2. Keahlian berorganisasi dan persuasi, dimana keahlian ini sangat penting
untuk pembuatan keputusan politik atau kebijaksanaan pemerintah yang umumnya dilakukan oleh kaum elit, karenanya dibutuhkan keterampilan
negoisasi atau mobilisasi orang atau pejabat yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.
3. Loyalitas dan reliabilitas politik yang menyangkut derajat kepercayaan politik
dari berbagai kekuatan atau golongan masyarakat, karena hal ini akan sangat membantu dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.
1.5.3. Rekrutmen Calon Kepala Daerah
Tidak semua anggota ataau pengurus partai politik atau warga Negara dapat menjadi calon kepala daerah. Kedudukan kepala daerah, baik Gubernur, Bupati,
dan Walikota, membutuhkan kompetisi tertentu yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas agar dapat memimpin pemerintahan dengan baik. Karena itulah
sebelum memasuki kompetisi dalam Pilkada langsung, lazimnya partai-partai politik melakukan rekrutmen bakal calon. Rekrutmen bakal calon menjadi calon
oleh partai politik atau gabungan partai, dikenal dengan seleksi partai yang merupakan seleksi tahap kedua setelah sistem dalam rangkaian proses rekrutmen
politik. Dalam melaksanakan rekrutmen bakal calon, partai politik memberlakukan
sistem atau mekanisme yang berbeda-beda, antara lain sistem pemilihan tertutup dan sistem konvensi.
23
23
Joko J.Prihatmoko, Op. cit, hal. 238-239.
1. Sistem pemilihan tertutup
Sistem pemilihan tertutup adalah sistem rekrutmen bakal calon yang dilakukan hanya oleh pengurus partai politik dengan berbagai variasi sistem. Istilah ini
“variasi sistem” merujuk pada mekanisme penentuan akhir bakal calon yang mengikuti kompetisi pilkada langsung atau yang akan menjadi calon. Partai-
partai politik yang demokratis, dengan sistem kepemimpinan demokratis pula, umumnya menetapkan bahwa penentu akhir pencalonan adalah pengurus partai
politik setempat. Sedangkan partai-partai politik konservatif, dengan sistem kepemimpinan yang bergantung pada figure, pencalonan akhir ditentukan oleh
pengurus pusat. 2.
Sistem konvensi Sistem rekrutmen calon yang sangat popular di negara-negara demokrasi
adalah sistem konvensi. Sistem konvensi dilakukan dengan cara pemilihan pendahuluan terhadap bakal calon dari partai politik oleh pengurus dan atau
anggota partai. Kelebihan sistem konvensi terletak pada pengembangan atau peningkatan popularitas bakal calon melalui prose kampanye internal partai
dan pendidikan politik yang ditawarkan debat public, penyampaian visi dan misi, dan lain-lain. Sistem konvensi sangat efektif bagi partai kader, dan
sebaliknya kurang efektif bagi partai massa. Karena popularitas sangat penting dalam Pilkada langsung, maka proses
seleksi atau rekrutmen bakal calon oleh partai politik merupakan dinamika tersendiri. Proses tersebut merupakan kampanye pendahuluan yang akan
mendapat publikasi luas. Karena itulah, belakangan sangat jarang ditemukan partai politik yang menggunakan sistem partai politik tertutup murni. Partai-partai
berlomba-lomba membuka kesempatan bagi seluruh warga untuk menjadi bakal
calon yang dipublikasikan secara luas melalui media massa. Selain itu, partai politik juga mengubah mekanisme rekrutmen dengan melakukan semacam uji
kepatutan dan kelayakan fit and proper test kepada bakal calon. Kendati demikian, mekanisme dan kriteria yang ditetapkan sesungguhnya tetap memberi
kesempatan yang lebih besar kepada pengurus dan atau anggota partai politik itu sendiri.
1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah Langsung