Interprestasi Data 1. Motivasi Menjadi PNS Diversifikasi Okupasi

Bagi beliau mengenai pekerjaan yang ia jalani sekarang ini sangatlah berarti, karena susahnya mencari pekerjaan dengan tingkat pendidikan SMU. Namun beliau tidak hanya puas dengan ia miliki sekarang ini, beliau ingin sekali melanjutkan tingkat pendidikannya di universitas dengan jurusan yang ia inginkan yaitu Sospol. Namun saat ini beliau masih mencari universitas yang sesuai dengan kondisi ekonomi ia sekarang ini. Karena beliau ingin melanjutkan pendidikannya dengan gajinya sendiri tanpa menyusahi orang tuanya lagi. Menurut beliau menjadi PNS memiliki tanggung jawab yang besar, ia tidak ingin menyia-nyiakan dengan bermalas-malasan di tempat ia kerja. Menurut beliau enaknya menjadi PNS yaitu ada tunjangan hari tuanya pensiun. Kalau mengenai gaji, bagi beliau sudah cukup untuk beliau yang masih single. Tetapi apabila sudah berkeluarga dengan golongan IIa dan dengan kebutuhan yang semuanya serba mahal tidak mencukupi, sebaiknya harus memiliki pekerjaan sampingan diversifikasi okupasi. 4.6. Interprestasi Data 4.6.1. Motivasi Menjadi PNS Diversifikasi Okupasi Motivasi adalah hal terpenting yang bisa memberikan support kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Menjadi PNS dengan diversifikasi okupasi tentu dipengaruhi sebuah motivasi. Motivasi yang akan menentukan kesuksesan sebagai PNS yang melakukan diversifikasi okupasi. Berdasarkan hasil wawancara para PNS di Desa Tandem Hilir II, melakukan diversifikasi okupasi adalah cara mereka untuk menutupi penghasilan utama yang kurang mencukupi. Gaji yang diperoleh dari seorang PNS biasanya ditentukan dari tingkat pendidikan dan golongan masing- Universitas Sumatera Utara masing PNS. Bagi PNS yang memiliki latar belakang pendidikan D3 berbeda dengan PNS yang latar belakang pendidikannya S1 dan lamanya jabatan yang ia pegang. Gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatan, banyak tanggungan seperti anggota keluarga lain yang harus dihidupi. Kebutuhan akan tempat tinggal yang layak, besarnya biaya pendidikan dan kebutuhan akan sarana penunjang pembelajaran sekolah bagi anak-anaknya. Karena sebagai PNS tanggungan biaya anak hanya di tanggung 2 orang saja, bagaimana dengan PNS yang memiliki anak lebih dari 2 orang, dengan demikian PNS termotivasi untuk melakukan diversifikasi okupasi untuk menutupi kekurangan biaya yang ada. Pesatnya kenaikan harga kebutuhan pokok karena adanya kenaikan BBM, dan kebutuhan insidental lainnya seperti memberi sumbangan di acara-acara pesta di lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. Hal-hal seperti itu tampaknya sepele, tetapi cukup memengaruhi kondisi keuangan keluarga. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut, gaji yang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan kelurga menjadi tidak mencukupi. Akhirnya, tidak hanya membuat PNS tersebut tidak bisa menyisikan penghasilannya untuk menabung.Dengan kondisi yang tidak bisa di tentukan pengeluaran biaya tersebut inilah yang seringkali mendorong seorang PNS untuk mencari sumber penghasilan tambahan agar kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi.

