Strategi Diversifikasi Okupasi PNS Dalam Rangka Peningkatan Status Sosial Ekonomi (Studi deskripsi terhadap Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang).

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

STRATEGI DIVERFISIKASI OKUPASI PNS DALAM RANGKA PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI

(Studi deskripsi terhadap Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang)

DIAJUKAN OLEH:

VIVI SYAHPUTRI 060901057

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Vivi Syahputri

Nim : 060901057 Departemen : Sosiologi

Judul : Strategi Diversifikasi Okupasi PNS Dalam Rangka Peningkatan Status Sosial Ekonomi (Studi deskripsi terhadap Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang).

Dosen Pembimbing,

Drs. Muba Simanihuruk, M.Si Nip: 196703171993031002

Ketua Departemen Sosiologi Fisip USU,

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Nip: 196805251992031002 Dekan Fisip USU,

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Nip: 196805251992031002


(3)

ABSTRAK

Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja pada pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang juga dikategorikan sebagai pegawai negeri. PNS adalah salah satu contoh dari orang-orang yang melakukan diversifikasi okupasi. Oleh karena itu banyak orang sekarang yang mengerjakan lebih dari satu pekerjaan untuk mencari tambahan dalam ekonomi keluarga. Diversifikasi okupasi adalah dua jenis pekerjaan yang berbeda dan dilakukan oleh satu orang. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi Pegawai Negeri Sipil untuk bertahan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang, dan mengetahui bagaimana mobilitas pendidikan dan ekonomi antar generasi yang terjadi akibat adanya diversifikasi okupasi dalam keluarga Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Dalam pengambilan data peneliti menggunakan teknik berupa observasi non-partisipasi dimana peneliti mengamati secara langsung di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak kab. Deli Serdang. Data yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara (kuesioner). Cara ini dilakukan guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk diinterprestasikan. Dari data yang diperoleh maka hasilnya dapat diketahui bahwa Pegawai Negeri Sipil-Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II, hampir semuanya memiliki pekerjaan sampingan (diversifikasi okupasi). Diversifikasi okupasi yang dilakukan PNS merupakan pilihan dalam peningkatan mobilitas status sosial dan status ekonomi rumah tangga. PNS di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak kab. Deli Serdang rata-rata memilih bertani karena lahan sawah atau ladang di daerah tersebut masih sangat luas, namun ada juga yang memilih untuk berjualan.

Dari hasil data yang didapatkan diketahui bahwa PNS melakukan diversifikasi okupasi sebelum pergi dinas atau setelah pulang dari dinas, ada juga yang menggunakan jasa orang lain. Sebagai PNS waktu yang dimiliki terkadang tidak cukup untuk melakukan diversifikasi okupasi. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan sebagai PNS membuat mereka menggunakan jasa orang lain dalam membantu mengerjakan diversifikasi okupasi yang diupah secara harian.

Dalam melakukan diversifikasi okupasi, peningkatan penghasilan akan terlihat dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada gaya hidup keluarga PNS, misalnya dalam kepemilikan barang mewah dan bentuk bangunan rumah. Pendidikan anak juga merupakan faktor utama bagi mereka dalam melakukan diversifikasi okupasi. Dengan melakukan diversifikasi okupasi, PNS dapat melanjutkan tingkat pendidikan apabila ia tidak puas dengan pendidikan yang ia peroleh sebelum menjadi PNS. Penghasilan dari diversifikasi okupasi digunakan untuk membiayai pendidikan, contohnya melanjutkan S1, S2, bahkan Dr atau Profesor sekalipun. Dari hasil penelitian yang ditemukan diversifikasi okupasi dapat membantu PNS dalam rangka peningkatan status sosial ekonomi.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ STRATEGI DIVERSIFIKASI OKUPSI PNS DALAM RANGKA PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI”. Shalawat dan salam disampaikan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Skripsi ini merupakan suatu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Utara Medan.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulis sangat berbesar hati untuk mengucapkan terima kasih. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik serta Ketua Departemen Sosiologi Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan dalam Departemen Sosiologi.

2. Ibu Dra. Rosmiani, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, serta seketaris Departemen Sosiologi yang telah banyak memotivasi dan menasehati serta cara mengajar yang penuh rasa sayang kepada mahasiswa dalam akademis.


(5)

3. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si yang telah meluangkan waktu untuk membimbing/menyumbangkan ide-ide yang mengarah ke materi ilmiah penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.

4. Bapak dan ibu Dosen Departemen Sosiologi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan membimbing penulis sampai selesai.

5. Seluruh Staf Biro Pendidikan terutama di Departemen Sosiologi: Kak Feni, Kak Betty, Kak devi serta yang lainnya.

6. Kepada seluruh masyarakat Desa Tandem Hilir II, yaitu Bapak Kepala Desa Tandem Hilir II dan Seketaris Kepala Desa Tandem Hilir II Mukti (om). Terutama masyarakat yang menjadi responden penulis selama melakukan kegiatan penelitian. Terima kasih kepada keluarga besar di Desa Tandem Hilir II: kakek, nenek, palek, bulek dan Nandar yang banyak membantu penulis selama penelitian.

7. Penulis menyampaikan terima kasih yang amat kepada kedua orang tua tercinta, khususnya kepada Ayahanda Sularno dan Ibunda Mariana, yang selalu memberikan do’a , dorongan dan motivasi baik lahiriah dan bathiniah. Khususnya Ibunda, terima kasih selama 29 tahun ini sudah membantu ayahanda secara materi untuk keluarga. Buat kak Eka, bang Iis, Sari, Andre, Abdi, bang Sofyan (yan uroe) yang selalu menasehati penulis dan keponakan penulis yang lucu-lucu terima kasih sudah memotivasi dan menemani penulis kala suka dan duka.

8. Terimah kasih kepada keluarga besar: kakek, nenek, ibu-ibu, dan Ir Hartono (om) penulis “janji akan membahagiakan orang tua dahulu baru merried”.


(6)

Terimah kasih kepada keluarga besar di Bengkalis dan jakarta: kakek, ante, tante dan om yang selalu memotivasi penulis. Terima kasih kepada Papa Iskandar Hutagalung dan Mama Pariem, sudah merawat penulis dari kecil. Buat kak Yani, bang Gafur, bang arman dan kak Ana yang telah memotivasi penulis.

9. Kepada yang tercinta dan tersayang: Melky Alhumadi S.E yang selalu memberikan motivasi, semangat kepada penulis walaupun dari jarak jauh. Kepada Pratu. Dian Subroto (manyun) terima kasih atas do’anya selama ini kepada penulis. Kepada keluarga besar bang Alip yang sudah memotivasi penulis. Kepada keluarga cha “neng” : papa, mama, bang Hendri, kak Lisa, dek Andre, Ages, Andi, tante dan om yang gokil. Keluarga besar Rani (Tyas) : mamak, bapak, abg, kakak dan adkQ. Kepada keluarga besar Lisa : mamak, bapak, dan adik-adikQ yang selalu memotivasi penulis. Bang Sofyan (yan uroe) yang selalu menasehati penulis ketika penulis merasa jenuh.

10.Nanta, Ayies, Dila, Maya, Doso, Candra, Elin (lambe), Rolas, Nidya, Adzan, Fadli, Eka, Yandi, Gibran, Angga, Rizki Khairil, kak Rini, Esha, Tantri, Imay, Miranti, Wina, Sarah (sicentil), Brigadir Maulidin, Briptu Denny, Brigadir. Syafrudin, Briptu Saiful, teman-teman yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.


(7)

11.Untuk senior dan junior sosiologi 05 dan 07 : kak Irdha, kak Mutia, kak Peggie, kak Yanti, bang Katub, bang Panca, bang Cencen, Lia ma’e, Tia, Martin dan senior junior yang tidak mungkin disebutkan namanya saru-persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, namun penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi dan PNS.

Medan Desember 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...

i

KATA PENGANTAR ……….

ii

DAFTAR ISI ………...

v

DAFTAR TABEL ……… ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang ………

1

1.2.

Perumusan Masalah ………

7

1.3.

Tujuan Penelitian ………

8

1.4.

Manfaat Penelitian ……….

8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian

Pegawai ………

9

2.2. Konsumsi dan Gaya Hidup ……….

10

2.3.

Antropologi

dan

Teori Motivasi ……….

11

2.4. Teori Harapan ………... …….

12

2.5.

Kondisi

Status

Sosial-Ekonomi Masyarakat ………

12

2.6. Teori Pilihan Rasional ……….

14

2.7. Mobilitas Sosial ………..

17

2.8.

Definisi

konsep ………

18

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1.

Jenis

Penelitian ……….

20

3.2.

Lokasi

penelitian ………..

20

3.3. Unit Analisis dan Informan ………..

20

3.3.1. Unit Analisis ………..

20

3.3.2.

Informan

………

20

3.4.

Teknik

Pengambilan Data ………...

21

3.5.

Interpresstasi

Data ………..

22

3.6.

Jadwal

Kegiatan ……….

23

3.7.

Keterbatasan

penelitian ………...

24

BAB IV. TEMUAN DAN INTERPRESTASI DATA

4.1. Gambaran Umum Desa Tandem Hilir II …………

25

4.2.

Agarian

………..

29

4.3.

Mata

Pencaharian ……….

30


(9)

4.5.

Informan

………..

36

4.6.

Interprestasi

Data

……….

52

4.6.1. Motivasi Menjadi PNS Diversifikasi

Okupasi

……….

52

4.6.2. Memanfaatkan waktu luang dalam

Diversifikasi

Okupasi

………

53

4.6.3.

Strategi

dalam

Melakukan

Diversifikasi

Okupasi

……….

56

4.6.4.

Diversifikasi

Okupasi Dapat Menambah

Relasi

………

59

4.6.5. Diversifikasi Okupasi Dapat

Mengembangkan

Hobi

……….

60

4.6.6. Diversifikasi Okupasi Sebagai Subsitensi

Dan Mobilitas Status Ekonomi ……….

61

4.7. Arah Mobilitas Status Ekonomi Dalam

Melakukan Diversifikasi Okupasi ………..

63

4.7.1. Mobilitas Status Sosial Dalam

Diversifikasi Okupasi ………..

64

4.7.2. Diversifikasi Okupasi dan Gaya Hidup ……

65

4.7.3. Peningkatan Status Sosial ………

72

4.8. Mobilitas Status Sosial dan Ekonomi Antar

Generasi

………..

73

4.8.1. Mobilitas Pendidikan Antara Orang Tua

Dan

Anak

……….

73

4.8.2. Mobilitas Penghasilan Antar Generasi ……

78

BAB V. PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

……….. 83

5.2.

