pengurus dan
memberikan pelayanan sosial pada masyarakat tidak terwujud, padahal kita ketahui bahwa masyarakat dalam mewujudkan demokrasi ditingkat desa dan
dalam membangun perekonomian desa sangat berpengaruh partisipatifnya.
81
4.3. Analisis Relasi Kekuasaan Pemerintahan Desa.
Relasi kekuasaan dalam pemerintahn desa merupakan suatu hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial yang selalu tersimpul pengertian
kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang kehidupan, kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah agar yang diperintah patuh
dan juga untuk memberi keputusan – keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengharuhi tindakan – tindakan pihak yang diperintah.
Hubungan kekuasaan merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang menunjukkan hubungan yang tidak setara asymetric relationship , hal ini
disebabkan dalam kekuasaan terkandung unsur “pemimpin“ direction atau apa yang oleh Weber disebut “pengawas yang mengandung perintah“ imperative
control. Poelinggomang, 2004 : 138 . Juga dijumpai oleh penulis ditempat peneliti melakukan penelitian,
bahwa dimungkinkan terwujudnya kompromi di antara sumber-sumber kekuasaan, sehingga melahirkan korupsi, kolusi, dan nepotisme, sebagaimana
yang terjadi di desa Kedai Damar. Permasalahan didesa semakin menumpuk, para perangkat desa yang lain dan ketua BPD tidak melakukan kritik secara keras
maupun tindakan-tindakan protes terhadap kepala desa. Kepala Desa bersekongkol dengan para perangkat desa dan pihak BPD untuk memanipulasi
alokasi dana desa ADD, ini merupakan pola relasi yang terbangun dalam pemerintah desa.
Relasi kekuasaan pemerintahan desa seperti apa yang diungkapkan oleh Blau untuk menjelaskan ”hubungnan – hubungan ketergantungan – kekuasaan
82 power – depedence, sebagai dasar untuk menganalisis ketimpangan kekuasaan
yang terdapat di dalam dan di antara kelompok – kelompok”. Individu yang membutuhkan pelayanan orang lain harus memberikan alternatif berikut ini :
1. Mereka dapat memberikan pelayanan yang sangat ia butuhkan hingga
cukup untuk membuat orang tersebut memberikan jasanya sebagai imbalan, apabila mereka memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk itu;
hal ini akan menjurus pertukaran timbal balik. 2.
Mereka dapat memperoleh pelayanan yang dibutuhkan itu di mana – mana dengan asumsi bahwa ada penyedia alternatif , yang menjurus pada
pertukaran timbal balik, sekalipun dalam hubungan yang berbeda. 3.
Mereka dapat memaksa seseorang menyediakan pelayanan dengan asumsi orang tersebut mampu melakukannya . Bilamana pemaksaan yang
demikian terjadi, maka mereka yang mampu memperoleh pelayanan tersebut menciptakan dominasi terhadap penyedia supplier .
4. Mereka dapat belajar menarik diri tanpa mengharap pelayanan atau
menemukan beberapa pengganti pelayanan yang serupa itu. Keempat alternatif itu menunjukan kondisi – kondisi ketergantungan
sosial dari mereka yang membutuhkan pelayanan tertentu. Bilamana orang – orang yang menginginkan pelayanan itu tidak mampu memenuhi salah satu dari
alternatif tersebut, maka mereka tidak mempunyai pilihan kecuali hanya menuruti kehendak penyedia ” sebab kelangsungan persediaan pelayanan yang dibutuhkan
tersebut hanya dapat diperoleh sesuai dengan kepatuhan mereka.
83 Ketergantungan ini menempatkan penyedia pada posisi kekuasaan. Agar
dapat mempertahankan posisinya penyedia harus tetap bersikap wajar terhadap keuntungan yang diperoleh atas pertukaran pelayanan dan harus merintangi
penyedia lain dalam kegiatan pelayanan yang sama. Gambaran diatas sesuai dengan yag diutarakan oleh salah satu informan, sebagai berikut:
Menurut pengamatannya tentang relasi politik dalam pemerintaahn desa, sebagai berikut; “Sebaliknya yang terjadi dengan kewenangan BPD yang
melakukan kolusi dengan kades, BPD justru melindungi kades yang melakukan manipulasi kesalahan, agar kades bersangkutan tetap bisa
menjadi kades. Ini karena para perangkat desa adalah teman dekat bahkan masih ada hubungna famili dengan pak kades”
Hasil wawancara, bulan Februari 2011 Dalam Peraturan Daerah kabupaten Serdang Bedagai No. 7 Tahun 2006
tentang organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa dalam pasal 18 tertulis:
1. Hubungan kerja perangkat desa dengan pemerintah daerah besifat koordinasi
teknis funsionaldan teknis operasional. 2.
Hubungan kerja desa dengan instansi vertikal diwilayah kerjanya bersifat koordinasi teknis fungsional, dan hubungan kerja desa dengan dusun bersifat
hierarkis. Namun dalam realita dan kasus yang penulis temukan dalam pemerintahan
desa Kedai Damar Pabatu, bahwa peraturan undang – undang yang telah ada hanyalah sebagai tulisan belaka. Relasi kekuasaan dalam pemerintah desa sampai
saat ini masih sama saja dengan relasi kekuasaan yang bersifat sentralistik, dan
84 sosial budaya masyarakat desa secara sosiologis masih menerapkan prinsip –
prinsip lama yang sangat sulit hilang, yaitu pola relasi kekuasaan pemerintahan desa yang mengandung nilai – nilai korupsi, kolusi dan nepotisme semakin
mengakar didesa Kedai Damar Pabatu.
4.6. Analisis Pelaksanaan Alokasi Dana Desa