4.6.2. Memanfaatkan Waktu Luang Dalam Diversifikasi Okupasi

Waktu akan bergerak maju oleh karena itu waktu tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun, kecuali siang dan malam sudah tak ada lagi. Siapa pun akan mengetahui bahwa waktu itu terus bergerak maju dengan kecepatan tak dapat disadari. Konsep Universitas Sumatera Utara waktu yang bergerak maju akan dapat diterapkan pada bidang apa saja, untuk mengukur sejauh mana waktu yang telah digunakan itu menjadi efektif, dan berdaya guna serta berhasil guna. Waktu yang bergerak maju ini bisa sebagai tolak ukur agar waktu yang kita miliki tidak sia-sia. Mengatur waktu berdasarkan konsep waktu yang bergerak maju akan banyak manfaatnya, dan memiliki nilai lebih dibanding rekan sekerja karena mengoptimalkan waktu. “ Anda harus mengenali bentuk pemborosan waktu, anda sudah mengalami bentuk pemborosan waktu, anda sudah mengalami suatu kemajuan besar, yang harus anda lakukan sekarang ialah memusatkan diri pada usaha guna menghasilkan kebiasaan- kebiasaan yang memboroskan waktu itu, serta menggantikannya dengan kebiasaan penghematan waktu pada tempatnya”. Menurut Declan Treacy dalam bukunya Seccessful Time Management in a Week dalam Royan 2003:47. Dengan demikian waktu yang bergerak maju akan segera menerima kesuksesannya. Tidak banyak orang yang menganggap penting bahwa waktu luang dikelola. Pada umumnya kita menganggap adalah waktu istirahat yang panjang. Kita sering kali menggunakan waktu luang itu sebagai sarana untuk bersantai, ataupun sebagai acara mengobrol untuk memuaskan sifat sosial yang kita miliki. Semua itu tak bisa kita hindari karena pada dasarnya semua orang memang menginginkan. Akan tetapi sejak pasca krisis, kita mulai menyadari bahwa waktu luang yang selama ini telah tersia-sia, merupakan waktu yang sangat penting dan berguna bila dimanfaatkan.Waktu luang memang bisa dikelola untuk tujuan yang bermanfaat bagi pemiliknya. Kesadaran ini ditimbulkan oleh situasi yang mendesak agar setiap orang mulai memikirkan penghasilan tambahan karena biaya hidup semakin melambung, sementara itu income yang didapat sebagai seorang pegawai sudah tak memadai lagi. Universitas Sumatera Utara PNS di Desa Tandem Hilir II yang berdominan adalah seorang guru, PNS lebih banyak waktu luang untuk mengerjakan pekerjaan seperti bertani atau pekerjaan sampingan lainnya. Karena kegiatan ngajar-mengajar biasanya dilakukan mulai dari pagi sampai siang hari saja. Dari siang dan sore hari selang waktunya ada 4 jam, maka sisa waktu tersebutlah yang di manfaatkan mereka untuk melakukan diversifikasi okupasi. bagi mereka menyia-nyiakan waktu membuat mereka tidak produktif, orang yang menyia- nyiakan waktu begitu saja tidak akan mendapat kembali waktu yang telah terbuang sia-sia. Memiliki waktu luang bagi mereka adalah kesempatan untuk bisa mendatangkan penghasilan tambahan. Diversifikasi okupasi yang mereka lakukan pun tidak terlalu membuat mereka kesulitan membagi waktunya, karena merekalah yang mengatur sendiri waktu kapan mereka mengerjakan pekerjaan sampingan mereka tersebut dan bukan bekerja dengan orang lain melainkan milik pribadi. Orang Inggris mengatakan “time is money” waktu adalah uang, hanya saja orang sering keliru dengan pengertian ini. Banyak orang yang mengartikan secara negatif bahwa orang-orang yang berprinsip pada kata-kata itu sebagai orang yang materialistis. Semua diukur dengan uang, tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Padahal secara detail, kalau kita mau menyimak arti itu memang benar sebagai waktu yang harus menghasilkan uang Royan 2003:27. Kata-kata tersebut merupakan bagaimana kita bisa mengahasilkan uang dengan waktu luang kita yang ada. Begitu yang di lakukan oleh PNS di Desa Tandem Hilir II, mereka memiliki keuletan dalam bekerja jd bagi mereka apabila ada waktu luang yang banyak dan di sia-siakan begitu saja sama saja dengan membuang uang. Universitas Sumatera Utara