Saran

………

87

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Golongan dan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

Tabel 2

: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3

: Bidang Kesehatan

Tabel 4

: Bidang Pendidikan

Tabel 5

: Sarana Perumahan

Tabel 6

: Jenis Mata Pencaharian

Tabel 7

: Angkatan Kerja

Tabel 8

: Angakatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 9

: Sarana/ Pergadangan

Tabel 10

: Jumlah Barang-Barang Konsumtif yang Dimiliki Setiap

Rumah Tangga

Tabel 11

: Perbandingan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tabel 12

: Perbandingan Tingkat Pendidikan Anak


(11)

ABSTRAK

Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja pada pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang juga dikategorikan sebagai pegawai negeri. PNS adalah salah satu contoh dari orang-orang yang melakukan diversifikasi okupasi. Oleh karena itu banyak orang sekarang yang mengerjakan lebih dari satu pekerjaan untuk mencari tambahan dalam ekonomi keluarga. Diversifikasi okupasi adalah dua jenis pekerjaan yang berbeda dan dilakukan oleh satu orang. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi Pegawai Negeri Sipil untuk bertahan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang, dan mengetahui bagaimana mobilitas pendidikan dan ekonomi antar generasi yang terjadi akibat adanya diversifikasi okupasi dalam keluarga Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Dalam pengambilan data peneliti menggunakan teknik berupa observasi non-partisipasi dimana peneliti mengamati secara langsung di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak kab. Deli Serdang. Data yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara (kuesioner). Cara ini dilakukan guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk diinterprestasikan. Dari data yang diperoleh maka hasilnya dapat diketahui bahwa Pegawai Negeri Sipil-Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II, hampir semuanya memiliki pekerjaan sampingan (diversifikasi okupasi). Diversifikasi okupasi yang dilakukan PNS merupakan pilihan dalam peningkatan mobilitas status sosial dan status ekonomi rumah tangga. PNS di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak kab. Deli Serdang rata-rata memilih bertani karena lahan sawah atau ladang di daerah tersebut masih sangat luas, namun ada juga yang memilih untuk berjualan.

Dari hasil data yang didapatkan diketahui bahwa PNS melakukan diversifikasi okupasi sebelum pergi dinas atau setelah pulang dari dinas, ada juga yang menggunakan jasa orang lain. Sebagai PNS waktu yang dimiliki terkadang tidak cukup untuk melakukan diversifikasi okupasi. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan sebagai PNS membuat mereka menggunakan jasa orang lain dalam membantu mengerjakan diversifikasi okupasi yang diupah secara harian.

Dalam melakukan diversifikasi okupasi, peningkatan penghasilan akan terlihat dalam perubahan-perubahan yang terjadi pada gaya hidup keluarga PNS, misalnya dalam kepemilikan barang mewah dan bentuk bangunan rumah. Pendidikan anak juga merupakan faktor utama bagi mereka dalam melakukan diversifikasi okupasi. Dengan melakukan diversifikasi okupasi, PNS dapat melanjutkan tingkat pendidikan apabila ia tidak puas dengan pendidikan yang ia peroleh sebelum menjadi PNS. Penghasilan dari diversifikasi okupasi digunakan untuk membiayai pendidikan, contohnya melanjutkan S1, S2, bahkan Dr atau Profesor sekalipun. Dari hasil penelitian yang ditemukan diversifikasi okupasi dapat membantu PNS dalam rangka peningkatan status sosial ekonomi.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja pada pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang juga dikategorikan sebagai pegawai negeri. Mereka merupakan pelayan masyarakat yang harus bekerja secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan kepentingan masyarakat. Pada era reformasi saat ini di mana semua orang menghendaki terciptanya pemerintahan yang bebas dari korupsi, sudah sepantasnya apabila para pegawai negeri kita memiliki 6 etos kerja, yaitu kerja keras, disiplin, mandiri, jujur, rajin, dan yang terpenting harus tebal imannya.

Kompetensi yang harus dimiliki para pegawai negeri kita agar selalu dapat melayani masyarakat dengan baik, antara lain:

1. Tidak terpaku pada kegiatan-kegiatan rutin yang terkait dengan fungsi instrumental birokrat.

2. Tanggap terhadap masalah-masalah publik, memiliki wawasan futuristik dan sistematik, mampu melakukan terobosan melalui pemikiran yang kreatif dan inovatif (tidak terlalu terpaku pada aturan)

3. Memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, memperhitungkan, dan meminimalkan resiko.


(13)

5. Memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai sumber daya sehingga menjadi sumber daya campuran yang memiliki produktivitas tinggi. 6. Memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia

dengan menggeser sumber kegiatan berproduksi rendah ke arah kegiatan bereproduksi tinggi

(http://ferarashekill.blogspot.com/2009/08/bab-1-pendahuluan-html diakses pada tanggal 10 Januari 2010, pukul 20:18 WIB)

DP3 atau Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS tersebut tertuang dalam PP Nomor 10 Tahun 1979. Terdiri atas delapan norma-norma sikap perilaku, yaitu antara lain : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

Di samping keberhasilan tentu ada hambatan atau dimensi permasalahan berupa pola pikir negatif yang terjadi atau dialami kalangan PNS. Kantor Menpan tahun 2002 menemukan dan mengidentifikasi adanya pola pikir negatif (pola pikir tetap) PNS yang tercermin dalam bentuk 8 hambatan atau permasalahan perilaku Budaya Kerja Aparatur Pemerintahan, yaitu pola pikir negatif (tetap) PNS:

1. Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah. 2. Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam kebijakan publik yang

berdampak luas kepada masyarakat.

3. Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan. 4. Terjadi arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan


(14)

6. Dalam praktek di lapangan sulit dibedakan antara ikhlas dan tidak ikhlas, jujur dan tidak jujur.

7. Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia usaha dan masyarakat.

8. Gaji pegawai yang rendah/kecil dibandingkan dengan harga barang/jasa lainnya.

Di bawah ini akan disajikan daftar urutan golongan dan pangkat pegawai negeri dari yang terendah hingga yang tertinggi:

Tabel 1

Golongan dan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

I/a Juru Muda I/b Juru Muda Tingkat I I/d Juru Tingkat I II/a Pengatur Muda II/b Pengatur Muda Tingkat I II/c Pengatur

II/d Pengatur Tingkat I III/a Penata Muda

III/b Penata Muda Tingkat I III/c Penata

III/d Penata Tingkat I IV/a Pembina

IV/b Pembina Tingkat I IV/c Pembina Utama Muda IV/d Pembina Utama Madya IV/e Pembina Utama


(15)

(http://irend.wordpress.com/2008/11/28/korps-pegawai-republikindonesia sebagai-wadah-penghimpun-pegawai-negeri-sipil-meningkatkanmutu pelayanan-publik/ diakses pada tanggal 19 Januari 2010 pukul 20:57 WIB)

Diversifikasi okupasi adalah strategi penempatan dana investasi kita ke instrumen yang berbeda-beda. Dimana pegawai negri sipil melakukan pekerjaan lain (non formal) di samping pekerjaannya sebagai pegawai negri sipil. Pada dasarnya setiap orang memiliki profil dan tujuan investasi yang berbeda-beda. Dalam melakukan diversifikasi selalu mempertimbangkan ketiga karakter instrumen investasi yaitu, potensi return, risiko, dan likuiditas. (http://portalreksadana.com/node/214 diakses pada tanggal 12 Januari 2010 pukul 11 : 24 WIB)

Setiap orang tentunya mempunyai keinginan dan harapan dapat menjalani kehidupan ini ke arah yang lebih baik. Salah satu faktor pendukungnya adalah masalah keuangan keluarga. Pada hakikatnya, ukuran kebahagiaan dan kekayaan ini bagi setiap orang tentu akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh kondisi awal dan latar belakang masing-masing individu yang sangat beragam. Hingga saat ini, yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah bagaimana cara mengatur keuangan keluarga yang baik sehingga dapat memberikan kenyamanan, ketenangan, dan ketentaraman. (Syarifah & Mustimi, 2009:61). Melihat manusia sebagai makhluk ekonomi, telah umum diketahui bahwa sebagai makhluk ekonomi, manusia mempunyai berbagai jenis kebutuhan yang pada dasarnya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini sering disebut sebagai kebutuhan yang paling mendasar. Dikatakan demikian karena sejak manusia lahir di dunia ini kebutuhan itu


(16)

serta-merta timbul dan baru akan berakhir sebagai kebutuhan apabila seseorang sudah meninggal dunia.

Kategorisasi yang paling sederhana adalah dengan mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu terdiri dari kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer pada dasarnya adalah semua kebutuhan yang bersifat kebendaan, sedangkan yang tergolong kepada kebutuhan yang bersifat sekunder adalah semua kebutuhan yang tidak bersifat kebendaan. Kategorisasi demikian tidak salah. Kelemahannya terletak pada cara yang terlalu simplistik. Artinya pendekatan yang terlalu sederhana itu tidak memberikan gambaran yang akurat tentang berbagai jenis kebutuhan manusia yang sesungguhnya sangat kompleks itu (Siagian, 2004:75). Tidak bisa dipungkiri dari waktu ke waktu kebutuhan hidup membutuhkan perhatian yang lebih serius. Tingkat kesejahteraan semakin gencar digaungkan, diusahakan, supaya kita tidak mengalami penderitaan di sepanjang hidup ini. Saat ini sudah banyak Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kerja sampingan yang dilakukan di luar jam kantor. Ada yang buka warung di rumah, buka usaha jual voucher handphone, buka warnet, buka warung makan, dan sebagainya. Memang tidak ada salahnya menjalankan bisnis sampingan atau kerja paruh waktu itu.

Diversifikasi okupasi yang dilakukan tidak hanya membantu kebutuhan di dalam kebutuhan rumah tangga saja (pangan). Dalam keluarga, anak-anak bukan hanya butuh sandang, pangan dan papan saja tetapi butuh pendidikan juga yang dapat membantu mereka dalam mencari pekerjaan nantinya setelah mereka beranjak dewasa. Diversifikasi okupasi dilakukan juga guna membantu dalam biaya pendidikan anak. Pendidikan anak sekarang bukan hanya wajib belajar 9 tahun saja


(17)

tetapi sampai tingkat peguruan tinggi karena persaingan kerja yang semakin berat maka tidak cukup hanya wajib belajar 9 tahun. Untuk itu biaya yang dikeluarkan bukan sedikit banyak biaya-biaya yang tidak terduga nantinya. Maka diversifikasi okupasi dilakukan untuk meningkatkan status sosial dan ekonomi dalam keluarga. Berikut ini beberapa cara agar kerja sampingan tidak mengganggu pekerjaan utama : Jangan lakukan di saat jam kantor, cari partner sebagai pelaksana, jangan korbankan rekan kerja anda (Prasetyo, 2009:30).

Diversifikasi okupasi yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil di dalam rumah tangga bertujuan untuk meninggkatkan pendapatan (ekonomi) dan status sosial di dalam masyarakat. Agar di dalam rumah tangga tersebut dapat memenuhi kebutuhan sekunder (handphone, perhiasan wanita, barang-barang elektronik dan sebagainya) bukan kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) saja.

