kelas dan kelompok status. Hal itu disebabkan kelompok status tertentu mempunyai peluang yang lebih untuk masuk pada pperolehan pendapatan yang lain. Kembali
kepada kasus kelompok status guru di pedesaan, banyak di antara mereka mempunyai pekerjaan sampingan, menjadi pedagang misalnya. Mereka cenderung lebih berhasil
melakukan aktivitas berdagang dibandingkan pedagang tulen. Karena masyarakat desa menganggap guru sebagai orang jujur dan pendidik masyarakat maka guru
dianggap tidak akan mungkin melakukan penipuan seperti mengubah standar timbangan.
2.3 Antropologi dan Teori Motivasi
Seperti telah diketahui bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas. Telah dimaklumi pula
bahwa istilah antropologi berasal dari dua suku kata dalam Bahasa Yunani, yaitu antropos yangberarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Berbagai hal tentang
manusia sebagai individu seperti karateristik biografikalnya, lingkungannya, latar belakang pendidikannya, latar belakang sosialnya merupakan ruang lingkup studi
ilmu ini yang bermuara pada pengenalan karateristik personal orang yang bersangkutan yang sifatnya khas itu. Karakteristik personal dari orang itulah yang
kemudian tercermin dalam perilaku dan tindak tanduknya yang didasarkan pada persepsi tertentu.
Aplikasinya secara tepat akan berakibat pada penggunaan teknik motivasi tertentu. Persepsi seseorang tentang skala prioritas pemenuhan kebutuhan adalah
salah satu contoh. Dengan berbagai alasan yang didasarkan pada persepsi dan harapan tertentu, tidak mustahil menemukan pemuasaan kebutuhan primer sebagai
Universitas Sumatera Utara
ukuran keberhasilannya berkarya. Artinya, jika dalam skala prioritas seseorang pemuasaan kebutuhan yang bersifat kebendaan ditempatkan pada tingkat pertama,
dalam kehidupan organisasionalnya imbalan berupa penghasilan akan dijadikannya sebagai pertimbangan utama. Lain halnya jika pada skala prioritas pemuasan
kebutuhan non materiil pada peringkat terasa. Peranan uang baginya menjadi sekunder dan faktor-faktor motivasional lainnya yang akan memegang peranan yang
lebih penting. Siagian, 2004:52
2.4 Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “work and Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut sebagai : Teori Harapan”. Menurut teori ini,
motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang dicapai oleh tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong
untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya pun akan menjadi rendah.
Sondang 1995:292 dalam Sitompul 1995:16
2.5 Kondisi Status Sosial-Ekonomi Masyarakat