ukuran keberhasilannya berkarya. Artinya, jika dalam skala prioritas seseorang pemuasaan kebutuhan yang bersifat kebendaan ditempatkan pada tingkat pertama,
dalam kehidupan organisasionalnya imbalan berupa penghasilan akan dijadikannya sebagai pertimbangan utama. Lain halnya jika pada skala prioritas pemuasan
kebutuhan non materiil pada peringkat terasa. Peranan uang baginya menjadi sekunder dan faktor-faktor motivasional lainnya yang akan memegang peranan yang
lebih penting. Siagian, 2004:52
2.4 Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “work and Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut sebagai : Teori Harapan”. Menurut teori ini,
motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang dicapai oleh tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong
untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya pun akan menjadi rendah.
Sondang 1995:292 dalam Sitompul 1995:16
2.5 Kondisi Status Sosial-Ekonomi Masyarakat
Setiap individu yang masih bayi dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orangtuanya. Jika ia tidak mau menerima kedudukan sosial yang diwariskan dan mau
mencari kedudukan yang lebih tinggi harus memperhitungkan dua hal yaitu bakat
Universitas Sumatera Utara
kemampuannya dan jalan yang sesuai dengan bakatnya untuk ditempuh melewati jenjang-jenjang sosial vertikal menuju pada strata kedudukan sosial yang lebih
tinggi. Kenyataan membuktikan, bahwa tidak sedikit anak yang berhasil meraih kedudukan sosial yang lebih tinggi dati pada kedudukan orangtuanya. Apa yang
dicapai inilah berkat apa yang disebut dengan prestasi individu Ishomuddin, 2005:295.
Kedudukan status seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan
prestise-simbol status-symbol. Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang telah institutionalized atau bahkan internalized. Ada beberapa ciri-ciri
tertentu yang dianggap sebagai status symbol, seperti cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal, cara dan corak menghias rumah
kediaman dan seterusnya Soekanto, 2001:267. Kehidupan manusia secara wajar, telah dilihat dari segi tingkat pendapatannya
serta besar jumlah uang yang dikonsumsikan juga tidak terlepas dari posisi didalam pergaulan hidup masyarakat. Sebab tingkat hidup seseorang juga mempengaruhi
pergaulan hidup di dalam lingkungan. Dalam hidup, manusia memiliki seperangkat nilai yang telah tertanam didalam dirinya. Suatu nilai adalah suatu konsep abstrak
dalam diri manusia mengenai apa yang baik dan apa yang dianggapnya buruk. Yang baik akan dianutnya sedangkan yang buruk akan dihindarinya. Sistem nilai-nilai akan
timbul atas dasar pengalaman-pengalaman manusia di dalam berinteraksi yang kemudian membentuk pergaulan hidup, oleh karena :
Universitas Sumatera Utara
a. Nilai-nilai abstraksi dari pengalaman-pengalaman pribadi seseorang
b. Nilai-nilai tersebut senantiasa diisi dan bersifat dinamis
c. Nilai-nilai merupakan kriteria untuk mencapai tujuan hidup yang terwujud
dalam prikelakuan Soejono Soekanto dalam Simarmata 2001
2.6 Teori Pilihan Rasional