Interaksi desa-kota yang cukup intens akibat dekatnya jarak Desa Kolam dengan pusat Kota (Medan), tersedianya sarana dan prasaranan transprotasi yang cukup memadai, menyebabkan masyarakat Desa Kolam menjadi lebih mobil dalam mencari nafkah untuk kebutuhan hidup atau untuk meningkatkan surplus. Kenyataan yang dapat dilihat bahwa masyarakat petani yang ada di Desa Kolam juga melakukan diversifikasi okupasi baik itu di desa sendiri, ke desa lain (tetangga) dan juga pergi ke kota. Beragam okupasi mereka masuki, baik itu di sektor formal maupun sektor informal. Sebagai konsekwensi logis dari diversifikasi okupasi tersebut diantaranya adalah terjadinya mobilitas status di kalangan rumah tangga petani (Badaruddin 1998:5).

Orang yang lebih banyak memperoleh keuntungan, terutama dalam bidang ekonomi akan lebih cepat naik dalam tangga sosial (Adiwikarta,1988:59). Jika keuntungan material terakumulasikan dalam bentuk pemilikan harta benda yang cukup banyak, maka otomatis mereka memiliki status sosial yang lebih tinggi (Sarman 1994:73). Di Sumatera Utara jumlah penduduk sangat padat sudah jelas


(18)

banyak juga terdapat sumber daya manusia dan sumber mata pencaharian yang beranekaragam. Penduduk pada umumnya memiliki berbagai jenis bentuk pekerjaan baik di swasta ataupun negeri. Dengan penghasilan yang beranekaragam sesuai dengan jenis atau bidang yang mereka kerjakan. Namun sering sekali penghasilan yang didapatkan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara menyeluruh. Maka banyak orang yang memiliki pekerjaan tambahan “ side job” karena kebutuhan hidup dari tahun ke tahun semakin tinggi biaya yang dikeluarkan.

Di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang, banyak juga yang memiliki pekerjaan tambahan di samping pekerjaan utama mereka. Pegawai Negeri Sipil Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang, merupakan contoh salah satu dari banyaknya masyarakat di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang yang memiliki pekerjaan tambahan untuk menambah pendapatan di dalam keluarga mereka. Di Atas dasar uraian tersebut, maka peneliti ingin meneliti Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang sebagai penelitian yang berkaitan dengan diversifikasi okupasi dan strategi peningkatan status sosial ekonomi Pegawai Negri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan perak Kab.Deli Serdang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah strategi Pegawai Negeri Sipil untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang?


(19)

2. Bagaimana mobilitas pendidikan dan ekonomi antar generasi terjadi akibat adanya diversifikasi okupasi dalam keluarga Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui bagaimana strategi Pegawai Negeri Sipil untuk bertahan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang.

2. Ingin mengetahui bagaimana mobilitas pendidikan dan ekonomi antar generasi terjadi akibat adanya diversifikasi okupasi dalam keluarga Pegawai Negeri Sipil di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi diri sendiri dan orang lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi bagi penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis

Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan agar dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian sejenisnya. Serta bermanfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memperluas informasi tentang pemahaman tentang status sosial ekonomi Pegawai Negri Sipil.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pegawai

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Muhammad Ali), kata pegawai berarti orang yang bekerja pada pemerintah (Perusahaan dan sebagainya) Sedangkan

negeri berarti “negara“ atau “pemerintah“ Jadi pegawai negeri adalah orang yang

bekerja pada pemerintah atau negara“. Di dalam Undang-Undang Nomor 8/1974 tentang pokok-pokok kepegawaian memberikan dua perumusan Pegawai Negeri.

1. Dinyatakan pada pasal 3 undang-undang Nomor 8/1974 yang menyatakan: Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah dan pembangunan.

2. Terdapat pada pasal 1 sub a Undang-Undang Nomor 8/1947 tentang pokok-pokok kepegawaian, merumuskan pegawai negeri sebagai berikut: “Pegawai

Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan disetai tugas negara lainnya, yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dari rumusan di atas, terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat disebut Pegawai Negeri yaitu, seseorang yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri atau tugas


(21)

negara lainnya, digaji menurut peraturan perundangan yang berlaku. (http://irend.wordpress.com/2008/11/28/korps-pegawai-republikindonesia-sebagai wadah-penghimpun-pegawai-negeri-sipil-meningkatkanmutu-pelayanan-publik/ diakses pada tanggal 19 Januari 2010 pukul 20:57 WIB)

2.2. Konsumsi dan Gaya Hidup

Konsumsi dipandang dalam sosiologi bukan sebagai sekedar pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan biologis manusia tetapi berkaitan kepada aspek-aspek sosial budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera,identitas, atau gaya hidup. Sosiologi memandang selera sebagai sesuatu yang dapat berubah, difokuskan pada kualitas simbolik dari barang, dan tergantungan pada persepsi tentang selera dari orang lain. Selera merupakan pengikat kelompok dalam (in-group). Aktor-aktor kolektif atau kelompok status, berkompetisi dalam penggunaan barang-barang simbolik. Keberhasilan dalam berkompetisi ditandai dengan kemampuan untuk memonopoli sumber-sumber budaya, akan meningkatkan prestise dan solidaritas kelompok dalam (Weber dalam Damzar 2002:136).

Konsumsi terhadap barang merupakan landasan bagi penjenjangan dari kelompok status yang dibedakan dari kelas yang landasan penjenjangannya adalah hubungan terhadap produksi dan perolehan barang-barang. Situasi kelas ditentukan secara murni ekonomi sedangkan situasi status ditentukan oleh penghargaan sosial terhadap kehormatan. Misalnya, pada beberapa masyarakat pedesaan indonesia memberikan penghargaan sosial yang lebih tinggi pada kelompok status guru dibandingkan kelompok status pedagang; meskipun secara ekonomi yang disebut terakhir mempunyai penghasilan yang lebih tinggi, terjadi tumpang tindih antara


(22)

kelas dan kelompok status. Hal itu disebabkan kelompok status tertentu mempunyai peluang yang lebih untuk masuk pada pperolehan pendapatan yang lain. Kembali kepada kasus kelompok status guru di pedesaan, banyak di antara mereka mempunyai pekerjaan sampingan, menjadi pedagang misalnya. Mereka cenderung lebih berhasil melakukan aktivitas berdagang dibandingkan pedagang tulen. Karena masyarakat desa menganggap guru sebagai orang jujur dan pendidik masyarakat maka guru dianggap tidak akan mungkin melakukan penipuan seperti mengubah standar timbangan.

2.3 Antropologi dan Teori Motivasi

Seperti telah diketahui bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas. Telah dimaklumi pula bahwa istilah antropologi berasal dari dua suku kata dalam Bahasa Yunani, yaitu antropos yangberarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Berbagai hal tentang manusia sebagai individu seperti karateristik biografikalnya, lingkungannya, latar belakang pendidikannya, latar belakang sosialnya merupakan ruang lingkup studi ilmu ini yang bermuara pada pengenalan karateristik personal orang yang bersangkutan yang sifatnya khas itu. Karakteristik personal dari orang itulah yang kemudian tercermin dalam perilaku dan tindak tanduknya yang didasarkan pada persepsi tertentu.

Aplikasinya secara tepat akan berakibat pada penggunaan teknik motivasi tertentu. Persepsi seseorang tentang skala prioritas pemenuhan kebutuhan adalah salah satu contoh. Dengan berbagai alasan yang didasarkan pada persepsi dan harapan tertentu, tidak mustahil menemukan pemuasaan kebutuhan primer sebagai


(23)

ukuran keberhasilannya berkarya. Artinya, jika dalam skala prioritas seseorang pemuasaan kebutuhan yang bersifat kebendaan ditempatkan pada tingkat pertama, dalam kehidupan organisasionalnya imbalan berupa penghasilan akan dijadikannya sebagai pertimbangan utama. Lain halnya jika pada skala prioritas pemuasan kebutuhan non materiil pada peringkat terasa. Peranan uang baginya menjadi sekunder dan faktor-faktor motivasional lainnya yang akan memegang peranan yang lebih penting. (Siagian, 2004:52)

2.4 Teori Harapan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “work and Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebut sebagai : Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang dicapai oleh tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

Dinyatakan dengan cara yang seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya pun akan menjadi rendah. (Sondang 1995:292 dalam Sitompul 1995:16 )

2.5 Kondisi Status Sosial-Ekonomi Masyarakat

Setiap individu yang masih bayi dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orangtuanya. Jika ia tidak mau menerima kedudukan sosial yang diwariskan dan mau mencari kedudukan yang lebih tinggi harus memperhitungkan dua hal yaitu bakat


(24)

kemampuannya dan jalan yang sesuai dengan bakatnya untuk ditempuh melewati jenjang-jenjang sosial (vertikal) menuju pada strata kedudukan sosial yang lebih tinggi. Kenyataan membuktikan, bahwa tidak sedikit anak yang berhasil meraih kedudukan sosial yang lebih tinggi dati pada kedudukan orangtuanya. Apa yang dicapai inilah berkat apa yang disebut dengan prestasi individu (Ishomuddin, 2005:295).

Kedudukan (status) seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan prestise-simbol (status-symbol). Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang telah institutionalized atau bahkan internalized. Ada beberapa ciri-ciri tertentu yang dianggap sebagai status symbol, seperti cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal, cara dan corak menghias rumah kediaman dan seterusnya (Soekanto, 2001:267).

Kehidupan manusia secara wajar, telah dilihat dari segi tingkat pendapatannya serta besar jumlah uang yang dikonsumsikan juga tidak terlepas dari posisi didalam pergaulan hidup masyarakat. Sebab tingkat hidup seseorang juga mempengaruhi pergaulan hidup di dalam lingkungan. Dalam hidup, manusia memiliki seperangkat nilai yang telah tertanam didalam dirinya. Suatu nilai adalah suatu konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang baik dan apa yang dianggapnya buruk. Yang baik akan dianutnya sedangkan yang buruk akan dihindarinya. Sistem nilai-nilai akan timbul atas dasar pengalaman-pengalaman manusia di dalam berinteraksi yang kemudian membentuk pergaulan hidup, oleh karena :


(25)

a. Nilai-nilai abstraksi dari pengalaman-pengalaman pribadi seseorang b. Nilai-nilai tersebut senantiasa diisi dan bersifat dinamis

c. Nilai-nilai merupakan kriteria untuk mencapai tujuan hidup yang terwujud dalam prikelakuan (Soejono Soekanto dalam Simarmata 2001)

2.6 Teori Pilihan Rasional

Teori pilihan rasional memusatkan pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai dan tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan itu. Aktor dipandang mempunyai pilihan (atau nilai, keperluan). Teori pilihan rasional tak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Meski teori pilihan rasional berawal dari tujuan atau maksud aktor, namun teori ini memperhatikan sekurang-kurangnya dua pemaksa utama tindakan. Pertama adalah keterbatasan sumber, aktor mempunyai sumber yang berbeda maupun akses yang berbeda terhadap sumber daya yang lain. Bagi aktor yang mempunyai sumber daya yang besar, pencapaian tujuan mungkin relatif mudah. Tetapi, bagi aktor yang mempunyai sumber daya sedikit, pencapaian tujuan mungkin sukar atau mustahil sama sekali (Ritzer & Goodman, 2007:357 ).

