Pemilihan Kepala Daerah Langsung Jenis Sistem Pencalonan

calon yang dipublikasikan secara luas melalui media massa. Selain itu, partai politik juga mengubah mekanisme rekrutmen dengan melakukan semacam uji kepatutan dan kelayakan fit and proper test kepada bakal calon. Kendati demikian, mekanisme dan kriteria yang ditetapkan sesungguhnya tetap memberi kesempatan yang lebih besar kepada pengurus dan atau anggota partai politik itu sendiri.

1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

24 David Easton, teoritis pertama yang memperkenalkan pendekatan sistem dalam politik, menyatakan bahwa suatu sistem selalu memiliki sekurungnya 3 sifat. Ketiga sifat tersebut adalah 1 terdiri dari banyak bagian-bagian, 2 bagian-bagian itu saling berinteraksi dan saling tergantung, 3 mempunyai perbatasan yang memisahkannya dari lingkungan yang juga terdiri dari sistem-sistem lain. Sebagai satu sistem, sistem pilkada langsung mempunyai bagian-bagian yang merupakan sistem sekunder atau sub-sub sistem. Bagian-bagian tersebut adalah electoral regulation, electoral process, dan electoral law enforcement. Electoral Regulation segala ketentuan atau aturan-aturan mengenai pilkada langsung yang berlaku, bersifat mengikat dan menjadi pedoman bagi penyelenggara, calon dan pemilih dalam menunaikan peran dan fungsi masing-masing. Electoral Process dimaksudkan seluruh kegiatan yang terkait secara langsung dengan pilkada yang merujuk pada ketentuan perundang-undangan baik yang bersifat legal maupun teknikal. Electoral Law Enforcement yaitu penegakan hukum terhadap aturan-aturan pilkada baik politis, administrative atau pidana. 24 Ibid, hal. 200. Atas dasar itu, sistem pilkada langsung merupakan sekumpulan unsur-unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan proses untuk memilih kepala daerah. Sebagai suatu sistem, sistem pilkada memiliki ciri-ciri antara lain bertujuan memilih kepala daerah setiap komponen yang terlibat dan kegiatan yang mempunyai batas, terbuka, tersusun dari berbagai dari kegiatan yang merupakan sub sistem, masing-masing kegiatan saling terkait dan tergantung dalam suatu rangkaian utuh, memiliki mekanisme kontrol, dan mempunyai kemampuan mengatur dan menyesuaikan diri.

1.5.5. Jenis Sistem Pencalonan

Dalam pilkada langsung dikenal dengan dua jenis sistem pencalonan dalam pilkada langsung yaitu : 25 1. Sistem Pencalonan Terbatas Sistem pencalonan terbatas adalan sistem pencalonan yang hanya membuka akses bagi calon-calon dari partai politik. Paradigma berpikir yang dianut sistem pencalonan terbatas adalah bahwa hanya partai-partai politik saja yang memiliki sumber daya manusia yang layak memimpin pemerintahan atau hanya partai- partai politik yang menjadi sumber-sumber kepemimpinan. Sistem pencalonan terbatas dikenal sebagai salah satu ciri demokrasi elitis, yang biasa dianut dinegara-negara otoritarian dan sosialis. Misalnya, sistem ini pernah digunakan Uni Soviet tahun 1990-an sehingga seluruh kepala daerah adalah pengurus partai komunis. 25 Ibid, hal. 235. 2. Sistem Pencalonan Terbuka Sistem pencalonan terbuka memberikan akses yang sama bagi anggota atau pengurus partai-partai politik dan anggota komunitas atau kelompok-kelompok lain dimasyarakat, seperti organisasi masa, organisasi sosial, professional, usahawan-usahawan, LSM, bintang film dan intelektual, jurnalis, dan sebagainya. Paradigm sistem pencalonan terbuka adalah bahwa sumber daya manusia berkualitas tersebar dimana-mana dan sumber kepemimpinan dapat berasal dari latar belakang apapun. Sumber daya manusia memiliki kesempatan berkembang dan bertumbuh secara sama di sector sosial, bisnis, dan akademik. Sistem pencalonan terbuka semakin populer dengan berkembangnya industrialiasasi sehingga wajar dianut oleh Negara-negara demokrasi mapan, yang notabene Negara industri dengan tingkat ekonomi maju atau sangat maju, seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan sebagainya. Pilkada di Republik Rusia saat ini, misalnya, sudah mengakomodasikan sistem pencalonan terbuka. Demikian pula dengan pencalonan untuk anggota parlemen. 1.6.Metodologi Penelitian Dalam rangka memperoleh data, maka setiap penlitian senantiasa diperlukan metodologi penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan yang akan diteliti guna mendapatkan data dan informasi yang mendukung untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi secara jelas, baik arah dan ruang lingkupnya. Oleh karena itu perlu ditentukan langkah-langkah yang diambil melalui metode penelitian. Dengan metodologi penelitian maka permasalahan yang akan diteliti diharapkan akan lebih mudah untuk diungkapkan, dirumuskan secara objektif, rasional dan sistematik. Adapun metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 15 83

Analisis Retorika Pasangan Calon Kepala Daerah Dalam Debat Kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Retorika Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Medan 2015)

0 17 131

Konflik Elit Politik dalam Rekrutmen Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota dari Partai Golkar dalam Pilkada Kota Padang Tahun 2008.

2 2 6

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 14

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 1 27

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 11