4.6.3. Strategi Dalam Melakukan Diversifikasi Okupasi

Strategi adalah suatu prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada berbagai tahap atau langkah Soekanto, 1983:484. Dalam hal ini seorang PNS yang melakukan diverfisikasi okupasi harus memiliki langkah yang tepat dalam membagi pekerjaan sebagai PNS dengan pekerjaan sampingan yang ia lakukan. Pertama jenis usaha apa yang akan dilakukan untuk sebagai pekerjaan sampingannya yang dapat dilakukannya disela-sela waktu luang yang dapat mengahasilkan tambahan pendapatan rumah tangganya. Kedua mencari jarak pendek pada kegiatan apa pun, mencari jarak terpendek dapat bermakna mencari penyeselesaian suatu masalah secepat mungkin, seefektif mungkin, dan sehemat mungkin waktunya. Berbeda dengan mencari kekayaan dengan jalan pintas. Orang bisa merampok, korupsi atau menipu. walau hal ini merupaka kegiatan mencari jarak terpendek juga Royan 2003:126. Namun maksud dari dari kata-kata tersebut bukan mencari tambahan pendapatan dari hal-hal tersebut, bagaimana cara mendapatkan modal untuk membuka usaha atau pekerjaan sampingan yang akan di lakukan. Banyak PNS yang melakukan pinjaman melalui bank untuk modal pekerjaan sampingan, biasanya mereka mengadagaikan Surat Keterangan Dinas sebagai jaminan ke bank. Agar mereka dapat memperoleh sejumlah dana yang mereka pinjam. Dari dana tersebut maka PNS dapat melakukan pekerjaan sampingan, biasanya pinjaman dari bank akan di potong melalui gaji dari rekening bank yang dimiliki PNS tersebut, itulah yang dimaksud dengan mencari jarak pendek. Seperti yang dituturkan Pak Bambang dalam Universitas Sumatera Utara strategi pembagian kerja sebagai PNS dan diversifikasi okupasi di tuturkan dalam wawancara sebagai berikut: “...Dalam membagi waktu antara kerja sebagai guru SMP N 2 Hamparan Perak dan bertani sawit tidak sulit bagi saya karena menanam buah sawit tidak terlalu memerlukan perhatian yang terlalu ekstra. Biasanya tiap sore atau hari minggu saya mengecek buah sawitnya di ladang, dan tiap 2 minggu saya panen buah sawit tetapi dilakukan hari libur atau setelah pulang mengajar dari SMP N 2 Hamparan Perak. Biasanya di jual ke agen-angen yang datang kerumah...”. Wawancara September 2010. Strategi yang tepat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang melakukan diversifikasi okupasi harus mampu dalam membagi perhatian, waktu, pengorbanan, dan tenaga yang akan dihadapi nanti Eli Syarifah Siti Mustimi 2009:16. Menurut dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam startegi yang dilakukan Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan diversifikasi okupasi yaitu: 1. Perhatian Sebagai Pegawai Negeri Sipil yang melakukan diversifikasi okupasi, perhatian yang awalnya hanya terfokus pada satu bidang pekerjaan saja. Namun sejak melakukan diversifikasi okupasi, Pegawai Negeri Sipil di Desa tandem Hilir II harus membagi perhatiannya dalam dua bidang sekaligus. 2. Waktu Sebagai Pegawai Negeri Sipil yang melakukan diversifikasi okupasi, harus dapat membagi waktu antara bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan melakukan diversifikasi okupasi. Untuk itu dalam melakukan diversifikasi okupasi, Pegawai Negeri Sipil membagi waktunya setelah pulang dari bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil. Ada juga yang menggunakan tenaga orang lain agar pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil tidak terbengkalai. Bagimanapun Universitas Sumatera Utara cara Pegawai Negeri Sipil dalam membagian waktu kerja yang di lakukannya, tidak mengganggu kinerja ia sebagai Pegawai Negeri Sipil. 3. Pengorbanan Melakukan diverfisikasi okupasi pasti ada yang dikorbankan, tidak ada cukup waktu untuk berkumpul dengan rekan bahkan dengan keluarga sekaligus. Hal inilah yang dirasakan oleh Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II. Setelah pulang kerja biasanya mereka langsung istirahat dan kemudian langsung mengerjakan diversifikasi okupasi yang menjadi tambahan ekonomi mereka. 4. Tenaga Dalam melakukan diverfisikasi okupasi, Pegawai Negeri Sipil di Desa tandem Hilir II. Harus mengetahui seberapa kemampuan diri kita untuk melakukan diversifikasi okupasi, agar nantinya berjalan dengan baik antara bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan melakukan diversifikasi okupasi. Kesibukan dalam berkarier bukan berarti lantas melupakan keluarga. Di era yang penuh persaingan dan kesempatan untuk mencapai jenjang karier setinggi mungkin, jangan membuat anda berjuang sendiri tanpa memanfaatkan secara positif peran keluarga anda, misalnya: 1. Keluarga adalah sumber motivasi 2. Keluarga adalah sumber inspirasi 3. Keluarga adalah sumber penghiburan Prasetyo 2009:75 Universitas Sumatera Utara Maksud dari kata-kata diatas, keluarga dapat menjadi motivasi kita dalam melakukan diversifikasi okupasi yaitu kita menjadi lebih serius untuk melakukan pekerjaan sampingan kita, karena kita memiliki tujuan untuk membahagiakan keluarga kita bukan hanya untuk mengisi waktu luang saja. Inspirasi dimaksudkan adalah keluarga menjadi inspirasi kita untuk hidup lebih baik dan menemukan ide-ide yang baru dalam melakukan diversifikasi okupasi. Penghiburan dimana keluarga dapat menjadi tempat kita menghilangkan rasa jenuh kita ketika kita lelah dengan aktifitas sebagai PNS dan diversifikasi okupasi yang kita lakukan. Dengan gambaran di atas menjadi PNS yang multipenghasilan harus benar- benar dipikirkan apakah kita sanggup menjalani dua profesi sekaligus. Apabila kita tidak memiliki keyakinan dan kesanggupan menjalaninya, maka apa yang kita lakukan sebagai PNS multipenghasilan akan sia-sia saja.