Ide dasar aliran pemikiran ini dapat dirujuk kepada tiga proposisi utama yang diajukan oleh (Swedberg & Granovetter 1992:619), tindakan ekonomi adalah suatu bentuk dari tindakan sosial, tindakan ekonomi disituasikan secara sosial, institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial. Ketiga proposisi tersebut berakar dari


(26)

pemikiran weber yang dikembangkan secara lebih luas tajam oleh Swedberg dan, granovetter. Memahami tindakan ekonomi sebagai bentuk dari tindakan sosial dapat dirujuk kepada konsep tindakan sosial yang diajukan Weber. Bagi Weber, dunia sebagaimana kita saksikan terwujud karena tindakan sosial.

Manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukan itu untuk mencapai apa yang mereka kehendaki. Setelah memiih sasaran, mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan. Struktur sosial adalah produk (hasil) tindakan itu. Cara hidup adalah produk dari pilihan yang dimotivasi. Keadaan sosial yang tercipta karena tindakan itu menjadi hambatan sebagai kekuatan struktural, tetapi bagaimanapun tindakan sejatinya tetap mental yang dipilih dalam persepsi pelaku dari hambatan srtuktural itu. Memahami realitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan itu berarti menjelaskan mengapa manusia menentukan pilihan. Teori-teori sosiologi bukanlah teori-teori mengenai system social, yang memiliki dinamikanya sendiri, melainkan mengenai makna di balik tindakan. Tipe-tipe tindakan sosial: tindakan tradisional, tindakan afektif, tindakan berorientasi nilai, atau penggunaan rasionalitas nilai, tindakan berorientasi tujuan, atau penggunaan rasionalitas instrumental. Misalnya, “Saya melakukan ini karena saya selalu melakukannya”, “Apa boleh buat saya lakukan”, “Yang saya tahu hanya melakukan ini”, Tindakan ini paling efisien untuk mencapai tujuan ini, dan inilah cara terbaik untuk mencapainya”. (http://ferarashekill.blogspot.com/2009/08/bab-1-pendahuluan-sebagaimana-kita.html di akses pada tanggal 10 Januari 2010 pukul : 20:18 WIB).


(27)

Tindakan ekonomi dapat di pandang sebagai suatu tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain. Memberikan perhatian ini dilakukan secara sosial dalam berbagai cara misalnya memperhatiakn orang lain, berbincang dengan mereka, berpikir tentang mereka, dan memberi senyum kepada mereka. Lebih jauh Weber menjelaskan bahwa aktor selalu mengarahkan tindakannya kepada perilaku orang orang lain melalui makna-makna yang terstruktur. Itu berarti bahwa aktor menginterpresikan (verstehen) kebiasan-kebiasaan, adat, dan norma-norma yang dimiliki, dalam sistem hubungan sosial yang sedang berlangsung (Weber 1964:112).

Adanya kelompok formal dan informal yaitu suatu gejala yang menarik perhatian banyak ilmuwan sosial ialah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan informal. Segera setelah seseorang menjadi anggota organisasi formal seperti sekolah, universitas, perusahaan atau kantor, ia sering mulai menjalin hubungan persahabatan dengan anggota lain dalam organisai formal tersebut sehingga dalam organisasi formal akan terbentuk berbagai kelompok informal, seperti kelompok teman sebaya, kelompok yang tempat tinggalnya berdekatan, kelompok yang bertugas dalam satu bagian kantor yang sama, kelompok yang lulus dari perguruan tinggi sama, kelompok yang lulus sekolah seangkatan dan sebagainya. Dalam tindakan ekonomi adanya etika subsistensi, muncul dari kekhawatiran akan mengalami kekurangan pangan dan merupakan konsekuensi dari satu kehidupan yang begitu dekat dengan garis dari krisis subsitensi (James Scott dalam Damzar 2002: 1976).


(28)

2.7 Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial menunjukan pada perpindahan individu-individu dari satu status sosial ke status sosial yang lain. Perpindahan ini bisa naik bisa turun, atau tetap pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan yang berbeda (Bruce J. Cohen dalam Ishomuddin,2005:293). Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertikal.

1. Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari kedudukan sosial kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas osial vertikal sendiri terdiri dari:

a) Gerak sosial vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:

1. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.

2. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentukan kelompok tersebut.

b) Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu: 1. Turun kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya, 2. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi

kelompok sebagai kesatuan (Soekanto, 2001:275).

2. Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya dari sutau kelompok sosial yang satu ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas horizontal tidak ada perubahan dalam derajat status seseorang atau objek sosial lainnya.


(29)

Horton dan Hunt menerangkan ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern, yaitu:

1. Faktor struktur, yaitu jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.

2. Faktor individu, yaitu kualitas orang per orang, baik di tinjau dari segi tingkat pendidikannya, penampilannya, keterampilan pribadi dan termasuk faktor kesempatan yang menentukan siapa yang berhasil mencapai kedudukan itu. Mobilitas juga di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Mobilitas intragenerasi yang mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya. Misalnya dari status asisten dosen menjadi guru besar, atau perwira pertama yang menjadi perwira tinggi.

2. Mobilitas antar generasi yang mengacu pada perbedaan status yang dicapai seseorang dengan status orang tuanya. Misalnya anak tukang sepatu berhasil menjadi Insinyur (Kartika, 2010:19).

2.8 Defenisi Konsep

Untuk memudahkan penelitian ini digunakan beberapa konsep yaitu :

1. Diversifikasi adalah bagaimana cara kita dalam menempatan investasi atau pekerjaan kita yang lainnya di bidang yang berbeda-beda.

2. Okupasi adalah jenis atau pekerjaan yang dimiliki seseorang.

3. Strategi adalah suatu prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada berbagai tahap atau langkah ( Soekanto, 1983:484). Strategi yang dimaksud


(30)

adalah langkah tepat yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan sekunder setelah kebutuhan primer.

4. Status adalah merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sering juga disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakat. 5. Sosial Ekonomi adalah kehidupan perekonomian masyarakat sebagai

kedudukan atau posisi dalam peningkatan taraf kehidupan di masyarakat. 6. Pegawai Negri Sipil adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di samping

Anggota TNI dan Anggota Polri (UU No 43 Th.1999). Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999).

7. Subsitensi adalah memenuhi kebutuhan sekunder setelah terpenuhinya kebutuahan primer.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami secara lebih mendalam tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan data,tulisan dan tingkah laku yang didapatkan dari apa yang diamati (Moleong, 2005).

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Tandem Hilir II Kec.Hamparan Perak Kab. Deli Serdang.

3.3 Unit Analisa dan Informan

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2002:121). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil, di Desa Tandem Hilir II Kec. Hamparan perak.

3.3.2 Informan

Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu informan kunci dan informan biasa yang dapat mendukung penelitian. Maka dalam penelitian ini informan terbagi dua yaitu:

1. Informan kunci. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci (key

informan) adalah Pegawai Negeri Sipil yang sudah berkeluarga dan


(32)

2. Informan biasa. Informan biasa adalah orang-orang yang dapat dijadikan sebagai pelengkap dari sumber informan yang akan dicari. Yang menjadi informan biasa dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang belum berkeluarga.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dilakukan dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode tertentu untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Jenis data dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:

A. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan yaitu:

Wawancara mendalam (in-depth interview).

Wawancara mendalam yang dimaksud adalah yang sifatnya luwes, terbuka dan tidak baku. Peneliti melakukan proses tanya jawab kepada para informan dengan menggunakan panduan wawancara (kuesioner). Dengan demikian, diharapkan informan dapat mengungkapkan informasi atau data dengan bahasanya sendiri.

Observasi.

Data yang akan diharapkan juga akan diperoleh melalui observasi atau pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti tidak akan merahasiakan


(33)

identitas diri yang menjadi responden, peneliti akan terlibat dalam beberapa kegiatan ringan yang sedang dilakukan si informan pada saat pengamatan berlangsung, misalnya keseharian hidup informan.

B. Data Sekunder

1. Studi kepustakaan, yakni dengan menggunakan buku-buku atau referensi yang dapat mendukung penelitian ini.

2. Dokumentasi.

Dokumentasi untuk membantu penelusuran data historis, dapat berupa foto, artikel, jurnal, buku, dokumen atau catatan-catatan lainnya yang masih berkaitan dengan topik penelitian.

3. Internet

Untuk membantu memudahkan peneliti dalam mencari bahan penelusuran yang berkaitan dengan topik penelitian.

3.5 Interprestasi Data

Interprestasi data merupakan tahap penyederhanaan data, setelah data dan informan yang dibutuhkan telah terkumpul. Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diinterprestasikan berdasarkan dukungan teori dalam tinjauan pustaka yang telah ditetapkan sampai pada akhirnya akan disusun sebagai akhir laporan akhir penelitian. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan cara tanya jawab yang dilakukan peneliti dengan narasumber secara luwes dan terbuka. Disini


(34)

penelitian akan mengelompokkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan sebagaimana yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.

3.6 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 1.1. Jadwal Kagiatan Penelitian.

No Jenis Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Acc Judul X

2 Penyusunan Proposal X X X 3 Seminar Proposal X 4 Revisi Proposal X 5 Persiapan Penelitian X X X 6 Penelitian X 7 Interpretasi data X X 8 Penulisan Laporan Akhir X X 9 Bimbingan Penelitian X 10 Sidang Meja Hijau X


(35)

3.7 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah karena beberapa kendala yang dihadapi peneliti dalam proses penelitian:

1. Faktor internal yang berasal dari dalam diri peneliti yaitu faktor-faktor dari peneliti itu sendiri. Kendala-kendala tersebut meliputi keterbatasan waktu dan juga jarak yang lumayan jauh dari kota Medan.

2. Faktor ekternal adalah kendala-kendala yang muncul dari luar, yaitu kendala yang di luar diri penulis itu sendiri. Kendala tersebut adalah prosedur-prosedur yang harus peneliti lakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan. Selain itu, penulis mengalami kesulitan dalam mewawancarai sebagian informan. Hal ini disebabkan karena sebagian dari informan tersebut memiliki aktivitas rutin setiap harinya sebagai PNS sehingga penulis harus pandai mencari kesempatan di sisi kesibukan informan sebagai PNS dan diversifikasi okupasi yang dilakukannya. Penulis memilih malam hari untuk melakukan wawancara ke responden, dengan waktu yang sesingkat itu, penulis manfaatkan apa data yang diperlukan dari responden tersebut. Kendala lain yaitu ada sebagian dari informan yang takut untuk diwawancarai sehingga penulis harus mampu untuk menyakinkan responden.


