Beban Hidup Beban Gempa

Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Beban mati pada struktur terdiri dari berat sendiri struktur dead load, area loads, dan super imposed dead loads. Pada pemodelan ini beban mati berat sendiri akan dikalkulasikan secara otomatis oleh program SAP 2000 Area Loads untuk pelat lantai 2-5 adalah : • penutup lantai keramik + spesi = 24 kgm 2 • mechanical dan electrical = 25 kgm 2 49 kgm 2 Super Imposes Dead Loads adalah : • dinding bata 12 bata = 250 kgm 2 Area Loads untuk pelat atap adalah : • mechanical dan electrical = 25 kgm 2 Selanjutnya mekanisme transfer beban akan disalurkan berturut-turut pada balok, kemudian kolom dan yang terakhir pada pondasi.

B. Beban Hidup

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang - barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. Sesuai SKBI – 1.3.5.3.1987, besarnya beban hidup yang direncanakan untuk pelat lantai bangunan adalah 250 kgm 2 . Sedangkan beban hidup untuk atap atau bagian atap yang dapat dicapai orang, harus diambil minimum sebesar 100 kgm 2 bidang datar.

C. Beban Gempa

Universitas Sumatera Utara Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Analisis respons spectrum gempa rencana digunakan sebagai simulasi gempa, yaitu sesuai dengan SNI 03 – 1726 – 2002. Pada struktur ini digunakan analisis respon spectrum wilayah 4 dengan tanah sedang. Bangunan berada di wilayah gempa 4 dengan memiliki percepatan di batuan dasar sebesar 0.3g. Bangunan terdapat pada tanah sedang. Respon spektranya dapat dilihat pada Gambar IV.2 Grafik IV.2 Respon Spektra Wilayah Gempa 4 SNI 1726-2002 Model bangunan yang akan ditinjau dalam tugas akhir ini adalah gedung perkantoran dengan sistem struktur balok dan kolom. Gedung dasar memiliki 5 lantai dengan tinggi lantai tipikal 4 m untuk lantai dasar dan 3,5 m untuk lantai 2 sampai lantai 5 dan jumlah bentang dalam arah x dan arah y adalah sama yaitu 3 bentang. Jarak antar bentang dalam arah x adalah 5 m dan dalam arah y adalah 5 m. Material yang digunakan adalah beton dengan f’c = 25 MPa, baja tulangan fy = 400 MPa. Pelat atap memiliki tebal 100 mm, dan plat lantai 120 mm.Dimensi dan ukuran penampang adalah sebagai berikut: a Kolom lt 1 : 55x55 dan 50x50 b kolom lt 2 : 50x50 dan 45x45 Universitas Sumatera Utara c kolom lt 3 : 45x45 dan 40x40 d kolom lt 4-5 : IWF 400x200x8x13x16 e Balok lt 1-3 : 40x60 f Balok lt 4-5 : IWF 400x200x8x13x16 Beban hidup pelat lantai adalah 250 kgm 2 , sedangkan beban hidup pelat atap adalah 100 kgm 2 .

D. Kombinasi Beban