4.6.4. Diversifikasi Okupasi Dapat Menambah Relasi

Melakukan Diversifikasi okupasi bukan hanya keuntungan secara ekonomi saja yang di dapatkan tetapi secara pergaulan sosial dapat menguntungkan juga. Kita menjadi banyak kenal orang-orang yang sama-sama melakukan diversifikasi okupasi baik satu jenis usaha yang dilakukan atau pun tidak. Disini PNS bisa berbagi pengalaman mengenai pekerjaan sampingan yang mereka lakukan, baik dari keuntungan yang mereka peroleh, dan kendala-kendala yang mereka hadapi. Karena PNS di Desa tandem Hilir II banyak yang hampir rata-rata diversifikasi okupasinya adalah bertani, mereka sering bertukar pendapat dengan teman-teman yang lain yang diversifikasi okupasinya bertani mengenai tanaman mereka yang sering di hadapi dengan masalah hama. Mereka biasanya sering membagi informasi mengenai pupuk Universitas Sumatera Utara mana yang baik dan pestisida mana yang baik buat tanaman mereka. Namun ada juga yang diversifikasi okupasinya bukan bertani, begitu juga mereka berbagi informasi yang sesuai dengan diversifikasi okupasi yang mereka lakukan. Diversifikasi okupasi yang dilakukan oleh PNS di Desa Tandem Hilir II, sebagian mereka mengupah orang untuk membantu mereka dalam diversifikasi okupasi. Diversifikasi okupasi yang biasa dilakukan PNS yaitu sebagian besar adalah bertani, jadi mereka mengupah orang untuk memberi pestisida atau pada waktu memanen padi atau tanaman lainnya yang menjadi diversifikasi okupasi PNS tersebut. Apabila mereka tidak sempat mengerjakannya sendiri. Diversifikasi okupasi yang dibantu orang lain dalam pengerjaannya harus memiliki kepercayaan terhadap orang lain. Tidak muda bagi kita untuk memberikan kepercayaan dalam diversifikasi okupasi yang kita lakukan, karena takut nantinya bukan membuat kita untung namun sebaliknya membuat kita rugi. Namun karena di Desa Tandem Hilir II masyarakatnya masih sangat kuat rasa kesaudaraannya, maka rasa saling percaya antara individu yang satu dengan yang lainnya. Jadi dalam melakukan diversifikasi okupasi bukan hanya mencari tambahan untuk ekonomi rumah tangga PNS saja, tetapi juga membantu orang lain dalam mencari tambahan penghasilan.