(36)

BAB IV

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Gambaran Umum Desa Tandem Hilir II a. Monografi Desa

Nama Desa : Tandem Hilir II Kecamatan : Hamparan Perak Kabupaten : Deli Serdang Propinsi : Sumatera Utara

b. Penduduk

Desa Tandam Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang mempunyai penduduk berjumlah 8346 jiwa dengan 2124 KK, yang menyebar di 21 Dusun, serta mempunyai beragam suku ( Jawa, Banjar, Melayu, Batak, Karo, Minang, Mandailing, Aceh, Nias, dll ) dan Agama ( Islam, Protestan, Katholik, Hindu dan Budha ) damn secara jelas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Nama Dusun

Jumlah Penduduk

Jumlah KK LK PR

1 Kampung Lama I 169 309 283 592 2 Kampung Lama II 186 339 380 719 3 Mulia Kasih Barat 108 213 197 410 4 Mulia Kasih Timur 158 307 301 608

5 Abadi 93 181 191 372


(37)

7 Pasar V Timur 104 218 197 415 8 Gunung Kerang 84 185 174 359 9 Pasar V Barat 105 197 192 389 10 Karya Bakti 102 203 224 427 11 Blok I 84 186 184 370 12 Gg. Jati 76 177 159 336 13 Gg. Mesjid 105 212 208 420 14 Pasar Melintang 70 127 117 244 15 Gg. Mulyo 83 138 107 245 16 Gg. Cipto 85 200 219 419 17 Tanjung Anom 80 175 149 324 18 Gg. Rejo 126 234 303 537 19 Bentengan 61 127 131 258 20 Pulau sari 73 130 152 182 21 Tanjung Sari 20 30 38 68

JUMLAH 2124 4219 4105 8324

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

c. Klasifikasi Desa : Desa Miskin

Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Merupakan desa miskin karena desa yang hampir 825 Ha lahannya adalah milik perkebunan. Fasilitas-fasilitas umum juga tidak lengkap seperti :


(38)

1. Bidang Kesehatan

Tabel 3 Bidang Kesehatan

No. Sarana Jumlah 1. Rumah Sakit Umum - 2. Klinik 2 unit

3. Polindes -

4. Praktek Dokter - 5. Praktek Bidan 5 unit 6. Puskesmas / Pustu 1 unit 7. Posyandu 5 unit Jumlah 13 unit Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Masih minimnya pelayanan kesehatan di Desa Tandem Hilir II, hanya ada 13 unit pelayanan kesehatan di Desa tandem Hilir II di antaranya tidak adanya Rumah Sakit Umum - unit, hanya ada Klinik 2 unit, tidak adanya Polindes, Praktek Dokter juga tidak ada, dan hanya ada Praktek Bidan 5 unit, Puskesmas / Pustu 1 unit dan Posyandu 5 unit. Apabila ada masyarakat yang sakit dan tidak bisa di tolong lagi di klinik atau puskesman, maka mereka biasanya dibawah ke rumah sakit besar Binjai atau Medan.


(39)

2. Bidang Pendidikan

Tabel 4 Bidang Pendidikan

No. Sekolah Jumlah 1. TK/TKA Swasta 4 unit 2. SD/MI Negeri 4 unit 3. SD/MI Swasta 2 unit 4. SMP/MTS Negeri 1 unit 5. SMP/MTS Swasta 2 unit 6. SMA/MA Negeri - 7. SMA/Ma Swasta 2 unit 8. SMK 1 unit

Jumlah 16 unit

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Sarana pendidkan yang ada di Desa Tandem Hilir II yaitu empat unit TK/TKA Swasta, empat unit SD/MI Negeri, SD/MI Swasta dua unit, SMP/MTs Negeri satu unit, SMP/MTS Swasta dua unit, SMA/MA Negeri - unit, SMA/MA Swasta dua unit, dan SMK satu unit. Dari sini dapat kita lihat bahwa desa Tandem Hilir II termasuk desa yang bisa dikatakan desa tertinggal karena Sekolah Menengah atas (SMA) Negeri belum ada, hanya ada SMA Swasta itupun hanya dua unit saja dan SMK hanya ada satu unit. Jarak yang di tempuh untuk kesekolah SMA dan SMK jauh sangat jauh harus keluar dari Desa Tandem Hilir II.


(40)

3. Sarana Perumahan

Tabel 5 Sarana Perumahan

No. Sarana Jumlah

1. Rumah permanen 187 unit 2. Rumah semi permanen 276 unit 3. Rumah papan/tepas 461 unit 4. Rumah kumuh 311 unit

Jumlah 1235 unit Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Tabel di atas menunjukkan bahwa rumah permanen 187 unit, rumah semi permanen 276 unit, rumah papan/tepas 461unit, dan rumah kumuh 311unit. Jadi dapat di katakan bahwa di Desa Tandem Hilir II bangunan rumah penduduknya paling banyak adalah rumah papan/tepas sekitar 461 unit. Dari jumlah yang ada dapat di katakan bahwa Desa Tandem Hilir II adalah desa yang tergolong desa miskin.

4.2. Agrarian

Potensi Lahan

Potensi lahan Desa Tandam Hilir II seluas + 974 Ha digunakan untuk lokasi : - Persawahan : 485 Ha

- Perladangan : 205 Ha - Perkebunan : 825 Ha - Permukiman dan pekarangan : 203,3 Ha


(41)

- Perkuburan : 1,5 Ha - Fasilitas Umum : 3,5 Ha - Lainnya : 75,7 Ha

Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Lebih memilih diversifikasi okupasi sebagai petani, karena lahan persawahan 485 Ha dan ladang 205 Ha dapat di manfaatkan oleh masyarakat Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang sebagai mata pencaharian utama atau menjadi diversifikasi okupasi.

4.3. Mata Pencaharian

Walaupun penduduk Desa Tandem Hilir II Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang hampir rata-rata adalah petani. Namun ada juga masyarakatnya yang bekerja di sektor lainnya. Desa Tandam Hilir II mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam dapat dilihat sebagaimana dibawah ini :


(42)

Tabel 6

Jenis mata pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TNI Polri

Pegawai Negeri Sipil Pensiunan Pegawai Swasta Petani Karyawan Swasta Buruh Tukang Buruh Tani Supir Nelayan Penarik Becak Jasa Pemulung Tenaga Medis Dll

3 jiwa 2 jiwa 66 jiwa 8 jiwa 105 jiwa 3231 jiwa 123 jiwa 108 jiwa 1077 jiwa 15 jiwa - jiwa 1 jiwa 20 jiwa 5 jiwa 10 jiwa 612 jiwa

0,06 % 0,04 % 1,23 % 0,15 % 1,95 % 59,99 % 2,28 % 2,01 % 20,00 % 0,28 % - 0,02 % 0,37 % 0,09 % 0,19 % 11,36 % Jumlah 5386 jiwa 100 %

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk Desa Tandem Hilir II yang menjadi Tentara hanya berjumlah 3 jiwa (0,06%), Polisi 2 jiwa (0,04%), Pegawai Negeri Sipil 66 jiwa (1,23%), pensiunan 8 jiwa (0,15 %), pegawai swasta 105 jiwa(1,95%), petani 3231 jiwa(59,99%), karyawan Swasta 123 jiwa (2,28%), buruh tukang 108 jiwa (2,01 %), Buruh tani 1077 jiwa (20,00 %), supir 15 jiwa (0,28%), sedangkan sebagai nelayan tidak ada, penarik becak 1 jiwa (0,02 %), jasa 20 jiwa (0,37 %), pemulung 5 jiwa (0,09%), tenaga medis 10 jiwa (0,19 %), dan yang


(43)

lain-lainnya 612 jiwa (11,36%). Masyarakat di Desa Tandem Hilir II, rata-rata bekerja sebagai petani berjumlah 3231 jiwa sedangkan yang menjadi Pegawai negeri Sipil berjumlah 66 jiwa.

a. Angkatan Kerja

Tabel 7 Angkatan Kerja

No. Keterangan Kerja Jumlah % 1. Penduduk yang bekerja 5386 jiwa 64,7 % 2. Penduduk yang tidak bekerja 2938 jiwa 35,3 % Jumlah 8324 jiwa 100 %

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk Desa Tandem Hilir II yang Penduduk usia kerja 5386 jiwa (64.7 %), Penduduk yang bukan usia kerja 2938 jiwa (35.3 %).

b. Angkatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan Tabel 8

Angkatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah % 1. Tidak tamat SD 456 jiwa 8,48 % 2. Tamatan SD 927 jiwa 17,23 % 3. Tidak tamat SLTP 445 jiwa 8,26 % 4. Tamatan SLTP 1542 jiwa 28,63 % 5. Tidak tamat SLTA 633 jiwa 11,75 % 6. Tamat SLTA 1257 jiwa 23,63 %


(44)

7. TamatanDiploma/Akademi 63 jiwa 1,16 % 8. Tamatan Perguruan Tinggi 63 jiwa 1,16 %

Jumlah 5386 jiwa 100,00 %

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Angkatan kerja menurut tingkat pendidikan di desa ini menunjukkan penduduk yang tidak tamat SD 456 jiwa (8,48 %), tamatan SD 927 jiwa (17,23 %), tidak tamat SLTP 445 jiwa (8,26 %), tamatan SLTP 1542 jiwa (28,63 %), tidak tamat SLTA 633 jiwa (11,75 %), tamatan SLTA 1257 jiwa (23,63 %), tamatan Diploma / Akademi 63 jiwa (1,16 %), tamatan Perguruan Tinggi (S1) 63 jiwa (1,16 %). Data tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Tandem Hilir II masih termasuk rendah karena hampir lima puluh persen penduduknya berpendidikan Sekolah Dasar, da Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang Perguruan Tinggi hanya satu persen.

4.4. Bidang Ekonomi

Berbicara tentang masalah ekonomi di Desa Tandam Hilir II Kecamatan Hamparan Perak, untuk masyarakat Desa Tandam Hilir II dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan, dan begitu besar pula pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat ini dapat dilihat dari tingkat perkembangan pertumbuhan bidang pertanian dan perdagangan yang ada di Desa Tandam Hilir II sebagai berikut :

a. Pertanian

Penduduk Desa Tandam Hilir II sebagian besar adalah patani tanaman pangan (padi dan palawija) dan juga petani sayur, petani kakau (cokelat) serta sebagian kecil yang merubah lahan tanaman pangan (padi) menjadi tanaman perkebunan (sawit).


