yang semi kaku. Besarnya konstanta pegas adalah menunjukkan tingkat kekakuan dari sambugan. Maka untuk seterusnya bila terpakai kata sambungan, yang
dimaksud adalah kekakuan konstante pegas yang dimaksud di atas.
B. Permasalahan
Sambungan menerus balok dan kolom ditunjukan untuk memindahkan semua moment dan memperkecil atau meniadakan rotasi batang pada sambungan
yaitu jenis : AISC – sambungan portal kaku. Kolom dapat berhubungan secara kaku dengan balok-balok pada kedua
sayapnya, tingkat kekakuan dari sambungan pada kosntruksi tersebut mempunyai peranan penting pada analisa struktur untuk menghitung gaya-gaya dalam dan
deformasi, terutama untuk struktur tak tentu. Contoh berikut ini akan memperlihatkan permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi yang berbeda-beda
dari ujung-ujung sambungan dari suatu batang. Apabila titik ujung A dan B adalah sendi dan beban mati terpusat berada di tengah tengah bentang yaitu C
maka momen di A atau B adalah nol. Momen di C yakni M c = ¼ PL. tetapi bila titik A dan B kaku sempurna maka besar moment akan berubah menjadi :
M°
A
= M°
B
= -
1 8
PL dan M°c=
1 8
PL = ½ M°c Pers.1.1
Bila titik A dan B bersifat diantara sendi dan kaku semi rigid,maka momen-moment tersebut akan berubah besarnya sesuai dengan tingkat kekakuan
dari sambungan
½ L ½ L
C B
A P
M
B
M
C
M
o B
M
o C
BIDANG MOMEN
Universitas Sumatera Utara
Dimana : 0 M”
B
M’
B
dan M°c M”c M’c Pers 1.2
Hal yang sama terjadi pada lenturan ,yakni bahwa :
Pers 1.3
Kalau pada waktu perencanaan titik hubungan A dan B diasumsikan sendi, akan tetapi pada waktu pelaksanaan terjadi hubungan kaku atau semi kaku maka
di tengah bentang terdapat momen yang lebih kecil dari dihitung semula.sedangkan pada jepitan timbul momen sebesar M”
B
yang semula adalah nol. Sebaliknya bila pada waktu pelaksanaan terjadi hubungan yang semi kaku maka ditengah bentang terjadi moment M”c yang lebih
besar dari M’c yang dihitung pada awalnya jadi ada bahaya, sedangkan di titik A dan B momen menjadi berkurang.
Dalam menentukan tingkat kekakuan sambungan ada 2 cara, yaitu berdasarkan hasil pengujian laboratorium dan perhitungan secara analisis dalam
menentukan derajat kekakuan K dari sambungan adalah dengan menentukan
jumlah dan susunan dari baut penyambung dan menentukan dari plat dasar sebagai plat penyambung adalah menentukan tipe las dan tebal las. Sedangkan
bila berdasarkan perhitungan secara analitis, derjat kekakuan K dari sambungan
dapat ditentukan melalui prosedur literasi metode kekakuan. Secara teoritis,
Gambar I.1. bidang momen dan garis l
t b l k
Universitas Sumatera Utara
factor-faktor yang memperngaruhi besarnya derjat kekakuan K dari sambungan adalah :
1. Ukuran baut, jumlah baut dan jarak baut
2. Tebal plat penyambung
3. Kekakuan dan panjang dari batang tersambung, baik itu balok maupun kolom
4. Gaya dalam
5. Deformasi akibat tegangan tarik aksial pada baut dan plat tersambung
6. Lenturan pada baut sendiri
7. Adanya kelonggaran antara baut dengan plat-plat tersambung dengan kata lain
ukuran lubang baut lebih besar dari diameter baut. 8.
Adanya tahanan gesek antara plat-plat tersambung yang ditimbulkan oleh pengunci baut yang sangat kuat.
Kekakuan pada suatu sambungan antara balok dan kolom memperngaruhi besar beban yang dapat bekerja pada struktur tersebut. Bagaimana bila sambungan
antara balok dan kolom mengalami pembebanan sampai batas elastisnya?
Oleh karena itu sangat perlu untuk menganalisa M sambungan pada
perencanaan sambungan balok-kolom pada suatu konstruksi baja dan bagaimana
pengaruhnya terhadap M kapasitas elastic balok. Karena balok mengalami M
kapasitas elastic, maka balok hanya akan mengalami lendutan dengan catatan tidak ada sambungan balok-balok pada span balok dari kolom sebab balok
bersifat monolit, sedangkan sambungan balok-kolom tidak. apakah M sambungan dapat memikul M kapasitas elastic?
berdasarkan hal inilah, maka dalam tugas akhir ini dalam perencanaan kekuatan sambungan balok-kolom pada suatu konstruksi portal baja sangat perlu
memperhatikan hubungan di bawah ini :
M sambungan ≥ M kapasitas elastis.
Pers.1.4
Universitas Sumatera Utara
C. Maksud dan Tujuan