4.6.5. Diversifikasi Okupasi Dapat Mengembangkan Hobi

Tak sedikit PNS yang melakukan diversifikasi okupasi karena hobi. Awalnya karena untuk mencari tambahan penghasilan namun karena adanya hobi jadi dapat menggabungkan antara kesenangan, minat, dan bakat, ketiga hal tersebut sebenarnya merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk memulai diverfisikasi okupasi. Universitas Sumatera Utara Penuturan Pak Juliadi dalam wawancara mengenai pembagian waktu antara mengajar dan bertani sebagai berikut : “...Ya bagi saya kalau bertani bukan hanya untuk menambah penghasilan dalam rumah tangga saja tetapi juga untuk menyalurkan hobi saya yang memang suka berladang atau bertani...”. Wawancara September 2010 Seseorang yang memulai diversifikasi okupasi dengan hobi, biasanya tidak merasa terbebani ketika menjalaninya. Karena seolah-olah sedang bersenang-senang semata, bukan karena untuk mencari tambahan semata saja. Seseorang yang menyukai sesuatu tentu akan mempunyai kemampuan untuk berusaha sepenuh hati melakukan diversifikasi okupasi yang juga hobi tersebut. 4.6.6. Diversifikasi okupasi sebagai Subsitensi dan Mobilitas Status Ekonomi Subsitensi adalah kebutuhan setelah kebutuhan primer terpenuhi, untuk terpenuhinya kebutuhan subsitensi tersebut. PNS di Desa Tandem Hilir II memilih melakukan diversifikasi okupasi sebagai penghasilan tambahan agar dapat terpenuhinya kebutuhan subsitensi tersebut. Seperti tuturan Pak Gimen tentang usaha yang ia lakukan saat ini untuk keluarganya ia ungkapkan dalam wawancara berikut ini: “ ...Kebutuhan rumah tangga makin lama makin meningkat saja dan biaya pendidikan juga mahal, kalau tidak ada usaha selain menjadi PNS bisa ketinggalan dengan orang lain...” Wawancara September 2010. Kebutuhan subsitensi meliputi kebutuhan seperti: membeli barang-barang elektronik, perhiasan dan kebutuhan di dalam rumah yang dapat menunjang status sosial pemilik rumah di hadapan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal. Biasanya kebutuhan subsitensi yang sering terjadi di kota-kota besar karena Universitas Sumatera Utara masyarakatnya hidup bersosial dengan melihat siapa seseorang tersebut dan biasanya diidentikkan dengan melihat tinggal dimana bagaimana bangunan rumah, perhiasan dan berapa banyak kendaraan yang seseorang itu miliki dan apa merk kendaraan tersebut. Kebutuhan subsitensi yang terjadi di Desa Tandem Hilir II hampir sama dengan di kota-kota besar. Di Desa Tandem Hilir II merupakan Desa yang kurang memilki transportasi umum, hanya ada satu angkutan saja yang masuk ke Desa Tandem Hilir II dan itu hanya sekali-kali saja angkutan lewat. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan sendiri yaitu sepeda atau sepeda motor untuk berpergian karena menghemat waktu. Akhir-akhir ini kendaraan umum sudah tidak ada lagi di Desa Tandem Hilir II, maka kendaraan pribadi menjadi kebutuhan primer juga selain sandang pangan. Di dalam rumah tangga di Desa Tandem Hilir II, mereka memiliki kendaraan lebih dari satu untuk mempermudah mereka beraktifitas di luar rumah. Untuk membeli kendaraan lebih dari satu tersebut maka masyarakat di Desa Tandem Hilir II memilih diversifikasi okupasi untuk memenuhi kebutuhan subsistensi tersebut. Dalam teori ekonomi dikatakan, bahwa majunya perekonomian suatu masyarakat ditandai oleh perkembangan dan meningkatnya kegiatan produksi untuk pasar. Di pedesaan, para petani mulai menghasilkan sesuatu, tidak terutama untuk dikonsumsi sendiri sekeluarga, melainkan untuk sebagian, atau hampir seluruhnya, dijual guna mendapatkan uang yang selanjutnya dipergunakan untuk membeli barang-barang kebutuhan hidupnya, termasuk bahan pangan. Di sini para petani pedesaan telah berorientasi pada uang. Dengan uang itu yang dipikirkannya adalah Universitas Sumatera Utara pendapatan, tentu saja pendapatan yang nilainya melebihi untuk keperluan pokoknya. Mereka sudah tentu ingin bisa membeli makin jenis-jenis barang selain bahan pangan yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu, dan jika mereka sudah berfikir demikian, mmaka para petani akan menanam atau ingin mengusahakan sesuatu yang paling menguntungkan atau memberi pendapatan yang lebih banyak. Kalau perlu mereka petani bisa berpindah pekerjaan, atau mengambil pekerjaan tambahan Rahardjo 1986 dalam Badaruddin 1998:95. Penjelasan yang dikemukan oleh Rahardjo dalam tesis Badaruddin tersebut sedikit hampir sama dengan kehidupan PNS di Desa Tandem Hilir II, yang pada umumnya memang masyarakatnya sebagian besar adalah petani. Walaupun mereka sudah menjadi PNS, namun keinginan mereka untuk memiliki pendapatan ekonomi yang lebih untuk keluarganya juga lebih besar. Karena kalau hanya bertahan dengan satu jenis pekerjaan saja, maka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan yang lain. Peluang sebagai petani untuk sebagai diversifikasi okupasi seorang PNS di Desa Tandem Hilir II, sudah tidak asing lagi karena memang dari kecil anak-anak di Desa Tandem Hilir II sudah biasa ikut ke sawah atau ke ladang membantu orang tua mereka. Maka banyak PNS di Desa Tandem Hilir II memilih diversifikasi okupasinya adalah petani.

4.7. Arah Mobilitas Status Ekomoni Dalam Melakukan Diversifikasi