(45)

Desa Tandam Hilir II mempunyai satu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yaitu “ BERKAT RUKUN ” yang membawai beberapa kelompok tani antara lain :

Kelompok Tani BINA PAKARIAN Dusun XVII Tanjung Anom Kelompok Tani KARYA BAKTI Dusun X Karya Bakti Kelompok Tani UNGGUL Dusun XII Gg. Jati Kelompok Tani CEMPAKA Dusun XI Blok I

Kelompok Tani SUBUR Dusun VIII Gunung Kerang Kelompok Tani KARYA MAJU Dusun XVI Gg. Cipto Kelompok Tani TANJUNG SARI Dusun XIX Bentengan Kelompok Tani PELITA Dusun XX Pulau Sari Kelompok Tani BUNGA TANJUNG Dusun II Kampung Lama II Kelompok Tani BERKAH Dusun XIII Gg. Mesjid Kelompok Tani TEGAL SARI Dusun XXI Tanjung Sari Kelompok Tani CIKAL Dusun VI Pacitan

b. Koperasi

Koperasi yang ada di Desa Tandam Hilir II ada 19 buah (Tersebar hampir di semua dusun). Biasanya pinjaman yang diperoleh warga dari koperasi digunakan untuk usaha. PNS juga ada yang menggunakan koperasi guna untuk membantu modal diversifikasi okupasi yang dilakukannya. Usaha-usaha yang dilakukan yaitu dapat dilihat dari tabel berikut ini :


(46)

Tabel 9

Sarana/Perdagangan

No. Sarana Jumlah

1. Usaha hasil bumi 8 buah 2. Usaha bahan bangunan 4 buah 3. Usaha perabot rumah tangga 3 buah 4. Usaha pakaian 2 buah 5. Toko / kios 11 buah 6. Usaha makanan minuman 12 buah 7. Usaha kelontong 3 buah 8. Usaha elektronik 1 buah 9. Usaha sepeda motor 4 buah 10. Usaha tani ( agen sawit ) 4 buah 11. Usaha lain-lainnya 15 buah

Jumlah 67 buah

Sumber Data dari Kantor Kepala Desa

Di Desa Tandem Hilir II, sarana perdagangannya yang dilakukan masyarakatnya yaitu menjual usaha hasil bumi 8 buah, usaha bahan bangunan 4 buah, usaha perabot rumah tangga 3 buah, usaha pakaian 2 buah, toko / kios 11buah, usaha makanan minuman12 buah, usaha kelontong 3 buah, usaha elektronik1 buah, usaha sepeda motor 4 buah, usaha tani ( agen sawit ) 4 buah, dan usaha lain-lainnya15 buah. Masyarakat di Desa Tandem hilir II paling banyak membuka usaha dagang yaitu menjual makanan dan


(47)

minuman. Karena jauh dari kota biasanya pemuda-pemudi lebih sering kumpul-kumpul di warung makan dan minum, karena tidak ada tempat berkumpul-kumpul lainnya selain di warung yang menjual makan dan minum.

4.5 Profil Informan

1. Nama : Jailani

Nip : 195312071977021003 Usia : 57 tahun

Pak Jailani adalah seorang guru di salah satu SD Negri 104193 Desa Tandem Hilir II. Pak Jailani sudah 33 tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), golongan yang sekarang ia terima adalah IV/a. Penghasilan yang di terima Pak Jailani sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekitar Rp.3.800.000,-. Dari gaji tersebut Pak Jailani menghidupi keluarganyayaitu istri Pak Jailani yanga bernama Mistiara berusia 50 tahun pendidikan terakhirnya SD, anak Pak Jailani 4 orang yang masing-masing bernama Sri, Ira, Adi dan Dwi. Pak Jailani menyekolahkan anak-anaknya sesuai apa yang inginkan anak-anaknya. Seperti Sri, pendidikan terakhirnya adalah sarjan agama dengan gelar S.p.di dan sekarang mengajar di salah satu sekolah swasta. Sri menerima gaji sebagai guru swasta sebesar RP. 2.300.000,-. Sri juga sudah berumah tangga dan tidak tinggal dengan Pak Jailani lagi, usia Sri sekarang sudah 30 tahun dan memiliki anak 2 orang. Anak ke dua Pak Jailani adalah Ira, sekarang ia berusia 27 tahun dan sudah menikah juga, ia tamatan sekolah SMK, karena ia suka dengan keterampilan dan kecantikan akhirnya ia membuka salon dengan penghasilan yang tidak dapat tentu.


(48)

Kalau hari-hari biasa ia dalam sebulan bisa menabung sekitar ± Rp. 1.000.000,- tetapi kalau sudah mulai lebaran hasil yang ia dapat lebih bayak dari hari-hari biasanya. Yang ke tiga anak Pak Jailani adalah Adi, pendidikan terakhirnya adalah STM sekarang ia membuka bengkel kereta sendiri di dekat rumah. Dari hasil membuka bengkel tiap bulannya ia bisa mengumpulkan uang ± Rp. 2.000.000,-. Terakhir anak Pak Jailani adalah Dwi sekarang masih duduk di bangku sekolah kelas II SMP. Sekarang Pak Jailani hanya tinggal mengeluarkan biaya buat sekolah Dwi dan kebutuhan rumah tangga saja, karena anak Pak Jailani sudah memiliki penghasilan sendiri.

Namun biaya yang di keluarkan Pak Jailani untuk menyekolahkan anak-anaknya bukan mudah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ia juga melakukan diversifikasi okupasi untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya. Kalau hanya dari gaji sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja. Selama Pak Jailani melakukan diversifikasi okupasi, jenis usahanya yaitu bertani padi, lahannya sekitar 5 rante dan ternak lembu 4 ekor. Pak Jailani terbantu sekali untuk biaya kebutuahn rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya. Modal untuk bertani padi dan berternak lembu dari hasil uang pribadi Pak Jailani, kalau lahan untuk bertani di kasih dari orang tua Pak Jailani. Sudah 28 tahun Pak Jailani melakukan diversifikasi okupasi ini, terkadang gaji dari sebagai PNS juga terpakai untuk membeli pupuk dan makan ternak. Adapun kendala yang di alami Pak Jailani dalam bertani dan berternak lembu. Kalau bertani, kendala yang dialami yaitu cuaca yang tidak bersahabat karena sawah di daerah Desa


(49)

Tandem Hilir II ini rata-rata semuanya sawah tadah hujan jadi hanya memanfaatkan air hujan dn cuaca yang bagus bukan sawah yang ada irigasinya.

Dalam 1 tahun biasanya 1 kali panen saja, pengahasilan dari panen tersebut ± Rp. 3.000.000,- sedangkan kalau berternak kendalanya ada lembu yang masuk angin atau cacingan maka harus di obati. Penghasilan dari 1 kali menjual lembu ± Rp. 7.000.000,-. Cara Pak Jailani membagi waktu untuk bekerja sebagai PNS dan sekaligus melakukan diversifikasi okupasi yaitu dengan cara setelah pulang dari mengajar di SD Negeri 104193 sekitar pukul 13: 00 WIB Pak Jailani pulang, setelah istirahat barulah Pak Jailani ke sawah atau mencari rumput untuk ternak-ternaknya. Jadi tidak mengganggu waktu mengajar Pak Jailani sebagai guru di SD Negeri 104193. Inilah cara yang di lakukan Pak Jailani untuk benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarganya dan anak-anaknya bahwa ia akan selalu berusaha agar keluarganya hidup sejahtera.

2. Nama : Legimun S.p.d Usia : 55 tahun

Pak Legimun adalah bapak dari 2 anak, ia sekarang dinas di DISPORA (dinas pemuda dan olahraga) di Kec. Hamparan Perak. Golongan yang ia terima IV/a setelah menjabat selama 25 tahun. Istri Pak Legimun bernama Nurbia S.p.d yang berusia 53 tahun juga PNS bekerja sebagai guru. Pak Legimun dan istrinya sama-sama PNS dan dengan golongan yang sama. Namun karena kebutuhan semakin meningkat dan biaya pendidikan sangat mahal maka gaji yang di terima sebagai PNS hanya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga saja, kalau untuk pendidikan hanya bisa sampai tamatan SMA saja.


(50)

Pak Legimun ingin menyekolahkan ke dua anaknya ke jenjang yang lebih tinggi maka Pak Legimun melakukan diversifikasi okupasi yaitu dulu Pak Legimun sempat berternak ayam selama 5 tahun tetapi setelah itu ternak tidak jalan lagi karena banyak ayam yang mati dan bertani padi 10 tahun, disini Pak Legimun tidak bekerja sendiri ia memperkerjakan orang dalam membantu ia berternak dan bertani jadi waktu kerja beliau sebagai PNS tidak terganggu. Sekarang Pak Legimun tidak bertani dan berternak lagi, ia hanya membuka depot air minum isi ulang. Modal untuk membuka depot air minum isi ulang di dapatkannya dari Bank dengan pinjaman Rp. 50.000.000,-. Uang itu digunakan untuk membangun tempat dan membeli mesin depot air minum isi ulang tersebut, sedangkan lahannya sudah ia miliki dari dahulu. Penghasilan dari depot air isi ulang tersebut bersihnya ± Rp.2.000.000,- karena Pak Legimun mempekerjakan orang untuk menjaga usaha depot air minum isi ulangnya.

Hanya malam hari saja Pak Legimun pergi ke depot air minum isi ulang miliknya untuk mengecek kondisi dan penghasilan yang di dapat hari itu, jadi waktu bekerja sebagai PNS tidak terganggu walapun ia melakukan diversifikasi okupasi. Kendala-kendala yang di alami Pak Legimun selama melakukan usaha depot air minum isi ulang ini yaitu saingan, musim hujan akibatnya jarang orang yang mengisi air, pekerja yang susah di percaya.penghasilannya sebagai PNS terkadang terpakai untuk biaya depot air minum isi ulang Pak Legimun juga. Pak Legimun sudah 5 tahun menjalankan usahanya dari hasil diversifikasi okupasi yang pernah dijalankan Pak Legimun sekarang anaknya yang bernama Dewi berusia 30 tahun tamatan dari Depkes sekarang sudah menikah dan memiliki anak laki-laki dan Dewi sudah bekerja di Puskesmas dengan penghasilan Rp. 800.000,-/bulan, anak keduanya bernama Dwi


(51)

berusia 23 tahun yang tamatan dari AKBID juga baru saja menjadi PNS di Binjai dengan golongan II/c. Pak Legimun sebagai orang tua sekarang sangat puas hati dan bangga ia bisa melihat anak-anaknya berhasil dalam pendidikan dan karier yang sekarang diterima anak-anaknya.

3. Nama : Sarin S.p.d

Nip : 195909081979091004 Usia : 51 tahun

Bapak dari 2 orang anak ini bernama Pak sarin, ia sudah 31 tahun menjadi PNS di DISPORA (Dinas Pemuda dan Olahraga). Golongan yang ia terima IV/a, selama ia menjadi PNS Pak Sarin tidak puas dengan ilmu yang ia dapatkan sekarang. Akhirnya Pak Sarin bersekolah lagi, di Pasca Sarjana Setia Budi Mandiri yang terletak di Jalan: Titik Kuning. Istrinya yang bernama ibu Ida juga seorang PNS dengan golongan yang sama seperti Pak Sarin yaitu IV/a.

Maka dari itu Pak Sarin melakukan diversifikasi okupasi untuk membiayai pendidikan anak-anaknya dan pendidikan ia sekarang. Pendidikan yang ia jalankan sekarang bukan dari dana beasiswa tatapi biaya sendiri. Usaha yang ia lakukan adalah bertani padi, lahan milik pribadi dari orang tuanya dalam 1 tahun panen 1 kali saja karena sawah tadah hujan, penghasilan bersih Rp. 3.000.00,- - Rp. 2.000.00,-.

Kendalanya dalam bertani ada pada cuaca dan hama-hama yang dapat merusak padi. Biasanya Pak Sarin mengupahkan orang dalam mengerjakan sawahnya karena ia tidak banyak waktu. Ia ke sawah hari minggu saja. Pak Sarin juga berternak kambing biasanya terjual 1 kambing dengan harga Rp. 700.000,-.


(52)

Biasanya kambing di jual ketika untuk membayar biaya pendidikan. Pak Sarin yang mencari rumput untuk kambing-kambingnya, biasanya ia lakukan pada sore hari setelah pulang kerja.

Dari hasil yang di lakukan Pak Sarin, bukan hanya Pak Sarin saja yang bisa sekolah lagi. Ke dua anaknya seperti Saiful yang sekarang kuliah di Polmed semester V, dan Imbran kelas II SMA dan juga sedang les di G.O (Ganesha Operasional) bukan itu saja ia juga sedang mengikuti les bahasa inggris. Jadi Pak Sarin benar-benar bekerja keras untuk kebutuhan keluarganya.

4. Nama : Gimen S.p.d

Nip : 196103301982.01.1.002 Usia : 50 tahun

Bapak yang bernama Gimen ini adalah seorang guru SD N 056613 Stabat, bapak yang memliki anak 3 orang ini sudah 29 tahun bekerja sebagai PNS. Pak Gimen melakukan diversifikasi okupasi guna untuk menambah keuangan dalam keluarganya. Istrinya yang hanya ibu rumah tangga dan 3 orang anaknya yang masih membutuhkan biaya banyak untuk pendidikan, membuat Pak Gimen berternak dan bertani buah coklat. Pendapat.

Pak Gimen sudah 20 tahun ternak kambing yang berjumlah 20 ekor, biasanya di jual dengan harga Rp.700.000,-/ekornya. Kendala yang sering di hadapi Pak Gimen adalah kambing yang masuk angin atau cacingan, itu dapat membuat kambing mati kalau tidak cepat di beri obat. Sebaliknya dengan buah coklat, Pak Gimen bisa panen 1 minggu sekali dan biasanya buah coklat di jemur dahulu/di keringkan. Harga yang basa hanya Rp.6500,- sedangkan yang benar-benar kering Rp.18.000,- lalu di


(53)

jual ke agen-agen yang datang kerumah jadi Pak Gimen tidak perlu repot-repot ke kilang buah coklat.

Dalam membagi waktu antara bekerja sebagai PNS dengan pekerjaan sampingannya, Pak Gimen bisa membagi waktunya. Biasanya setelah pulang mengajar sekitar pukul : 14:00 WIB barulah Pak Gimen mencari rumput untuk kambing-kambingnya, setelah itu kalau waktunya panen buah coklat maka Pak Gimen mencari buah coklat yang sudah menguning atau masak, anak laki-lakinya juga membantu Pak Gimen dalam mencari rumput atau memetik buah coklat yang sudah masak. Dari hasil sebagai PNS dan diversifikasi okupasi yang di lakukan Pak Gimen, ia dapat menyekolahkan anaknya yang bernama Mira sekarang kuliah di Unimed jurusan bahasa inggris, anaknya yang ke dua Wira sekarang sudah SMA dan yang terakhir bernama Isti sudah kelas I SD.

5. Nama : Budi priono S.p.d

Nip : 196012071985011002 Usia : 49 tahun

Pak budi sudah 25 tahun menjadi PNS dan sekarang mengajar di SMP N 4 Sunggal, golongan yang ia terima sekarang IV/a. Untuk menempuh jarak yang jauh dari rumahnya sampai ke Sunggal Pak Budi menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya dan biasanya pukul: 06:00 WIB Pak Budi sudah berangkat untuk mengajar. Pak Budi memiliki 5 orang anak yang semuanya masih bersekolah semua dan sangat banyak memerlukan biaya.


(54)

Maka Pak Budi melakukan diversifikasi okupasi untuk memenuhi atau menutupi kekurangan biaya yang ia tanggung sekarang. Usaha yang ia kerjakan yaitu tani sawit, ia memilih usaha ini karena tidak terlalu banyak menghabiskan waktu. Pak Budi hanya tinggal menanam bibit buah sawit atau tunasnya saja dan tinggal menunggu pohon buah sawit menghasilkan buahnya dan dapat di panen. Lahannya yang ia punya 5 hektar, dalam 1 bulan 2 kali panen dan hasil yang di dapat Rp.200.000,-. Modal yang di keluarkan Pak Budi mencapai Rp.60.000.000,- hasil dari meminjam di bank.

Tiap bulannya Pak Budi sampai sekarang masih membayar uang pinjaman ke bank. Pak Budi melakukan pekerjaan sampingan ini juga belum lama masih 5 tahun. Dalam melakukan pekerjaan ini Pak Budi tidak banyak menghabiskan waktu karena pohon sawit yang ia tanam tepat di belakang rumahnya. Waktu panen tiba kalau Pak Budi tidak sempat biasanya anak laki-lakinya yang paling besar si Arif yang membantu Pak Budi untuk memanen buah sawit dan nantinya di jual ke agen yang datang langsung kerumah mereka, biasanya kendala yang terjadi hanya harga yang tidak stabil. Hasil dari sebagai PNS dan bertani sawit, Pak Budi sekarang bisa menyekolahkan anak-anaknya seperti si Arif sekarang kulaih di Budi Daya Binjai, Dimas sekarang duduk di bangku SMA, Amar sekarang SMP, yang ke empat si Intan masih SD yang paling kecil si Widia sendiri yang belum sekolah.


(55)

6. Nama : Ngatirin S.p.d

Nip : 196505152006041003 Usia : 42 tahun

Pak Ngatirin adalah seorang guru di salah satu sekolah SMP N 2 Langkat. Beliau tamatan sarjana pendidikan dengan yang ia punya tersebut, beliau pun mencoba ikut sebagai PNS dan hasilnya ia lulus golongan yang ia terima sekarang III/b. selama menjadi PNS 5 tahun ini, beliau sudah menikah dengan Dina yaitu istri Pak Ngatirin dan memiliki 2 orang anak, yaitu yang pertama Indah duduk di bangku kelas II SMP dan Tiara yang masih kelas IV SD. Istri Pak Ngatirin juga bekerja sebagai honorerdi pemerimtahan, dan ia juda sekarang melanjtkan S1nya. Gaji yang diterima Pak Ngatirin dan Bu Dina sudah dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga tetapi untuk pendidikan belum cukup. Akhirnya Pak Ngatirin memutuskan melakukan diversifikasi okupasi untuk mencari tambahan biaya kebutuhan rumah tangga dan pendidikan. Dengan lahan yang di miliki Pak Ngatirin, ia sekarang bertani padi dan sawit. Untuk melakukan semua itu pak Ngatirin memerlukan biaya yang banyak yaitu sekitar Rp. 80.000.000,- yang ia dapatkan dari hasil meminjam ke bank. Pak Ngatirin sudah 4 tahun melakukan diversifikasi okupasi tetapi ia belum merasakan keberhasilan dalam usaha sampingan selain sebagai PNS, karena gaji yang ia terima sebagai PNS masih harus di potong bank untuk membayar uang pinjaman.

Kendala yang dialami Pak Ngatirin selama bertani padi yaitu cuaca karena jenis sawahnya tadah hujan, bisanya Pak Ngatirin panen padi 1 kali dalam 1 tahun. Pengahasilan bersih Rp. 2.000.000,- kalau dari sawit panen 1 bulan 2 kali panen, hasil yang ia terima Rp. 2.00.000,-.


(56)

Hasil yang Pak Ngatirin terima dari hasil kerja sampingannya sudah termasuk untuk menggaji orang yang membantu ia dalam menanam padi dan memanen buah sawit. Karena Pak Ngatirin tidak dapt melakukannya semua sendiri, kalau ia kerjakan sendiri maka pekerjaannya sebagai PNS bisa terabaikan.

7. Nama : Bugiman M.apd Nip : 1955030519780.1.004 Usia : 55 tahun

Pak Bugiman sudah sejak lahir tinggal di Desa Tandem Hilir II, semenjak menjadi PNS beliau mengajar di SD N 105278 Tandem Hilir II. Sekarang Pak Bugiman sudah memiliki 3 orang anak, dengan penghasilan sebagai PNS dengan golongan IV/a selama 32 tahun. Menurut Pak Bugiman penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan di dalam rumah tangga mereka.

Pak Bugiman akhirnya mencari pekerjaan lain untuk menambah pengasilannya sebagai PNS. Usaha yang di lakukan Pak Bugiman yaitu bertani padi dan jualan jamu, jamu yang ia jual bukan hasil dari racikan ia sendiri tetapi hasil kiriman dari Pulau Jawa yaitu dari daerah Cilacap. Hasil dari menjual jamu Rp. 200.000,- tiap bulannya. Biasanya Pak Bugiman menjual jamunya hanya dari mulut-kemulut saja, jadi biasanya pembeli yang datang kerumhanya langsung tanpa ia harus mendagangkannya di toko-toko jamu atau obat. Tetapi sejak masuk bulan puasa ini kiriman jamu terlambat, maka penghasilan Pak Bugiman dari jualan jamu sebulan ini tidak ada.


(57)

Dersifikasi okupasi yang di lakukan Pak Bugiman sudah 20 tahun, modal yang ia keluarkan Rp.76.000.000,- dari pinjaman koperasi. Kendala-kendala yang biasa di alami Pak Bugiman dalam bertani seperti cuaca, serangan hama. Sawah yang di miliki Pak Bugiman 1 hektar, dalam 1 tahun hanya 1 kali panen. Pendapatan dari hasil bertani Rp. 3.000.000,- biasanya Pak Bugiman mengerjakan sawahnya setelah ia pulang mengajar, sekitar pukul : 15:00 WIB.

Hasil dari menjadi PNS dan kerja sampingannya, Pak Bugiman dapat menyekolahkan anaknya yaitu Dedi yang kuliah tetapi cuma sampai semester IV, Dwi sudah selesai di Aliyah (SMU) dan yang terakhir Ayu sekarang duduk di bangku SMP. Pak Bugiman tidak merasa berhasil dalam mendidikan anaknya, karena anaknya yang bernama Dedi tidak selesai kuliah, Pak Bugiman ingin melihat anaknya tingkat pendidikannya lebih tinggi dari pada orang tuanya. Tetapi itu semua hanya tinggal harapan saja, sekarang anaknya yang bernama Dedi hanya bekerja serabutan, karena ia tidak ingin melanjutkan kuliahnya dan sekarang sudah menikah.

8. Nama : Bambang basuki S.p.d Nip : 196402251990031011 Usia : 46 tahun

Pak Bambang suami dari Ibu Jeni sudah 20 tahun menjadi PNS dan mereka sudah memiliki anak 3 orang yaitu Susanti sekarang sudah duduk di bangku SMA, Satria sekarang sudah SMP dan yang ketiga Febi sekarang baru SD. Pak Bambang sekarang sudah golongan IV/a dengan gaji yang Pak Bambang terima sekarang ini, bagi ia dan keluarga belum dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga, pendidikan anak dan kebutuhan lainnya seperti sekarang adanya handphone untuk komunikasi,


(58)

biaya semakin banyak saja karena untuk mengisi pulsa, Juga kebutuhan anak-anak seperti uang jajan. Untuk memenuhi kebutuhan itu semua Pak Bambang akhirnya bertani sawit, lahanya sekitar ½ hektar, biasanya panen 2 kali dalam 1 bulan biasanya sampai RP. 500.000,- dalam 1 bulan. Pak Bambang sudah 4 tahun ini bertani sawit, modal yang ia dapat untuk menanam sawit di pinjam dari bank, kendala yang Pak bambang rasakan dalam menanam sawit harga yang terkadang tidak stabil dan dicuri.

9. Nama : Juliadi S.p.d

Nip : 196903051993051003 Usia : 41 tahun

Pak Juliadi sudah 17 tahun menjadi PNS sebagai guru di SD N 104192 Tandem Hilir II, Pak Juliadi juga sebagai penjaga sekolah, karena rumahnya masih satu halaman dengan sekolah. Pak Juliadi memiliki 3 orang anak yaitu Andri (SMP), Sintia (SD) dan yang terakhir Adelia (TK).

Pak Juliadi memilih bertani sayuran tetapi yang biasa ia tanam yaitu cabe, modal pertama yang harus ia keluarkan RP. 4.000.000,-. Modal ini ia dapatkan dari pinjaman koperasi kecamatan untuk PNS, sudah 16 tahun Pak Juliadi melakukan diversifikasi okupasi tersebut. Kendala-kendala yang sering di hadapi Pak Juliadi dalam menanam cabe biasanya cuaca yang tidak bagus, hama, dan harga yang tidak stabil. Pak Juliadi dalam membagi waktu antara mengajar dan bertani tidak terlalu kerepotan biasanya keladang pukul : 05:30 WIB setelah sholat subuh setelah itu pukul : 07:00 WIB Pak Juliadi pulang da bersiap-siap untuk mengajar, kemudian 15:00 WIB Pak Juliadi ke ladang lagi sampai 18:00 WIB kalau kondisi badan tidak lelah.


(59)

10. Nama : Miskam S.p.d Usia : 47 tahun

Pak Miskam yang berdinas di Dinas P dan P Kabupaten Langkat tersebut memiliki 3 orang anak, ia sudah 26 tahun menjadi PNS dengan golongan IV/a. Pak Miskam merasa bukan hanya anak yang harus memiliki pendidikan yang tinggi, tetapi ibu dari anak-anaknya juga harus memilikinya. Setelah tamat dari AKPER, istri Pak Miskam sekolah lagi ke AKBID karena bagi Pak Miskam sayang kalau hanya ke AKPER saja. Maka dari itu dengan biaya yang semakin banyak itu pula Pak Miskam mencari cara bagaimana bisa dapat membiayai semua kebutuhan yang di perlukan oleh anak dan istri Pak Miskam.

Pak Miskam pun akhirnya bertani padi 1 hektar dan sawit 1 hektar namun bukan hanya ia saja yang mengerjakan tetapi dengan memperkerjakan orang. Hasil dari bertani RP. 8.000.000,- dalam sekali panen/ tahun sedangkan sawit 1 kali panen RP. 600.000,-. Modal yang Pak Miskam keluarkan untuk itu semuanya Rp. 90.000.000,- sekarang Pak Miskam sudah 20 tahun menjalankan diversifikasi okupasinya.

Istri Pak Miskam juga sudah buka praktek bidan sendiri di rumah mereka, Pak Miskam tidak sia-sia dalam menjalankan pekerjaan sebagai PNS dan kerjaan sampingannya tersebut. Sekarang Pak Miskam sudah tidak pusing-pusing lagi memikirkan biaya-biaya sekolah anaknya yang sekarang duduk di bangku SMK, SMA, dan SD, karena sudah terbantu dari diversifikasi okupasi yang ia lakukan dan pendapatan dari hasil pasien yang berobat ke istri Pak Miskam.


(60)

11. Nama : Mukti

Nip : 197706092010011010 Usia : 33 tahun

Bang Mukti adalah seorang PNS dengan golongan II/a, beliau dinas di kantor Kepala Desa Tandem Hilir II Kecamatan hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Beliau baru saja di angkat sebagai PNS, beliau anak paling kecil dari keluarga yang sederhana. Orang tua beliau bekerja sebagai petani padi dan juga memiliki beberapa ternak kambing. Jumlah saudara beliau ada delapan orang, hanya beliau yang menjadi PNS. Saudara-saurada beliau lainnya bekerja sebagai petani dan ada juga abang beliau yang bekerja di Batam menjadi buruh pabrik.

Dahulu beliau adalah anak remaja yang sering ikut organisasi di Desa Tandem Hilir II Kecamatan hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Karena beliau sanagt aktf dalam organisasi atau acara-acara yang diadakan di desa, maka ia akhirnya menjadi seketaris Kepala Desa Tandem Hilir II Kecamatan hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Selama 5 tahun beliau mendapatkan honor saja, sekarang baru beliau menjadi PNS.

Bagi beliau menjadi PNS memiliki tanggang jawab yang besar, karena banyak orang yang ingin menjadi PNS namun belum tercapai. Biasanya beliau pergi dinas sekitar pukul : 08:00 WIB, karena tempatnya tidak jauh dari rumah. Pada waktu istirahat siang beliau pulang kerumah dan kemudian kembali dinas pukul: 14:00 WIB. Bagi beliau mengenai gaji yang diterima sebagai PNS sudah cukup untuk beliau yang masih melajang.


(61)

Namun beliau memiliki cita-cita yang belum terlaksanakan yaitu kuliah karena biaya untuk kuliah yang menjadi faktor sampai sekarang beliau belum melanjutkan pendidikannya. Beliau merasa sangat sulit membagi gaji yang masih golongan II/a dengan kebutuhan yang serba mahal. Walaupun beliau masih lajang namun beliau juga membantu penghasilan orang tuanya, seperti kebutuhan dapur. Dengan demikian beliau tetap ingin melanjutkan pendidikannya, semua itu memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga.

Karena perguruan tinggi yang paling dekat dengan Desa tandem Hilir II, yaitu di daerah Binjai dan di kota Medan. Waktu dan tenaga harus benar-benar dipersiapkan agar semuanya berjalan dengan baik, pekerjaan tidak terabaikan begitu juga pendidikan tetap berjalan dengan baik. Menurut beliau melakukan diversifikasi okupasi sebagai tambahan penghasilan PNS yang sudah berkeluarga sangatlah penting. Apa lagi bagi PNS yang sudah berkeluarga, banyak kebutuhan yang diperlukan dalam rumah tangga.

12. Nama : Soimin S.p.d Msi Nip : 132041762 Usia : 38 tahun

Soimin adalah seorang guru biologi di SMU Negeri 2 Binjai, beliau adalah orang yang sangat menghargai waktu. Walaupun jarak rumah ke sekolah jauh namun beliau tepat waktu untuk sampai di sekolah. Beliau guru yang sangat disenangi murid-muridnya karena beliau orangnya menyenangkan. Beliau yang baru menyelesaikan S2 nya bulan 10 ini melalui beasiswa yang ia terima dengan jurusan ekologi.


(1)

Gambar 7

Salah satu diversifikasi okupasi milik PNS berupa ternak kambing

Gambar 8


(2)

Gambar 9


(3)

KUESIONER

A. Profil Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin :

4. Di kantor mana anda didinaskan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ? ... ……….. ………..

5. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah ? …………..

6. Tingkat golongan dan pangkat anda sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)? ……….. ……….. ………..

7. Sudah berapa lama anda menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ? ………. ………... ………. 8. Jumlah penghasilan perbulan anda sebagai PNS adalah ?

………. ………. ………. 9. Bagaimana menurut anda tentang gaji yang diberikan sebagai PNS ? ………. ………. ………. ………. ……….


(4)

B. Kondisi ekonomi Responden pada saat melakukan Diversifikasi Okupasi 10. Jenis usaha yang anda lakukan ?

……….. ……….

11. Modal yang anda pinjam untuk melakukan diversifikasi okupasi ? ………. ………. ……….

12. Sudah berapa lama anda melakukan diversifikasi okupasi ?

………. ………. ……….

13. Setelah melakukan diversifikasi okupasi, apakah penghasilan anda sebagai PNS tetap digunakan untuk diversifikasi okupasi ?

………. ………. ………. ……….

14. Kendala-kendala apakah yang anda alami selama melakukan diversifikasi okupasi ?

………. ………. ………. ………. ………. 15. Apakah penghasilan dari diversifikasi okupasi sudah dapat memenuhi

kebutuhan pengeluaran keluarga anda ?

………. ……… ………


(5)

C. Perbandingan Tingkat Pendidikan Anak dan Orang Tua adanya diversifikasi Okupasi

Tingakat Pendidikan Anak

No. Nama Status

Jenis Kelamin

L/P Pendidikan Terakhir Keterangan Sekolah Tamat Tidak Tamat

Tingakt Pendidikan Orang Tua

No. Nama Status

Jenis Kelamin

L/P Pendidikan Terakhir Keterangan Sekolah Tamat Tidak Tamat

E. Perbandingan Tingkat Pekerjaan dan Pendapatan Anak dan Orang Tua

Tingkat Pendapatan Anak

No. Nama Usia Jenis Kelamin

L/P

Pendidikan


(6)

Tingkat Pendapatan Orang Tua

No. Nama Usia Jenis Kelamin

L/P

Pendidikan